Skema pencapaian target pertumbuhan ekonomi DIY dan kabupaten/kota tahun 2013-2017 yang didasarkan pada RPJMD DIY 2012-2017.

2. Skema pencapaian target pertumbuhan ekonomi DIY dan kabupaten/kota tahun 2013-2017 yang didasarkan pada RPJMD DIY 2012-2017.

2.1. Untuk Kabupaten Kulon Progo, pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,12%; tahun 2014 sebesar 5,12%; tahun 2015 sebesar 5,30%; tahun 2016 sebesar 5,39% dan tahun 2017 sebesar 5,47% yang sesuai dengan target di RPJMD DIY (2013-2017). Selama tahun 2013-2017, lapangan usaha yang dominan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Kulon Progo adalah:(1) Pertanian; (2) Jasa-jasa; (3) Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan (4) Transportasi. Dari keempat lapangan usaha tersebut selama tahun 2013-2017 memberikan kontribusi ke PDRB Kabupaten Kulon Progo sangat besar yaitu 76,18%. Tanpa mengabaikan peran lapangan usaha lainnya, sinergi dari ke empat lapangan usaha ini dapat dijalankan dengan mendorong aktivitas pertanian, pariwisata dan perdagangan sehingga dengan majunya aktivitas ini akan meyebabkan majunya ke empat lapangan usaha tersebut.

2.2. Untuk Kabupaten Bantul, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Kabupaten 2.2. Untuk Kabupaten Bantul, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Kabupaten

2.3. Untuk Kabupaten Gunung Kidul, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2013 sebesar 4,66%; tahun 2014 sebesar 4,78%; tahun 2015 sebesar 4,89%; tahun 2016 sebesar 5,01% dan tahun 2017 sebesar 5,12% yang sesuai dengan target di RPJMD DIY (2013-2017). Selama tahun 2013-2017, lapangan usaha yang dominan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Gunung Kidul adalah (1) Pertanian; (2) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (3) Jasa-jasa; (4) Industri; (5) Konstruksi. Dari ke lima lapangan usaha tersebut selama tahun 2013-2017 memberikan kontribusi ke PDRB KabupatenGunung Kidul sangat besar yaitu 84,87%. Dengan mendorong aktivitas Pertanian, Pariwisata, Industri dan Perdagangan maka akan dapat memajukan ke lima lapangan usaha tersebut. Untuk lebih memajukan aktivitas- aktivitas tersebut maka deperlukannya dukungan sarana dan prasarana yang cukup, seperti ketersediaan bank dan lembaga keuangan lainnya; listrik, telepon, terminal; alat transportasi, kondisi fisik jalan; dan keamanan. Dukungan ini akan dapat lebih membuka daerah-daerah di Gunung Kidul dari kegiatan perdagangan khususnya hasil pertanian dan peternakan sehingga akan lebih dapat meningkatkan kesejahteraan warganya.

2.4. Untuk Kabupaten Sleman, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Kabupaten ini pada tahun 2013 sebesar 5,69%; tahun 2014 sebesar 5,86%; tahun 2015 sebesar 5,93%; tahun 2016 sebesar 6,11% dan tahun 2017 sebesar 6,15% yang sesuai dengan target di RPJMD DIY (2013-2017). Selama tahun 2013-2017, lapangan usaha yang dominan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Sleman adalah (1) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (2) Jasa-jasa; (3) Industri 2.4. Untuk Kabupaten Sleman, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Kabupaten ini pada tahun 2013 sebesar 5,69%; tahun 2014 sebesar 5,86%; tahun 2015 sebesar 5,93%; tahun 2016 sebesar 6,11% dan tahun 2017 sebesar 6,15% yang sesuai dengan target di RPJMD DIY (2013-2017). Selama tahun 2013-2017, lapangan usaha yang dominan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Sleman adalah (1) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (2) Jasa-jasa; (3) Industri

2.5. Untuk Kota Yogyakarta, pencapaian target pertumbuhan ekonomi Di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar 5,80%; tahun 2014 sebesar 6%; tahun 2015 sebesar 6,20%; tahun 2016 sebesar 6,40% dan tahun 2017 sebesar 6,61% yang sesuai dengan target di RPJMD DIY (2013-2017). Selama tahun 2013- 2017, lapangan usaha yang dominan mempengaruhi perekonomian Kota Yogyakarta adalah 1) Perdagangan, Hotel dan Restoran; (2) Transportasi dan Komunikasi; (3) Jasa-jasa; (4) Keuangan, Real Estate; dan Jasa Perusahaan.Dari ke empat lapangan usaha tersebut selama tahun 2013-2017 memberikan kontribusi ke PDRB Kabupaten Sleman sangat besar yaitu 82% Tanpa mengabaikan peran lapangan usaha lainnya, sinergi dari ke empat lapangan usaha ini dapat dijalankan dengan mendorong aktivitas pariwisata, pendidikan dan perdagangan di Kota Yogyakarta sehingga dengan majunya aktivitas ini akan meyebabkan majunya ke empat lapangan usaha tersebut. Untuk terus memajukan perekonomian Kota Yogyakarta, event-event budaya tersebut perlu terus dilestarikan dan dikembangkan serta terus digalinya budaya- budaya lainnya bagi terpeliharanya budaya dan menjadi pendorong perekonomian daerah. Selain itu perhatian pemerintah daerah dan swasta untuk menjadikan aktivitas pendidikan sebagai daya tarik dan multiplier effect perekonomian menjadikan kota Yogyakarta dan DIY tujuan dari pendidikan. Majunya pendidikan di kota ini tidak terlepas juga dari dukungan aktivitas ekonomi lainnya seperti perdagangan, transportasi dan komunikasi; keuangan serta Jasa-jasa, dan antara aktivitas pendidikan dengan lapangan usaha tersebut juga saling mempengaruhi.