Spektrum Elektromagnetik Laser Pulsa

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Spektrum Elektromagnetik

Spektrum elektromagnetik adalah daerah jangkauan panjang gelombang yang merupakan bentang radiasi. Hendrich hertz 1857 – 1894 adalah orang pertama kalinya menguji hipotesis Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik. Ia mendeteksi gelombang. Panjang gelombang cahaya tampak mempunyai rentang antara 4,0 x 10 -7 m hingga 7,5 x 10 -7 m atau 400 nm – 750 nm dan cahaya tampak yaitu radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Frekuensi cahaya tampak dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini ; � = � . � ���� � = � � 2.1 Dengan f adalah frekuensi gelombang Hz, � adalah panjang gelombang m dan c adalah laju cahaya 3x10 8 ms . Berikut adalah gambar gelombang elektromagnetik dari beberapa banyak jenis radiasi panjang gelombang yaitu gelombang radio, gelombang mikro, radiasi inframerah,cahaya tampak, radiasi ultraviolet, sinar X dan sinar gamma. Gambar 2.1 Gelombang Elektromagnetik https:id.wikipedia.orgwikiSpektrum_elektromagnetik

2.2 Laser

Laser Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation adalah penguatan cahaya melalui radiasi emisi yang terstimulasi Halliday dan Resnick.1978. Laser merupakan sumber cahaya koheren yang monokromatik dan amat lurus. Cara kerjanya mencakup optika dan elektronika. Para ilmuwan biasa menggolongkannya dalam bidang elektronika kuantum. Sebetulnya laser merupakan perkembangan dari MASER, huruf M disini singkatan dari Microwave, artinya gelombang mikro. Cara kerja maser dan laser adalah sama, hanya saja mereka bekerja pada panjang gelombang yang berbeda. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu, sedangkan maser memancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang jauh lebih panjang, sekitar 5 cm, lebih pendek sedikit dibandingkan dengan sinyal TV - UHF. Laser yang memancarkan sinar tampak disebut laser - optik. Pikatan,Suganta. 1991

2.2.1 Proses Terjadinya Laser

Terjadinya laser sudah diramalkan jauh hari sebelum dikembangkannya mekanika kuantum. Pada tahun 1917, Albert Einstein mempostulatkan pancaran imbas pada peristiwa radiasi agar dapat menjelaskan kesetimbangan termal suatu gas yang sedang menyerap dan memancarkan radiasi. Menurut dia ada 3 proses yang terlibat dalam kesetimbangan itu, yaitu : serapan, pancarn spontan disebut fluorensi dan pancaran terangsang atau lasing dalam bahasa Inggrisnya, artinya memancarkan laser. Proses yang terakhir biasanya diabaikan terhadap yang lain karena pada keadaan normal serapan dan pancaran spontan sangat dominan. Satoto, Dwi.2007

2.2.1.1 Proses Absorbsi

Proses absrobsi adalah sebuah atom pada keadaan dasar dapat dieksitasi ke keadaan tingkat energi yang lebih tinggi dengan cara menumbukinya dengan foton berenergi h � h = konstanta Planck dan dengan frekuensi foton tersebut v. Setelah beberapa saat berada di tingkat tereksitasi segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah. Transisi atom dari energi E 1 ke E 2 , disebabkan oleh adanya energi foton dari luar dengan frekuensi : � = � 2 − � 1 ℎ 2.2 dimana : h = konstanta Planck = 6,625 . 10 -34 J s � = frekuensi energi foton yang diserap E 2 = energi tingkat atas E 1 = energi tingkat bawah Proses absorbsi dapat diilustrasikan pada Gambar 2.2 berikut ini : Gambar 2.2 Proses absorbsi

2.2.1.2 Emisi Spontan

Ketika sebuah electron berada dalam keadaan energy tereksitasi, electron tersebut akan kekurangan energy karena melepaskan sebuah foton radiasi mengalami transisi menuju keadaan dasarnya dan memancarkan foton. kejadian ini disebut emisi spontan dan foton yang dipancarkan dalam arah dan fase yang acak. Proses emisi spontan dapat diilustrasikan pada gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.3 Proses emisi spontan

2.2.1.3 Emisi Stimulasi

Emisi stimulasi adalah emisi foton yang diemisikan pada saat terjadi trasnsisi dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah, yang disebabkan oleh foton yang berinteraksi dengan atom suatu materi. Proses emisi stimulasi dapat diilustrasikan pada gambar 2.4 berikut ini : Gambar 2.4 Proses emisi stimulasi Apabila atom yang masih dalam keadaan eksitasi E 2 ditumbuk oleh foton yang berenergi h � , maka atom akan terdorong untuk melakukan transisi ke E 1 dengan memancarkan foton pula. Misalkan pada tingkat energi E 2 ini terdapat n 2 atom, maka akan lebih banyak lagi atom-atom yang terstimulasi . Karena peristiwa tersebut, terjadi penguatan amplifikasi cahaya. Tetapi untuk mencapai keadaab amplifikasi ini harus lebih banyak atom yang terdapat pada keadaan tingkat energi eksitasi E 2 daripada atom yang mempunyai tingkat energi dasar E 1 . Pada transisi diemisikan dua buah foton, yang distimulasi dan foton yang menstimulasi. Svelto,Orazio.2010

2.2.2 Kompenen Laser

Secara umum suatu alat laser terdiri 3 komponen, yaitu media laser gain medium, sumber energi pemompa pumping source, dan resonator. 1. Medium laser, dapat berupa benda padat, cair maupun gas. Medium laser juga dapat berfungsi sebagai penguat optik ketika cahaya melewatinya yang berasal dari sumber lainnya.Rachmanto,Arif.2012. Contoh medium laser yang digunakan untuk pembangkit laser dapat berupa kristal, gas, semikonduktor, zat cair dan bahan kimia. 2. Resonansi, terdiri dari 2 cermin yaitu ; cermin yang memantulkan cahaya sepenuhnya dan cermin yang meneruskan sebagian cahaya yang ditempatkan di ujung rongga optic. 3. Sumber energy pompa, baik mekanis maupun optik. Sumber energy berfungsi untuk memompa atom – atom didalam media laser ke tingkat energy yang lebih tinggi. Atom – atom yang telah berada di tingkat energy yang tinggi akan mengakibatkan inversi populasi dalam jumlah yang sama dan secara spontan melepaskan foton – foton cahaya. Foton – foton tersebut dipantulkan diantara kedua cermin, saling menabrak dan menghasilkan emisi yang lebih terstimulasi. Energy foton pada panjang gelombang dan frekuensi yang sama keluar melalui cermin penerus sebagai cahaya dan membentuk sinar laser. Hanim,Aisyah.2004 3 2 4 5 1 C1 = 100 C2 = 100 Laser Gambar 2.5 Dasar komponen sebuah laser ; 1 sumber energy, 2 pasokan energy untuk medium, 3 dan 4 jarak sepasang cermin, 5 radiasi yang keluar melalui cermin 4 Jurgen R.Meyer, 1989

2.2.3 Karakteristik Sinar Laser

Laser merupakan suatu sinar yang memiliki karakteristik monokromatis yaitu semua photon memiliki satu panjang gelombang dan satu warna, bersifat kolimasi berarti sinar laser sejajar, utuh, tidak menyebar dan sangat terarah dan koheren yaitu semua photon tetap berada pada phase yang sama temporal dan menuju kearah yang sama spatial. Suliyanti,M.M.2013 Sinar laser tidak seperti sinar biasa lainnya, sinar laser memiliki sifat tersendiri pada sinar yang dihasilkannya yaitu ; 1. Monokromatik artinya satu panjang gelombang saja yang dihasilkan. Keuntungan dari sinar monokromatis untuk partikel yaitu absorpsi dan ablasi dapat ditargetkan pada kromophore-kromophore spesifik yang bergantung pada panjang gelombang tertentu. 2. Koheren artinya pada frekuensi yang sama dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, terkonsentrasi,dan terkoordinir dengan baik. Keuntungan dari sinar kolimasi dan koheren yaitu kemampuan untuk memfokuskan sinar pada target yang sangat kecil. 3. Kolimasi ; artinya adalah sinar laser sejajar, utuh, tidak menyebar dan sangat terarah. Keuntungan dari sinar kolimasi dan koheren kemampuan untuk memfokuskan sinar pada target yang sangat kecil. Kurniawati,Desy.2012

2.3 Laser Pulsa

Laser yang sudah dikembangkan saat ini terdiri berdasarkan sifat keluarannya, jenis laser dapat dibagi dalam dua kategori yaitu laser kontiniu dan laser pulsa. Operasi pulsa, berkas laser yang dihasilkan berubah terhadap waktu secara bolak-balik dengan mode on dan off. Laser Pulsa, dapat dihasilkan dengan teknik Q-switching , mode terkunci modelocking atau gain switching. Berikut penjelasannya ; a. Q-Switching, laser pulsa biasanya dibuat dengan tujuan untuk menghasilkan power laser yang sangat besar dengan waktu radiasi yang singkat. Proses Q- switch terjadi pada resonator laser dari modulasi efek elektrooptik, bertujuan untuk menghasilkan sinar laser berupa pulsa pendek dengan daya tinggi. Aprasari, Retna.2011. b. Pada mode locking, frekuensi laser yang pada awalnya hanya terdapat satu jenis frekuensi diatur dengan merubah panjang gelombangnya sehingga “seolah – olah” menjadi lebih banyak gelombang. sehingga, hasil gelombang keluaran yang lebih banyak tadi akan saling “menguatkan” atau “melemahkan”, sehingga tercipta frekuensi yang kuat dan lemah. c. Gain switching, yakni dengan menggunakan sebuah transistor. Dalam hal ini, material yang digunakan adalah materi kaca yang menjadi penyelubung transistor. Transistor diselubungi dengan material khusus yang mengakibatkan energi dari transistor terkumpul menjadi besar. Sehingga, pada suatu saat dalam keadaan energi yang cukup besar, energi itu mampu menembus material tadi yang keluarannya berupa cahaya. Ketika energi yang terkumpul tadi semakin sedikit, maka material tadi akan kembali menyelubungi rangkaain transistor. Siegmen, Anthony E. 1986 Adapun karakteristik dari laser pulsa yaitu seperti pada Tabel 2.1 dibawah ini ; Tabel 2.1 Jenis – Jenis Karakteristik Laser Pulsa Laser Panjan gelombang Lebar Pulsa Energy keluaranpulsa Laju repetisi Free-running rubby laser 694.3 nm 10 ms – 1 ms 100 mJ – 10 J 0.5 – 10 Hz Q-Switch ruby laser 694.3 nm 10 – 50 ms 50 – 500 mJ 0.5 – 10 Hz Free-running Nd-YAG Laser 1064 nm 10 ms – 1 ms 100 mJ – 10 J 1 – 20 Hz Q-switch Nd-YAG laser 1064 nm fundamental 532 nm 2nd harmonic 266 nm 4rd harmonic 30 ps – 50 ns 10 – 500 mJ 1 – 20 Hz TEA-CO2 laser 10.6 mm 100 ns 50 mJ – 10 J 1 – 20 Hz Excimer 222 nm KrCl,248 nm KrF, 308 nm 10 – 50 ns 10 – 100 mJ 1 – 100 Hz XeCl 351 nm XeF N2 laser 337 nm 2 – 5 ns 1 – 10 mJ 1 – 10 Hz

2.4 Laser Nd:YAG