Masa Kekhalifahan Umayyah

C. Masa Kekhalifahan Umayyah

Hitti menggambarkan bahwa pada masa kekhalifahan Umayyah ini, beberapa pemimpin hidup bermewah-mewahan. 48 Salah satu khalifahnya

46. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi pembebasan, diterjemahkan oleh Agung Prihantoro (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 227. 47. Ibid.

48. Philip K. Hitti, History of The Arabs, diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014), hlm. 283-286.

32 Islam dan Agraria 32 Islam dan Agraria

Kekhilafahan Umayah mencapai kejayaan salah satunya pada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Ia kembali meletakkan dasar-dasar keadilan seperti yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat. Salah satu bukti keadilan beliau dapat dilihat dari sikapnya dalam memutuskan persengketaan mengenai tanah yang terjadi pada saat itu. Diriwayatkan oleh Abu Ubaid, dari Sulaiman bin Dawud al-Khaulani bahwa Umar bin Abdul Aziz telah mengeluarkan keputusan hukum kepada seseorang apabila dia mengambil tanah, kemudian dia mengelola dan membangunnya. Setelah itu, apabila pemilik tanah itu datang menuntut kembali tanah itu, maka dia berkata kepada pemilik tanah, “Berikanlah bayaran kepada pengelola ini sesuai dengan biaya pengelolaan yang telah dilakukannya di tanah itu. Sebab, dia telah mengelola tanah dan membangun tanahmu. Jika si pemilik tanah berkata, ‘Aku tidak mampu membayar biaya pengelolaan yang telah dilakukannya,’ dia berkata kepada pengelola, ‘berikanlah bayaran harga tanah ini kepadanya.”

Melalui riwayat di tersebut, terlihat bahwa yang dilakukan oleh Umar bin abdul aziz sebagaimana juga yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. Ia tidak memihak kepada salah satu pihak, melainkan memperhatikan kemaslahatan kedua belah pihak yang bersengketa. Ia

49. Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi pembebasan, diterjemahkan oleh Agung Prihantoro (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 212.

Perjuangan Agraria dalam Sejarah Islam Perjuangan Agraria dalam Sejarah Islam

Keadilan itu juga terlihat dalam kebijakan beliau terhadap tanah mati. Umar bin Abdul Aziz menetapkan bahwa tanah mati akan menjadi milik orang-orang yang mengelolanya. Hal itu juga sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabat. Sebagaimana riwayat, dari Zuraiq bin Hakim, ia berkata,

“Aku telah membacakan surat Umar bin Abdul Aziz di hadapan ayahku. Isi surat adalah, ‘Barang siapa yang mengelola tanah kosong (mawat) seperti mendirikan bangunan atau bercocok tanam, selama bukan harta orang lain, maka hasil penjualannya menjadi hak milik harta mereka. Atau, mereka mengelola sebagian tanah orang lain, maka berikanlah biaya pengelolaan itu kepada orang yang mengelolanya, baik dari segi bangunanya ataupun tanamannya.” 50

Surat dari khalifah tersebut menunjukkan penafsiran dari sistem pengelolaan tanah kosong ( ihyaul mawat), yaitu dengan menanam dan membangunnya. Dapat diperhatikan bahwa telah terjadi perkembangan, dimana pada masa sebelumnya pengelolaan lahan mati hanya dengan pengairan dan dengan menanaminya. Sementara pada masa Umar bin Abdul Aziz ini menghidupkan lahan mati juga bisa dilakukan dengan mendirikan bangunan di atasnya.

Kebijakan senada juga dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz atas permasalahan mengatasi air dalam mengelola tanah. Ia menyatakan, “Barang siapa yang bisa mengatasi air untuk mengelola tanahnya, maka ia telah menjadi hak miliknya.” Dari pernyataan itu, Abu Ubaid menjelaskan bahwa suatu tanah yang digenangi air, kemudian ia dapat mengatasinya dengan membuat saluran, sehingga ia dapat bertempat

50. Abu Ubaid Al-Qasim, Kitab Al-Amwal, diterjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 377.

34 Islam dan Agraria 34 Islam dan Agraria

Kekuasaan Umayyah akhirnya mengalami keruntuhan dengan dikalahkan oleh Abbasiyah. Dr. Tariq Suwaidan mengungkapkan dalam bukunya bahwa ada beberapa sebab-sebab keruntuhan Kekhilafahan Umayyah. Sebab-sebab itu adalah pemilihan khalifah yang tidak mumpuni; pemberontakan dan kudeta; tidak adanya standar tinggi dan keadilan dalam pemilihan para gubernur; korupsi meraja lela; menjauhi

ilmu pengetahuan; dan mencintai dunia dan kemewahan. 51 Hal itulah yang menurut Suwaidan memuluskan jalan bagi keruntuhan Kekhilafahan Umayyah, yang kemudian digantikan oleh Abbasiyah.