Kebijakan Mutasi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM T2 912013020 BAB II

11 dikemukan oleh Syadam memiliki makna yang lebih luas. Alasannya yaitu konsep mutasi tidak hanya “pemindahan” dari satu pekerjaantugas kepada pekerjaantugas lain akan tetapi pemindahan itu juga berlaku untuk unit atau tempat kerja yang baru dengan tugaspekerjaan yang lama. Dalam penelitian ini dengan didasarkan pada konsep mutasi di atas maka konsep yang akan dipakai dan dikaji adalah konsep mutasi Syadam yaitu tour of area mutasi tempat. Di mana konsep mutasi yang tour of area adalah pemindahan tempat kerja yang lama ke tempat kerja yang baru tetapi tidak ada perubahan posisi, jabatan atau tugas dari karyawan tersebut.

2.1 Kebijakan Mutasi

Menurut Syadam sebagaimana dikutip oleh Adryan 2013 mengatakan bahwa kebijakan mutasi dapat terjadi didalam suatu organisasi baik itu organisasi profit atau non profit disebabkan oleh dua hal yaitu: 12 1. keinginan anggota itu sendiri. Biasanya disebabkan oleh masalah keluarga, ekonomi, kesehatan dan juga rasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja yang ada. 2. Keinginan organisasi atau instansi tertentu, dengan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi anggotanya agar bisa mengembangkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Berlandaskan pada dua alasan dilakukannya mutasi, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan mutasi itu sendiri ditentukan oleh organisasi dalam hal ini pimpinan organisasi. Disinilah kebijakan pimpinan organisasi sangat berpengaruh penting terhadap kinerja organisasi dan juga karyawan yang bersangkutan SDM. Pimpinan organisasi tidak boleh dengan sembarangan memutasikan karyawan tanpa alasan yang jelas dan haruslah menentukan waktu yang tepat. Dengan pertimbangan bahwa karyawan yang dimutasikan butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru Nurani, 2013. 13 Begitu juga dengan gereja sebagai organisasi non profit dalam melakukan kebijakan mutasi pendeta. Kebijakan mutasi tenaga didalam lingkungan Gereja biasanya ditentukan oleh Sinode sebagai otoritas tertinggi dalam organisasi ini. Penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih 2012 dikemukakan mutasi merupakan keputusan yang dibuat oleh Sinode dan dituangkan dalam sebuah peraturan yang tertulis. Akan tetapi pada kenyataannya banyak pendeta yang menolak untuk dimutasikan setelah kebijakan dikeluarkan. Selanjutnya mutasi dilakukan oleh setiap organisasi memiliki tujuan. Seperti yang dikemukan oleh Wahyudi 2003, kebijakan mutasi dilakukan dalam suatu organisasi memiliki tujuan yaitu: 1. Meningkatkan produktivitas kerja. Ketika anggota organisasi melakukan mutasi maka ada pengalaman baru yang didapatkan dan menambah pengetahuan serta ketrampilannya. Hal ini secara langsung akan meningkatkan 14 produktivitas kerja dari yang bersangkutan apabila pelaksanaan mutasi dilakukan dengan memperhatikan waktu pelaksanan mutasi dan penempatan sesuai dengan ketrampilan dan kemampuannya. 2. Memberikan perangsang agar anggota dapat berupaya untuk meningkatkan karir yang lebih tinggi. Tujuan mutasi yang ketiga ini akan terjadi apabila yang dimutasikan dapat berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dengan ditopang oleh semangat kerja yang tinggi. 3. Memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasi anggota organisasi. Semua anggota akan memiliki semangat kerja yang tinggi apabila mereka diberi pengakuan atau reward yang berupa peningkatan jabatan atau posisi yang diikuti dengan peningkatan pendapatan atau gaji. 4. Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik anggota. Ketika mereka diberikan suatu pekerjaan yang diluar dengan ketrampilan dan 15 kemampuan atau diberikan pekerjaan yang banyak maka akan menimbulkan kejenuhan dan kelelahan yang berakhir dengan menurunnya semangat kerja. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan penyegaran dalam hal ini mutasi agar nantinya anggota tidak mengalami kejenuhan dan kelelahan.

2.2 Pelaksanan mutasi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB II

1 6 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Pendeta-Pendeta di GKPB Ditinjau dari Manajemen Gerejawi T1 712007015 BAB II

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM T2 912013020 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM T2 912013020 BAB IV

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Tenaga Pendeta: Suatu Analisis tentang Mutasi Tenaga Pendeta di GPM T2 912013020 BAB I

0 0 9