Gemar Produk Pertanian Indonesia Sarana Meningkatkan Kemampuan Bersaing Di Pasar Global

GBM"R PRODUK
PBRT"NI"N INDONBSI"

.,

.'

Indonesia semakin 'terperosok' dalam kesepakatan
perdagangan bebas dunia. Sektor pertanian yang
sebelumnya relatif agak tertutup, karena negaranegara maju cenderung berlambat-Iambat
meliberalisasi perdagangan produk pertanian,
sekarang sudah semakin terbuka. Perlindungan
pada produk pertanian sekarang semakin sulit
dilakukan. Produk pertanian Indonesia harus
mampu bersaing di pasar global yang sekarang
semakin bebas. Pasar global bisa bermakna pasar
di negara lain atau juga pasar dalam negeri yang
sudah 'dipenuhi' dengan produk impor.

Buah merupakan salah satu contoh klasik tentang
kemampuan bersaing produk pertanian Indonesia. Buah

impor sekarang merajalela di pasar Indonesia. Tidak hanya
di pasar moderen, tetapi juga di "pasar becek" dan bahkan
pedagang kaki lima. Dengan harga relatif murah dan
kualitas terjaga baik, bisa dimaklumi kalau konsumen Indonesia semakiri gemar buah impor. Ditambah lagi dengan
perilaku konsumen yang ingin mencoba sesuatu yang bam,
terutama yang berasal dari negara lain.

Oleh
Handito Hadi Joewono 1)

Tren 'pengen nyobain' prod uk pertanian impor saya
rasakan sendiri ketika kawan saya menitip Mangga

I)

Ketua Kelompok Kerja Pemasaran KADIN Indonesia (yang antara lain memprakarsai Program GEMAR PRODUK INDONESIA)

'ISSN:D853.a464

AGRIMEDIA -VoIIll1lllS.No.2Desember2004


Bangkok pada perjalanan saya ke Thailand beberapa

tersebut dalam menciptakan nilai lebih dibandingkan

minggu lalu. Saya agak 'tersinggung'. Kalau Duren

dengan kompetitornya.

"Monthong" Bangkok kita sudah sering makan, tetapi

menangkap nilai yang diharapkan konsumen dan

mangga yang konon berasal dari Indonesia kok repot-repot

menyajikannya akan menjadi kunci sukses bisnis.

'kulakan' dari Thailand. Sambil 'setengah' pura-pura lupa

Penciptaan nilai (value creation) akan menjadi modal untuk


dan setengah lainnya 'protes' karena rasa nasionalisme

membangun keunggulan. bersaing (competitive advan-

terusik, saya tidak membelikan pesanan kawan saya tadi.

tage).

Contoh kasus buah impor bisa menjadi sinyal kemampuan

Value creation akan menghasilkan surplus konsumen.

bersaing produk pertanian Indonesia. Dan yang pasti,

Salah satu upaya value creation adalah melalui

dalam kenyataannya buah dan produk pertanian dari luar

pengembangan kualitas produk, seperti terlihat pada


negeri semakin banyak ditemui di pasar Indonesia. Baik

Gambar 2.

Kemampuan perusahaan

jumlah maupun jenisnya. Pertanyaan 'usil' yang timbul:
P (Price)

"Masih mampukah produk pertanian Indonesia bersaing
dengan produk mancanegara?"

F

Konsep Daya Saing
Menurut Besanko dkk (2004) pada buku Economics of

t.q
q (quality)


Strategy, daya saing dirumuskan sebagai Economic Prof-

itability. Keuntungan perusahaan dipengaruhi oleh economics ofits market and its success in creating more value

Gambar 2. "Indifference Curves and The Trade off Between Price and Quality", Besanko dkk (2004)

than its competitors, seperti terlihat pada diagram berikut
(Gambar 1):

Market
economics
Benefit position
relative to
competitors

Cost position
relative to
competitors


f-セ@

セ@

f--

Value created
relative to
competitors

f--

Economic
profitability

f-

Gambar 1. Diagram "Framework for Competitive Advantage", Besanko dkk (2004)

Profitabilitas sebuah perusahaan tergantung pada


Curarnnya kurva di atas menunjukkan perbedaan antara

hubungan market economics dan kesuksesan perusahaan

harga dan kualitas yang diinginkan konsumen.

40
ISSN:0853-8464

AGRlMEDIA • Volume 9, No.2 Desember2004

Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian
Indonesia
Dari uraian di atas, makna hakiki "daya saing" ditunjukkan
dari kemampuan menghidupi diri sendiri dan adanya potensi
untuk terus berkembang. Dan secara perhitungan akunting
sederhana, syarat pokok tercapainya daya saing bila
pendapatan lebih besar dari biaya, atau adanya keuntungan
dalamjumlah memadai yang berkelanjutan.

Meningkatnya harga dari PEke P F dalam kurva sejalan
dengan perubahan benefit yang diterima konsumen atau
セbL@

sebagai hasil dari peningkatan セアL@

dari kualitas qE ke

Dengan menggunakan prinsip 'hukum' pasar yang
tercermin pada kurva permintaan dan kurva penawaran,
jumlah barang atau jasa yang ditransaksikan dipengaruhi

セN@

oleh harga dan kualitas. Bila kualitas sama, makajumlah
Value-created yang merupakan perbedaan antara benefit
dan cost, akan menghasilkan nilai ekonomi. Bila produsen
mengkombinasikan tenaga kerja, modal, bahan baku, dan

produk yang ditransaksikan dipengaruhi oleh harga. Pada

kualitas produk berbeda,jumlah yang diperdagangkanjuga
akan berbeda.

membeli komponen untuk membuat prodlik di mana benefit-nya (B) melebihi cost (C), dan bila produk tersebut
dibeli oleh konsumen, maka nilai ekonomi telah tercipta.

Fungsi harga terhadap permintaan dan penawaran akan
menuntut kemampuan perusahaan untuk mampu

Benefit yang ada dalam produk (B) merepresentasikan nilai

menghasilkan produk dengan harga kompetitif.

yang diperoleh konsumen, sementara cost (C)

Kemampuan bersaing di pasar global harus dimulai melalui

merepresentasikan nilai yang diberikan oleh input yang

adanya efisiensi dan tercapainya produktivitas tinggi.


dikonversikan ke dalam produk yang sudahjadi.
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui penghematan
Value-created dibagikan kepada konsumen dan produsen.

penggunaan sumberdaya, penerapan supply chain man-

Surplus konsumen (B-P) menunjukkan porsi value-cre-

agement dan meningkatkan tingkat output per satuan

atedyang 'diperoleh' konsumen. Penjual menerima harga

sumber daya. Efisiensi dapat juga dilakukan melalui

P dan menggunakannya· untuk membayar input, seperti

penghematan biaya perdagangan seperti biaya transportasi

tenaga kerja, modal, dan material, yang dibutuhkan untuk


dan penyimpanan.

membuat sebuah produk. Profit yang diterima produsen
(P - C) menunjukkan porsi value-created yang

Program Efisiensi Produk Pertanian

diperolehnya. Dengan menambahkan surplus konsumen
dan profit produsen maka diperoleh formula value-cre-

Efisiensi pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai

ated sebagai berikut:

program, seperti dijelaskan di bawah ini.

Value-created

Surplus Konsumen + Surplus
Produsen

1.

(B-P) +(P-C)

Menurunkan short run variable cost
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan short run

B-C
41
ISSN:0853-8464

A GRiMEDIA - Volume 9, No.2 Desember 2004

cost produk pertanian antara lain berupa penghematan

mampu bersaing. Efisiensi dalam penggunaan bahan baku,

biaya variabel input seperti pup uk, benih atau

efisiensi dalam proses produksi, efisiensi dalam delivery

insektisida.

dan bahkan efisiensi dalam pengelolaan pasar. Dan efisiensi
merupakan 'pintu masuk' menuju kancah kompetisi lebih

2.

Menurunkan long run cost

lanjut. Kalau produk pertanian Indonesia belum mencapai

Melakukan riset produk baru, pengembangan

ukuran efisiensi tertentu, tentu akan sulit mendorongnya

sumberdaya manusia maupun investasi mesin dan

mampu bersaing di pasar global.

teknologi merupakan upaya efisiensi di jangka
panjang. Kampanye penggunaan traktor dan alat
pertanian lain yang beberapa tahun lalu digelorakan
sekarang sudah 'nyaris tak terdengar' dan perlu
dikumandangkan lagi agar biaya di jangka panjang
bisa ditekan.

3. Mengurangi external cost
Berbagai pungutan atau biaya-biaya siluman
merupakan komponen cost yang bisa ditekan melalui
goodwill pemerintah dan kesadaran pelaku bisnis.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya truk untuk
mengangkut duren Medan dari Sumatera Utara ke
Jakarta jauh lebih mahal dibanding kapallaut dari Thailand ke Jakarta. Dan salah satu sumber inefisiensinya
adalah banyaknya 'upeti' sepanjang perjalanan yang
kalau dihitungjumlahnya mencapai ratusan pungutan.

4.

Pencapaian skala ekonomi produksi
Menambah jumlah produksi sampai titik optimal
produksi yang membuat price sarna dengan marginal

Ada RupaAda Harga

cost akan menjadi harapan setiap pelaku bisnis. Pelaku

bisnis pertanian di Indonesia pada umumnya

Hans, anak saya yang baru berulangtahun ke-2, sering

merupakan petani 'gurem', yang skala ekonomi

'ngeludruk'.

produksinya belum tercapai sehingga biaya

menyampaikan sesuatu yang dia tidak sadari sebagai

produksinya menjadi mahal. Pelaku usaha pertanian

'kesalahan'. Beberapa waktu lalu Hans memberi 'hiburan'

perlu ditingkatkan kapasitas produksinya agar bisa

bagi kami sekeluarga ketika dengan santainya dia

mencapai skala ekonomis produksi yang efisien.

menunjukkan kerupuk -makanan kesflkaannya- yang sudah

Kepolosan juga membuatnya sering

terjatuh ke lantai dan membawanya ke wastafel, lalu
Dan pada kesemua hal diatas, efisiensi menjadi kunci

mencuci dan kemudian melanjutkan memakannya. Dan

penting untuk membuat produk pertanian Indonesia

dengan santai Hans nyeletuk " .... Kotor, dicuci dulu ya .... "

セsnZPXUSMTV@

42
AGRlMEDIA. Volume 9, No.2 Desember 2004

Kejadian diatas mengingatkan saya pada penjual wortel

ibu rumah tangga yang membeli worteJ untuk dimasak.

yang ada di pinggir jalan menuju Taman Safari di kawasan

Tetapi ketika yang beli wortel adalah wisatawan yang

Puncak. Agar wortel tampak segar, secara periodik sang

hendak berekreasi di Taman Safari, maka persepsi kualitas

pedagang menyiramkan air. Padahal menyiramkan air ke

seperti kesegaran dan bahkan kebersihan produk menjadi

buah atau sayur yang sudah dipanen berakibat buruk.

penting.

Kejadian berbeda terjadi dengan petani slada di Lembang

Kegemaran pada Produk Indonesia

yang menggunakan teknologi terapan atas anjuran Mbak
Irama yang alumni IPB. Untuk membawa slada ke pabrik

Banjir produk pertanian luar negeri tidak terhindarkan lagi.

pengolahan dalam kondisi tetap· segar, maka temperatur

Kita tidak perlu menyesali, lagipula konsumen Indonesia

harus selalu dijaga di bawah 10 derajat CeJcius dan tidak

juga diuntungkan. Tetapi akankah hal seperti ini kita biarkan

boleh berfluktuasi. Karena investasi mesin relatif mahal,

begitu saja? Sebagai anak bangsa, kita perlu merenung

Mbak Irama mengambil inisiatif mengaplikasikan

intropeksi dan berbuat sesuatu. Berbuat sesuatu untuk

teknologi sederhana dan tepat guna dengan mengajak

membuat produk Indonesia lebih diterima atau diterima

petani untuk mengubah pola panennya dari yang biasanya

kembali di negerinya sendiri.

setelahjam 7 menjadi sebelumjam 5 sehingga slada masih
tetap segar.

Kecintaan pada Indonesia bisa diwujudkan melalui
penggunaan produk yang diproduksi di Indonesia. Kalau

Membangun daya saing produk pertanian Indonesia harus

produknya sudah ada di dalam negeri, 'ngapain repot-

juga dilakukan melalui upaya peningkatan kualitas produk.

repot' mendatangkan dari luar negeri. Lebih baik kita pakai

Harga produkpertanian bisa berbeda karena kualitasnya

Rupiah kita untuk dibelanjakan di dalam negeri, sehingga

berbeda. Harga jeruk grade A tentu berbeda dengan grade

akan memberi manfaat bergulir pada bisnis dan rakyat In-

B yang ukurannya lebih kecil. Selada yang segar tentu

donesia.

dihargai lebih mahal dari segar yang sudah 'Ioyo'. Ada
rupa, ada harga.

Sesungguhnya pimpinan negara kita sudah memberi
contoh yang baik tentang penggunaan produk dalam

Pada dasamya penjual dan pembeli akan saling berusaha

negeri. Ketika hadir di rumah Dr. Yudhoyono saat beliau

meningkatkan manfaat yang diperolehnya dalam bentuk

menyampaikan Pidato Syukuran setelah Pemilu Presiden

surplus produsen dan surplus konsumen. Keseimbangan

Tahap II tanggal 20 September malam lalu, ada beberapa

pasar terjadi ketika penjual dan pembeli mencapai surplus

orang yang membawa dua bakul besar berisi jeruk

konsumen dan produsen yang paling optimal. Dan karena

Pontianak. Saya sempat mengambil4 (empat) buahjeruk

elastisitas permintaan terhadap harga pada masing-masing

dan menyantapnya. Nikmat