53. Laju Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 2010-2013

Tabel 4.53. Laju Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 2010-2013

Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

0,15 0,08 Sumber: BPS PDRB Kab Kota DIY 2000-2012,

Perubahan (%)

BRS DIY No 11/ 2013 dan BRS DIY no 11/2014, diolah

Melihat tabel 4.49 tentang laju pertumbuhan ekonomi DIY menunjukkan bahwa kinerja laju pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun 2010-2013 cenderung mengalami kenaikan. Tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi masih sebesar 4,53 persen tetapi tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi DIY sudah mencapai 5,40 persenPerubahan laju pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2011-2013 meskipun tetap positif, tetapi cenderung mengalami penurunan. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi DIY hanya meningkat 0,08 persen, padahal Melihat tabel 4.49 tentang laju pertumbuhan ekonomi DIY menunjukkan bahwa kinerja laju pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tahun 2010-2013 cenderung mengalami kenaikan. Tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi masih sebesar 4,53 persen tetapi tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi DIY sudah mencapai 5,40 persenPerubahan laju pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2011-2013 meskipun tetap positif, tetapi cenderung mengalami penurunan. Dari tahun 2012 ke tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi DIY hanya meningkat 0,08 persen, padahal

b. Kabupaten Kulon Progo

Dalam 3 tahun terakhir (tahun 2011, 2012 dan 2013), tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo cenderung fluktuatif. Pada tahun 2011 tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo sebesar 5,36 persen kemudian mengalami penurunan menjadi 4,96 persen pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 naik kembali menjadi 5,71 persen. Pada tahun 2013tersebut tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo menempati peringkat ke 2 di DIY di bawah Kabupaten Gunung Kidul.

Lapangan usaha (sektor) Pertanian memegang peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo, dan nilai PDRB sektor Pertanian ini paling tinggi dibandingkan lapangan usaha dominan lainnya seperti Jasa-jasa; perdagangan dan transportasi. Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013, Kabupaten Kulon Progo menempati posisi ke dua di DIY untuk rata-rata penguasaan lahan per

rumah tangga pertanian dengan penguasaan lahan seluas2.978 m 2 .

Tabel 4.54. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2013

Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

-0,4 0,75 Sumber: BPSPDRB Kab Kota DIY 2000-2012,

Perubahan (%)

BRS DIY No 11/ 2013 dan BRS DIY no 11/2014, diolah

c. KabupatenBantul

Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul selama 2010-2013 mengalami fluktuatif, tetapi tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul cukup tinggi. Tahun 2011 sebesar 5,36 persen; tahun 2012 menjadi 4,96 persen. Pada tahun 2013 tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantul menempati peringkat ke tiga dari seluruh Kabupaten/Kota di DIY yaitu sebesar 5,37persen.

Sektor Pertanian di Kabupaten Bantul merupakan sektor kedua dalam rangking lapangan usaha dominan di Kabupaten Bantul. Posisinya di bawah sektor Perdagangan, tetapi diatas sektor Industri, Jasa-jasa, dan Konstruksi yang menduduki 5 sektor dominan di Kabupaten Bantul. Berdasarkan sensus Pertanian yang dilaksanakan pada tahun 2013, rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga

pertanian seluas 1.588 m 2 atau menempati urutan ke empat dari seluruh kabupaten/kota di DIY.

Tabel 4.55. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bantul Tahun 2010-2012

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

-0,41 0,08 Sumber: BPSPDRB Kab Kota DIY 2000-2012,

BRS DIY No 11/ 2013 dan BRS DIY no 11/2014, diolah

d. KabupatenGunung Kidul

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunung Kidul dari tahun 2010-2011 mengalami kenaikan dari 4,15 persenmenjadi 4,74persen. Semakin membaiknya ekonomi di kabupaten ini menjadikan di tahun 2012laju pertumbuhan ekonomi menjadi 4,80 persen. Pada tahun 2013 ekonomi Kabupaten Gunung Kidul mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 6,03 persen. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gunung Kidul yang tinggi tersebut ditopang oleh kontribusi sektor pertanian dan sektor pertambangan yang cukup tinggi dalam PDRB Gunung Kidul.Berdasarkan sensus pertanian tahun 2013, untuk rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanianKabupaten Gunung Kidul menempati peringkat pertama

dari kelima kabupaten/kota di DIY. Luas lahan yang dikuasai sebesar 3.869 m 2 .

Tabel 4.56. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2010-2012

Tahun

Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

0,06 1,23 Sumber: BPS PDRB Kab Kota DIY 2000-2012

Perubahan

BRS DIY No 11/ 2013 dan BRS DIY no 11/2014, diolah

e. Kabupaten Sleman

Periode 2011-2013 tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sleman cukup tinggi, yaitu di atas angka 5,35 persenpertahun. Pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman sebesar 5,64; tahun 2012 sebesar 5,37persen dan tahun 2013 sedikit menurun menjadi hanya 5,36 persen. Pada tahun 2013laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman menempati peringkat ke empat dari kelima Kabupaten/Kota di DIY.

Sektor Pertanian menjadi salah satu sektor yang dominan di Kabupaten Sleman, karena di kabupaten ini memiliki kualitas tanah pertanian yang subur, sehingga dihasilkan produktivitas lahan yang cukup baik. Kabupaten Sleman memiliki rata-

rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanian seluas 1.971 m 2 atau menempati peringkat ke tiga setelah Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten

Kulon Progo.

Tabel 4.57. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sleman Tahun 2010-2012

Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

-0,27 -0,01 Sumber: BPS PDRB Kab Kota DIY 2000-2012

Perubahan

BRS DIY No 11/ 2013 dan BRS DIY no 11/2014, diolah

f. Kota Yogyakarta

Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Yogyakarta tahun 2011 cukup tinggi,yaitu sebesar 6,08 persen, kemudian tahun 2012 turun menjadi 5,69 persen danpada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 0,69 menjadi sebesar 5,00 persen. Pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta merupakan yang terrendah diantara kelima Kabupaten/Kota di DIY.