Acara Syukuran
1. Acara Syukuran
Acara syukuran ini diadakan antara hari pertama kelahiran anak hingga hari ketujuh, demi menjaga kesehatan dan keselamatan lahir-batin sang bayi. Acara pertama yang harus dilaksanakan oleh orang tua anak adalah memperdengarkan nama AllahSWT di telinga anak. Imam Ja’far bin Muhammad Shadiq a.s. berkata,
Artinya: Rasulullah SAWW bersabda, “ Jika seseorang diberi anugerah anak oleh Allah SWT, hendaknya ia mengumandangkan suara azan di telinga kanan anaknya itu dan iqamah di telinga kirinya karena hal tersebut dapat menjauhkannya dari bisikan dan
godaan syetan yang terkutuk. [1]
Dalam banyak kesempatan Rasulullah berpesan kepada Imam Ali a.s. untuk membaca azan dan iqamah di telinga anak yang dilahirkan. Ini menunjukkan betapa masalah ini merupakan masalah yang penting dan serius. Beliau SAWW bersabda,
ﺍﺩﺒﺃ ﻥﺎﻁﻴﺸﻟﺍ ﻩﺭﻀﻴ ﻻ ﻪﻨﺈﻓ ﻯﺭﺴﻴﻟﺍ ﻲﻓ ﻡﻗﺃﻭ ﻰﻨﻤﻴﻟﺍ ﻪﻨﺫﺃ ﻲﻓ ﻥﹼﺫﺄﻓ ﺔﻴﺭﺎﺠ ﻭﺃ ﻡﻼﻏ ﻙﻟ ﺩﻟﻭ ﺍﺫﺇ ﻲﻠﻋ ﺎﻴ Artinya: Ya Ali, jika engkau dianugerahi anak, laki-laki atau perempuan, bacalah azan
di telinga kanannya dan iqamah di telinga kirinya, dengan demikian ia akan selamat dari
godaan syetan selama-lamanya. [2]
Terjaganya anak dari godaan syetan berarti bahwa ia selamat dari penyimpangan terhadap nilai-nilai Islam. Pesan-pesan Rasulullah SAWW tersebut, meskipun tidak pernah dibahas oleh pakar psikologi dan ilmu pendidikan masa kini, sudah sepantasnya dipatuhi oleh umat Islam.
Acara kedua adalah acara pemberian nama. Islam mengajarkan kepada kita untuk memberikan nama yang terbaik bagi putra dan putri kita. Sebaik-baik nama adalah Muhammad, nama Nabi Besar umat Islam. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
Artinya: Tidak satupun anak laki-laki yang lahir di keluarga kami kecuali kami menamakannya Muhammad. Setelah lewat tujuh hari, kami baru dapat mengganti nama
tersebut atau menetapkannya. [3]
Rasulullah SAWW dalam hadisnya menekankan hal ini. Beliau bersabda,
ﻲﻨﺎﻔﺠ ﺩﻘﻓ ﻲﻤﺴﺎﺒ ﻡﻫﺩﺤﺃ ﻡﺴﻴ ﻡﻟ ﺩﻻﻭﺃ ﻊﺒﺭﺃ ﻪﻟ ﺩﻟﻭ ﻥﻤ Artinya: Jika seseorang dikaruniai empat orang anak lelaki tetapi tidak menamakan
satupun dari anak-anaknya itu dengan namaku, berarti dia telah membenciku. [4] Para Imam Suci Ahlul Bait a.s. menganjurkan kaum muslimin untuk memberi anak-anak
mereka nama-nama seperti Abdur Rahman dan semua nama yang menunjukkan penghambaan kepada Allah, Muhammad, Ahmad, Ali, Hasan, Husain, Ja’far, Thalib, Fathimah. [5] Sebaliknya mereka tidak menyenangi nama-nama seperti Hakam, Hakim, Khalid, Malik, Harits. [6]
Nama-nama yang baik akan menyelamatkan anak dari ejekan teman-temannya. Dengan demikian, anak tidak akan merasa memiliki kekurangan dalam hal ini. Sebaliknya, nama- nama yang jelek akan mengakibatkan hal-hal yang kurang baik.
Acara syukuran selanjutnya yang dianjurkan dalam Islam adalah akikah, yaitu menyembelih kurban kambing atau binatang sembelihan lainnya demi keselamatan anak dan mencukur habis rambut bayi. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
ﺔﻀﻓ ﻩﺭﻌﺸ ﻥﺯﻭﺒ ﻕﺩﺼﺘﻭ ﻊﺒﺎﺴﻟﺍ ﻡﻭﻴ ﻪﺴﺃﺭ ﻕﻠﺤﺍﻭ ﻪﻨﻋ ﹼﻕﻋ Artinya: Berakikahlah dan cukur rambut anakmu itu pada hari ketujuh, lalu
bersedekahlah perak seberat rambutnya. [7]
Akikah yang tidak lain adalah sedekah, dapat menolak bala’ dari sang anak dan menjaganya dari marabahaya. Selain itu, akikah juga meninggalkan kesan tersendiri pada diri anak setelah ia dewasa nanti dengan mengetahui bahwa orang tuanya telah memberikan perhatian yang besar atas kelahirannya. Hal itu juga akan membuat kenangan tersendiri bagi mereka yang mendapatkan bagian daging akikah tersebut terhadap anak itu nantinya.
Salah satu acara syukuran lainnya yang diperintahkan dalam agama Islam adalah mengkhitan anak laki-laki. Imam Ja’far Shadiq a.s. berkata,
... ﻡﺤﻠﻟﺍ ﺕﺎﺒﻨﻟ ﻉﺭﺴﺃﻭ ﺭﻬﻁﺃ ﻪﻨﺈﻓ ﻡﺎﻴﺃ ﺔﻌﺒﺴﻟ ﻡﻜﺩﻻﻭﺃ ﺍﻭﻨﺘﺨﺍ Artinya: Khitanlah anak kalian pada hari ketujuh, karena hal itu lebih bersih untuknya
dan mempercepat tumbuhnya daging. [8]