BAB II BANK GARANSI DALAM BANK SYARIAH KAFALAH
G. Pengertian Umum Dan Dasar Hukum Bank Syariah
Keterpurukan ekonomi Bangsa Indonesia yang mulai terlihat pada tahun 1997 adalah disebabkan banyak faktor. Satu diantaranya adalah faktor
keterpurukan perbankan Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada saat itu bank yang berjatuhan adalah bank dengan sistem
konvensional. Sehingga banyak terjadi ketidakpuasan terhadap sistem perbankan konvensional maka terdapat beberapa pemikiran para pakar perbankan untuk
mencari sistem perbankan yang lebih baik. Dan pilihannya jatuh pada sistem perbankan syariah. Yang dianggap paling tangguh menghadapi krisis moneter
saat itu. Sistem ekonomi Islam sering disebut juga dengan sebutan ekonomi
syariah. Ekonomi syariah ini dalam konsepnya meletakkan nilai-nilai Islam sebagai dasar dan landasan dalam aktivitas perekonomian dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin. Dan salah satu bentuk realisasi dari nilai-nilai ekonomi Islam atau ekonomi syariah dalam aktivitas
nyata masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan syariat Islam. Dari sekian jenis lembaga keuangan,
perbankan adalah salah satu sektor yang besar pengaruhnya dalam aktivitas perekonomian masyarakat moderen. Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk
menerapkan sistem ekonomi Islam salah satu cara yang efektif adalah dengan mendirikan perbankan syariah atau perbankan Islam.
Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan Al- Quran dan Hadits
10
. Di sinilah kemudian perbankan syariah harus menjadi alternatif bahkan solusi bagi perkembangan pembangunan ekonomi nasional.
Dasar pemikiran terbentuknya bank dengan prinsip syariah ini adalah bersumber dari adannya pelarangan riba dalam Al-Quran dan Hadits, seperti yang disebutkan
dalam bab sebelumnya. Walaupun institusi bank ini tidak dikenal dalam kosakata fiqih Islam, pada masa Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah, maupun
Bani Abbas telah melakukan praktek-praktek yang tergolong sebagai fungsi perbankan. Fungsi-fungsi itu seperti menerima deposit, menyalurkan dana dan
transfer dana yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah. Jelas bahwa pada zaman Rasulullah SAW telah terdapat individu-individu yang melaksanakan
fungsi perbankan. Berdasarkan kenyataan ini dan dari adanya ketentuan-ketentuan dalam Al-Quran dan Hadits yang melarang pemungutan riba dan menyerukan
agar umat manusia saling bekerjasama dengan jalan yang halal, maka para pemikir Islam mencoba menggali dan mengkaji sebuah konsep perbankan Islam
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah sehingga terciptalah sistem perbankan Islam atau syariah yang bertitik tolak dari ketentuan-ketentuan Al-Quran dan
10
Karnaen A. Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Wakaf, 1992, h.1.
Hadits serta fungsi-fungsi perbankan kuno yang dijalankan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabatnya.
H. Produk – produk Perbankan Syariah