g. Pasal 51 menyatakan bahwa setiap orang yang memenuhi unsure
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun danatau denda paling banyak
Rp.12.000.000.000,00 dua belas milyar rupiah serta apabila memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 12 dua belas tahun danatau denda paling banyak Rp.12.000.000.000,00 dua belas milyar rupiah.
B. Kasus Pencemaran Nama Baik Terhadap Prita Mulyasari
Prita Mulyasari pada tanggal 15 Agustus 2008 datang ke rumah sakit Internasional Bintaro Tangerang yang termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri
Tangerang, pada awalnya kondisi panas tinggi dan pusing kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan darah yang menyatakan harus rawat inap, kemudian dr.
Henky memeriksa kondisi terdakwa yang disampaikan melalui anamnesa, yaitu lemas, demam 3 hari, sakit kepala yang hebat, nyeri seluruh tubuh, mual, dan
tidak bisa makan. Kemudian esokan paginya dr. Hengky menginformasikan bahwa ada revisi hasil laboratorium semalam bukan 27.000 tetapi 181.000, tetapi
menurut terdakwa kondisinya semakin memburuk. Terdakwa di R.S Omni Internasional menyatakan komplain dan
menyampaikannya ke manajemen Omni yang diterima oleh OGI Customer Service Coordinator, dan dr. Grace Hilza Yarlen Nela Customer Service
Manager, namun tidak ditanggapi secara profesional maka terdakwa pada waktu dirawat di RSI Bintaro Tangerang membuat dan mengirimkan e-mail atau surat
elektronik melalui alamat email ”Prita Mulyasari yahoo.com” ke sejumlah
Universitas Sumatera Utara
orang yang berjudul ”Penipuan Omni Internasinal Hospital Alam Sutera Tangerang” yang isinya antara lain, ”saya informasikan juga dr. Hengky praktek
di RSCM juga, saya tidak mengatakan RSCM buruk, tetapi lebih hati – hati dengan perawatan medis dari dokter ini, dan tanggapan dr. Grace yang katanya
”tidak profesional sama sekali”, dan ”Tidak ada profesional sama sekali” dan ”Tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer”.
Berdasarkan fakta hukum bahwa terdakwa di rawat inap di Rumah Sakit Omni Internasional sejak tanggal 7 sampai degan tanggal 12 Agustus 2008,
melakukan pemeriksaan darah di laboratorium dengan hasil trombosit 27.000, meminta hasil pemeriksaan darah yang trombositnya 27.000, tetapi pihak rumah
sakit tidak memberikan hasil tersebut tidak valid dan hal tersebut sesuai dengan SOP Rumah Sakit, dr. Hengky memberitahukan kepada terdakwa bahwa terdakwa
kena gejala DBD, tanggal 12 Agustus 2008 terdakwa pindah berobat ke Rumah Sakit Internasional Bintaro dan diperiksa kembali darahnya, serta disimpulkan
terdakwa penyakit gondongan yang dapat menular, Rumah Sakit Omni telah mengirimkan surat kepada Terdakwa yang isinya ”permohonan maaf atas
ketidaknyamanan saudara”, terdakwa telah mengirimkan e-mail ke bebeberapa teman dengan subjek ”Penipuan Omni Internasional Hospital Alam Sutera
Tangerang”. Penuntut Umum mendakwa terdakwa dengan dakwaan :
a. Kesatu pasal 45 ayat 1 jo. Pasal 27 ayat 3 UU RI Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, b.
Kedua Pasal 310 ayat 2 KUH Pidana, atau c.
Ketiga pasal 311 ayat 1 KUH Pidana.
Universitas Sumatera Utara
Dakwaan Penuntut Umum menguraikan bahwa Terdakwa mengirimkan e- mail prita_mulyasariyahoo.com ke sejumlah orang yang berjudul, ”Penipuan
Omni Internasional Hospital Alam Sutera Tangerang”, sehingga Penuntut Umum mengajukan unsur – unsur pidananya :
1. Unsur ”Setiap Orang”.
Dalam hal ini yang didakwa adalah Prita Mulyasari yang telah dewasa dan berbadan sehat diminta pertanggungjawaban.
2. Unsur ”Dengan Sengaja”.
Dalam hal ini kehendak untuk melakukan suatu perbuatan tertentu dan mengetahui atau dapat mengetahui perbuatan tersebut dapat menimbulkan akibat
sebagaimana yang dikehendaki. Akibat e-mail yang dikirim terdakwa maka telah diketahui oleh orang yang dikenal maupun tidak dikenal oleh Terdakwa, maka apa
yang dikehendaki oleh terdakwa telah tercapai. 3.
Unsur ”Tanpa hak mendistribusikan danatau mentransmisikan danatau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik danatau dokumen elektronik
yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemamaran nama baik”. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik, informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data, elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto, elektronik data interchange, surat elektronik, telegrams, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Sedangkan yang dimaksud dengan dokumen elektronik adalah
Universitas Sumatera Utara
setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya
yang dapat dilihat ditampilkan, danatau didengar melalui computer atau sistem elektronik, termasuk tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, atau sejenisnya, huruf tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau arti dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Email terdakwa melalui alamat prita_mulyasariyahoo.com
yang berjudul, ”Penipuan Omni Internasional Hospital Alam Sutera Tangerang” ke
sejumlah orang sehingga merupakan pencemaran nama baik yang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan,
perubahan, penghilangan, perusakan Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik
tersebut dianggap seolah – olah data yang otentik, tanpa hak atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud yang mengakibatkan kerugian bagi
orang lain. Majelis Hakim berpendapat bahwa e-mail terdakwa sebagaimana telah
diuraikan tidak bermuatan penghinaan dan atau pencemaran nama baik, karena kalimat tersebut merupakan kritik dan demi kepentingan umum agar masyarakat
terhindar dari praktek – praktek rumah sakit danatau dokter yang yang tidak memberikan pelayanan medis yang baik terhadap orang yang sedang sakit yang
mengharapkan sembuh dari penyakit seharusnya pihak rumah sakit mengadukan dokter ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara
C. Analisis Kasus