Siklus II

3. Pertemuan 3 Siklus II

Pertemuan ketiga pada siklus II dilakukan pada hari Rabu, 20 September 2017. Pada pertemua ketiga ini juga terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

3.1 Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yang dilakukan adalah siswa memberi salam kepada guru, kemudian dilanjutkan dengan absensi, guru mengecek kehadiran Kegiatan pendahuluan yang dilakukan adalah siswa memberi salam kepada guru, kemudian dilanjutkan dengan absensi, guru mengecek kehadiran

3.2 Kegiatan Inti

Kegiatan inti yang dilakukan pada pertemuan ini, guru menyampaikan materi tentang persebaran SDA dan upaya pelestarian SDA untuk lebih memperdalam pengetahuan siswa. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa menyimak penjelasan guru dengan baik, mereka tidak ramai atau sibuk sendiri dalam proses pembelajaran. Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru mempersiapkan soal-soal tes untuk kegiatan evaluasi. Sementara guru menyiapkan soal, siswa diminta untuk tetap tenang. Setelah soal siap untuk dibagikan, guru menjelaskan terlebih dulu kegiatan evaluasi yang akan dilakukan. Guru meminta siswa supaya tidak bekerjasama dengan temannya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam soal tes evaluasi, selain itu siswa diminta tetap tenang dalam mengerjakan. Kegiatan selanjutnya, guru membagikan soal kepada setiap siswa. Setelah semua siswa mendapat soal, siswa mengerjakan soal tersebut. Pada saat mengerjakan soal, siswa terlihat tenang, mereka bekerja secara mandiri.

3.3 Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup pada pertemuan ini, setelah siswa selesai mengerjakan soal tes evaluasi, guru meminta siswa untuk menukarkan pekerjaannya tersebut dengan teman satu bangku untuk dibahas secara bersama-sama. Setelah selesai membahas soal, guru tidak lupa memberikan motivasi kepada semua siswa supaya giat belajar. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdoa bersama- sama untuk menutup pembelajaran yang telah dilakukan.

Pada pertemuan tiga siklus II ini, siswa tenang dalam mengerjakan soal tes evaluasi. Berdasarkan catatan observer, siswa mengerjakan tes evaluasi Pada pertemuan tiga siklus II ini, siswa tenang dalam mengerjakan soal tes evaluasi. Berdasarkan catatan observer, siswa mengerjakan tes evaluasi

c. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah semua data terkumpul. Data tersebut merupakan data dari hasil evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa dan data hasil observasi siklus II untuk melihat keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD siklus II. Dari hasil evaluasi, menunjukkan hasil belajar siswa pada siklus II dari 23 siswa yang tuntas KKM 75 sebanyak 20 siswa (86,96%), dan sisanya, 3 siswa (13,04%) masih dibawah KKM yang ditentukan. Berdasarkan presentase siswa yang tuntas KKM 75 telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Sedangkan untuk data berdasarkan observasi, peneliti meminta guru kelas sebagai observer untuk menyampaikan kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran serta saran dari guru kelas dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Saran yang diberikan akan digunakan peneliti dalam mengajar kelak sebagai guru. Berdasarkan catatan observer untuk setiap pertemuan pada siklus II, diperoleh beberapa kelebihan serta kekurangan yang ada pada kegiatan pembelajaran siklus

II, antara lain sebagai berikut: Kelebihan yang terdapat pada proses pembelajaran siklus II yaitu:

1. Guru sudah mengelola kelas dengan baik, kekurangan yang ada pada siklus I telah diperbaiki untuk pembelajaran siklus II.

2. Siswa dapat merumuskan masalah sesuai pokok bahasan materi yang dipelajari.

3. Ketika berdiskusi siswa menjadi berani untuk saling menyampaikan pendapatnya.

4. Siswa dapat mencari serta menemukan jawaban secara mandiri.

5. Siswa dapat membuat kesimpulan secara mandiri serta menyampaikan hasil pekerjaannya dengan jelas.

6. Siswa menjadi berani menanggapi penyampaian hasil kerja kelompok lain. Dalam hal ini melatih siswa untuk berbicara menyampaikan pendapat dan menilai pekerjaan temannya.

Kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran siklus II yaitu:

1. Dalam penyampaian materi sudah jelas, perlu ada selingan misalnya humor pada saat menjelaskan supaya siswa tidak mudah mengantuk dan cepat bosan.

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data. Data penelitian hasil proses pembelajaran sebagai berikut:

4.2.1 Deskripsi Data

4.2.1.1 Deskripsi Data Siklus I

Deskripsi data hasil belajar pada siklus I pembelajaran IPS dengan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Dalam membuat tabel distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas (Sugiono,2011:46). Langkah-langkah pembentukan distribusi frekuensi sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah interval kelas dengan menggunakan kriterium Sturges)

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan: K = Jumlah interval kelas n = Jumlah data observasi log = logaritma

Jumlah data observasi adalah 23, sehingga dapat dihitung: K = 1 + 3,3 log 23 K = 1 + 3,3 (1,3) K = 5,5 atau 5.

b. Menghitung rentang data Range = nilai max – nilai min+1

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 90 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 60 sehingga dapat dihitung: Range = nilai max – nilai min+1

c. Menghitung panjang kelas Range / K

Panjang kelas = 31/5 = 6,2 atau 6 Dari hasil penghitungan di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai

berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siklus I

No Interval

Sumber: data yang sudah diolah

4.2.1.2 Deskripsi Data Siklus II

Deskripsi data hasil belajar pada siklus II pembelajaran IPS dengan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD disajikan dengan tabel distribusi frekuensi.

a. Menghitung jumlah interval kelas dengan menggunakan kriterium Sturges)

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan: K = Jumlah interval kelas n = Jumlah data observasi log = logaritma

Jumlah data observasi adalah 23, sehingga dapat dihitung: K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 23 K = 1 + 3,3 (1,3) K = 5,5 atau 5.

b. Menghitung rentang data Range = nilai max – nilai min+1

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II sebesar 95 dan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 70 sehingga dapat dihitung:

Range = nilai max – nilai min+1 = 95 – 70 + 1 = 26

c. Menghitung panjang kelas Range / K

Panjang kelas = 26 / 5 = 5,5 atau 5

Dari hasil penghitungan di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siklus II

No Interval

23 100% Sumber: data yang sudah diolah

4.2.1.3 Deskripsi Data Siklus II

4.2.2 Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, siswa kelas IV SDN Jetak 03 pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I dapat ditunjukkan melalui tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

1 Tuntas 13 56,53% 2 Tidak tuntas

10 43,47% 3 Jumlah

23 100% Nilai rata-rata kelas

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Sumber: Data yang sudah diolah

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur dengan KK M ≥ 75 dicapai oleh 13 siswa atau 56,53% dan 10 siswa lainnya atau 43,47% belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPS.

Tabel 4.7 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

1 Tuntas 20 86,96% 2 Tidak tuntas

3 13,04% 3 Jumlah

23 100% Nilai rata-rata kelas

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Sumber: Data yang sudah diolah Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang diukur

dengan KK M ≥ 75 dicapai oleh 20 siswa atau 86,96% dan 3 siswa lainnya atau 13,04% belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPS.

4.2.2.2 Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar IPS antara pra siklus, siklus I, siklus II. Analisis komparatif dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II melalui tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS

Siklus 2 No Kriteria Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Pra siklus

23 100% Skor tertinggi

90 90 95 Skor terendah

50 60 70 Rata-rata

81,08 Sumber: data yang sudah diolah Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil belajar yang merupakan total skor dari tes. Pada kondisi awal atau kegiatan prasiklus jumlah siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM yang ditentukan ada 9 siswa dengan persentase 39,3%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa dengan presentase 60,87%. Setelah peneliti melakukan tindakan siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM meningkat menjadi 13 siswa dengan presentase 56,53%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM berkurang menjadi 10 siswa dengan presentase 43,47%. Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai nilai sesuai KKM mengalami peningkatan yaitu berjumlah

20 siswa dengan presentase 86,96% sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai sesuai KKM mengalami pengurangan yaitu berjumlah 3 siswa dengan presentase 13,04%. Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar IPS siswa disajikan dalam gambar diagram batang berikut:

10 Tidak Tuntas

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Gambar 4.1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPS

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Jetak

03 pada mata pelajaran IPS, diketahui bahwa melalui penerapan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Jetak 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester

I tahun pelajaran 2017/2018. Hal tersebut karena pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD membuat siswa menjadi lebih aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah yang ada pada pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD menjadikan siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Siswa menjadi terlatih untuk berpikir kritis, mencari dan menemukan sendiri jawaban yang tepat. Dalam kegiatan pembelajaran siswa juga dilatih untuk saling membantu siswa lain yang belum paham ketika proses diskusi. Dalam hal ini siswa yang belum paham menjadi paham yang dipelajari. Siswa juga menjadi terlatih merumuskan masalah, kemudian berdiskusi untuk mencari kemungkinan jawaban untuk menyelesaikan masalah, hal ini melatih siswa dalam belajar menyelesaikan suatu masalah. Selain itu dalam pembelajaran siswa juga belajar secara mandiri melalui kegiatan mencari dan mengumpulkan informasi yang dilakukan oleh siswa. Seperti yang dikemukakan Hamruni (2012:88) kegiatan pembelajaran menekankan pada proses berpikir kritis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Hal tersebut seperti yang telah dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa mencari informasi-informasi yang diperlukan melalui buku ataupun peta ketika mereka belajar tentang persebaran SDA. Dari proses mencari informasi tersebut siswa menjadi menemukan jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah sehingga proses pembelajaran tersebut melatih siswa dalam berpikir kritis melalui proses mencari serta menemukan. Siswa akan lebih mudah mengingat sesuatu ketika siswa mencari dan menemukan sendiri karena pengalaman mencari dan menemukan sendiri tersebut dapat membekas pada diri siswa sehingga membantu pemahaman siswa. Selain mencari dan menemukan sendiri siswa juga belajar menganalisis informasi yang pada akhirnya nanti siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi atau dapat disebut dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang diperlukan siswa dalam proses belajar. Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, HOTS dapat mencakup tingkatan analisis, sintesis dan evaluasi. Seperti yang dikemukakan Boom dalam Suprijono (2013:6) berkaitan dengan domain kognitif siswa mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, hingga evaluasi atau menilai. Siswa dapat berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran dilihat dari kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa contohnya pada saat pembelajaran tentang sumber daya alam (SDA) siswa melakukan kegiatan merumuskan masalah tentang SDA untuk dicari jawabannya, membuat kemungkinan atau perkiraan jawaban yang didiskusikan secara berkelompok, siswa mencari serta mengumpulkan berbagai informasi dari buku tentang SDA secara mandiri, membuktikan kemungkinan jawaban yang telah dibuat apakah perkiraan jawaban dari siswa sudah tepat atau belum, menganalisis informasi tentang SDA yang telah diperoleh, membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis informasi yang diperoleh, siswa belajar menanggapi hasil pekerjaaan temannya. Proses pembelajaran yang telah dilakukan melatih siswa untuk berpikir kritis sehingga pemahaman mereka menjadi lebih berkembang. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD membuat hasil belajar siswa dari kondisi pra siklus, siklus I, dan siklus II mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Hal tersebut seperti yang telah dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa mencari informasi-informasi yang diperlukan melalui buku ataupun peta ketika mereka belajar tentang persebaran SDA. Dari proses mencari informasi tersebut siswa menjadi menemukan jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah sehingga proses pembelajaran tersebut melatih siswa dalam berpikir kritis melalui proses mencari serta menemukan. Siswa akan lebih mudah mengingat sesuatu ketika siswa mencari dan menemukan sendiri karena pengalaman mencari dan menemukan sendiri tersebut dapat membekas pada diri siswa sehingga membantu pemahaman siswa. Selain mencari dan menemukan sendiri siswa juga belajar menganalisis informasi yang pada akhirnya nanti siswa dapat menarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi atau dapat disebut dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang diperlukan siswa dalam proses belajar. Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, HOTS dapat mencakup tingkatan analisis, sintesis dan evaluasi. Seperti yang dikemukakan Boom dalam Suprijono (2013:6) berkaitan dengan domain kognitif siswa mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, hingga evaluasi atau menilai. Siswa dapat berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran dilihat dari kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa contohnya pada saat pembelajaran tentang sumber daya alam (SDA) siswa melakukan kegiatan merumuskan masalah tentang SDA untuk dicari jawabannya, membuat kemungkinan atau perkiraan jawaban yang didiskusikan secara berkelompok, siswa mencari serta mengumpulkan berbagai informasi dari buku tentang SDA secara mandiri, membuktikan kemungkinan jawaban yang telah dibuat apakah perkiraan jawaban dari siswa sudah tepat atau belum, menganalisis informasi tentang SDA yang telah diperoleh, membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis informasi yang diperoleh, siswa belajar menanggapi hasil pekerjaaan temannya. Proses pembelajaran yang telah dilakukan melatih siswa untuk berpikir kritis sehingga pemahaman mereka menjadi lebih berkembang. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD membuat hasil belajar siswa dari kondisi pra siklus, siklus I, dan siklus II

hingga siklus II. Pada kondisi pra siklus dengan pembelajaran tradisional siswa yang tuntas KKM sebanyak 9 siswa atau 39,3%, sedangkan setelah dilakukan tindakan pada siklus I melalui penerapan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD, jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat 17,23%, siswa yang tuntas KKM pada siklus I menjadi 13 siswa atau 56,53% walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Dalam menyikapi hal tersebut, peneliti melakukan tindakan pada siklus II melalui penerapan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD. Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan pada siklus II, dari 13 siswa yang tuntas KKM pada siklus I, meningkat menjadi

20 siswa atau 86,96% yang tuntas KKM, sisanya 3 siswa yang belum tuntas KKM dikarenakan tidak belajar dengan maksimal, siswa tersebut tidak belajar secara keseluruhan materi yang telah dipelajari sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka. Berdasarkan data ketuntasan siswa yang mencapai 86.96%, telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu siswa yang tuntas KKM ≥ 75 tuntas sebanyak ≥80%. Melihat ketuntasan hasil belajar siswa yang terus meningkat

membuktikan bahwa penerapan pendekatan Inkuiri dan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 128

1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbantuan Kartu Domino Matematika Kelas V SD Negeri Gondoriyo

0 1 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri dan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas IV SDN Jetak 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang S

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inkuiri dan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Siswa Kelas IV SDN Jetak 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang S

0 0 11