Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kebersihan Rongga Mulut

kurang bulan, dimana status gingiva dari ibu yang melahirkan bayi BBLR kurang bulan lebih buruk dari ibu yang melahirkan bayi normal Retnoningrum, 2006: 54. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara kebersihan rongga mulut dengan status gingiva ibu hamil terutama di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember; karena pada data yang kami dapat dari Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember belum ada uraian lengkap mengenai tingkat kebersihan rongga mulut maupun penyakit gingiva pada ibu hamil.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kebersihan rongga mulut ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember? 2. Bagaimana status gingiva ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember? 3. Bagaimana hubungan tingkat kebersihan rongga mulut dengan status gingiva ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui tingkat kebersihan rongga mulut ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. 2. Mengetahui status gingiva ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. 3. Mengetahui hubungan tingkat kebersihan rongga mulut dengan status gingiva ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi pengambil keputusan dan pembuat kebijaksanaan Puskesmas Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dalam merencanakan program kesehatan gigi dan mulut bagi ibu hamil. 2. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebersihan Rongga Mulut

Rongga mulut merupakan bagian pertama dari saluran pencernaan dan daerah awal masuknya makanan dalam sistem pencernaan Manson dan Eley, 2004: 1. Kebersihan dan kesegaran rongga mulut harus dijaga untuk mencegah penularan penyakit melalui mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki fungsi gigi dan mulut dalam sistem pengunyahan, serta mencegah penyakit rongga mulut seperti penyakit pada gigi dan gusi Hermawan, 2010: 8. Terdapat hubungan kuat yang positif antara kebersihan rongga mulut yang buruk dengan penyakit gusi atau gingiva, dimana kebersihan mulut yang buruk menjadi agen etiologi primer penyakit gingiva. Russel menyatakan bahwa penyakit gingiva yang aktif jarang ditemukan pada penderita dengan keadaan rongga mulut tanpa debris atau kalkulus Glickman dan Irving, 1990: 321. 2.1.1 Penilaian Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Tingkat kebersihan rongga mulut biasanya dinilai menggunakan plaque index Silness dan Loe, 1964 dan oral hygiene index Greene dan Vermillion, 1960. Plaque index adalah indeks yang menentukan skor akumulasi plak gigi. Indeks ini sering digunakan bersama dengan gingival index untuk menentukan hubungan sebab akibat antara plak dan inflamasi gingiva. Kriteria penentuan skor plaque index adalah: 0 : tidak ada plak 1 : selapis tipis plak yang hanya dapat dilihat dengan sonde atau disclosing agent 2: akumulasi plak yang cukup banyak, dapat dilihat dengan mata telanjang 3 : akumulasi yang tebal dari bahan lunak yang mengisi celah antara tepi gingiva dan permukaan gigi. regio interdental terisi dengan akumulasi debris Manson dan Eley, 2004: 126. Oral hygiene index OHI merupakan indeks gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus. Debris adalah deposit lunak, berwarna kekuningan atau keputihan, terdiri dari massa mikroorganisme, sel-sel epitel yang terdeskuamasi, sisa makanan, leukosit, dan deposit saliva. Kalkulus adalah plak yang mengalami kalsifikasi, berupa lapisan keras berwarna kekuningan atau kecoklatan yang melekat pada permukaan gigi atau obyek solid lainnya di dalam rongga mulut Manson dan Eley, 2004: 26. OHI dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan rongga mulut baik untuk semua atau hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja Manson dan Eley, 2004: 126. Apabila skor ditentukan hanya pada permukaan gigi yang terpilih digunakan oral hygiene index-simplified OHI-S. Pengukuran OHI-S dilakukan pada 6 permukaan dari 6 gigi, dengan perincian: empat gigi diperiksa permukaan fasialnya molar satu atas kanan, insisivus satu atas kanan, molar satu atas kiri, dan insisivus satu bawah kiri dan dua gigi diperiksa pada permukaan lingualnya molar satu bawah kanan dan kiri. Masing-masing permukaan gigi dibagi tiga bidang horizontal, yaitu daerah sepertiga gingiva gingival third, daerah sepertiga bagian tengah middle gingiva, dan daerah sepertiga insisal incisal third Staf Bagian Periodonsia FKG UJ, 2010: 83. Beberapa catatan tentang OHI-S yang perlu diperhatikan: 1. Apabila salah satu gigi anterior tersebut di atas tidak ada, boleh dipilih gigi insisivus satu atas kiri dan insisivus satu kanan bawah atau insisivus kedua 2. Apabila gigi molar pertama tidak ada, dapat digantikan oleh gigi disebelahnya, yaitu premolar atau molar kedua 3. Gigi yang telah diberi mahkota tiruan, dan gigi yang tingginya berkurang karena karies, tidak dapat dinilai, digantikan gigi yang lain 4. Debris lunak di permukaan oklusal dan insisal tidak dinilai, karenanya dapat diabaikan Sutami 1975 dalam Staf Bagian Periodonsia FKG UJ, 2010: 83. Selain digunakan untuk mengevaluasi status kebersihan mulut secara individual, OHI-S juga dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih khusus misalnya untuk penelitian-penelitian klinis. OHI-S sangat bermanfaat untuk kepentingan survei epidemiologi dan untuk mengevaluasi program kesehatan gigi secara longitudinal. Indeks ini mudah digunakan, sebab kriterianya obyektif, pemeriksaannya dapat dilakukan dengan tepat, dan adanya reproduksibilitas yang tinggi karena hanya membutuhkan pelatihan yang relatif singkat Staf Bagian Periodonsia FKG UJ, 2010: 82. Skor OHI-S adalah total dari skor debris index-simplified DI-S dan calculus index-simplified CI-S. DI-S adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris dan stain di permukaan gigi. CI-S adalah indeks yang digunakan untuk mengukur deposit kalkulus di permukaan mahkota dan leher gigi. Kriteria klinis skor OHI-S dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Kriteria klinis skor oral hygiene index-simplified OHI-S Skor Kriteria Klinis 0,0 – 1,2 Baik 1,3 – 3,0 Sedang 3,1 – 6,0 Buruk Staf Bagian Periodonsia FKG UJ, 2010: 84

2.2 Gingiva

Dokumen yang terkait

ANALISIS STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUMBERSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 2011

0 10 17

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER (Studi pada wilayah kerja Puskesmas Sumbersari)

3 34 77

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TINGGAL DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER (Studi pada wilayah kerja Puskesmas Sumbersari)

0 19 18

HUBUNGAN DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES LANJUT USIA DI KARANG WERDA KELURAHAN SUMBERSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 4 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBIASAAN BURUK (ORAL HABIT ) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN TERHADAP KELAINAN RONGGA MULUT DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 3 17

Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Tingkat Kebersihan Mulut Siswa Siswa SLTP Di Kecamatan Sumbersari .patrang Dan kaliwates Kabupaten jember Tahun 2005.

0 8 47

HUBUNGAN TINGKAT KEBERSIHAN MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES PADA SISWA SLTP USIA 18 TAHUN DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2002/2003

0 6 55

HUBUNGAN TINGKAT KEBERSIHAN RONGGA MULUT DENGAN STATUS GINGIVA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 3 16

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kesehatan Rongga Mulut dengan Kesehatan Periodontal di Wilayah Kerja Puskesmas "X" Bandung.

3 14 25

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR

0 0 7