KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
4.4 Implementasi Kebijakan
Implimentasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu:
1. Langsung mengimplimentasikan dalam bentuk program-program, misalnya Kebijakan publik yang bisa langsung operasional antara lain Keppres, Inpres, Kepmen, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dan lain-lain.
2. Melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut, misalnya Kebijakan publik dalam bentuk Undang-Undang atau Perda adalah jenis kebijakan publik yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau yang lebih sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan.
Program JPKMM merupakan kebijakan yang langsung dapat dilaksanakan. Prosedur pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi telah pula dijelaskan dalam uraian sebelumnya. Sumber dana berasal dari APBN-P dan dana dialokasikan untuk pelayanan kesehatan puskesmas dan jaringannya (pelayanan kesehatan dasar, persalinan, operasional dan manajemen puskesmas, revitalisasi posyandu, dan perbaikan gizi), rujukan rumah sakit (rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat), penunjang (pelayanan kesehatan daerah kepulauan dan terpencil, perbaikan gedung farmasi daerah, penunjang propinsi dan kabupaten/kota, dan safeguarding). Pada prinsipnya alokasi dana menitikberatkan pada upaya kuratif dibandingkan upaya promotif.
4.5 Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan bertujuan menilai sejauh mana keefektifan kebijakan publik dapat dipertanggungjawabkan, dan sejauh mana tujuan kebijakan telah dicapai. Lingkup dari evaluasi kebijakan publik bukan hanya implementasi kebijakan, tetapi juga evaluasi perumusan kebijakan dan evaluasi lingkungan kebijakan.
Program JPKMM dievaluasi selain melibatkan Pusat, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kabupaten/Kota tetapi juga dari unsur Masyarakat, yaitu Dewan, LSM, Perguruan Tinggi, dan Media Masa.