Penjelasan Monitoring dan Evaluasi Program Layanan Khusus LSC
2. Penjelasan Monitoring dan Evaluasi Program Layanan Khusus LSC
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pelaksanaan monitoring dilakukan oleh Kepala SIT Sahabat Alam dan Koordinator LSC dengan tujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan program dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan itu. Hasil monitoring ini akan dijadikan bahan evaluasi program nantinya. Tujuan monitoring ini sesuai dengan konsep tentang monitoring berikut ini:
Monitoring merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk melihat atau memantau jalannya penyelenggaraan pendidikan
166 Wawancara dengan Koordinator LSC, 21 April 2017 di Ruang Kelas SIT Sahabat Alam Palangka Raya.
167 Wawancara dengan Koordinator Guru Bantu, 7 April 2017 di Ruang 1 LSC.
inklusif selama kegiatan berlangsung, menilai ketercapaian tujuan, melihat faktor pendukung dan penghambat program penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolahnya. 168
Adapun pada aspek teknis pelaksanaannya, baik SIT Sahabat Alam maupun LSC belum sepenuhnya menerapkan konsep tentang pelaksanaan monitoring yaitu pelaksanaan monitoring harus dilakukan oleh tim khusus yang
kredibel dan didasari oleh instrumen monev yang valid. 169 Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala minimal tiap semester atau satu tahun
pelajaran. 170 Hal ini karena monitoring terhadap program layanan khusus LSC tidak
menggunakan instrumen monitoring dan tidak diprogramkan atau dijadwalkan secara pasti. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada pelaksanaan monitoring, LSC telah melakukan sebagian dari konsep monitoring yaitu pada aspek tujuan monitoring. Namun, pada aspek teknis pelaksanaannya LSC masih belum menerapkan sesuai konsep yang ada.
Adapun data penelitian tentang pelaksanaan evaluasi terhadap program LSC menunjukkan bahwa LSC melakukan evaluasi secara rutin, terjadwal dan berkesinambungan. Evaluasi ini dilakukan persemester, pertiga bulan, perdua minggu, perakhir kegiatan, bahkan setiap kali ditemukan kesulitan atau kendala dalam pelaksanaan layanan khusus terhadap ABK. Sebagai bahan evaluasi, LSC akan menyampaikan laporan dalam rapat kerja SIT Sahabat Alam berdasarkan data tertulis tentang program yang dilaksanakan. Adapun laporan tentang
168 Kustawan, Manajemen Pendidikan, h.156. 169 Direktorat PPLK, Strategi Umum, h. 41. 170 Kustawan, Manajemen Pendidikan, h.156.
perkembangan ABK disampaikan dalam bentuk buku penghubung kepada orangtua ABK.
Ditinjau dari segi waktu pelaksanaan dan tujuan evaluasi, penulis memandang bahwa evaluasi yang dilakukan LSC termasuk ke dalam evaluasi sumatif dan formatif versi Michael Scriven. Menurutnya model evaluasi jenis ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut evaluasi formatif) dan ketika program selesai atau berakhir (disebut evaluasi sumatif). Seperti yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar:
Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi suamtif adalah untuk
mengukur ketercapaian program. 171
Arikunto dan Jabar menambahkan:
Evaluasi formatif dan sumatif merupakan dua jenis kegiatan evaluasi yang dapat dikatakan merupakan cuplikan dari proses evaluasi berkesinambungan dan merupakan model evaluasi yang tepat dan cocok
untuk program layanan. 172
Merujuk kepada pendapat di atas, evaluasi yang dijalankan oleh LSC adalah evaluasi yang cocok untuk sebuah program yang berbasis layanan. Terkait tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi di LSC, penulis menemukan bahwa tujuan diadakannya monitoring dan evaluasi program LSC
171 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 42-43.
172 Arikunto dan Jabar, Evaluasi Program.., h. 57.
antara lain untuk: 1) mengetahui proses pelaksanaan program; 2) mengetahui ketercapaian pelaksanaan program; 3) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program; 4) bahan evaluasi program; dan 5) bahan pertimbangan penyusunan program.
Temuan penelitian ini sejalan dengan petunjuk tentang strategi pembudayaan pendidikan inklusif yang menyebutkan bahwa aspek-aspek yang harus terjawab melalui kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) antara lain:
1. Terlaksana atau tidaknya perencanaanprogram yang telah disusun;
2. Ketercapaian indikator yang telah ditetapkan;
3. Kendala yangdihadapi dalam pelaksanaan program; dan
4. 173 Tindak lanjut untuk pelaksanaan program selanjutnya.