Manfaat Penelitian Tahun Pertama

17

B. Manfaat Penelitian Tahun Pertama

Penelitian ini sangat penting sebagai suatu bentuk implementasi riel dengan model dan metoda pelaksanaan yang terukur dan memiliki visibilitas tinggi dalam tataran praktis dari konsep pemberdayaan dan kemitraan. Model yang bersifat aplikatif ini perlu dan mendesak sekali untuk diteliti agar konsep yang digulirkan tidak hanya berhenti pada tataran teoritik seperti yang selama ini terjadi pada dunia pendidikan kita. Dari sisi metodologis penelitian ini merupakan suatu upaya memadukan antara penanganan masalah sosial, penanganan krisis pendidikan dan penanganan pendidikan bagi siswa-siswa berkebutuhan khusus yang menuntut tingkat parsitipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat. Dengan demikian akan didapatkan suatu model terpadu yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan pendidikan, permasalahan sosial, dan penanganan sistem kemitraan antar pakar yang berkepentingan dalam pendidikan inklusif. Hal ini penting dilakukan agar pola penanganan permasalahan pendidika khususnya untuk pemenuhan kebutuhan bagi siswa yang berkebutuhan khusus lebih terintegrasi. Penelitian ini juga penting untuk membangun budaya kemitraan sehingga terbangun suatu komunitas pendidikan yang mampu menjalin hubungan yang saling menguntungkan simbiosis mutualisme . Pola ini efektif baik untuk menyelesaikan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan khusus bagi siswa-siswa penyandang cacat. pengelaman belajar yang realistik seperti praktikum yang melibatkan kegiatan eksperimen dan demonstrasi sangat diperlukan dalam pembelajaran sains. Padahal keterbatasan fisik karena ketunaan sangat menggangu bagi siswa penyandang ketunaan baik disekolah umum pendidikan inklusif maupun di sekolah khusus penyandang cacat. Untuk itulah maka dengan penelitian ini sangat penting karena berupaya mengambangkan suatu model praktikum yang dapat dilakukan oleh siswa penyandang ketunaan. Beberapa manfaat lain dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritik pengembangan model praktikum sains untuk siswa penyandang ketunaan dapat dijadikan model untuk diterapkan baik di sekolah inklusif maupun SLB. 18 2. Produk alat-alat praktikum yang dihasilkan dapat dipatenkan dan dijadikan alat standar untuk pembelajaran sains bagi penyandang ketunaan, baik yang secara khusus penyandang ketunaan tertentu tuna netra, tuna daksa, dll maupun yang dapat digunakan secara umum. 3. Pengembangan strategi pembelajaran dapat dijadikan rujukan bagi guru-guru yang menangani siswa penyandang ketunaan. 4. Model, LKS, dan pedoman kegiatan belajar lainnya dapat digunakan secara masal di sekolah yang membutuhkan. 5. Peneliti dapat melakukan identifikasi mengenai kelayakan peralatan dan perangkat pembelajaran lainnya untuk diproduksi secara masal bekerja sama dengan industri tertentu. 19

BAB III TINJAUAN PUSTAKA