BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ancangan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua ancangan penelitian, yaitu 1 ancangan kualitatif dan 2 ancangan deskriptif. Ancangan kualitatif adalah ancangan penelitian
yang tidak didasarkan perhitungan angka untuk penarikan simpulannya. Pada penelitian ini tidak digunakan data-data berupa angka yang digunakan untuk
perhitungan statistik. Temuan-temuan dalam penelitian ini tidak diperoleh melalui analisis yang menggunakan penghitungan angka, sehingga pada penelitian ini tidak
digunakan prosedur statistik. Oleh sebab itu, penelitian ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan bersifat kualitatif, sehingga penarikan simpulan penelitian ini tidak
didasari dengan perhitungan angka-angka, melainkan berupa kualitas bentuk verbal yang berwujud tuturan Muhadjir 2000:29.
Ancangan yang berikutnya adalah ancangan deskriptif. Ancangan deskriptif merupakan ancangan yang bertujuan mendeskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diteliti untuk mendapatkan interpretasi yang tepat Sudarma 2006:10. Ciri khas ancangan
deskriptif adalah kerja peneliti tidak hanya memberikan gambaran-gambaran fenomena, melainkan juga memberikan keterangan tentang hubungan antarfenomena,
menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan
55
implikasi dari suatu fokus penelitian Prastowo 2011:205. Topik penelitian ini adalah strategi mitigasi keterancaman muka tindak tutur direktif bahasa Jepang, sehingga
ancangan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah ancangan deskriptif. Dengan acangan deskriptif, paparan tentang strategi mitigasi keterancaman muka
tindak tutur direktif bahasa Jepang menjadi fokus penelitian ini. Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari jawaban atas
permasalahan penelitian ini, yaitu mendeskripsi mitigasi tindak tutur direktif bahasa Jepang baik dari sisi jenis strategi mitigasi dan posisi munculnya strategi mitigasi
terhadap tuturan direktif. Langkah-langkah penelitian ini mencakupi 1 penentuan masalah yang dijadikan fokus penelitian, 2 identifikasi informasi yang dibutuhkan
sebagai variabel pemecah masalah, 3 pengumpulan data, 4 analisis data, dan 5 pembuatan laporan.
Pada langkah pertama, peneliti menentukan fokus penelitian yang dijadikan masalah sekaligus menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti. Permasalahan
dalam penelitian ini berakar pada pencarian strategi mitigasi keterancaman muka tindak tutur direktif bahasa Jepang. Variabel yang diselidiki yaitu strategi apa yang
digunakan dan bagaimana posisi strategi tersebut terhadap tuturan direktifnya. Langkah kedua adalah identifikasi informasi yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
kemudian digunakan sebagai penentu apakah penelitian ini bersifat kuantitatif atau kualitatif. Pada langkah ketiga dilakukan pengumpulan data yang didalamnya
terdapat tahap identifikasi data, pemilahan data berdasarkan kesamaan dan perbedaannya, dan serangkaian pengujian terhadap keabsahan data dengan
56
menggunakan beberapa postulat yang ada sebagai dasar analisisnya. Tahap analisis dilakukan setelah data yang diperoleh diyakini sebagai data
dengan tingkat validitas cukup. Dalam penelitian ini, data tersebut digunakan sebagai dasar untuk penelusuran dalam rangka mencari, menemukan, dan mengkategorikan
usaha mitigasi tindak tutur direktif bahasa. Pada tahap analisis, serangkaian postulat digunakan sebagai parameter agar penarikan simpulan pun dapat terhindar dari sikap
subyektif peneliti.
3.2 Pengumpulan Data