Alat& Bahan

3.2. Alat& Bahan

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain :

a. Alat untuk pembuatan Ekstraksi dan pembuatan tablet effervescent daun beluntas adalah blender, spatula, beaker glass 500 ml, baskom, kertas saring, gelas ukur 50 ml, dan timbangan analitik, oven kering, rotary evaporator dan alat pencetak tablet.

b. Alat untuk analisa adalah timbangan analitik, cawan porselin, jangka sorong, pH meter, gelas ukur 50 ml, erlenmeyer, beaker glass, sentrifuse, tabung reaksi, pemanas, spektrofotometer, pipet, dan sonde.

Adapun bahan – bahan yang digunakan, adalah :

a. Bahan yang digunakan dalam pembuatan ekstrak kering dan pembuatan tablet effervescent daun beluntas adalah daun beluntas yang diperoleh dari kecamatan Lowokwaru kota Malang, jahe merah dari Bumiaji Batu, ethanol, methanol, maltodekstrin, dekstrin, asam sitrat, asam tartarat, sukrosa, Na – Bikarbonat dan Aquades.

b. Bahan yang digunakan untuk analisa tablet effervescent dan uji invivo pada tikus adalah tikus wistar, reagen uji kolesterol, pakan standar dan tablet kolesterol.

3.3Pelaksanaan Penelitian

a. Proses Ekstraksi Daun Beluntas& Jahe Merah

Gambar. 1 Proses Ekstraksi Daun Beluntas & Jahe Merah

b. Proses Pembuatan Tablet Effervescent Daun Beluntas dan Analisa kimia

Proses pembuatan tablet effervescent dari ekstrak daun beluntas diawali dengan pembuatan granul terlebih dahulu. Dengan metode granulasi kering yang meliputi beberapa tahapan yaitu tahap penimbangan, pencampuran, pengayakan, pengeringan, dan pencetakan tablet. Pembuatan tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet EffervescentEblujeales

Pengujian yang dilakukan meliputi analisis tablet effervescent yaitu melakukan analisa pH, Warna, kecepatan larut, penampakan tablet, uji organoleptik dan uji invivo terhadap hiperkolesterolemia pada tikus wistar jantan.

c. Rancangan penelitian

1. Tablet effervescent

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan empat taraf yaitu konsentrasi kadar jahe masing – masing dengan 3 kali ulangan. Konsentrasi kadar jahe tersebut adalah :

 % Penambahan ekstrak jahe merah kering :

A1 = 25% (b/b), A2 = 30% (b/b), A3 = 35% (b/b), A4 = 40% (b/b)

2. Uji invivo hiperkolestrolemia

Penelitian ini adalah yang bersifat true experiment dengan Pre and Post Randomized Controlled Group Design yang menggunakan tikus wistar jantan sebagai subjek penelitian. Penentuan besar sampel berdasarkan ketentuan rumus freeder (n – 1) (t-1) ≥ 20 yakni minimal 5 ekor tikus yang diambil secara acak. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dengan jumlah sampel 8 ekor tiap kelompok.

ai

Gambar 3. Tahap Alur Penelitian Effervescent Ekstrak Daun Beluntas

dan Jahe Merah Terhadap Tikus Wistar

Selama perawatan tikus diberikan pakan standar AIN - 93M dan minum ad libithum. Tahap pertama, tikus diadaptasikan selama 1 minggu. Tahap kedua, tikus diberikan pakan standar, adlibitum dan induksi kolestrol (pemberian kolesterol dengan sonde) dengan kadar 2ml/hari untuk tikus sebagai kontrol perlakuan dan pemberian aquades untuk kontrol negatif. Pada tahap ketiga, tikus diberikan kolesterol dan larutan effervescent untuk kontrol efek dengan dosis P1=2 ml, P2=3ml, dan P3=3ml. Kemudian tahap akhir setelah penginduksian kolesterol dan effervescent, dilakukan pengambilan darah tikus melalui pleksus retroobitalis untuk pemeriksaan kolesterol total serum pada masing – masing kelompok tikus. Kadar kolesterol total serum kemudian diperiksa dengan menggunakan metode enzymatik CHOD-PAP secara spektofotometri dengan panjang gelombang 500 nm.

d. Analisa data

Data yang diperoleh dianalisa dengan analisis varian (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) menggunakan selang kepercayaan 1% dan 5% serta DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan selang kepercayaan yang sama yaitu 1% dan 5%.