Strategi pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing

(1)

DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SITI KADARWATI NIM: 206046103880

KONSENTRASI PERBANKAN SYAR’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Siti Kadarwati. NIM 206046103880. “STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435/2014 + 79 halaman + lampiran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Analitis Deskriptif dan pendekatan dokumen yang bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini dilakukan ke BMT Al-Munawwarah Pamulang dan BMT Al-Fath IKMI Ciputat. Teknik yang digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode Analisis yang digunakan Deskriptif Analitis dan Deskriptif Kualitatif.

Dari hasil penelitian ini yang penulis temukan ialah: Pertama, Pola pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sama-sama mengembangkan fitur produk baru dan mengembangkan variasi mutu. Kedua, Strategi pengembangan produk sama-sama dengan cara modifikasi bauran produk, perluasan lini produk (pengembangan produk baru dan lama yang sudah ada), dan diversifikasi produk (inovasi produk). Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga meningkatkan citra manfaat. Ketiga, aspek kompetitif advantages sama-sama memberikan pelayanan yang terbaik, atribut barang sesuai dengan kehendak mitra/nasabah, memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan mitra/nasabah, Produk terbaik di pasar, memasarkan produk baru paling cepat, lokasi yang strategis. Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga memberikan harga jual paling murah.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan Produk, BMT, Keunggulan Bersaing.

Dosen Pembimbing : Afwan Faizin, MA.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala rahmat, taufik, hidayah dan ridho-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan dan petunjuk yang tiada batasnya kepada seluruh umatnya, termasuk kepada penulis yang hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita curahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan bahkan umatnya seluruh dunia hingga akhir zaman. Insya Allah dan mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu kedalam umatnya. Semoga dengan membaca shalawat beliau kita dapat memperoleh syafaatnya di hari kiamat nanti. Aamiin.

Penulis bersyukur setelah proses yang panjang dan melelahkan yang sarat akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limpahan kasih dan sayang-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada jurusan Muamalat Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan kritik dari semua pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai skripsi ini. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada:

1. Bpk. Dr. H.J.M Muslimin, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH., Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam), Bpk. Mu’min Rouf, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), serta staff-staff di Program Studi Muamalat.

3. Bpk. Afwan Faizin, MA, Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya kepada penulis untuk memberikan masukan-masukannya, dan mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan disisi Allah SWT.

5. Seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, staff dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah atas


(8)

viii

kerjasamanya dalam memberikan pelayanan terbaik dalam pengumpulan materi skripsi yang diperlukan.

6. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Munawwarah terutama kepada Ibu. Sumirah Almisani selaku Manager Operasional, yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Fath IKMI terutama kepada Bpk.Suryadi selaku Kepala Bagian Operasional, yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Alm. Maghfur dan Ibu Rochmanah, atas

segala do’a, pengorbanan, pengertian, ribuan kasih saying dan cintanya yang tidak terbatas, serta keringat dan cucuran air mata yang telah banyak mengalir. Tiada kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda serta selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis. Ini mungkin bukan apa-apa bagi Ibunda dan Ayahanda, tetapi ini adalah karena jasa-jasamu, semua adalah berkat do’amu dan tanpa Ibunda dan Ayahanda penulis bukanlah siapa-siapa.

9. Kakak-kakakku tersayang Mbak Rofah, Mbak Isti, Mbak Um, Mas Ruh, Mas Kon, Mas Yok, Mas Ragil, Mas Wid, Mbak Sari, Mbak Kholif, serta adik-adikku tersayang Mohammad Sodikin dan Mohammad Sobirin, yang selalu tulus dan ikhlas memberikan kasih sayang, semangat, bantuan, do’a,


(9)

ix menyelesaikan skripsi ini.

10.Para keponakanku yang manis dan lucu yang selalu menemani dan menghibur penulis setiap waktu.

11.Buat yang aku sayangi mas Risun, yang selalu menemani dan memberikan dukungan, semangat serta do’anya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak atas semuanya.

12.Buat sahabat-sahabat terbaikku, Yuni, Mugi, Zee, Rida, Rosma, Ima, Iis Mulyadi, Fajar, Jamrudin, Ocha, Kurnia, Adang, Andre, Daus, Sofy, Rini, Kodrat, Arif, Anang, Nadia, Yulia, Nana, mas Adi dan mas Awang yang selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi dalam keadaan suka, senang, sedih, dan duka. Serta selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih

do’anya, semoga Allah SWT selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dan terindah.

13.Teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006, khususnya PS C ekstensi yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu, yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda, dan tawa selama menjalani perkuliahan. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur oleh waktu dan tetap abadi hingga akhir kelak.

14.Dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Akhir kata, penulis menyadari tentu masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan pada skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT saja. Terhadap berbagai kekurangan kritik, saran, dan koreksi


(10)

x

dari semua pihak yang membacanya sangat penulis harapkan untuk menuju, mendekati dan membangun kesempurnaan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi semua pihak, serta berguna untuk kebaikan. Semoga karya ini dicatat sebagai amal baik.

Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Jakarta, 11 September 2014


(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Review Studi Terdahulu ... 6

E. Kerangka Konsep dan Kerangka Teori ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. BMT ... 16

1. Sejarah BMT ... 16


(12)

xii

2. Produk Dan Jasa BMT ... 19

B. Strategi Produk ... 22

1. Strategi Produk Pada BMT ... 22

2. Pengembangan Produk ... 27

3. Strategi Pengembangan Produk ... 30

C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) ... 31

1. Pengertian Keunggulan Bersaing ... 31

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT ... 33

3. Indikator Keunggulan Bersaing ... 34

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing ... 35

5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan Bersaing.... 36

BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI A. Profil BMT Al-Munawwarah ... 39

B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah ... 45

C. Profil BMT Al-Fath IKMI ... 46

D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pola Pengembangan Produk Pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ... 52


(13)

xiii

1. BMT Al-Munawwarah ... 52 2. BMT Al-Fath IKMI ... 55 B. Analisis Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan

Oleh BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ... 61 1. Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Munawwarah Dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing ... 61 2.Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan

Keunggulan Bersaing ... 64 C. Aspek Kompetitif Advantages Pada BMT ... 68

1. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh BMT Al-Munawwarah Dalam Membangun Keunggulan Bersaing... 68 2. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh

BMT Al-Fath IKMI Dalam Membangun Keunggulan Bersaing ... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 75


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 80


(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk mu’amalat pun kian bervariasi. Berbagai bentuk kegiatan usaha manusia dalam memperoleh rezeki dan penghasilan pun banyak ragamnya. Dengan berpegang teguh pada al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad segala bentuk kegiatan mu’malat modernitas tersebut dapat disesuaikan dengan koridor syari’ah.

Kegiatan mu’amalat inilah yang menjadi motor perbankan. Dimana kegiatan perbankan menjadi salah satu tolak ukur sehatnya perekonomian kita. Menjamurnya lembaga keuangan syari’ah yang ditandai dengan bermunculnya bank-bank syari’ah maupun lembaga keuangan syari’ah lainnya membuat pasar bisnis perbankan kian ramai. Persaingan pun semakin ketat. Terlebih-lebih pada bank syari’ah sebab bank syari’ah tak hanya bersaing dengan bank konvensional, namunjuga dengan sesama bank syari’ah. Agar dapat eksis dan tetap menjaga citra positif di mata nasabah bank harus mengoptimalkan peranannya sebagai lembaga intermediasi. Yang kegiataan utamanya adalah pemberian kredit atau pembiayaan.1

Melihat kondisi riil masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak

1

Hasbi Ramli, Analisis Pembiayaan dan Income Statement Pada lembaga Keuangan Syariah: Makalah 2 Islamic Finance Incampus, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN 2004) h.1, t.d.


(16)

2 punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil.

Pengembangan produk baru memerlukan strategi yang tepat bersama-sama dengan aspek pendukungnya, seperti manusia, infrastruktur, budaya, dan inovasi yang berkelanjutan. Untuk mampu bertahan di pasar, perusahaan senantiasa berusaha dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan menciptakan produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan infrastruktur yang sama atau berbeda, membutuhkan keterampilan baru, meluncurkan produk efisien untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan produk yang tergolong mudah tetapi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang harus mampu bersaing (fastabiqul khoirot), terutama dengan lembaga keuangan lainnya maupun bank syariah ataupun konvensional yang sudah mempunyai nama dan sudah benefit di bidang keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. Melihat perkembangan lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan mikro (BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang memberikan solusi dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan ataupun jasa yang mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI mempunyai pasar yang cukup potensial karena terletak di wilayah Pamulang, memudahkan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam menarik minat para mitra untuk mau bergabung dengan BMT ini.


(17)

Walaupun letak BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI ini sangat strategis BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI tetap harus mampu untuk menciptakan produk-produk unggulan yang layak dan dapat dengan mudah diterima masyarakat, itu semua dikarenakan persaingan usaha di sektor perbankan sangat ketat belum lagi persaingan itu datang dari lembaga nonperbankan. Selain itu, kemunculan para rentenir yang begitu banyak dan sangat kreatif dalam menarik nasabah dengan memberikan pinjaman begitu mudah kepada nasabah tanpa syarat yang merepotkan bagi nasabah membuat BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI harus lebih teliti lagi dalam membaca peluang sekecil apapun. Serta BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI juga harus bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah untuk menciptakan produk-produk yang mudah diterima para calon nasabah dan mengembangkan produk-produk yang sudah ada agar lebih menarik dan lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing bagi BMT Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI perlu diteliti karena jika dilihat pada BMT Al-Munawwarah strategi dan cara pengembangan produknya berbeda dengan strategi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI. Pada BMT Al-Munawwarah memang memiliki omset yang sangat baik dan besar, namun BMT Al-Munawwarah hanya memiliki beberapa cabang di sekitar Pamulang dan BSD. Sedangkan pada BMT Al-Fath IKMI juga memiliki omset yang sangatbaik dan besar, akan tetapi BMT Al-Fath sudah memiliki banyak cabang dimana-mana. Kedua BMT tersebut letaknya memang sama-sama sangat strategis yaitu BMT Fath IKMI letaknya di Ciputat, sedangkan BMT


(18)

Al-4 Munawwarah letaknya di Pamulang, yang memudahkan kedua BMT tersebut untuk menarik minat nasabah/mitra untuk melakukan transaksi pembiayaan di BMT tersebut. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI memang mempunyai pasar yang cukup potensial serta memiliki strategi-strategi pengembangan yang berbeda.

Maka dari itu, saya tertarik untuk mengetahui, meneliti, membahas, membandingkan serta menganalisis strategi-strategi apa saja yang di gunakan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan produk-produknya agar tetap bertahan dan unggul dalam bersaing. Inilah yang menjadi landasan penulis untuk mengangkat tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul

”STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH

DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Penulisan skripsi ini mengacu pada beberapa masalah yang saling berkaitan sebagaimana telah diuraikan di atas. Agar pembahasan masalah yang akan di kaji tidak meluas, maka pembatasan masalah penulisan skripsi ini hanya menitikberatkan kepada Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing.

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan beberapa perumusan masalah sebagai berikut:


(19)

1. Bagaimana pola pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah danBMT Al-Fath IKMI?

2. Bagaimana strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan?

3. Bagaimana perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang pola pengembangan strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan.

3. Untuk mengetahui tentang perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan dan mengembangkan pikiran serta memperluas informasi tentang


(20)

6 bagaimana BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI mempunyai strategi pengembangan produk yang bermutu dan berkualitas dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.

2. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah yangperlu diadakan perbaikan dan pembenahan serta kualitas produk, khususnya bagi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam memberikan pelayanan.

3. Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan Usaha Kecil dan Menengah dalam mengoptimalkan dana pinjaman. Serta mampu memberikan informasi dan gambaran tentang produk-produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

4. Mampu membandingkan antara strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

D. Review Studi Dahulu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya masih kurang mendapat perhatian dari para peneliti, untuk tidak mengatakan belum pernah diteliti sama sekali. Adapun penelitian yang sudah pernah di bahas mengenai:

1. Suhaeti, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi “Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syari’ah (BMI,


(21)

perbandingan keunggulan kompetitif produk tabungan haji pada bank

BMI, BSM dan DKI Syari’ah.

2. Sufian Nur, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi “Strategi Keunggulan Bersaing Franchise Syari’ah CV. Cinta Umiku”. Penelitian ini membahas tentang analisis strategi keunggulan bersaing franchise syariah CV. Cinta Umiku, dengan sistem usaha yang berdasarkan syari’ah.

3. Irwan Siska, Jurusan Muamalat Perbankan Fakultas Syari’ah Dan Hukum

UIN Syari’ah Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 dengan judul “Strategi Pemasaran BMT Melalui Media Internet (Studi Pada BMT Al-Fath, BMT Berkah Madani, BMT Cengkareng Syari’ah Mandiri)”. Penelitian ini membahas tentang analisa strategi pemasaran BMT Al-Fath, BMT Berkah Madani, dan BMT Cengkareng Mandiri melalui media internet dengan menggunakan analisis SWOT.

Adapun perbedaan skripsi ini dengan skripsi-skripsi di atas adalah penulisan skripsi ini lebih menitikberatkan pada perbandingan bagaimana strategipengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing.

E. Kerangka Konsep Dan Kerangka Teori 1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Strategi pengembangan pada produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI yaitu dengan melihat bagaimana proses pengembangan produk


(22)

8 dengan menerapkan strategi-strategi yang baik dan tepat guna meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap mampu bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah.

2. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini tentunya mengacu pada teori-teori yang menyangkut pada istilah Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Strategi yang berasal dari kata Yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk / jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif dan Analitis. Metode Deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.2 Dalam hal ini, Penelitian Deskriptif menggambarkan tentang strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing yang dilakukan oleh BMT Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Sedangkan Penelitian Analitis merupakan penelitian yang ditujukan

2

Ronny Kuontur, Metode Penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, cet.III, (Jakarta: PPM, 2005), hal.105.


(23)

untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.3 Dari kedua metode penelitian tersebut, data yang berupa kata-kata, hasil wawancara, catatan lapangan dan arsip-arsip dokumen resmi dari lembaga terkait akan dikumpulkan, disusun, diolah dan dianalisis serta dijelaskan sesuai dengan apa adanya. Data yang diperoleh dan diperiksa kembali demi tercapainya kesesuaian dari apa yang diteliti.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam penelitian ini melakukan penelitian langsung pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam rangka mengetahui perbandingan strategi pengembangan produk yang dilaksanakan dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan dokumen (content analisys) yaitu melaksanakan pengumpulan data dan informasi melalui arsip dan dokumen. Metode Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan settingan dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subyek penelitian baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bahan dari suatu

3


(24)

10 keseluruhan.4 Yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang terlibat dalam objek, dalam hal ini adalah pihak yang berwenang dalam menangani strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing.

3. Subjek - Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah melakukan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah melakukan dan menganalisis strategi pengembangan produk BMT Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif. Lokasi penelitian yang akan di jadikan tempat untuk penelitian adalah Koperasi BMT Al-Munawwarah yang beralamat diKomplek Masjid Al-Muhajirin Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A-18 Pamulang Tangerang-Selatan Banten. Dan Koperasi BMT Al-Fath IKMI yang beralamat di Jl. Aria Putra No.I Kedaung-Pamulang.

4.Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data Kualitatif yang berupa kata-kata atau gambar bukan angka, kalaupun ada angka-angka yang sifatnya hanya sebagai penunjang.5 Serta menggunakan dua sumber data:

4

Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, cet.I, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h.21.

5


(25)

1. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau hasil penelitian lapangan, seperti: a. Observasi, dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu

BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema yang penulis bahas. Penulis mengadakan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI mengenai strategi pengembangan produk BMT.

2. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan melakukan studi kepustakaan (library research) yang ada hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini, seperti: a. Dokumentasi, berupa data-data yang diperoleh melalui brosur dan

Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai studi dokumentasi.

b. Studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari buku kepustakan, literature, majalah, materi kuliah, serta dari internet yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.


(26)

12 5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti permasalahan yang penulis bahas di skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan (Library Research).

Dalam studi pustaka ini penulis membaca, mencatat, merangkum, meneliti dan mempelajari teori-teori dari beberapa literatur tertulis maupun literatur tidak tertulis baik dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal, makalah dan sumber tertulis lainnya seperti situs internet yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b. Studi Lapangan (Field Research).

Dalam studi lapangan penulis menggunakan 2 cara untuk melakukan penelitian ini, yaitu:

1) Observasi, melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian, yaitu BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dengan melihat secara langsung kejadian-kejadian dilapangan terkait dengan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini.

2) Wawancara, cara ini dilakukan untuk menggali data melalui interview atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk menjelaskan bagaimana strategi pengembangan produk, pola pengembangan produk dan bagaimana aspek kompetitif advantages pada BMT dalam keunggulan bersaing. Penulis mengadakan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI. Selanjutnya data


(27)

tersebut dikumpulkan, dirapikan lalu diolah serta dianalisis yang nantinya dapat berupa data dari hasil wawancara.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam hal ini metode yang digunakan penulis untuk mengolah data penelitian adalah Deskriptif Analitis, yaitu metode untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan, dengan tujuan memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, akurat mengenai fakta-fakta dan kegiatan yang berkaitan dengan strategi pengembangan produk.

Sedangkan dalam menganalisis data dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif,yaitu sekedar memberikan informasi dan tidak untuk menghasilkan teori, sebagai langkah konfirmasi mengenai yang diperoleh dari penelitian lapangan.

7. Pedoman Penulisan Laporan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku: “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Dengan pengecualian ayat-ayat Al-Qur’an dan terjemah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Al-Qur’an tidak memakai catatan kaki, akan tetapi cukup dibuatkan di akhir kutipan


(28)

14 (dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan terjemahannya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman, maka penulis membagi ke dalam lima bab. Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab satu ini berisi tentang pendahuluan yang menggambarkan bentuk, daftar isi, dan metode penelitian, yang dijabarkan dalam latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab dua ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang landasan teori yang berisi perumusan Tentang BMT yaitu Sejarah BMT, Perkembangan BMT di Indonesia, serta Produk Dan Jasa BMT. Tentang Strategi Pengembangan Produk yang terdiri dari Strategi Produk BMT, Pengembangan Produk, dan Strategi Pengembangan Produk. Serta memaparkan tentang Keunggulan Bersaing yang terdiri dari Pengertian Keunggulan Bersaing, Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) pada BMT.


(29)

BAB III : Gambaran Umum BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI

Bab tiga ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di mana BMT Munawwarah yang berisi profil BMT Al-Munawwarah, produk dan layanan BMT Al-Al-Munawwarah, profil BMT Al-Fath IKMI, produk dan layanan BMT Al-Fath IKMI.

BAB IV : Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing

Bab empat ini penulis akan membahas dan mendiskripsikan data mengenai pelaksanaan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam memberikan pelayanan terbaik dan mudah bagi mitranya. Serta melakukan analisis mengenai pola pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, serta perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI.

BAB V : Penutup

Bab lima ini berisi tentang penutup dan kesimpulan. Pada penutup didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.


(30)

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BMT

1. Sejarah BMT

Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal

berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.1 Adapun secara terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, kesejahteraan.2

Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Rasulullah merupakan kepala negara yanga pertama yang memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh, semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara.3

1

Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). 2

Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Jakarta: P3EI Press,2008). 3

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005)., h.16.


(31)

BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau LKM (Lembaga Kecil Menengah) dan jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSM/LSM dengan mendapat sertifikat dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP. MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah.4

2. Perkembangan BMT Di Indonesia.

Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya, tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah satunya adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang sekarang telah berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah bahwa asset baitul maal wat tamwil (BMT) se-Indonesia diperkirakan sekitar Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai dan beragam tingkat pertumbuhan.5

4

Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.

5


(32)

18

Meskipun assetnya masih kecil dibandingkan dengan asset bank syari’ah, BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat, kata ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), M. Amin Aziz. Sebagai perbandingan asset bank syari’ah mencapai Rp. 18,8 triliun per September 2005, apabila jika dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp.1.100 triliun. Jika sebuah BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total nasabah BMT diseluruh Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang memiliki nasabah 100 orang hanyalah BMT dengan asset di bawah Rp. 100 juta. Untuk yang assetnya lebih dari itu, jumlah nasabahnya bisa 2 kali lipat.6

Menurut Amin Aziz BMT potensial untuk membantu masyarakat nilai ekonomibawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun nilainya kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit BMT yang menembus asset Rp. 15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset Rp. 5-15 milyar berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset di bawah Rp. 1 milyar. BMT punya kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena segmen biaya yang dibiayai adalah kelompok mikro dan kecil yang di Indonesia mencakup 98%. Pemerintah dan lembaga internasional mengakui peran lembaga keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan melalui pencanangan tahun keuangan mikro. Dengan adanya kenaikan BBM per Oktober 2005, penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi 25juta dari 17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah 40 juta unit.7

6

Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10.

7

Imam Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003), h.38-40.


(33)

Lembaga keuangan mikro termasuk mikro syari’ah menjembatani kelompok miskin dan usaha mikro. Mereka kelompok miskin, selama ini tidak terjangkau oleh dana perbankan sekitar RP. 30 triliun dana yang serap dari pedesaan, hanya Rp. 15 triliun yang kembali kepada masyarakat. Meski terdepan untuk urusan pengentasan kemisikinan pengembangan BMT mengalami kendala, selain masalah teknis operasional, kualifikasi SDM, masalah paling mendasar adalah status kelembagaan BMT. Walaupun sebagian besar BMT berbadan hukum koperasi, fakta di lapangan menunjukkan ada keluhan dari beberapa pihak bahwa BMT tidak melaksanakan secara total peraturan dan perundang-undangan perkoperasian.

Dari perkembangan BMT dan permasalahan teknis operasional dan SDM dapat diselesaikan dengan pertukaran pengalaman dengan adanya sebuah induk koperasi syari’ah bisa mengembangkan BMT koordinator untuk menata jaringan kerja di daerah.8

3. Produk Dan Jasa BMT

Jenis-Jenis layanan melalui produk BMT tidak berbeda dari jenis bank layanan Bank Syariah, yang dapat dibagi menjadi 3:

a. Sistem Jual Beli

1) Ba’I Bitsaman Ajil yaitu penjualan barang kepada anggota denggan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan denggan cara mengangsur.

8

Imam Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003), h.38-40.


(34)

20

2) Murobahah yaitu penjualan barang kepada anggota dengan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan dengan cara jatuh tempo/sekaligus.

3) Ba’i As-Salam yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) yang terlebih dahulu dipesan anggota dengan kriteria tertentu yang sudah umum. Anggota harus membayar uang muka kemudian barang dikirim belakangan (setelah jadi). 4) Jual Beli Istisna’ yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) pesanan yang

didasarkan kriteria tertentu (yang tidak umum) anggota boleh membayar pesanan ketika masih dalam proses pembuatan/setelah barang itu jadi dengan cara sekaligus/mengangsur.

5) Ijaroh yaitu Pembelian suatu barang yang dilakukan dengan cara sewa terlebih dahulu setelah masa sewa habis maka anggota membeli barang sewa tersebut. b. Sistem Bagi Hasil

1) Musyarokah yaitu kerjasama penyertaan modal dan masing-masing menentukan jumlahnya sesuai kesepakatan bersama yang digunakan untuk mengelola suatu usaha/proyek tertentu.

2) Mudharabah yaitu pemberian modal kepada anggota yang mempunyai skill untuk mengelola usaha/proyek yang dimilikinya. Pemberian bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan. Modal 100% dari shohibul maal, tidak terdapat jadwal angsuran, bagi hasil tidak ditetapkan dimuka dan sifatnya tidak tetap, tergantung fluktuasi keuntungan yang diperoleh.


(35)

c. Sistem Jasa

1) Qard yaitu pemberian pinjaman untuk kebutuhan mendesak dan bukan bersifa konsumtif. Pengembalian pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditentukan dengan cara angsur atau tunai. Contohnya untuk biaya rumah sakit, biaya pendidikan, biaya tenaga kerja.

2) Al-Wakalah yaitu pemberian untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Penerima kuasa mendapat imbalan yang ditentukan dan disepakati bersama.

3) Al-Hawalah yaitu penerimaan pengalihan utang/piutang dari pihak lain untuk mendesak dan bukan bersifat konsumtif. BMT sebagai penerima pengalihan hutang/piutang akan mendapatkan fee dari pengaturan pengalihan (management fee).

4) Rahn yaitu pinjaman dengan cara menggadaikan barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh tempo. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun), ditanggung oleh penggadai (rahin). Barang jaminan adalah milik sendiri (rahin), untuk itu kehendaknya rahin bersedia mengisi surat pernyataan kepemilikin.

5) Kafalah yaitu pemberian garansi kepada anggota yang akan mendapatkan pembiayaan (pelaksanaan suatu usaha/proyek) dari pihak lain. BMT mendapatkan fee dari anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.9

9

Hadi Muttaqin, “Produk Dan Jasa BMT”, artikel diakses hari Kamis, 23 Oktober 2014 Pukul 17:18 wib, dari http://pustakabakul.blogspot.com/2012/07/produk-dan-jasa-bmt.html.


(36)

22

B. Strategi Produk

1. Strategi Produk Pada BMT

Istilah strategi berasal dari Yunani Strategeta (stratus = militer dan

ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal.10Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.11

1. Pengertian Secara Umum

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2. Pengertian Strategi Secara Terminologi

Secara terminologi pengertian strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Dr. Sukanto Reksohadiprojo, M.Com menjelaskan bahwa strategi adalah fondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi

yang digariskan adalah adalah ekstensifiasi, intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi.12

10

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Arah Press, 2004), cet. ke-5, h.3. 11

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.167.

12

Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.168.


(37)

b. Onong Uchayana Effendi mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.13

Walaupun diadakan secara analisis peralatan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan persepsi dan pendapat individu.14

Sama seperti halnya yang diungkapkan oleh Hari Murti Kridalaksana, bahwa strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan dan akal atau budi daya.15

Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tangan manusia, sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik memenangkan suatu persiapan antara kelompok-kelompok yang berada orientasi hidupnya.16

13

Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), Edisi revisi. cet-5. h.32.

14

Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h.335 15

Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981).

16

Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h.4.


(38)

24

Menurut Onong Uchayana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.17

Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.18

Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian tujuannya. Ada empat tahapan dalam menentukan keputusan strategis, yaitu:19

1. Menentukan perumusan unit usaha.

2. Menentukan klasifikasi strategis atau variabel-variabel kunci. 3. Memilih strategi yang berperan.

4. Mengevaluasi seluruh portofolio yang dimiliki. Prinsip-Prinsip Dalam Strategi

Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga mempunyai peranan penting di dalamnya. Adapun untuk mencapaI keberhasilan dalam melaksanan kegiataan pembiayaan kepada masyarakat, BMT menerapkan prinsip-prinsip berikut:20

17

Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.32.

18

Fred.R.David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.3. 19

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.76. 20

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid2, (Jakarta: PT Indeks, 2007)., h.4.


(39)

a. Prinsip kehati-hatian (prudential principle)

b. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle)

c. Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, and fairness.

Konsep produk itu tidak terbatas pada objek fisik, sesuatu yang mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dapat disebut produk.Arti pentingnya barang fisik itu tidak begitu banyak terletak dalam memilikinya seperti hanya manfaat yang diberikannya. Kita tidak membeli makanan untuk memandangnya, tetapi karena memenuhi rasa lapar kita. Kita tidak akan membeli kompor gas untuk dibanggakan, tetapi karena dapat memasakkan makanan kita.21

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadiaan, tempat, organisasi dan gagasan/buah pikiran.22 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.23

Menurut Philip Kotler, Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan.24

21

Philip Kotler dan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h.7.

22

Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.200. 23

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed.2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.70.

24

Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), Jilid I ed. ke-8. h.346.


(40)

26

Teori perilaku konsumen ini penting bagi para pemasar karena seluruh rencana pemasaran didasarkan pada asumsi tentang cara konsumen menentukan pilihan. Oleh sebab itu, konsep nilai, biaya, dan kepuasan sangat penting bagi disiplin pemasaran.25

Secara rasional konsumen akan memilih produk terbaik yang tersedia di pasaran. Pada kondisi seperti ini perlu ada konsep atau orientasi berbeda. Dan muncullah konsep atau orientasi produk. Konsep produk pada dasarnya berpendapat bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan akan unggul dalam persaingan, dan produk-produknya laku di pasaran, jika perusahaan tersebut mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan senantiasa meningkatkan kualitas produk.26

Bagi perusahaan syari’ah, untuk komponen tawaran (offer), produk haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.27

Strategi produk merupakan unsur strategi yang paling penting dalam pemasaran dan pengembangan produk, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta

25

Indo Yama Nasarudin,SE, MAB dan Hemmy Fauzan, SE,MM, Pengantar Bisnis Dan Manajemen, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006), cet.1. h.90.

26

Ibid,. h.100. 27

Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Jakarta: Mizan, 2006), h.178.


(41)

penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix) diantaranya : merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk (product quality) dan pelayanan (services) yang diberikan.28

Dengan demikian, merek mengidentifikasi pembuat atau penjual suatu produk. Perusahaan harus menyusun strategi mereknya di sekitar penciptaan dan perlindungan kepribadian merek ini.29

2. Pengembangan Produk.

Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.30

Pengembangan produk (mengembangkan produk-produk baru untuk pasar saat ini).31

1. Mengembangkanfitur-fiturprodukbaru:

a. Melakukan adaptasi (terhadap ide dan pengembangan lainnya). b. Melakukan modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, aroma,

bentuk, ukuran).

28

Ibid., h.204. 29

Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, edisi keenam, jilid 1,prentice-Hail, (Jakarta: Intermedia, 1995), h.458-459.

30

Pearson Education, Strategic Management (Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1), (Jakarta: Salemba Empat, 2006).,h.235.

31

John A.Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, (Strategic Management) Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi 10, buku I, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 270.


(42)

28

c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih tebal, nilai ekstra). d. Memperkecil (lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan).

e. Melakukan ubtitusi (dengan bahan baku, proses atau komponen lainnya).

f. Mengatur kembali (pola, tata letak, urutan, atau komponen lainnya). g. Membalik (menukar posisi).

h. Menggabungkan (mencampur, memilah, merakit, menggabungkan unit, tujuan, daya tarik, ide).

2. Mengembangkan variasi mutu.

3. Mengembangkan model dan ukuran tambahan.

Berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif:32

a. Ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dasar dalam siklus hidup produk, idenya adalah untuk menarik pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang telah diperbaiki) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.

b. Ketika perusahaan bersaing dalam satu industri yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat.

c. Ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas lebih baik pada harga yang bersaing.

d. Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.

32

Matt Murray,“ Private Companies Also Feel Pressure to Clean Up Acts”, Wall Street


(43)

e. Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.33

Kalau konsep pada produk telah lulus dari pengujian bisnis, konsep itu diteruskan ke pengembangan produkdisini, bagian litbang (R&D) atau perekayasaan mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik.Bagian R&D akan mengembangkan satu atau lebih versi konsep produk secara fisik. Diharapkan akan ditemukan suatu prototipe yang memenuhi kriteria berikut:34

(1) Konsumen melihatnya sebagai penjelmaan atribut pokok yang dijelaskan di dalam pernyataan konsep produk.

(2) Prototipe tersebut bekerja secara aman pada kondisi dan pemakaian normal.

(3) Prototipe tersebut dapat diproduksi dengan biaya produksi yang dianggarkan.

Kotler dalam bukunya Marketing Management (2009) mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea screening), pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut,

33

Ibid., h.236. 34

Philip Kotlerdan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h..522.


(44)

30

manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.35

Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru.36

3. Strategi Pengembangan Produk.

Strategi pengembangan produk juga sering kali digunakan untuk memperpanjang siklus hidup dari produk yang ada saat ini maupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan. Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi di pasar yang ada dengan memasukkan modifikasi produk ke lini produk yang sudah ada atau dengan mengembangkan produk baru yang memiliki hubungan yang jelas dengan lini produk saat ini.37

35Nengsih, “

Proses Pengembangan Produk Baru” artikel diakses pada hari Senin, 15 September 2013 Pukul 19:00 wib, http://kasusmanajemen.wordpress.com//2011/09/02/proses-pengembangan-produk-baru.

36

Ibid. 37

John A.Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., Strategic Management (Manajemen Strategis: Formula, Implementasi, dan Pengendalian), edisi 10, buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h.273.


(45)

Ada 4 macam pendekatan strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan, yaitu:38

1. Modifikasi bauran produk

Mengubah bauran produk dalam satu lini, misalnya ada produk sabun, deterjen dan pasta gigi dalam lini toileteries. Lalu produk pasta gigi diganti dengan eau de toilet.

2. Perluasan lini produk

Menambah lini baru misalnya sudah ada lini saus dan lini sirup, kemudian diperluas dengan lini kecap produk komplemen.

3. Menambah citra manfaat produk (product complement)

Meningkatkan citra dan manfaat produk, misalnya dengan menerbitkan buku resep sehingga manfaat produk bertambah bagi konsumen.

4. Diversifikasi produk.

Menciptakan kelas konsumen lain, misalnya setingkat lebih rendah atau setingkat lebih tinggi.39

C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) 1. Pengertian Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan untuk pembelinya. Adapun

38

Ibid.

39

Penny Rahwaty, “Disain Dan Pengembangan Produk”, artikel diakses pada hari Jum’at,

19 April

2013http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,%20M.Si./Bab%20 3%20DISAIN%20DAN%20PENGEMBANGAN%20PRODUK.pdf.


(46)

32

keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar.40

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulanbersaing bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen/nasabah dan mempertahankan diri di atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan. Sumber keunggulan bersaing dapat berupa :41

1. Produk terbaik di pasar

2. Memberikan jasa pelayanan yang paling hebat 3. Memberikan harga jual paling murah

4. Mempunyai lokasi yang paling strategis 5. Teknologi yang tepat guna

6. Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah 7. Memasarkan produk baru paling cepat

8. Merek dan reputasi yang sudah teruji

9. Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen/nasabah.

Pendeknya, untuk mencapai keunggulan bersaing yang terus-menerus, seorang produsen atau perusahaan harus mampu menyediakan nilaibarang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang lain oleh konsumen/nasabah. Produk yang baik dengan harga yang lebih rendah

40

Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h.159. 41

Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99.


(47)

atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing atau produk bermutu yang sepadan dengan harganya.42

2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT

Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) tidak takut bersaing dengan bank syariah dalam memberikan pinjaman di sektor mikro. Pasalnya bank syariah memiliki level yang berbeda dengan BMT dalam memberikan pinjaman.43

Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi dan Bisnis Kecil (PINBUK), Aslichan Burhan mengatakan untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, BMT harus mempersiapkan layanan teknologi informasi cepat, sehingga dapat bersaing dengan bank. Pasalnya, di sisi lain BMT juga memiliki keunggulan dapat lebih memberdayakan masyarakat karena memiliki kedekatan dengan komunitas setempat. Untuk margin bagi hasil juga bisa bersaing karena BMT adalah bisnis harian maka turn overnya juga cepat, kata Aslichan. Untuk membantu sektor mikro Indonesia, ia pun mengharapkan setidaknya BMT dapat berdiri di setiap kecamatan di Indonesia. Di tahun ini PINBUK terus meningkatkan kerjasama dengan pemerintah pusat mau pun daerah, serta lembaga keuangan syariah lainnya. Setidaknya terdapat 3000 BMT di seluruh Indonesia. Beberapa waktu lalu utusan IDB pun datang ke Indonesia untuk mempelajari tentang

42

Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99.

43

Friska Yolanda dan Hafidz Muftisany, “BMT Tak Takut bersaing Dengan Bank Syariah”, artikel diakses pada hari Minggu, 09 Februari 2014 dari http://www.republika.co .id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/28/m6byym-bmt-tak-takut-bersaing-dengan-bank-syariah.


(48)

34

BMT. BMT yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh minimal 20 persen membuat Indonesia dipilih sebagai pilot project untuk pengembangan BMT di negara lainnya.44

3. Indikator Keunggulan Bersaing45 a. Bernilai (valuable)

Kompetensi bernilai (valuable competencies) adalah kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan mengeksploitasi peluang-peluang atau menetralisir ancaman-ancaman dalam lingkungan eksternal perusahaan.

b. Langka (rareness)

Langka adalah kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing saat ini atau potensial.

c. Terlalu mahal untuk ditiru (Inimit ability)

Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jika perusahaan lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperoleh kompetensi tersebut.

d. Tidak ada produk pengganti(Insubstitut ability).

44

Inkopsyah bmt, “ProspekCerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09

Februari 2014,

http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:prospekce rah&catid=85&Itemid=575http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view =article&id=129:prospek-cerah&catid=85&Itemid=575.

45

Michael A.Hit, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategi: Daya Saing Dan Globalisasi Konsep (Strategic Management Competitivenes And Globalization Consep), (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Ed.1.h.106.


(49)

Kompetensi yang sulit digantikan adalah kompetensi yang tidak memiliki ekuivalen strategis. Dua sumber daya perusahaan yang bernilai (atau dua kumpulan sumber daya perusahaan) ekuivalen secara strategis ketika tiap sumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara umum, nilai strategis dari kompetensi meningkatkan kesulitan untuk menggantikannya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing

Ada berapa faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, antara lain sebagai berikut:46

a. Nilai (Value)

Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu perusahaan harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau yang diharapkan oleh calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan mereka, atau sesuai apa tidak dengan apa yang didapatkan oleh mereka dari produk perusahaan tersebut.

b. Kemampuan Untuk Menyerahkan Produk

Yaitu mengenai kecepatan pelayanan, penyerahan produk dan sensitivitas terhadap pelanggan.

c. Harga

Pantas atau tidaknya harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produknya dimata konsumen atau pembeli produk tersebut.

46

Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.158.


(50)

36

d. Loyalitas Konsumen

Terciptanya sekelompok pembeli dalam pasar (segmen) yang akan mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain loyal customer atau pelanggan yang setia.

5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan

Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, kata-kata klasik ini sudah sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya dijadikan tameng apabila yang terjadi kemudian adalah kegagalan. Kata-kata tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak peluang, serta tantangan yang terbuka untuk mencapai keunggulan. Demikian pula banyak cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah dicapai oleh organisasi atau perusahaan.47

Memang banyak yang beranggapan bahwa dalam persaingan lepas kendali atau hypercompetition sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan yang terus-menerus, akan tetapi secara alamiah perusahaan akan terus mempertahankan keunggulannya selama mungkin bahkan mereka akan berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.48 Sekali lagi, hal tersebut sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang lain melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut, sifat alamiah ini kalau diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu lapar dan haus dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar tersebut. Sementara tingkat

47

Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.19.

48


(51)

pemuasan terhadap rasa lapar tersebut tergantung pada individu masing-masing.49

Beberapa cara mempertahankan keunggulan yang bisa kita identifikasi, diantaranya adalah:50

a. Keunggulan Operasional :

Keunggulan ini bila mengacu kepada strategi generik adalah berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan kepada penekanan efisiensi. Bila perusahaan bekerja kepada efisiensi dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalm industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula bagi industri.

b. Keunggulan Produk Dan Teknologi :

Hal ini bisa diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar. Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana membuat pasar siap menerima produk-produk yang sebelumnya tidak pernah ada. Sedangkan teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka banyak hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tadinya hanya dalam angan-angan saja kemudian menjadi sebuah kenyataan. Pemanfaatan

49

Ibid., h.19-20. 50


(52)

38

teknologi dalam proses inovasi produk sudah sedemikian meluasnya, sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi penggerak utama dalam penemuan produk baru.51

c. Kedekatan Dengan Pelanggan:

Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra image tentang perusahaan ke dalam benak pelanggan. Untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan pelanggan, maka perusahaan harus mau untuk menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukan malah menjadi bagian dari problem mereka.52

51

Ibid., h.24. 52


(53)

39

GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI

A. Profil BMT Al-Munawwarah

1. Sejarah Singkat BMT Al-Munawwarah1

Ide dan inisiatif pendirian BMT Al-Munawwarah bermula dari keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan Pengurus Yayasan Al -Munawwarah-BPI, ICMI Orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga mereka mencari alternatif “termudah” dalam mengakses permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika merka meminta bantuan terhadap “Dewa Penolong” tersebut justru istilah awal dari keterpurukan usaha mereka.

Beberapa pertemuan tokoh digagas guna menindaklanjuti keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK (Simpanan Pokok Khusus) sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al-Munawwarah dengan mengambil bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya.

1

BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.


(54)

40

Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al-Munawwarah bersama 16 BMT baru lainnya diwilayah Jakarta-Selatan diresmikan operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan Direktur Bank Muamalat H. Zainul Baha Noor. Sejak itu BMT Al-Munawwarah yang didukung oleh para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al-Munawwarah dan ICMI orsat Pamulang serta 39 perorangan lainnya mulai berkiprah dalam komunitas usaha lapisan “grass root” yakni

usaha kecil-mikro.

2. Visi, Misi, Tujuan, Motto, Dan Budaya Kerja BMT Al-Munawwarah BMT Al-Munawwarah memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:2 Visi :

Terwujudnya layanan yang prima kepada seluruh Anggota, Mitra dan Masyaraka luas.

Misi :

a. Memberikan layanan yang prima kepada seluruh anggota, mitra dan masyarakatl uas.

b. Mendorong anggota, mitra dan masyarakat luas dalam kegiatan menabung dan investasi.

c. Menyediakan permodalan dan melakukan pendampingan usaha bagi anggota, mitra dan masyarakat luas.

d. Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan serta menambah produk dan fasilitas jasa layanan.

2

BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.


(55)

e. Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak serta proporsional dan berkelanjutan.

f. Turut berperan serta dalam gerakan pengembangan ekonomi syari’ah. Tujuan :

Meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kegiatan ekonomi yang menaruh perhatian pada nilai-nilai dan kaidah-kaidah muamalah syari’iyyah yang memegang teguh keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

Motto Dan Budaya Kerja

Motto : “Untuk kesejahteraan bersama” Budaya Kerja :

Budaya kerja BMT Al-Munawwarah didasarkan pada KEYAKINAN INTI yaitu BMT, sedangkan NILAI DASAR yaitu nilai-nilai yang dimiliki oleh BMT yang menjadi kebanggaan dan selalu dijaga untuk mengawal segal keputusan yang telah, sedang dan akan diambil.

Adapun KEYAKINAN INTI BMT Al-Munawwarah dalam kata “ILAHI” :3

a. ISLAH: Kami yakin bahwa keunggulan diperoleh dengan cara perbaikan dan inovasi terus-menerus.

b. LILLAH : Kami yakin bahwa semua aktivitas kerja harus dilandasi semata-mata karena ALLAH SWT.

3

BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.


(56)

42

c. AMANAH : Kami yakin bahwa semua pekerjaan harus dilakukan dengan penuh kejujuran, dedikasi dan tanggungjawab.

d. HISAB : Kami yakin bahwa kita harus selalu melakukan intropeksi (muhasabah) atas segala kekurangan dan kesalahan.

e. IBADAH : Kami yakin bahwa semua aktivitas dan kegiatan kerja yang dilakukan akan bernilai ibadah di mata Allah SWT.

Sedangkan NILAI DASAR BMT Al-Munawwarah terangkum dalam kata “MANTAP” :4

a. MANFAAT : Berusaha mengkreasi produk dan layanan BMT yang multi-manfaat untuk semua pihak.

b. ANTUSIAS : Berusaha melayani semua pihak dengan antusias, kesungguhan, dan tanggungjawab.

c. NYAMAN : Berusaha membuat situasi dan kondisi kerja dan pelayanan yang nyaman.

d. TRANSPARAN : Berusaha mencitrakan BMT yang transparan,

accountable dan dapat dipercaya.

e. ADIL : Berusaha adil dan seimbang dalam memperoleh dan berbagi keuntungan financial.

f. PATUH : Berusaha mematuhi dan mentaati regulasi, aturan-aturan dan undang-undang yang berlaku untuk BMT.

4

BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari


(57)

3. Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah5

Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah bisa dilihat melalui gambar 3.1 di bawah ini. Dari gambar tersebut terlihat pemimpin cabang yang membawahi kepala bidang operasional, kepala bidang marketing.6

Gambar 3.1

Struktur Organisasi BMTAl-Munawwarah Pamulang STRUKTUR ORGANISASI TAHUN 2013-2016

Sumber : BMT Al-Munawwarah Sharia Micro Finance KJKS (Koperasi Jasa Keuangan

5

BMT Al-Munawwarah, ”struktur BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari

Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/struktur.htm. 6


(58)

44

Pengelola, Pengurus, Pengawas, Dan Pengawas Syariah7 a. Adapun para pengelola BMT yaitu :

1) Mudzakir Murad (Direktur)

2) Sumirah Almisani (Manajer Operasional) 3) Samabiyanto (Manajer Marketing)

4) Rausin Arman(Manajer Cabang 01-Depok) 5) Asep Soufian (Manajer Cabang O2-BSD) 6) Sutanto S (Manajer Cabang Pemimpin) b. Pengurus BMT Al-Munawwarah adalah :

1) Drs. H. Achyar Said Kabasaran (Ketua) 2) H. Sukamdi (Sekretaris)

3) Hendrian (Bendahara)

c. Pengawas BMT Al-Munawwarah adalah : 1) HM. Sugeng Hidayat (Ketua)

2) HM. Arief Ismail, MH., Mhuk. (Anggota)

3) Prof. Dr. H. Gatot Suradji, MM., MSc. (Anggota) d. Dewan Pengawas Syariah adalah :

1) Dr. Hj. Euis Amalia, M.Ag (Ketua) 2) Dr. H. Ali Rahmat, LC, MSc (Anggota) 3) KH. Baharuddin (Anggota)

7

BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.


(59)

4. Legalitas Dan Badan Hukum, terdiri dari : a. Status Hukum : Koperasi Syariah

b. Nomor Akta : No.518/26/BH/Dis KUK c. Nomor Domisili : No.517/42-Kel.PT/2010 d. Nomor NPWP : No.02.289.745.8-411.000 e. Nomor TDP : No.30.08.2.65.00016

f. Nomor SIUP : No.503/000677-BP2T/30-08/PK/VII/2010.8

B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah

Baitul Maal merupakan bagian dari kegiatan CSR (sosial) nya BMT Al-Munawwarah yang meliputi :

1. Penghimpunan Dana, terdiri dari : a. Zakat

b. Infaq c. Shodaqoh d. Wakaf

2. Penyaluran Dana, terdiridari : a. Bea-Pendidikan

b. Sumbangan Kemanusiaan

c. Sumbangan Lembaga Keagamaan d. Sosial Keagamaan

8

BMT Al-Munawwarah, ”struktur BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/struktur.htm.


(60)

46

Produk dan layanan diperuntukkan bagi anda yang mengutamakan prinsip syari’ah disertai kenyamanan, keamanan, keleluasaan dan kemudahan bertransaksi. Berbagai produk BMT Al-Munawwarah adalah : 1. Penghimpunan Dana (Funding)

a. Simpanan/Tabungan INSANI (Investasi Syari’ah Non Ribawi) b. Pembiayaan/Pinjaman Dari Pihak Lain

c. Penanaman/Penyertaan Modal 2. Penanaman Dana (Financing)

a. Sistem Bagi-Hasil (Mudharabah dan Musyarakah) b. Sistem Jual-Beli (Murabahah)

c. Sistem Jasa (Ijarah Multijasa, Hiwalah, Pembiayaan Pembayaran Rekening Telepon).9

C. Profil BMT Al-Fath IKMI

1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Fath IKMI

BMT Al-Fath IKMI bermula dari salah satu pengajian rutin di daerah Kedaung, setelah sekian lama berjalan, terciptalah ide untuk mengembangkan pengajian itu di bidang ekonomi dan pemberdayaan rakyat bawah untuk mendirikan balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan “Baitul Maal wat Tamwil” yang bisa menerima titipan BAZIS dari dana zakat, infaq dan shadaqah.10

9

BMT Al-Munawwarah, ”produk BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/produk.htm.

10

BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil.


(61)

BMT Al-Fath IKMI mulai beroperasi pada tanggal 11 Oktober 1996 dan mulai diresmikan pada tanggal 3 November 1996 oleh pendiri yang berjumlah 25 orang sebagai Baitul Maal wa Tamwil. Mereka berasal dari berbagai komponen yang berbeda seperti pedagang, guru, dan pegawai swasta yang rata-rata berdomisili di daerah Kedaung. Nama “AL -FATH”, diambil darisebuah nama Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang berada di daerah Kedaung. Keterkaitan antara TPA Al-Fath IKMI dan BMT Al-Fath IKMI hanya sekedar hubungan secara emosional, akan tetapi secara struktural tidak ada hubungan sama sekali.11

Visi :

Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala.

Misi:

a. Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi. b. Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah.

c. Membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

Fungsi :

Menjalin Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) melalui pemungutan dan penyaluran Zakat, Infaq, dan Shadaqah serta memasyarakatkannya, dan menunjang pemberdayaan ummat melalui

11

BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil.


(62)

48

program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian bea siswa dan santunan bagi kaum dhu'afaa.

Tujuan :

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.12

Struktur Organisasi 2012-201513

Nama : KJKS BMT Al Fath IKMI JAKSEL

Pendirian : 13-Okt-96

Badan Hukum : 650/BH/KWK.10/VI/1998

Akte Perubahan : 518/BH/PAD/Koperasi/2005

NPWP : 02.021.735-2.411.000

SIUP : 1086/10-04/PK/XII/2000

Jumlah Pendiri : 34 Orang 1 lembaga

Dewan Pengawas :

Ketua : Drs. Mustakim Kurdi, MA

Anggota : H. Faried Hidayat

H. Kapsulani, SE, MM

Dewan Pengurus :

12

BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil

13


(63)

Ketua : Drs. Budiyono, M.Pd.

Wakil Ketua :

Bidang Pendanaan dan Umum : H. Z. Arifin Listanto

Bidang Pembiayaan dan Pembinaan

Mitra : H. Abdul Rahim

Sekretaris : Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH

Bendahara : H. Djaelani

Pengelola Kantor Pusat :

Manager Tamwil : Saimin

Manajer Maal : H.Imam Turmudzi Ms.

Kabag Operasional : Suryadi

Account Officer : Robi Sugara

Remedial Pembiayaan : Cecep Nurjaya

Audah Arfah

Parjan

Remedial Pendanaan : Suheri Junianto

Aldiansyah

Naufal Safiq

Tony Hidayat Sidik

Pembukuan : Neneng Syarifah

Adm Pembiayaan : Salahudin Arif

Head Teller : Harum Sulistio Rini


(64)

50

Teller : Nurmilati

Pengelola Kantor Cabang Jombang :

Kepala Kantor Cabang : Supriyanto

Kabag Operasional : Dodi Kurniawan

Account Officer : Hedi Rusmantoro

Teller : Aisyah

D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI

1. Penghimpunan Dana (Funding)14

a. Prinsip Titipan (Wadiah), dengan produk yang dinamakan TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath).

b. Prinsip Bagi Hasil, dengan produk-produk sebagai berikut: 1) TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath).

Merupakan tabungan/investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki.

2) SIDIK (Simpanan Pendidikan)

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. 3) Simpanan Idul Fitri

Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan Idul Fitri.

14

BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu,


(65)

4) Simpanan Qurban

Yaitu simpanan yang diperuntukkan untuk keperluan pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelangibadahqurban.

5) Simpanan Nikah

Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan.

6) Simpanan Haji

Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali.

2. Penyaluran Dana (Lending)15 a. PembiayaanMudharabah b. Pembiayaan Musyarakah c. Piutang Mudharabah

Ada banyak manfaat BMT Al-Fath IKMI, diantaranya adalah :16 1) Membantu program keuangan mitra

2) Aman dan menentramkan, karena berdasarkan syari’ah 3) Memperoleh bagi hasil (bonus) setiap bulan

4) Dapat dijadikan sebagai jaminan untuk pembiayaan.

15

BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=produk

16

BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu,


(66)

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pola Pengembangan Produk Pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al- Fath Dalam Meningkatkan Keunggulan bersaing.

1. BMT Al-Munawwarah.

Produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Al-Munawwarah kebanyakan hanya produk funding dan financing seperti tabungan, deposito, jasa layanan, pembiayaan, termasuk mudharabah. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah yaitu kebutuhan mitra dan juga kebutuhan BMT itu sendiri.1

Ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan pada BMT Al-Munawwarah dalam mengembangkan produk agar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya adalah sebagai berikut:2

a. Ancaman:

1) Dari segi produk, jarang melakukan terobosan. Artinya permintaan nasabah tidak banyak, tetapi pesaing semakin banyak.

2) Banyak koperasi biasa yang sebenarnya konvensional, tetapi mereka prakteknya mengikuti syariah. Artinya mereka meniru praktek syariah kita.

3) Banyak bank-bank besar yang sekarang masuknya ke mikro juga.

1

Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang, Kamis 11 Juli 2013, Pukul 09:00 WIB.

2 Ibid.


(67)

b. Peluang : Kemungkinan adanya itu jadi kita berpikir, strategi apa yang mau kita kembangkan.

c. Kekuatan : Biasanya kalau produk funding kita melihat dalam nisbah bagi hasilnya.

d. Kelemahan :3

1) Dilihat dari nisbah hasilnya. Pada saat profitnya atau bagi hasilnya tinggi, maka akan semakin tinggi juga lonjakannya.

2) Pada produk financing biasanya lebih mudah dan cepat. Kita langsung ke pedagang-pedagang seperti pedagang sayur. Sedangkan ke pelaku UKM atau lembaga sesama UKM malah sedikit.

Pengembangan produk yang lain juga dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah yaitu dengan melihat permintaan pasar atau kebutuhan nasabah atau mitra. Biasanya kita kalau untuk pengembangan produk itu sesuai dengan permintaan pasar atau kebutuhan nasabah atau mitra, artinya kalau banyak nasabah yang kira-kira tanya tentang ada atau tidaknya produk yang nasabah inginkan, baru kita akan mengeluarkan produk tersebut sesuai dengan tingkat kebutuhan nasabah atau mitra.

Produk yang dikembangkan itu masih produk baru dan bisa juga produk yang lama. Jadi ada dua kemungkinan, yaitu pengembangan

3

Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)