6. Menghitung nilai densitas dari nilai Z yang diperoleh dengan cara
memasukkan nilai Z tersebut kedalam fungsi densitas normal baku sebagai berikut:
�� =
1 √2�
exp
�−
1 2
�
2
�
2.6 keterangan:
� = 3,141593 exp = 2,718282
7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:
����� ����� =
������� �� ����� ����� −������� �� ����� ����� ���� ����� ����� ����� −���� ����� ����� �����
2.7
Menghitung skor nilai transformasi untuk setiap kategori dengan rumus: ����� = ����� ����� + [1 + |����� �����
���
|] 2.8
����� �����
���
artinya adalah nilai scale value absolut tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif paling kecil.
2.7 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui
derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dalam ilmu statistika, istilah korelasi diartikan sebagai hubungan linier antara dua
variabel atau lebih. Hubungan antara dua variabel dikenal dengan istilah bivariate correlation, sedangkan hubungan antar lebih dari dua variabel disebut
multivariate correlation.
Formula untuk menghitung koefisien korelasi dengan menggunakan teknik koefisien korelasi Product Moment Correlation dari Karl Pearson. Penggunaan
teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson untuk variabel-variabel dengan tingkat
skala pengukuran interval. Untuk menghitung koefisien korelasi product moment pearsons antara dua variabel dapat digunakan rumus:
�
��
=
� ∑ ��−∑ �∑ � �{� ∑ �
2
−∑ �
2
}{ � ∑ �
2
−∑ �
2
}
2.9 keterangan:
r
xy
= Koefisien korelasi antara X dan Y X
= Variabel bebas Y
= Variabel terikat
Nilai r selalu terletak antara -1 dan 1, sehingga nilai r tersebut dapat ditulis : -1
≤ r ≤+1. Untuk r = +1, berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y, sebaliknya jika r = -1, berarti korelasi negatif sempurna antara X dan Y,
sedangkan r = 0, berarti tidak ada korelasi antara X dan Y. Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat
dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain,
maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah
maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi R
Interpretasi Tidak ada korelasi
0,01 – 0,20 Sangat rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Agak Rendah
0,61 – 0,80 Cukup
0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi korelasi sempurna
Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian
Hubungan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: 1.
Korelasi Positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti
oleh variabel lainnya dengan arah yang sama berbanding lurus. Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.
2. Korelasi Negatif
Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Artinya
apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya.
3. Korelasi Nihil
Korelasi nihil artinya tidak adanya korelasi antara variabel.
2.8 Analisis Diskriminan 2.8.1 Pengertian Analisis Diskriminan