Konsep Pendorong TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayan Kopi Pangku

sehingga terjadi hubungan yang kurang harmonis antar anggota keluarga, antara lain hubungan dengan saudara kandung dan sanak saudara. Hubungan yang buruk dengan saudara kandung di rumah akan cenderung menjadi pola dasar dalam menjalin hubungan sosial ketika berada di luar rumah. 7 Pengaruh teman sebaya. Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan resiko untuk menjadi pelaku kenakalan. 8 Status ekonomi sosial. Penyerangan serius lebih sering dilakukan oleh anak-anak yang berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah. 9 Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Tempat dimana individu tinggal dapat membentuk perilaku individu tersebut, masyarakat dan lingkungan yang membentuk kecenderungan kita untuk berperilaku ”baik” atau ”jahat”. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu faktor yang paling mempengaruhi terbentuknya perilaku menyimpang, yaitu faktor keluarga, pergauan, ingin dibanggakan dan faktor ekonomi yang kemudian akan menjadi dasar dalam berperilaku di luar rumah.

2.4 Konsep Pendorong

Faktor pendorong yang sering disebut motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan dari para masing-masing orang itu. Pandangan para penulis tentang motivasi sangat bervariasi menurut sudut pandang masing-masing. Hasibuan 2003 menyatakan bahwa, “Motivasi adalah pemberian daya penggerak, yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan“. Danim 2004 menyatakan bahwa, ”Motivasi diartikan sebagai setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu dilingkungan dunia kerja atau dipelataran kehidupan pada umumnya”. Usman 2006 menyatakan bahwa,”Motivasi kerja dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia terdorong untuk bekerja”. American EncyclopediadalamHasibuan 2004 menyatakan, “Motivation: That predispositionitselfthesubjectofmuchcontrovency withinthe individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation in volve such factor as biologicaland emotional needs that can only be inferred from observationbehavior“. Motivasi adalah kecenderungan suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan dalam diri seseorang yang membangkitkan pendirian dan mengarahkan tindak- tanduknya. Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Menurut Hasibuan 2005, “Ada beberapa tujuan pemberian motivasi 28 yaitu:1 Mendorong gairah dan semangat kerja seseorang; 2 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja seseorang; 3 Meningkatkan produktivitas kerja seseorang; 4 Mempertahankan loyalitas dan kestabilan seseorang; 5 Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi seseorang; 6 Mengefektifkan pengadaan seseorang; 7 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;8 Meningkatkan kreativitas dan partisipasi seseorang; 9 Meningkatkan tingkat kesejahteraan seseorang; 10 Mempertinggi rasa tangung jawab seseorang; 11 dan lain-lain“. Arep 2003 manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri orang yang termotivasi, seperti: 1 Bekerja sesuai standar; 2 Senang bekerja; 3 Merasa berharga; 4 bekerja keras; 5 Sedikit pengawasan; dan 6 Semangat juang tinggi Menurut Hasibuan 2005, manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat padadiri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan,yaitu: a. Kebutuhanfisiologikal, sepertisandang, pangandanpapan. b. Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental psikologikal dan intelektual. c. Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain. d. Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol- simbol status. e. Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

2.5 Teori dan Konsep Kebutuhan Dasar