Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

  Pra siklus pembelajaran IPS Kelas IV SDN Sukorejo Suruh Semarang semester I tahun pelajaran 2017/2018, permasalahan pembelajaran yang terjadi adalah setiap pembelajaran masih terkesan

  “teacher centered” karena guru selalu

  menggunakan metode ceramah. Hal ini membuat siswa didalam kelas merasa jenuh. Kegiatan pembelajaran dengan ceramah selain memembuat jenuh siswa, juga menguras energi guru sehingga guru tidak bisa menyampaikan materi dengan maksimal. Metode ceramah ini membuat siswa tidak bisa mengembangkan pengetahuannya. Disini guru juga harus dapat menggunakan metode dan model pembelajaran tertentu untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Pemilihan metode dan model pembelajaran juga harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu serta hal-hal yang berkaitan dalam pembelajaran.

  Pada saat awal pembelajaran, guru dan siswa bero’a menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Setelah guru mengecek kehadiran siswa, guru langsung memberikan materi tanpa mengajak siswa untuk melakukan apersepsi, misalkan dengan memberi pertanyaan atau bernyanyi. Sehingga siswa kurang memahami arah dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

  Pada kegiatan inti guru tidak memberikan contoh-contoh permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari melainkan siswa langsung diminta untuk membaca buku sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Dalam membaca buku kebanyakan siswa sibuk sendiri. Ada yang berbicara dengan teman sebangku, ada yang bermain alat tulis, dan ada juga yang mengganggu temannya (bisik-bisik dengan teman sebangku), dalam hal ini seharusnya guru memperhatikan siswa atau membimbing siswa dalam pembelajaran. Setelah siswa selesai membaca, guru menjelaskan materi dengan suara yang pelan dan posisi duduk tenang. Hal ini akan membuat siswa merasa jenuh karena hanya mendengarkan ceramah saja.

  Penilaian yang dilakukan oleh guru pada saat observasi terlihat hanya pada akhir pembelajaran berupa pemberian butir soal tes pilihan ganda dan uraian yang terdapat dalam LKS buku siswa. Guru mengukur pada aspek pengetahuan, sedangkan pengukuran sikap dan keterampilan tidak dilakukan. Jika hasil belajar hanya diukur melalui hasil tes seperti yang dilakukan oleh guru pada saat observasi, tanpa mengukur sikap dan keterampilan siswa, maka hasil belajar siswa yang diperoleh kurang maksimal.Pengukuran hasil belajar siswa di kelas IV SDN Sukorejo diperoleh dari skor tes gabungan dari nilai tes harian, tes tengah, tes akhir semester, nilai tugas dan nilai PR yang diolah dijadikan nilai raport. Hasil belajar yang diperoleh seluruh siswa kelas IV pada pra siklus dari 30 siswa hanya terdapat 8(26,67%) siswa yang tuntas KKM dengan KKM ≥ 80. Penilaian seperti ini hanya mengukur aspek kognitif siswa, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik belum diukur sehingga hasil belajar terdapat 22 siswa (73,33%) belum tuntas. Hasil belajar pra siklus disajikan melalui tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pra siklus

  No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 8 26,67%

  2 Tidak tuntas 22 73,33%

  3 Jumlah 30 100% Nilai rata-rata kelas 67,66 Nilai Tertinggi

  85 Nilai Terendah

  40 Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya

  mencapai 67,66 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah adalah 40. Maka peneliti mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode yang lebih kooperatif dan menggunakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Tohether (NHT) agar siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran tetapi juga siswa aktif dan mengkritisi permasalahan yang diberikan guru.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilaksanakan dalam siklus I sebagai berikut :

a. Perencanaan

  Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah menemukan permasalahan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang telah ditemukan, dilakukan analisis permasalahan dan dari analisis masalah disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran IPS dengan KD 3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus I disiapkan untuk tiga kali pertemuan. Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini berupa gambar-gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui serta gambar kelestarian SDA dalam bentuk cetakan gambar yang disajikan dalam lampiran RPP yang di dalamnya terdapat perangkat pembelajaran siklus I, lembar materi yang disajikan pada lampiran RPP dan perangkat pembelajaran siklus I, gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui serta gambar kelestarian SDA siklus I, rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor) siklus I, soal tes beserta kunci jawaban dan daftar penilaian pengetahuan (kognitif) siklus I. Membuat lembar observasi aktivitas tindakan Inquiry dan NHT untuk guru kelas IV siklus I, membuat lembar aktivitas tindakan Inquiry dan NHT untuk siswa kelas IV siklus

  I. Diakhir pembelajaran siklus I dengan dilaksanakan evaluasi dengan tes objektif berbentuk pilihan ganda. Adapun jadwal pelaksanaan siklus I disajikan melalui

tabel 4.2 berikut ini.Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Siklus I

  Pertemuan Jam Hari, Tanggal Keterangan Ke- Pelajaran

  1 Rabu,

  13

  2 Pelaksanaan pembelajaran September 2017

  2 Kamis,

  14

  2 Pelaksanaan pembelajaran September 2017

  3

  15 September 2017 evaluasi b.

  2 Pelaksanaan pembelajaran dan Jum’at,

   Pelaksanaan Pembeljaran Inquiry_NHT dan Observasi

  Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan rancangan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

  • Pada siklus I pertemuan I implementasi pembelajaran pada mata pelajaran

  Pertemuan I

  IPS dilakukan pada bulan September 2017 selama 2×35 menit dengan materi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat yang telah di rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga langkah yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan inti dirancang ada tindakan Inquiry dan NHT yang berupa langkah-langkah yang telah di tetapkan.

  Tahap kegiatan pendahuluan, guru mengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak- anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Setelah melakukan presensi, siswa diajak untuk mel akukan apersepsi dengan bernyanyi lagu “Naik-naik ke puncak gunung” dan mengkaitkan isi dari lirik lagu kedalam materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Tahap kegiatan inti, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran melalui pembelajaran Inquiry dan NHT yang sudah dirancang didalam RPP. Kegiatan pertama yaitu, siswa dibagi kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari @5 orang, karena kelompok yang membagikan guru banyak siswa yang tidak suka dengan pembagian kelompoknya karena tidak suka dengan temannya, temannya tidak mau bekerja, dan masih banyak alasan lagi. Tetapi disini guru mencoba menasehati jika kerja kelompok tidak ada yang mengandalkan satu teman, tetapi semuanya harus bekerja agar pekerjaan lebih ringan dan cepat selesai. Selanjutnya guru membagikan nomor sesuai dengan jumlah siswa (1-30) dan siswa memakainya dikepala. Selanjutnya, guru menempelkan contoh gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui disertai dengan penjelasan. Pada saat guru menjelskan materi siswa nampak berbicara dengan temannya didalam kelompok, guru berhenti menerangkan dan menunggu sampai tenang. Tidak lama kemudian didalam kelas tidak ada yang mengeluarkan suara, suasana nampak tenang. Selanjutnya guru menasehati siswa untuk menghargai orang yang sedang berbicara dan memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah suasana nampak tenang, guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi melalui gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui yang sudah ditempel dipapan tulis. Selanjutnya siswa mengidentifikasi dari gambar-gambar tersebut untuk dapat menjelaskan manfaat serta cara menjaga kelestarian SDA. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja kelompok. Setiap kelompok berdiskusi tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan masyarakat.

  Guru berkeliling dang menghapiri setiap kelompok dan membimbing siswa jika ada yang mengalami kesulitan. Pada saat melakukan kerja kelompok, salah satu siswa tidak bisa tenang, berlari kesana kemari menghampiri kelompok lain dan mengganggu temannya saat berdiskusi, bermain sendiri. Guru menghampiri untuk meminta mainannya dan menasehati dengan sabar agar duduk tenang, membantu teman atau ikut berdiskusi didalam kelompok. Selanjutnya guru memanggil nomor siswa secara acak untuk memberikan tanggapan dari lembar kerja yang sudah dikerjakan oleh kelompok lain. Selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat hipotesis dan mengumpulkan informasi dari hasil hipotesis yang telah didapat. Setelah informasi dari hasil hipotesis terkumpul, siswa mempersentasikan/ menguji hipotesis tentang karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam mempersentasikan hasil hipotesis, banyak siswa yang ribut sendiri dan guru menegur siswa agar tenang tidak ribut dan meminta siswa untuk memperhatikan teman yang sedang persentasi.

  Tahap kegiatan penutup, siswa memberikan umpan balik tentang materi yang sudah dipelajari/ disampaikan. Selanjutnya, siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Dalam pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

  Pertemuan 2

  • Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. Pada tahap pendahuluan guru mengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak-anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Selanjutnya guru dan siswa, bertanya jawab mengenai materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

  Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk berkumpul dan memakai nomor kepala sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Selanjutnya, guru menempelkan contoh gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui disertai dengan penjelasan. Guru menyampaikan materi melalui gambar SDA yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui yang sudah ditempel dipapan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja kelompok tentang manfaat dan kelestarian SDA. Setelah siswa mendapatkan lembar kerja kelompok, siswa berdiskusi bersama untuk memecahkan masalah yang diberikan guru tentang manfaat dan kelestarian SDA. Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat hipotesis tentang manfaat dan kelestarian SDA. Didalam membuat hipotesis terdapat satu kelompok yang mengalami kesulitan untuk menemukan hipotesis. Guru membantu dengan cara memberikan kata kunci kepada siswa. Setelah setiap kelompok menemukan hipotesis, siswa menganalisis hasil informasi yang telah didapatkan dan membuat laporan dari hasil analisis pada lembar kerja kelompok. Setelah siswa mengumpulkan informasi guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menyajikan laporan hasil identifikasi, sedangkan siswa yang tidak dipanggil namanya, diminta untuk memberikan tanggapan dari laporan hasil identifikasi. Setelah siswa menguji laporan identifikasi, guru dan siswa menarik kesimpulan dan guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil laporannya.

  Pada tahap penutup, siswa memberikan umpan balik tentang materi yang sudah dipelajari/ disampaikan. Selanjutnya, siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Dalam pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran.

  Pertemuan 3

  • Pembelajaran diawali dengan gurumengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak- anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Selanjutnya, guru melakukan
kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi yang sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Diakhir pelajaran guru memberikan soal evaluasi siklus I kepada seluruh siswa dengan 20 butir soal pilihan ganda. Siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang dan guru tetap mengawasi siswa.

  Pada tahap penutup guru dan siswa membahas evaluasi yang telah dikerjakan. Guru memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru, kemudian guru menutup dan mengakhiri pembelaran.

  Dalam pembelajaran siklus I pertemuan ke 3 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran.

c. Refleksi Siklus I

  Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran pada siklus I adalah refleksi. Refleksi dilakukan jika semua data terkumpul. Baik data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas. Refleksi dilakukan peneliti dengan meminta masukan dari guru kelas untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Dari data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Hal ini, ditunjukkan dari 30 siswa, terdapat 20 siswa yang tuntas diatas KKM, sedangkan 10 siswa masih dibawah KKM. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pertemuan 3 siklus I yang mengukur kegiatan menjelaskan karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA, menjelaskan serta memberikan 5 contoh jenis-jenis SDA yang dapat dan tidak dapat diperbaharui, menjelaskan manfaat dan cara menjaga kelestarian SDA, dan menyajikan hasil identifikasi manfaat dan kelestarian SDA. Penilaian unjuk kerja dilaksanakan melalui pembelajaran Inquiry dan NHT yaitu menyajikan laporan hasil identifikasi manfaat dan kelestarian SDA. Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh beberapa masalah penyebab belum tercapainya indikator kerja pada siklus I antara lain :

  Kelebihan :

  • Guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
  • siswa terlihat senang dan aktif dengan pendekatan dan model pembelajaran yang telah diterapkan
  • RPP jelas dan lengkap

  Kelemahan :

  • Guru belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya saat pembelajaran berlangsung
  • Saat kegiatan persentasi, sebaiknya guru menegur siswa yang mengganggu/mengkledek temannya yang sedang melakukan presentasi,karena hal ini akan membuat siswa yang persentasi menjadi gerogi, sehingga tidak fokus dalam menyampaikan hasil diskusinya
  • Saat diberikan pertanyaan dari guru, siswa masih banyak yang pasif

  (belum berani mengemukakan pendapatnya/mengkritisi pertanyaan dari guru). Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan/solusi pembelajaran pada Siklus II yang diantaranya dengan cara :

  • Guru harus memperhatikan pengkondisian kelas agar siswa tenang saat kegiatan pembelajaran berlangsung
  • Guru memberikan teguran kepada siswa yang menggangu temannya yang sedang melakukan persentasi agar kondisi belajar menjadi lebih kondusif.
  • dalam mengungkapkan pendapat dan mengkritisi pertanyaan yang diberikan guru.

  Guru memberikan penguatan/motivasi kepada siswa agar lebih berani

  Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus

  II agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

  Pelaksanaan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan tahap refleksi. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

  Perencanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan siklus I. Perbaikan didasarkan pada hasil refleksi dan analisis hasil belajar IPS siswa pada siklus I. Tujuan diadakannya perbaikan pada siklus II ini adalah untuk menyempurnakan pembelajaran dalam siklus I agar tercapai hasil belajar secara optimal dan memenuhi KKM yang telah ditentukan (

  ≥80). Berdasarkan kekurangan yang terdapat pada siklus I, maka disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran IPS siklus II dengan KD

  3.1.Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.; KD 4.1.Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus II disiapkan untuk tiga kali pertemuan. Selain membuat RPP, juga menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran ini berupa gambar peta daerah/kabupaten/provinsi tempat tinggalnya dalam bentuk cetakan gambar yang disajikan dalam lampiran RPP dan perangkat pembelajaran siklus II, lembar materi yang disajikan pada lampiran RPP dan perangkat pembelajaran siklus II, gambar peta daerah siklus II, rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor) siklus II, soal tes beserta kunci jawaban dan daftar penilaian pengetahuan (kognitif) siklus II. Membuat lembar observasi aktivitas tindakan pembelajaran Inquiry dan NHT untuk guru kelas IV siklus II, membuat lembar aktivitas tindakan pembelajaran Inquiry dan NHT untuk siswa kelas IV siklus II. Diakhir pembelajaran siklus II dengan dilaksanakan evaluasi dengan tes objektif berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Adapun jadwal pelaksanaan siklus II disajikan melalui tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

  Pertemuan Jam Hari, Tanggal Keterangan Ke- Pelajaran

  1 Rabu, 20 September

  2 Pelaksanaan pembelajaran 2017

  2 Kamis,

  21

  2 Pelaksanaan pembelajaran September 2017

  3 Jum’at,

  22

  2 Pelaksanaan pembelajaran dan September 2017 evaluasi

b. Pelaksanaan Pembeljaran Inquiry_NHT dan Observasi

  Pada siklus II dibuat tiga kali pertemuan, implementasi pembelajaran masih menggunakan pembelajaran Inquiry dan NHT yang dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun yang terdiri dari tiga tahap pembelajaran yaitu, tahap pendahuluan, tahap kegiatan inti dan tahap penutup. Dalam kegiatan inti dirancang ada tindakan yang berupa langkah-langkah yang telah di tetapkan.

  • Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini pada bulan September 2017.

   Pertemuan I

  Pada tahap pendahuluan, guru mengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak- anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Setelah melakukan presensi, siswa diajak untuk melakukan apersepsi dengan bernyanyi lagu “Naik-naik kepuncak gunung” dan mengkaitkan isi dari lirik lagu kedalam materi yang akan dipelajari. Selanjutnya

  Tahap kegiatan inti, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah- langkah pembelajaran Inquiry dan NHT yang sudah dirancang didalam RPP. Kegiatan pertama yaitu, siswa dibagi kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari @5 orang, Selanjutnya guru membagikan nomor sesuai dengan jumlah siswa (1-30) dan siswa memakainya dikepala. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok, guru menjelaskan materi tentang jenis-jenis SDA yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi setelah itu guru menunjukkan peta daerah. Melalui gambar peta tersebut, siswa (yang ditunjuk) menunjukkan peta persebaran SDA. Selanjutnya siswa berdiskusi tentang jenis-jenis SDA yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi serta persebarannya. Selanjutnya, siswa mempersentasikan hasil diskusinya, guru memanggil nomor siswa secara acak untuk memberikan tanggapan lembar kerja dari kelompok yang sedang persentasi. Siswa dibimbing untuk membuat hipotesis. Setelah informasi dari hasil hipotesis terkumpul, siswa mempersentasikan/ menguji hipotesis tentang jenis-jenis SDA yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi serta persebarannya. Dalam mempersentasikan hasil hipotesis, banyak siswa yang ribut sendiri dan guru menegur siswa agar tenang tidak ribut dan meminta siswa untuk memperhatikan teman yang sedang persentasi.

  Tahap kegiatan penutup, siswa memberikan umpan balik tentang materi yang sudah dipelajari/ disampaikan. Selanjutnya, siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Dalam pembelajaran siklus II pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

  • Pelakasanaan pembelajaran siklus II Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan. Pada tahap

   Pertemuan 2 pendahuluan guru mengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak- anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Selanjutnya, bertanya jawab materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

  Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk berkumpul dan memakai nomor kepala sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Selanjutnya, guru menjelaskan materi tentang pemanfaatan SDA untuk kegiatan ekonomi dilingkungan. Guru menempelkan gambar peta dipapan tulis dan siswa diminta maju kedepan untuk menunjukkan persebaran SDA. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja kelompok tentang pemanfaatan SDA untuk kegiatan ekonomi dilingkungannya. Setelah siswa mendapatkan lembar kerja kelompok, siswa berdiskusi bersama untuk memecahkan masalah yang diberikan guru tentang pemanfaatan SDA untuk kegiatan ekonomi dilingkungan. Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat hipotesis tentang pemanfaatan SDA untuk kegiatan ekonomi dilingkungan. Setelah setiap kelompok menemukan hipotesis, siswa menganalisis hasil informasi yang telah didapatkan dan membuat laporan dari hasil analisis pada lembar kerja kelompok. Setelah siswa mengumpulkan informasi guru memanggil nomor siswa secara acak untuk menyajikan laporan hasil identifikasi, sedangkan siswa yang tidak dipanggil namanya, diminta untuk memberikan tanggapan dari laporan hasil identifikasi. Setelah siswa menguji laporan identifikasi, guru dan siswa menarik kesimpulan dan guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil laporannya.

  Pada tahap penutup, siswa memberikan umpan balik tentang materi yang sudah dipelajari/ disampaikan. Selanjutnya, siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

  Dalam pembelajaran siklus II pertemuan ke 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran.

   Pertemuan 3

  • Pelakasanaan pembelajaran siklus II pertemuan ke 3, pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam “assalamualaikum, selamat pagi anak-anak” dan siswa menjawab salam. Selanjutnya, guru menyiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan tenang. Guru mengecek kehadiran siswa dengan cara memanggil nama siswa satu-persatu. Siswa yang dipanggil mengacungkan tangan dan berkata hadir. Selanjutnya, guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  Pada tahap inti guru memberi penjelasan dengan memperdalam materi yang sudah dipelajari pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Diakhir pelajaran guru memberikan soal evaluasi siklus I kepada seluruh siswa dengan 20 butir soal pilihan ganda. Siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang dan guru tetap mengawasi siswa.

  Pada tahap penutup guru dan siswa membahas evaluasi yang telah dikerjakan. Guru memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kepada guru, kemudian guru menutup dan mengakhiri pembelaran.

  Dalam pembelajaran siklus II pertemuan ke 3 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari tahap pendahuluan hingga tahap penutup, dengan cara mengisi lembar observasi yang sudah disediakan. Lembar observasi meliputi indikator-indikator untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan kelas dan kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran.

c. Refleksi Siklus II

  Tahapan selanjutnya setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi pembelajaran pada siklus I adalah refleksi. Refleksi dilakukan jika semua data terkumpul. Baik data hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas. Dari data lembar observasi maupun lembar evaluasi, siswa mengalami peningkatan keaktifan maupun hasil belajar. Ini ditunjukkan dari 30 siswa tidak ada yang nilainya dibawah KKM, semua siswa sudah memenuhi KKM. Skor tes yang dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran pertemuan tiga siklus II yang mengukur kegiatan menjelaskan jenis-jenis SDA yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, melalui peta siswa menunjukkan persebaran SDA, menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi dilingkungan, melalui peta siswa menunjukkan persebaran kegiatan ekonomi, dan menyajikan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan pemanfaatannya dilingkungan. Penilaian unjuk kerja dilaksanakan melalui pembelajaran Inquiry dan NHT yaitu menyajikan laporan hasil identifikasi kegiatan ekonomi dan pemanfaatannya dilingkungan.

  Pada siklus II siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Suasana kelas terlihat efektif saat pembelajaran berlangsung. Saat guru memberikan pertanyaan banyak siswa yang sudah menerapkan Higher Order

  

Thinking Skills (HOTS) dengan cara mengacungkan tangan untuk menjawab/

  mengritisi pertanyaan dari guru. Kebanyakan siswa juga sudah berani mengungkapkan pendapatnya. Pada saat persentasi kelompok juga terlihat kondusif karena tidak ada lagi siswa yang mengganggu/mengkledek temannya, sehingga siswa menyampaikan hasil diskusinya secara maksimal. Saat mengerjakan soal evaluasi siswa mengerjakannya dengan tenang tidak ada lagi siswa yang berbisik-bisik untuk tukar menukar jawabandari temannya.

  Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II, menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa yang mencapai KKM ≥80 yaitu jumlah 30 atau 100% dari keseluruhan siswa di kelas IV. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus II seluruh siswa tuntas mencapai KKM.

4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian

  Data hasil belajar IPS pada materi sumber daya alam diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugyiono (2011:46) untuk membuat tabel distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n. dimana: K = jumlah interval kelas n = jumlah data observasi log = logaritma untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max

  • – nilai min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas, rentang data dan panjang kelas.

a. Siklus I

  Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai terendah adalah 40. Jumlah data observasi adalah 30 siswa.

  K = 1+3.3 log n = 1+3.3 log 30 = 1+3.3 x 1.3 = 1+ 4.29 = 5.29 atau dibulatkan menjadi 5

  Range = nilai max

  • – nilai min + 1 = 90
  • – 40 + 1 = 51

  Panjang kelas = Range dibagi K 51/5 = 10.2 atau dibulatkan menjadi 10 Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 10.

  Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN Sukorejo

  Semester 1 Tahun ajaran 2017/2018 Siklus I

  No Interval Frekwensi Persentase

  1 2 6,7 % ≥ 90

  2

  80 18 60 %

  • – 89

  3 70 – 79 3 10 %

  4 60 – 69 3 10%

  5 50 – 59 2 6,7 %

  6

  40 2 6,7 %

  • – 49 Jumlah

  30 100% a.

   Siklus II

  Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 80. Jumlah data observasi adalah 30 siswa.

  K = 1+3.3 log n = 1+3.3 log 30 = 1+3.3 x 1.3 = 1+ 4.29 = 5.29 atau dibulatkan menjadi 5

  Range = nilai max

  • – nilai min + 1 = 100
  • – 80 + 1 = 21

  Panjang kelas = Range dibagi K 21/5 = 4.2 atau dibulatkan menjadi 4 Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 4.

  Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Distribusi frekwensi hasil belajar IPS siswa Kelas IV SDN Sukorejo

  Semester 1 Tahun ajaran 2017/2018Siklus II

  No Interval Frekwensi Persentase

  1

  96 3 10 %

  • – 100

  2

  92 5 16,7 %

  • – 95

  3 88 – 91 7 23,3 %

  4 84 – 87 8 26,7 % 5 80 - 83 7 23,3 % 30 100%

4.2 Analis Data

  Pada penelitian ini data akan dianalisis dengan dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar

  IPS materi sumber daya alam siswa kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Semester 1 Tahun ajaran 2017/2018.

4.2.1 Analisis Ketuntasan

  Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPS. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV SDN Sukorejo

  Kecamatan Suruh Semester 1 tahun ajaran 2017/2018Siklus I

  No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 20 66,7 %

  2 Tidak tuntas 10 33,3 %

  3 Jumlah 30 100% Nilai rata-rata kelas 74,33 Nilai Tertinggi

  90 Nilai Terendah

  40 Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

  mencapai 66,7% atau 20 siswa dari jumlah 30 siswa. Dengan KKM adalah 80, sebanyak 10 siswa (33,3%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan skor 40. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 74,33. disajikan dalam gambar diagram 4.1 sebagai berikut :

  Tidak Tuntas 33% Tuntas 67%

Gambar 4.1 Diagram ketuntasan hasil belajar IPS

  Siswa kelas IV SDN Sukorejo Siklus I Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Semester 1 Tahun ajaran

  2017/2018 disajikan pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Analisis ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas IV SDN Sukorejo

  Kecamatan Suruh Semester 1 tahun ajaran 2017/2018 Siklus II

  No Kriteria Frekuensi Presentase

  1 Tuntas 30 100 %

2 Tidak tuntas 0 %

  3 Jumlah 30 100% Nilai rata-rata kelas 88,16 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah

  80 Tabel 4.7 tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II.

  Pada siklus II seluruh siswa nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah 30 siswa (100%). Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor 80. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 74,33 pada siklus II ini menjadi 88,16. Data tersebut disajikan dalam gambar diagram 4.2 sebagai berikut:

  Tidak Tuntas 0% Tuntas 100%

Gambar 4.2 Diagram ketuntasan hasil belajar IPS

  Siswa kelas IV SDN Sukorejo Siklus II

4.2.2 Analisis Komparatif

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head

  

Together pada mata pelajaran IPS terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

  Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai siklus 1 dan siklus 2

tabel 4.8 berikut :Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

  Siklus 1 Siklus 2 No Kriteria Jumlah Persentase Jumlah Persentase

  1 Tuntas 20 66,7% 30 100%

  2 Tidak tuntas 10 33,3% 0% Jumlah 30 100% 30 100% Skor tertinggi

  90 100 Skor terendah

  40

  80 Rata-rata 74,33 88,16

  Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula ketuntasan siswa pada siklus I 66,7% meningkat di siklus II mencapai 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar siswa disajikan dalam gambar 4.3 berikut :

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Ketuntasan Dan Ketidak Tuntasan

  Tidak Tuntas

  80 nil a i Skor Tertinggi

  40

  90 100

  90 100 Siklus 1 Siklus 2

  80

  70

  60

  50

  40

  30

  20

  10

  67 100

  Hasil Belajar Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4.4 berikut :

  90 100 Siklus 1 Siklus 2

  80

  70

  60

  50

  40

33 Tuntas

  30

  20

  10

  NHT yang digunakan oleh peneliti juga berdampak pada perolehan nilai rata-rata

  Siklus Penggunaan pendekatan pembelajaran Inquiry dan model pembelajaran

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Skor Tertinggi Dan Skor Terendah Tiap kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya peningkatan tiap siklus. Disajikan dalam gambar 4.5 berikut.

  90

  88

  85

  80 ai il n Rata-rata

  74

  75

  70

65 Siklus 1 Siklus 2

Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Nilai Rata-Rata Kelas

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas IV SDN Sukorejo mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi sumber daya alam menggunakan pendekatan Inquiry dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

  Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 8 anak atau 26,67% kemudian dilaksanakan siklus I Pada siklus Iketuntasan siswa mencapai 20 anak atau 66,7%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi target sesuai dengan indikator kerja. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Saat kerja kelompok banyak siswa yang bermain dengan teman-temannya (hanya beberapa siswa dalam kelompok yang mengerjakan), disini guru menghampiri dan memberikan nasehat kepada siswa agar berdiskusi kelompok dengan tenang dan bekerjasama agar pekerjaan lebih ringan dan cepat terselesaikan. Saat siswa melaksanakan persentasi didepan kelas, banyak siswa yang belum menunjukkan keberaniannya untuk menanggapi persentasi yang telah disampaikan oleh

  Dengan memperhatikan refleksi dari siklus I, maka dilakukan perencanaan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, ketuntasan siswa mencapai 100%. Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan pendekatan Inquiry dan model NHT meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 100% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Dan hasil yang diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu seluruh siswa mencapai ketuntasan. Hal ini dikarenakan kelebihan dengan menggunakan pendekatan Inquiry dan model NHT tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat, siswa dituntut berfikir kritis untuk mengidentifiksi karakteristik ruang dan pemanfaatan SDA dan memecahkan masalah bersama kelompoknya. Kemudian siswa dituntut untuk berani mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, bagi siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya atau menanggapi diskusi dari teman yang telah persentasi. Jadi, pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak hanya berasal dari guru, akan tetapi dari contoh konkrit dan juga pengalaman masing-masing individu.

  Akan tetapi penggunaan pendekatan Inquiry dan model pembelajaran NHT ini juga memiliki kelemahan, diantaranya adalah pada saat tahap diskusi dengan kelompok, beberapa kelompok masih kurang jelas memahami permasalahan yang telah diberikan oleh guru . Disini guru menjelaskan lagi inti dari permasalahan tersebut agar siswa dapat mengerjakan dengan kelompoknya. Guru juga berkrliling kelas untuk memantau pekerjaan mereka dan membimbing kelompok ababila mengalami kesulitan.

  Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pendekatan Inquiry dan model pembelajaran NHT yang peneliti lakukan dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir kritis sesuai dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS), sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPS siswa menjadi meningkat.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KESONGO 01 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TAHUN PEMBELAJARAN 20162017

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 43

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Pembelajaran Mitra Berbasis Problem Solving untuk Pemecahan Masalah Matematika SD

0 0 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Inquiry dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I T

0 0 11