Setting Penelitian Rancangan Penelitian

63

1. Setting Penelitian

Penelitian ini diawali dengan kegiatan analisis mengenai kebutuhan need assesment dari siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di Sekolah Inklusif terutama yang terkait dengan klebutuhan akan praktikum sains. Analisis dilakukan secara kualitatif melalui instrumen wawancara, angket dan observasi langsung dilapangan. Data awal inilah yang dijadikan bahan untuk perancangan penelitian pada tahap perencanaan. Pada tahap persiapan, perancangan prototipe alat yang akan dibuat, penentuan lokasi penelitian, penentuan jumlah sampel dan sebagainya dilakukan di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNY dan Resource Centre SLBN 3 Yogyakarta. Sedangkan pada tahap ujicoba alat, LKS dan instrumen penelitian mengembangkan model dilakukan di Resource Centre SLBN 3 Yogyakarta, dengan melibatkan pakar dan juga praktisi dari resource centre, dosen peneliti, dosen perancang dan pembuatan alat, guru-guru dari sekolah inklusif dan siswa penyandang tuna netra dan low vision. Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan; 1 Resource Centre SLBN 3 Yogyakarta memiliki perangkat penunjang berupa mesin cetak braille mesin pemanas untuk cetak timbul, Talking Computer, dan tenaga ahli profesional bidang pendidikan luar biasa, 2 Lokasi merupakan sumber rujukan bagi semua SLB dan sekolah inklusif untuk seluruh wilayah Provinsi DIY, dan 3 Terdapat siswa penyandang ketunaan sehingga memudahkan untuk ujicoba lapangan. Waktu penelitian yang telah dilaksanakan selama 8 bulan efektif mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai terdapat indikator yang nyata tentang terlaksananya kegiatan praktikum dengan baik dan meningkatnya kemitraan antara perguruan tinggi dan pihak penyelenggara pendidikan inklusif. Kegiatan penelitian ini dibagi dalam lima tahapan sebagai berikut : tahap pertama dimulai dengan analisis mengenai kebutuhan dari masyarakat pemulung terutama yang berkaitan dengan kebutuhan mereka akan pendidikan anak- anaknya. Analisis ini dilakukan baik secara kuantitatif deskriptif maupun secara 64 kualitatif menggunakan instrumen wawancara,angket dan observasi langsung di lapangan. Tahap kedua penelitian diarahkan pada pengembangan produk alat praktikum khusus untuk siswa penyandang tunanetra dan perangkat pendukungnya seperti LKS dan instrumen evaluasi pelaksanaan pembelajaran. Tahun pertama ini melibatkan beberapa sekolah di Provinsi DIY. Keluaran yang didapat dari tahun pertama adalah produk berupa alat praktikum, LKS khusus untuk siswa penyendang ketunaan, kemitraan dengan penyelenggara pendidikan inklusif. Tahap ketiga adalah tahapan penambahan jumlah produk alat praktikum khusus untuk penyandang tunanetra serta diseminasi yang melibatkan seluruh siswa penyandang tuna netra tingkat SLTP dan SLTA di provinsi DIY . Tahap keempat adalah tahapan untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian indikator kinerja dan merefleksikannya untuk perbaikan model alat-alat yang dikembangkan dan model kemitraan yang saling menguntungkan. Sedangkan pada tahap kelima dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap keseluruhan proses, hal ini dilakukan karena upaya mengetahui pencapaian indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan kemitraan memerlukan keberlanjutan. Di tahap kelima ini pula di sosialisasikan strategi untuk menjaga kelangsungan program suistainability yang didapatkan sebagai hasil penelitian ini.

2. Prosedur Penelitian