Pengkayaan Isolasi Biakan yang mengalami kekeruhan, diinokulasikan pada lempeng agar Darah. Uji Mikroskopik Uji Konfirmasi

3.7.5.2 Uji Reaksi Biokimia

Sampel yang membentuk koloni bulat dan berwarna merah bata pada permukaan media Mac Conkey Agar diinokulasikan pada agar miring Triple Sugar Iron dengan cara ditusuk dan digores pada permukaan media agar miring tersebut. Diikubasi pada suhu 37 C selama 24. Setelah 24 jam, diamati perubahan warna media, pembentukan gas dan endapan.

3.7.5.3 Uji Sitrat

Sampel yang membentuk koloni bulat dan berwarna merah tua pada permukaan media Mac Conkey Agar, diinokulasikan pada agar miring Simmon Citrate Agar dengan cara digores pada permukaan media agar miring tersebut. Diikubasi pada suhu 37 C selama 24. Setelah 24 jam, diamati perubahan warna media.

3.7 Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus aureus

Pemeriksaan Bakteri Staphulococcus aureus meliputi pengkayaan, isolasi, uji mikroskopik, uji konfirmasi.

3.8.1 Pengkayaan

Disiapkan 5 buah tabung reaksi steril. Masukkan 10 ml Nutrient Broth ke dalam masing-masing tabung reaksi. Dimasukkkan 1 tetes darah kambing segar ke dalam tiap-tiap tabung. Tambahkan 1 ml suspensi hasil homogenisasi setiap sampel dalam tabung reaksi. Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. Setelah 24 jam, diamati terjadinya kekeruhan.

3.8.2 Isolasi Biakan yang mengalami kekeruhan, diinokulasikan pada lempeng agar Darah.

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam dengan posisi lempeng dibalik. Setelah 24 jam diamati terjadinya hemolisis. Universitas Sumatera Utara

3.8.3 Uji Mikroskopik

Dilakukan pengecatan Gram terhadap koloni yang menghemolisis agar darah. Dengan menggunakan ose diambil satu sengkelit koloni tersebut, dibuat lapisan tipis pada permukaan kaca objek yang bersih. Setelah kering, fiksasi dengan cara menyentuhkan permukaan sebelah bawah kaca objek tiga kali berturut-turut pada permukaan api bunsen. Diberi larutan warna gentian violet, diamkan 3-5 menit lalu dicuci dengan air. Diberi larutan lugol dan dibiarkan selama 3-5 menit lalu dicuci dengan air. Preparat didekolorisasi dengan alkohol 96 sampai semua zat warna tampak luntur lalu dicuci dengan air. Diberi warna kontras, safranin lalu dicuci dengan air. Preparat akan berwarna violet bakteri Gram positif. Amati di bawah mikroskop. Bakteri Staphylococcus aureus akan terlihat berbentuk buah anggur.

3.8.4 Uji Konfirmasi

Biakan yang menghemolisis agar darah, diinokulasikan pada media Brain Heart Infusion Broth BHIB kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam dilanjutkan dengan uji koagulase. Dipipet 0,2-0,3 ml biakan dari media BHIB ke dalam tabung reaksi steril ditambahkan 0,5 ml plasma kelinci, diinkubasi pada suhu 37 C selama 4-6 jam. Diamati adanya koagulasi plasma. Jika terjadi koagulasi dinyatakan Staphylococcus aureus positif dalam sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel yang diperiksa adalah jamu gendong beras kencur yang dijual oleh lima orang penjual jamu gendong di Kota Medan. Penjual jamu gendong tersebut memproduksi sendiri jamu gendong yang dijualnya. Jamu beras kencur yang diperiksa tersebut tidak hanya terdiri dari beras dan kencur tetapi ditambahkan juga simplisia dan rimpang tanaman lainnya. Penampilan dari jamu gendong merupakan satu hal yang tidak boleh diabaikan. Karenanya, harus diupayakan menghasilkan warna yang menarik. Untuk ramuan yang mempunyai warna kurang menarik, misalnya jamu beras kencur dapat ditambahkan kunyit atau temu lawak secukupnya agar warna lebih menarik Suharmiati, 2003. Adapun cemaran yang diperiksa dalam jamu gendong adalah bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kedua bakteri ini merupakan dua dari empat bakteri yang tidak boleh terdapat dalam cairan obat dalam berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 661 Menkes SK VII1994. Bakteri Escherichia coli dipakai sebagai indikator pencemaran, keberadaannya dalam produk olahan mengindikasikan telah terjadi kontaminasi dari feses manusia atau hewan melalui air yang digunakan untuk pembuatan jamu. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora normal yang terdapat pada kulit dan selaput lendir manusia. Sehingga sangat besar kemungkinan kedua bakteri tersebut mengkontaminasi jamu gendong baik selama proses pembuatan maupun saat penyajian kepada pembeli Fardiaz, 1992. Universitas Sumatera Utara