Proses Absorbsi Emisi Spontan Emisi Stimulasi

2.2 Laser

Laser Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation adalah penguatan cahaya melalui radiasi emisi yang terstimulasi Halliday dan Resnick.1978. Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus. Cara kerjanya mencakup optika dan elektronika. Para ilmuwan biasa menggolongkannya dalam bidang elektronika kuantum. Sebetulnya laser merupakan perkembangan dari MASER, huruf M disini singkatan dari Microwave, artinya gelombang mikro. Cara kerja maser dan laser adalah sama, hanya saja mereka bekerja pada panjang gelombang yang berbeda. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu, sedangkan maser memancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang jauh lebih panjang, sekitar 5 cm, lebih pendek sedikit dibandingkan dengan sinyal TV - UHF. Laser yang memancarkan sinar tampak disebut laser - optik. Pikatan,Suganta. 1991

2.2.1 Proses Terjadinya Laser

Terjadinya laser sudah diramalkan jauh hari sebelum dikembangkannya mekanika kuantum. Pada tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran imbas pada peristiwa radiasi agar dapat menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yang sedang menyerap dan memancarkan radiasi. Menurut dia ada 3 proses yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu : serapan, pancarn spontan disebut fluorensi dan pancaran terangsang atau lasing dalam bahasa Inggrisnya, artinya memancarkan laser. Proses yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain karena pada keadaan normal serapan dan pancaran spontan sangat dominan. Satoto, Dwi.2007

2.2.1.1 Proses Absorbsi

Proses absrobsi adalah sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke keadaan tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan foton berenergi h � h = konstanta Planck dan dengan frekuensi foton tersebut v. Setelah beberapa saat berada di tingkat tereksitasi segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah. Transisi atom dari energi E 1 ke E 2 , disebabkan oleh adanya energi foton dari luar dengan frekuensi : � = � 2 − � 1 ℎ 2.2 dimana : h = konstanta Planck = 6,625 . 10 -34 J s � = frekuensi energi foton yang diserap E 2 = energi tingkat atas E 1 = energi tingkat bawah Proses absorbsi dapat diilustrasikan pada Gambar 2.2 berikut ini : Gambar 2.2 Proses absorbsi

2.2.1.2 Emisi Spontan

Ketika sebuah electron berada dalam keadaan energy tereksitasi, electron tersebut akan kekurangan energy karena melepaskan sebuah foton radiasi mengalami transisi menuju keadaan dasarnya dan memancarkan foton. kejadian ini disebut emisi spontan dan foton yang dipancarkan dalam arah dan fase yang acak. Proses emisi spontan dapat diilustrasikan pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.3 Proses emisi spontan

2.2.1.3 Emisi Stimulasi

Emisi stimulasi adalah emisi foton yang diemisikan pada saat terjadi trasnsisi dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah, yang disebabkan oleh foton yang berinteraksi dengan atom suatu materi. Proses emisi stimulasi dapat diilustrasikan pada gambar 2.4 berikut ini : Gambar 2.4 Proses emisi stimulasi Apabila atom yang masih dalam keadaan eksitasi E 2 ditumbuk oleh foton yang berenergi h � , maka atom akan terdorong untuk melakukan transisi ke E 1 dengan memancarkan foton pula. Misalkan pada tingkat energi E 2 ini terdapat n 2 atom, maka akan lebih banyak lagi atom-atom yang terstimulasi . Karena peristiwa tersebut, terjadi penguatan amplifikasi cahaya. Tetapi untuk mencapai keadaab amplifikasi ini harus lebih banyak atom yang terdapat pada keadaan tingkat energi eksitasi E 2 daripada atom yang mempunyai tingkat energi dasar E 1 . Pada transisi diemisikan dua buah foton, yang distimulasi dan foton yang menstimulasi. Svelto,Orazio.2010

2.2.2 Kompenen Laser