Pengujian Pemadatan Tanah (Proctor Standar) ASTM D 689

2.8 Pengujian Pemadatan Tanah (Proctor Standar) ASTM D 689

Menurut Bowles (1989) keuntungan yang diperoleh dengan melakukan pemadatan tanah yaitu: Menurut Bowles (1989) keuntungan yang diperoleh dengan melakukan pemadatan tanah yaitu:

b. Bertambahnya kekuatan tanah.

c. Berkurangnya volume akibat berkurangnya kadar air pada saat pengeringan. Pada umumnya pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium terdiri dari 2 macam, yakni Standard Proctor AASHTO T 99 (ASTM D 689) dan Modified Proctor AASHTO T 180 (ASTM D 1557). Kedua cara pemadatan tersebut yaitu:

1. Pemadatan standart, menggunakan alat penumbuk 2,5 kg, tinggi jatuh 30 cm, dan jumlah lapisan 3 lapis dengan energy pemadatan sebesar 593 kJ/m 3 .

2. Pemadatan modified, dengan alat penumbuk 5,5 kg, tinggi jatuh 45,7 cm dan jumlah lapisan 5 lapis dengan energy pemadatan sebesar 2694 kJ/m 3 .

Aplikasi · Pemadatan standart digunakan untuk memeriksa kepadatan lapisan tanah

dasar dan timbunan. · Pemadatan modified digunakan untuk memeriksa kepadatan lapisan pondasi

suatu jalan. Spesifikasi alat: Keterangan

Modified Berat penumbuk

Standart

10 lb= 5,5 kg Tinggi jatuh

5,5 lb =2,5 kg

18 inch=45,72 cm Diameter cetakan

12 inch=30,48 cm

4 inch=10,16 cm Jumlah tumbukan

4 inch=10,16 cm

1/30 ft³=9,44 cm³ Jumlah lapisan

1/30 ft³=9,44 cm³

3 lapisan

5 lapisan

Pada penelitian ini digunakan Standard Proctor untuk mendapatkan kadar air dan kepadatan kering optimum yang akan digunakan dalam pengujian CBR.

Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah yaitu dengan mengeluarkan udara pada pori-pori tanah yang biasanya mengunakan energi mekanis. Di lapangan, usaha pemadatan dihubungkan dengan jumlah gilasan dari mesin gilas, atau hal lain yang prinsipnya sama untuk suatu volume tanah tertentu. Di laboratorium menggunakan pengujian standar yang disebut uji proctor, dengan cara suatu palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa lapis tanah di dalam sebuah mold. Dengan dilakukan pengujian pemadatan tanah ini maka akan menghasilkan hubungan antara kadar air dengan berat volume.. Tujuan pemadatan adalah memperkecil rongga-rongga udara, karena dalam tanah terdiri atas tiga bagian yaitu : butiran tanah, air dan udara. Compaction (pemadatan) juga bertujuan untuk mendapatkan kadar air optimum. Tingkat kepadatan tanah diukur dari nilai berat volume keringnya (γd). Berat volume kering tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air. Dengan demikian, tanah yang telah selesai dipadatkan di lapangan, dan kemudian berubah kadar airnya (misalnya oleh hujan), maka berat volume kering tetap tidak berubah, sepanjang volume total tanah tetap. Hal ini, karena kepadatan atau berat volume kering dinyatakan ole h γd = W s / V, bila berat butiran (W s ) dan volume total (V) tetap, maka juga γd tetap. Derajat kepadatan tanah diukur dari berat volume keringnya, hubungan berat volume kering (γd), berat volume basah (γb) dan kadar air (w) dinyatakan dengan persamaan

(2.7) Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut pemadatan. Oleh akibat beban dinamis, butir-butir tanah merapat satu sama lain sebagai akibat berkurangnya rongga udara.

Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat memberikan kuat geser tinggi. Stabilitas terhadap sifat kembang- susut tergantung dari jenis kandungan mineralnya. Sebagai contoh, lempung montmorillonite akan mempunyai kecendurangan yang lebih besar terhadap perubahan volume dibanding dengan lempung kaolinite. Lempung padat mempunyai permeabilitas yang rendah dan tanah ini tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktu sangat basah (jenuh). Bekerja dengan tanah lempung yang sangat basah akan mengalami banyak kesulitan, karena pada saat lempung dipadatkan, air sulit mengalir ke luar dari rongga pori lempung. Air yang tidak mau ke luar dari rongga pori tanah ini menyebabkan butiran sulit merapat satu sama lain saat dipadatkan.

2.9.1 Penentuan Kadar Air Optimum

Tujuan pemadatan diantaranya untuk memadatkan tanah dalam keadaan kadar air optimum, sehingga udara dalam pori-pori tanah akan keluar. Untuk mengetahui kadar air yang optimum pada tanah, maka dilakukan pengujian pemadatan proktor standar, pengujian tersebut dilakukan dengan pemadatan sampel tanah basah (pada kadar air terkontrol) dalam suatu cetakan dengan jumlah 3 lapisan. Setiap lapisan Tujuan pemadatan diantaranya untuk memadatkan tanah dalam keadaan kadar air optimum, sehingga udara dalam pori-pori tanah akan keluar. Untuk mengetahui kadar air yang optimum pada tanah, maka dilakukan pengujian pemadatan proktor standar, pengujian tersebut dilakukan dengan pemadatan sampel tanah basah (pada kadar air terkontrol) dalam suatu cetakan dengan jumlah 3 lapisan. Setiap lapisan

Kadar air yang memberikan berat kering yang maksimal disebut kadar air optimum. Untuk tanah berbutir halus dalam mendapatkan kadar air optimum digunakan batas plastisnya. Buat kurva hubungan antara kadar air (w) sebagai absis

dan berat volume tanah kering sebagai ordinat, puncak kurva sebagai nilai (γ d maks), kurva yang digunakan adalah kurva dari uji pemadatan tanah (proctor standart). Dari titik puncak ditarik garis vertikal memotong absis, pada titik ini adalah kadar air optimum seperti yang terlihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Kurva hubungan kadar air dengan berat volume kering (Das, 1994)