8 berada dibawah konjungtiva orbita palpebra dan memungkinkan lewatnya otot
Müller yang kaya pembuluh darah. Jika lebih kedalam ladi dari forniks, dibagian depan dari bola mata dikenal sebagai konjungtiva bulbi
2,6,7
.
2.1.6. Kelenjar pada palpebra
Palpebra memiliki 4 kelenjar,yaitu kelenjar Meibom, Zeis, Moll dan kelenjar lakrimal aksesori. Kelenjar Meibom atau kelenjar tarsal berada pada
stroma tarsal yang berjumlah 30 sampai 40 pada palpebra superior dan 20 sampai 30 pada palpebra inferior. Kelenjar ini merupakan modifikasi dari kelenjar
sebasea. Kelenjar Zeis juga merupakan modifikasi dari kelenjar sebasea. Kelenjar Moll merupakan modifikasi dari kelenjar keringat yang terbuka pada duktus
kelenjar Zeiss. Kelenjar lakrimal aksesori berada pada batas atas dari tarsal
2,3,6
Gambar 7. Kelenjar pada Palpebra Sumber :
Khurana A.K.; Disease of Eyelids, in Comprehensive Opthalmology; Chapter 14, 4
th
Edition; New Age International Publishers, India; 2007: 351-3
2.2. Inervasi
Sumber dari sensoris palpebra berasal dari cabang terminal dari divisi ophtalmikus V1 dan divisi maksilaris dari N.Trigeminal V2. Cabang-cabang
dari N.Fasialis mempersarafi otot-otot pembentuk raut wajah. Cabang frontal dan
Universitas Sumatera Utara
9 zigomatikum dari N.VII menginervasi otot orbikularis okuli dan otot dahi.
Levator palpebra superior dipersarafi oleh cabang atas dari N.Okulomotor, memasuki otot dari bagian permukaan sepertiga bawah. Otot Müller dan otot
tarsal inferior memerlukan inervasi simpatis.
7,8
2.3. Perdarahan
Arteri karotis interna dan eksterna merupakan asal suplai dari arteri palpebra. Arteri karotis interna berasal dari cabang terminal dari arteri
ophtalmikus dan arteri lakrimalis. Arteri karotis interna berperan melalui cabang- cabang arteri fasialis, arteri temporal superfisial dan arteri infraorbita.
2,3,6,7,8
2.4. Ektropion
Ektropion adalah kelainan eversi dari kelopak mata bawah sehingga konjungtiva terpapar ke dunia luar. Sumber lain juga mengatakan ektropion
adalah kelopak mata terbuka ke arah luar. Jadi, ektropion merupakan kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata melebar atau mengarah ke luar
sehingga bagian dalam kelopakkonjungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar. Keadaan ini sering menyebabkan iritasi dan dapat membahayakan
integritas permukaan okular. Ektropion dapat terjadi secara kongenital tapi dapat pula didapat sebagai akibat dari involusi, sikatriks, mekanis, atau proses
paralisis
1,2,3,4,5,9,10,11
. Ektropion
dapat diklasifikasikan
menjadi ektropion
kongential, involusional, paralitik, sikatrikal dan mekanikal. Sumber lain ada yang
menyebutkan ektropion involusional sebagai ektropion senilis, yang merupakan jenis ektropion yang paling umum dijumpai, dan disebabkan oleh kelemahan
jaringan kelopak dan lemahnya tonus otot orbikularis. Selain pengklasifikasian di atas, ada juga yang menyebutkan ektropion spastik, namun jarang ditemukan..
Ditemukan pada anak-anak dan remaja yang disertai dengan spasme orbikularis dimana kelopak terpapar ke dunia luar
1,2,3,4,5,9,10
. Inflamasi serius dapat terjadi hingga akhirnya merusak mata. Ektropion
dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mata rutin tanpa memerlukan pemeriksaan tambahan. Patofisiologi terjadinya ektropion tergantung dari tipenya.
1,3,9
Secara umum ektropion terjadi akibat relaksasi jaringan sejalan dengan bertambahnya usia oleh karena itu sering terjadi pada usia tua. Namun hal ini juga
Universitas Sumatera Utara
10 dapat terjadi akibat paralisis nervus fasialis
Bell’s Palsy, trauma, bekas luka ataupun jenis operasi lainnya.
1,3,9
Gambar 5. Anatomi mata ektropion A. tampak depan, B. Potongan samping
Sumber : Khurana A.K.; Disease of Eyelids, in Comprehensive Opthalmology; Chapter 14, 4
th
Edition; New Age International Publishers, India; 2007: 351-3
2.4.1. Klasifikasi a. Ektropion InvolusionalSenilis
Ektropion senilis adalah jenis ektropion yang paling umum dijumpai pada usia lanjut dan hanya mengenai kelopak bagian bawah. Sumber lain mengatakan
bahwa ektropion involusional dapat terjadi bilateral. Jenis ini diakibatkan kelemahan jaringan kelopak dan lemahnya tonus otot orbikularis.
1,2,4,5,10
Gambar 6. Ektropion Involusional Sumber : Krachmer H., Jay and Palay A., David; Disease of the Lid Anatomic
Abnormalities in Cornea Atlas; Chapter 1, 2
nd
Edition; Butterworth Heinemann Elsevier, Philadelphia; 2007: 1-2
Universitas Sumatera Utara
11
b. Ektropion Sikatrikal
Ektropion sikatrikal jarang terjadi , diakibatkan oleh adanya skar atau kontraktur pada kulit dan jaringan di bawahnya sehingga menyebabkan
tertariknya kelopak mata dan dapat mengenai satu atau kedua kelopak mata. Penyebab yang paling sering terbentuknya jaringan parut pada kulit adalah akibat
terbakar api, bahan kimia, luka akibat trauma, dan ulkus
1,2,4,5,10
Gambar 7. Ektropion Sikatrikal Sumber : Krachmer H., Jay and Palay A., David; Disease of the Lid Anatomic
Abnormalities in Cornea Atlas; Chapter 1, 2
nd
Edition; Butterworth Heinemann Elsevier, Philadelphia; 2007: 1-2
c. Ektropion Paralisis
Ektropion paralisis jarang terjadi, hal ini terjadi akibat paralisis dari nervus ketujuh yang berhubugan dengan dengan retraksi kelopak mata dan bawah.
Terutama mengenai bagian bawah kelopak mata. Dimana akhirnya akan menyebabkan penyempitan celah palpebra Penyebab kelemahan saraf ini
diantaranya adalah Bell’s palsy, trauma kepala, dan infeksi telinga tengah
1,2,4,10
.
Universitas Sumatera Utara
12 Gambar 8. Ektropion Paralisis
Sumber : Krachmer H., Jay and Palay A., David; Disease of the Lid Anatomic Abnormalities in Cornea Atlas; Chapter 1, 2
nd
Edition; Butterworth Heinemann Elsevier, Philadelphia; 2007: 1-2
d. Ektropion Mekanis