Analisis Kasus ALTERNATIF PEMECAHAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK

C. Analisis Kasus

Menurut penulis seharusnya Terdakwa dijatuhkan hukuman karena telah memenuhi unsur – unsur pidana sebagai berikut : a Kelakuan dan akibat Prita Mulyasari memiliki kelakuan yakni mengakses data melalui e-mail serta mengirimnya kebeberapa temannya sehingga dapat diakses setiap orang dan berakibat diketahui setiap orang dalam hal ini di jelaskan pada Pasal 32 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan bahwa setiap orang dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer informasi elektronik danatau dokumen elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak. b Barangsiapa Terdakwa merupakan orang yang cakap dalam hukum dan dewasa sehingga setiap perbuatan yang dilakukannya dapat dipertanggungjawabkan sedangkan Pasal 1 ayat 21 serta 22 Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE menyatakan bahwa orang adalah orang perseorangan, baik warganegara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum, ayat 22 bahwa badan usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan baik yang berbadan hukum mupun yang tidak berbadan hukum. Bachtiar Agus Salim menyatakan bahwa untuk adanya kesalahan yang mengakibatkan dipidananya seseorang itu, maka haruslah dipenuhi beberapa syarat : Universitas Sumatera Utara 2. Terang melakukan perbuatan pidana, perbuatan yang bersifat melawan hukum; 3. Mampu bertanggungjawab; 4. Melakukan perbuatan tersebut dengan sengaja atau karena kealpaannya; dan 5. Tidak adanya alasan pemaaf. 78 Perbuatan yang oleh aturan hukum pidana dinyatakan sebagimana dinamakan ”perbuatan pidana”, juga disebut orang dengan ”delik”. Menurut wujudnya atau sifatnya perbuatan pidana ini adalah perbuatan melawan hukum. Perbuatan ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan dengan atau menghambat terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. Dapat pula dikatakan bahwa perbuatan pidana ini adalah perbuatan yang antisosial. 79 Pasal 310 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana, unsur yang sangat penting untuk menuduhkan sesuatu hal yang negatif, ditujukan untuk memfitnah seseorang, sebagai contoh saksi dikatakan cabul, hal tersebut menyerang seseorang. Jadi pasal 310 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana tidak dikatakan Penentuan perbuatan apa yang dipandang sebagai perbuatan pidana, negara Indonesia menganut azas tiap – tiap perbuatan pidana harus ditentukan sebagai demikian oleh suatu aturan undang – undang. Azas demikian yang disebut legalitas. Peraturan ini tercantum dalam Declaration des droits de I’homme et du citoyen tahun 1789, yang berbunyi : ” Tidak ada orang yang dapat dipidana selain atas kekuatan undang – undang yang sudah ada. 78 Bachtiar Agus Salim, Masalah Pertanggungjawaban Pidana, Kertas Kerja pada Simposium pembaharuan Hukum Pidana di Semarang 1980, Binacipta, Jakarta,1986, hal 105 79 Ibid, hal.105 Universitas Sumatera Utara untuk di muka umum, akan tetapi untuk diketahui umum, dalam hal ini bahwa umum adalah masyarakat ramai yang mungkin tidak ada hubungan dengan orang yang mencemarkan nama baik ataupun orang yang dicemarkan nama baik atau kehormatannya, sedemikian rupa apa yang dituduhkan sehingga mengakibatkan dalam hal ini masyarakat luas mengetahuinya, ini disebut penghinaan, bila dilakukan secara tertulis sebagai contoh yakni melalui e-mail, hal ini dijelaskan Pasal 310 ayat 2 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana. Pencemaran adalah nama kelompok dari suatu tindak pidana yang diantaranya penghinaan, apabila yang difitnah tujuanny adalah pencemaran nama baik. Berkenaan dengan unsur menuduh, bahwa tuduhan harus menuduh suatu predikat ke dalam orang ke dalam diri manusia, menyatakan suatu hal yang tidak memuaskan adalah menyatakan pendapat, ada undang – undang sendiri, dan harus dibedakan antara pendapat dan bebas mengemukkan pendapat dan sifatnya menuduh, tuduhan harus melekat yang kedua dapat disebut dilakukan dengan cara mengirim e-mail sama dengan surat pribadi pada umumya sebenarnya tidak juga memenuhi unsur diketahui umum tetapi pribadi, sehingga tidak dapat diterapkan Pasal 310 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana. E-mail yang dikirim sebanyak 20 dua puluh pun belum tentu diketahui secara umum, jadi bukan tergantung kepada jumlah. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik tidak bisa berdiri sendiri, dan harus jo dengan Pasal 310 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana karena pencemaran nama baik harus diambil dari pasal itu. Pasal 311 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana ditambah dengan dengan unsur untuk memberitahu untuk umum, hal ini sangat sulit membuktikannya Universitas Sumatera Utara misalnya seseorang dituduh jelek hal bisa dibuktikan di luar pengetahuannya, misalnya saksi mendapat pelayanan tidak baik sesuatu hal yang tidak bisa dibuktikan karena sesuatu hal. Ada 2 dua cara menafsirkan kata kata secara tekstual, yakni cara pertama dengan menafsirkan kontekstual integritas kata harus dilihat secara keseluruhan maknanya, kedua menafsirkan tuduhan tidak cukup berdasarkan teks tetapi arti kata – kata. Kontekstual keseluruhan menjadi penilaian berkenaan apakah menuduhkan suatu hal. Di dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 mengatur tentang sengketa konsumen, bukan dengan ketentuan pidana seperti dalam Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik akan tetapi mendatangkan konsumen ke rumahnya meminta maaf, mengucapkan terimakasih dan memberikan kenangan sebagai bentuk terimakasih agar pelaku usaha dapat memperbaiki usahanya sehingga tidak merupakan pencemaran nama baik dalam hal ini perusahaan. Secara normatif Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan suatu jalan dalam menyelesaikan sengketa konsumen, termasuk dalam hal ini Prita Mulyasari dengan pihak Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera Tangerang, dan ada juga pengadilan tetapi harus melalui BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Universitas Sumatera Utara 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN