ingin mereka capai yaitu menerima kompensasi yang layak atas kinerja yang telah mereka lakukan. Prinsipal melakukan penilaian terhadap prestasi yang telah
dilakukan oleh agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba. Semakin tinggi jumlah laba yang dihasilkan oleh agen, maka prinsipal akan memperoleh
bagian deviden yang semakin tinggi sehingga agen dianggap berhasil atau memiliki kinerja yang baik dan layak untuk mendapatkan insentif yang tinggi
Astuti, 2012. Asimetri informasi terjadi karena pihak manajer lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham dan
stakeholder
yang lain. Hubungan teori agensi dengan
timeliness
adalah manajer bertindak sebagai agen yang bertugas untuk mengelola aset pemegang saham prinsipal dan menghasilkan laporan
keuangan sebagai bentuk dari pertanggungjawaban agen kepada prinsipal. Penyampaian laporan keuangan kepada
stakeholder
dapat meminimalkan terjadinya asimetri informasi antara pihak manajer dan
stakeholder,
karena laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian tentang informasi
keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berada di luar perusahaan.
2.1.2 Teori Sinyal
Signalling Theory
Perusahaan yang berkualitas baik akan dengan sengaja memberikan sinyal kepada pasar, sehingga pasar diharapkan dapat membedakan mana perusahaan
yang berkualitas baik dan mana perusahaan yang berkualitas buruk Hartono, 2005. Sinyal harus dapat ditangkap oleh pasar dan tidak mudah ditiru oleh
perusahaan lain yang berkualitas buruk.
Teori sinyal berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai
informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan suatu sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat
mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman Suwardjono, 2005.
Perusahaan yang memiliki keyakinan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
prospek yang
baik ke
depan akan
cenderung untuk
mengkomunikasikan berita tersebut kepada para investor Ross dalam Mamduh Hanafi, 2004. Pada penelitian ini perusahaan yang berkualitas baik akan memberi
sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu, hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan
berkualitas buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik
dianggap sebagai berita baik
good news
sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk
bad news
. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di
pasar saham. Jika sinyal dari manajemen berupa
good news
maka harga saham perusahaan di pasar saham akan meningkat. Sebaliknya, jika sinyal dari
manajemen berupa
bad news
akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan di pasar saham.
Hubungan teori sinyal dengan
timeliness
adalah akurasi dan ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan kepada publik merupakan sinyal
dari perusahaan tentang adanya informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh investor. Perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan
laporan keuangannya akan menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan bahwa perusahaan yang tidak tepat waktu dalam
menyampaikan laporan keuangannya dikarenakan adanya
bad news
sehingga perusahaan tidak dengan segera mempublikasikan laporan keuangannya dan
akibatnya adalah harga saham perusahaan tersebut akan mengalami penurunan.
2.1.3 Laporan Keuangan