Landasan Hukum Murâbahah

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian penjual mensyaratkan atasnya laba atau keuntungan dalam jumlah tertentu. Adapun dari sudut pandang teknis perbankan, murâbahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan akad jual beli di mana bank memberikan keuntungan investasi nasabah, dan menjual kembali kepada nasabah, ditambah dengan keuntungan yang disepakati.16

1. Landasan Hukum Murâbahah

a. Al-Qur’an +, . 01 2 + 3 4 35 6 7 8, 9 : ; = 9 ? A C5 DE FG A H635 6 IJ 3 KLM N O PQR0 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” QS. An-Nisa:29. Ayat ini menjelaskan secara tegas bagi semua muslim yang beriman kepada Tuhannya untuk selalu memperhatikan makanan yang mereka peroleh agar terhindar dari laknat Allah SWT yaitu jalan yang haram dalam memperoleh makanan tersebut. Selanjutnya Allah SWT memberikan solusi melalui perniagaan atau jual beli yang dipraktekkan atas dasar keridhoan di antara kedua belah pihak atau lebih. 16 Bank Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor BS, Jakarta : 1999, h. 33. 6 A ST9 6 5 U 35 LIJ V 5 W N 2X+ Y C ; 2[\] ; 6` L A a b  G 3 L G35 c[ a 1d A ST9 H1 N e c[ a V`9 N A ST9 A ; L fg ; : ; i N3g`O AO CG f g j Ffg 9 kg35 l m M ao p 2 qr O H? s :tu 7 3 PQv30 Artinya: “Orang-orang yang memakan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran tekanan penyakit gila, keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, pedahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya, lalu terus berhentidari mengmbil riba maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum datang larangan ; dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang kembali mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” QS Al Baqarah:275. b. Hadits ﻥ + , Artinya: ”Dari Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka” HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban Abdullah Saeed mengatakan bahwa Al-Quran tidak pernah secara langsung membicarakan tentang murâbahah, meski di sana terdapat sejumlah acuan tentang jual beli, laba rugi dan perdagangan. Demikian pula tidak ada hadits yang menjadi rujukan langsung kepada murâbahah. Mengingat tidak adanya rujukan baik dalam Al-Quran maupun hadits shahih yang diterima umum, para fuqaha harus membenarkan murâbahah dengan dasar yang lain.17

2. Syarat-Syarat Murâbahah