Pengaruh Anemia Defisiensi Besi pada Ibu terhadap Kadar T3,T4 dan TSH Bayi Baru Lahir
PENGARUH ANEMIA DEFISIENSI BESI IBU HAMIL TERHADAP KADAR T3, T4 DAN TSH BAYI BARU LAHIR
T E S I S
SURATMIN 077103008/IKA
PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(2)
PENGARUH ANEMIA DEFISIENSI BESI IBU HAMIL TERHADAP KADAR T3, T4 DAN TSH BAYI BARU LAHIR
T E S I S
Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) dalam program Magister Kedokteran Klinik
Konsentrasi Kesehatan Anak
pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
SURATMIN 077103008/IKA
PROGRAM MAGISTER KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(3)
Judul Tesis : Pengaruh Anemia Defisiensi Besi pada Ibu terhadap Kadar T3,T4 dan TSH Bayi Baru
Lahir Nama Mahasiswa : Suratmin
Nomor Induk Mahasiswa : 077103008
Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak
Menyetujui Komisi Pembimbing
( dr. H. Hakimi, SpA(K)) Ketua
( dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K)) Anggota
Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS
Prof. dr. H. Munar Lubis,SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir,SpP(K)
Tanggal lulus : Telah diuji pada
(4)
Tanggal : Juni 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : dr. H. Hakimi, SpA(K) ... Anggota :
1. dr. Hj. Melda Deliana , SpA(K) ..……… 2. Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K) .……… 3. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) ..………
(5)
UCAPAN TERIMA KASIH
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir pendidikan keahlian di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU / RSUP H. Adam Malik Medan.
Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Pembimbing utama dr. H. Hakimi , SpA(K), dan dr.Hj. Melda Deliana,
SpA(K) yang telah memberikan bimbingan, bantuan, serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.
2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Anak FK-USU dan dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K), selaku Sekretaris Program Studi hingga saat ini, yang telah banyak memberikan
(6)
nasehat dan bimbingan kepada penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.
3. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2003-2007 dan dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2007–2010 yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian tesis ini.
4. Prof. Dr. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K), dr. Muhammad Ali, SpA(K), dr. H. Emil Azlin, SpA, dr. Hj. Bugis Mardina Lubis, SpA, dr. Nelly Rosdiana, SpA, dr. Selvi Nafianti, SpA, dr. Siska Mayasari Lubis, SpA, dr. Muara P.Lubis, SpOG, serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran, membantu saya dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.
5. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. H. Chairuddin P Lubis, DTM&H, SpA(K) dan Dekan FK-USU yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK- USU.
6. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberi sarana pendidikan selama ini.
(7)
7. Teman- teman yang ikut dalam penelitian, dr. Susilowati, Mked (Ped), SpA, Anna Triana, Fellycia, Olga Rasiyanti, terima kasih yang sudah membantu dalam proses penelitian hingga penilitian selesai.
8. Teman-teman seangkatan yang tidak mungkin bisa saya lupakan,Hanry Anta, Athahillah, Tri Faranita, Fera Wahyuni, Amalia Utami Putri, Mahrani, Fitriyanti, Ari Kurniasih, Syarifah, dan Dewi Sari . Selalu berusaha untuk saling menjaga dan mendukung dalam suka dan duka, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
9. Teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam terlaksananya penelitian serta penulisan tesis ini.
Teristimewa untuk Istri tercinta Cahaya Purnama Sari, kedua ananda tersayang Ratu Mutiara Raudhatul Jannah dan Raja Gani Rizky Sani Althafah , terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan pengorbanan tanpa kenal lelah yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, rezeki, dan karunia Nya buat kita semua.
Kepada yang tercinta orangtua saya,Yahman dan Alm. Ruminten, serta kedua mertua saya H. Boyman dan Hj. Nurjannah yang tidak putus putusnya mendoakan serta memberi restu sehingga memberi kelancaran bagi saya selama menempuh pendidikan. Terima kasih juga kepada Seluruh saudara
(8)
kandung ( Mbak AS, Mbak Jum, Ngatimin, Budiono, Hartono, Suwito, Syamsuri dan Ayu) serta saudara ipar saya ( Surya Hajar, Surya Darma , Muchtar dan Putri) maupun teman-teman yang selalu mendoakan, memberikan dorongan, motivasi, bantuan moril dan materil selama penulis mengikuti pendidikan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kasih sayang dan karuniaNya kepada kita semua dan segala budi baik yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, Juni 2010
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan Pembimbing iii
Ucapan Terima Kasih v
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Singkatan dan Lambang xiii
Abstrak xiv
BAB 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Hipotesis 2
1.4. Tujuan Penelitian 2
1.5. Manfaat Penelitian 2
BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Patofisiologi kelenjar tiroid 4
2.2. Hubungan hematologis ibu dan janin 5
2.3. Metodologi pemeriksaan kadar T3T4 dan TSH pada neonatus 5
2.4. Kerangka konseptual 8
BAB 3. Metodologi 3.1. Desain Penelitian 9
3.2. Tempat dan Waktu 9
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 9
3.4. Perkiraan Besar Sampel 9
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 10
3.6. Persetujuan / Informed Consent 11
3.7. Etika Penelitian 11
3.8. Cara Kerja 11
3.9. Identifikasi Variabel 12
3.10. Definisi Operasional 12
3.11. Pengolahan dan Analisis Data 13
BAB 4. Hasil 14
BAB 5. Pembahasan 20
(10)
BAB 6. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan 27
6.2. Saran 27
Ringkasan 28
Daftar Pustaka 30
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Orang tua 32
2. Lembar Persetujuan 33
3. Lembar Kuesioner dan Data Khusus Bayi 34
4. Persetujuan Komite Etik 35
(11)
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 1. Karasteristik sampel penelitian 15
Tabel 2. Hasil analisis korelasi dan regresi Hb ibu,ferrtin ibu dengan
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Mekanisme TPO 5
Gambar 2. Kerangka konseptual 8
Gambar 3. Profil penelitian 14
(13)
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
cm : centimeter
ml : mililiter Hb : hemoglobin Ht : hematokrit
gr : gram
mg : miligram
gr% : gram persen
mmol/L : milimol per liter
g/dL : gram per deciliter
% : persen
ml/kg : mililiter per kilogram
kgbb : kilogram berat badan
SD : standar deviasi
S : simpang baku
mm3 : milimeter kubik RSU : rumah sakit umum DM : diabetes mellitus SC : sectio caesarian
RCT : randomized controlled trial
EDTA : ethylenediamine tetra acetic acid
SPSS : statistic package for the social sciences CI : confidence interval
n : jumlah subyek / sampel
Zα : deviat baku normal untuk α
Zβ : deviat baku normal untuk β
X1-X2 : perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement) P : tingkat kemaknaan
≥ : lebih besar dari atau sama dengan
> : lebih besar dar < : lebih kecil dari
(14)
ABSTRACT
.
Background Prevalence of iron deficiency anemia in infants is associated to the prevalence of iron deficiency anemia in pregnancy. There are many factors that influence the prevalence of iron deficiency anemia in infants. A baby of anemic mother has lower haemoglobin level than non anemic mother. Several studies were suggested that iron deficiency anemia in neonate can influence the work of thyroid peroxydase (TPO) enzyme to produce thyroid hormones. A study reported that iron deficiency anemic mothers had lower thyroxine (T4) and triidothyronine (T3) concentrations, and this condition can influence haemoglobin level and thyroid function in newborn.
Objective To determine the effects of iron deficiency anemia during pregnancy to newborn’s T3, T4, and TSH level.
Methods A cross-sectional study in determining effects of iron deficiency anemia during pregnancy to newborn’s T3, T4, and TSH level was performed in September to December 2009 in two public hospitals, enrolled newborns
with the criteria (term, single pregnancy, labor, birth weight ≥2500-4000,
APGAR score ≥7). Mother’s blood was taken for complete blood count, T3,
T4, and ferritin level to get the baseline data of iron deficiency anemia. The newborn was placed onto the mother’s abdomen before the umbilical cord was cut, and then the haematocrit, haemoglobin, ferritin, T3, T4, and TSH level were measured from the umbilical blood vein in 24 hours of life.
Results The average of T3, T4, and TSH level of 40 newborns whose mother’s were iron deficiency anemia, were 2.23 nmol/L (SD 1.20 nmol/L), 8.54 ug/dL (SD 6.18 ug/dL), 15.45 uIU/mL (SD 3.95), respectively. Several babies had anemia with hemoglobin level <14 g%. There was no significant
relationship between iron deficiency anemia during pregnancy with T3 (P=
0,96), and TSH (P=0,294) level of the newborn, but significant relation present in T4.
Conclusion There was no significant relationship between iron deficiency anemia during pregnancy with T3 and TSH level of the newborn, but significant relation present in T4.
(15)
PERNYATAAN
PENGARUH ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMILTERHADAP KADAR KADAR T3, T4 DAN TSH BAYI BARU LAHIR
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Medan, Juni 2010
Suratmin
(16)
ABSTRACT
.
Background Prevalence of iron deficiency anemia in infants is associated to the prevalence of iron deficiency anemia in pregnancy. There are many factors that influence the prevalence of iron deficiency anemia in infants. A baby of anemic mother has lower haemoglobin level than non anemic mother. Several studies were suggested that iron deficiency anemia in neonate can influence the work of thyroid peroxydase (TPO) enzyme to produce thyroid hormones. A study reported that iron deficiency anemic mothers had lower thyroxine (T4) and triidothyronine (T3) concentrations, and this condition can influence haemoglobin level and thyroid function in newborn.
Objective To determine the effects of iron deficiency anemia during pregnancy to newborn’s T3, T4, and TSH level.
Methods A cross-sectional study in determining effects of iron deficiency anemia during pregnancy to newborn’s T3, T4, and TSH level was performed in September to December 2009 in two public hospitals, enrolled newborns
with the criteria (term, single pregnancy, labor, birth weight ≥2500-4000,
APGAR score ≥7). Mother’s blood was taken for complete blood count, T3,
T4, and ferritin level to get the baseline data of iron deficiency anemia. The newborn was placed onto the mother’s abdomen before the umbilical cord was cut, and then the haematocrit, haemoglobin, ferritin, T3, T4, and TSH level were measured from the umbilical blood vein in 24 hours of life.
Results The average of T3, T4, and TSH level of 40 newborns whose mother’s were iron deficiency anemia, were 2.23 nmol/L (SD 1.20 nmol/L), 8.54 ug/dL (SD 6.18 ug/dL), 15.45 uIU/mL (SD 3.95), respectively. Several babies had anemia with hemoglobin level <14 g%. There was no significant
relationship between iron deficiency anemia during pregnancy with T3 (P=
0,96), and TSH (P=0,294) level of the newborn, but significant relation present in T4.
Conclusion There was no significant relationship between iron deficiency anemia during pregnancy with T3 and TSH level of the newborn, but significant relation present in T4.
(17)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prevalensi anemia defesiensi besi (ADB) pada bayi tidak terlepas dari prevalensi ADB pada wanita hamil. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalensi ADB pada wanita hamil 40.1%. Banyak faktor risiko yang dapat mempengaruhi prevalensi ADB pada bayi yang dilahirkannya. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita anemia mempunyai kadar hemoglobin yang lebih rendah dibandingkan bayi yang
lahir dari ibu yang tidak menderita anemia.1-3
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10.5 gr% pada trimester II.1-3
Hurrel dalam satu studi melaporkan anemia defisiensi besi yang terjadi
pada neonatus dapat mempengaruhi enzim Tyroid Peroksidase ( TPO) dalam
menghasilkan hormon tiroid.4 Beberapa studi melaporkan pada ibu yang
menderita ADB berdampak dalam menghasilkan konsentrasi plasma
thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) ibu dan juga akan mempengaruhi
kadar Hb dan fungsi tiroid bayi yang dilahirkan.4-7
Metabolisme hormon tiroid ibu hamil berubah secara signifikan pada penderita ADB. Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami anemia defisiensi
(18)
besi dan kadar hormon tiroid yang rendah akan memiliki kadar hormon tiroid yang rendah oleh karena hormon tiroid ibu tidak seluruhnya melewati sawar plasenta.8-10
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian :
apakah ADB pada ibu saat hamil menyebabkan penurunan kadar T3 ,T4, dan
peningkatan Tyroid Stimulating Hormone (TSH ) pada bayi baru lahir ?
1.3. Hipotesis
ADB pada ibu saat hamil menurunkan kadar T3 ,T4, dan meningkatkan kadar
TSH pada bayi baru lahir.
1.4. Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh ADB pada ibu hamil terhadap kadar T3 ,T4, dan TSH pada bayi baru lahir .
2. Mengevaluasi tumbuh kembang bayi dengan ibu yang menderita ADB
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Di bidang akademik/ilmiah: meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang endokrinologi, khususnya mengenai pengaruh ADB ibu hamil
(19)
1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat : meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada bayi, khususnya pencegahan ADB pada ibu hamil dan
manfaat pemeriksaan T3, T4, dan TSH pada bayi baru lahir dan
mencegah gangguan pertumbuhan pada anak.
1.5.3. Di bidang pengembangan penelitian : memberi data awal kepada Divisi Perinatologi, Endokrinologi, Pedsos dan tumbuh kembang dan Departemen Obstetri dan Ginekologi, tentang pengaruh ADB ibu hamil
(20)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Patofisiologi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid fetus berasal dari endodermal ”foregut”. Perkembangannya
mulai dari dasar faring yang mengadakan profilasi dan invaginasi, kemudian bermigrasi ke inferior sampai ke daerah kartilago tiroid dan sisanya membentuk duktus tiroglosus. Pada usia 7 minggu kelenjar tiroid menjadi dua lobus. 5,9
Pada kehamilan 10 sampai 12 minggu, tiroid janin mampu mengkonsentrasikan yodium dan mensintesis iodotironin. Pada saat yang
sama, kelenjar hipofise janin mengandung TSH. Serum T4 janin meningkat
secara progesif dari pertengahan kehamilan sampai sekitar 11.5 µg/dL saat
cukup bulan. Kadar T3 janin rendah sebelum 20 minggu dan kemudian secara
bertahap meningkat sampai sekitar 60 ng/dL saat cukup bulan. Kadar T3
sangat tinggi pada janin (250 ng/dL pada 30 minggu) dan turun sampai 150 ng/dL saat cukup bulan. Kadar TSH serum secara bertahap meningkat
sampai 10 µU/mL saat cukup bulan. Sekitar sepertiga T4 ibu melewati sawar
plasenta ke janin.10,11
Tg
Tiroid diatur oleh TSH, suatu glikoprotein yang diproduksi dan disekresi oleh kelenjar hipofise anterior. Hormon ini mengaktifkan adenilat
siklase pada kelenjar tiroid. Hormon-hormon tiroid meningkatkan konsumsi
(21)
Hormon-hormon bebas memasuki sel, tempat T4 dapat dikonversi menjadi T3
dengan deionisasi. T3 intraseluler kemudian masuk nukleus untuk melekat
pada reseptor hormon tiroid. 10,12,13
Gambar 1 . Mekanisme TPO
2.2. Hubungan Hematologis Ibu dan Janin
Pada ibu hamil, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume
darah ibu mengalami peningkatan yang dimulai sejak trimester pertama kehamilan dan meningkat pesat selama trimester kedua, kemudian peningkatan perlahan terjadi selama trimester ketiga sampai keadaan stabil
selama beberapa minggu terakhir kehamilan.9,13
Wanita hamil yang menderita ADB berpotensi mengalami gangguan dalam menghasilkan hormon tiroid dan memiliki komplikasi pada kandungannya seperti kematian janin dalam kandungan, bayi lahir prematur,
(22)
hipertensi pada saat hamil, kerusakan plasenta, dan masalah pada bayi yang dilahirkannya. 8
Metode Pemeriksaan Kadar T3,T4, dan TSH pada Neonatus
Metode-metode untuk mengukur semua hormon tiroid dalam serum tersedia : T4, T4 bebas, T3, T3 bebas, dan diiodotironin. T3 tidak aktif secara metabolik
(3,5’, 3’-triiodotironin) juga ada dalam serum. Usia harus dipertimbangkan
dalam menginterpretasi hasil, terutama pada neonatus. 7,13,14
Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan T3,T4, dan TSH melalui
vena umbilikal sama baiknya jika dilakukan dengan skrining yang dilakukan dengan kertas saring. Di Indonesia darah diambil melalui tusukan kecil pada salah satu tumit bayi, lalu diteteskan beberapa kali pada suatu kertas saring (kertas Guthrie) dan setelah mengering dikirim ke laboratorium. Pada penelitian sebelumnya di India dilaporkan hasil pemeriksaan T4 dan TSH melalui tali pusat. Pengukuran TSH dan T4 bebas yang dikumpulkan melalui
tali pusat dapat membantu diagnosis gangguan fungsi tiroid bayi baru lahir.14
Nilai normal untuk indeks bervariasi antara laboratorium karena kadar
T4 dan T3 sering ditentukan oleh berbagai metode kit dan kalkulasi serta
ekspresi indeks yang bervariasi antara laboratorium. Hb meningkat seiring dengan bertambahnya usia gestasi. Pada bayi cukup bulan, nilai hemoglobin tali pusat adalah 16.8 g/dL (14 sampai 20 g/dL). Bayi akan mengalami penurunan kadar Hb setelah lahir, karena bayi baru lahir mengalami transisi
(23)
dari kondisi relatif hipoksia dalam kandungan menjadi hiperoksia pada saat lahir. Pada Hb yang rendah akibat defisiensi besi mempengaruhi kerja
hipotalamus-hipofise-tirod dalam menghasilkan kadar T3,T4, dan TSH. 7,15-18
Pada suatu penelitian yang dilakukan terhadap tikus, kekurangan zat besi memiliki sistem tiroid yang kurang responsif, seperti pada perubahan
konsentrasi TSH, T4, dan T3. Pada beberapa studi dikatakan wanita hamil
yang mengalami anemia defisiensi besi akan mengalami gangguan
metabolisme tiroid.4,17,18 Hal tersebut juga didukung oleh Hou dkk (2000)
melaporkan hubungan antara kadar serum ferritin ibu dengan pertumbuhan fetus yaitu ibu dengan kadar serum ferritin rendah mempunyai hubungan yang kuat dengan terjadinya pertumbuhan fetus terhambat, diduga juga
faktor hormon tiroid berperan.17
Anemia defisiensi besi memberikan metabolisme tiroid dengan beberapa mekanisme. Dengan menggunakan mekanisme inkubasi in vitro,
Hurrel menemukan bahwa aktifitas deiodinase tidak berefek pada besi.8
Metabolisme tiroid dapat dibandingkan dengan defisiensi besi melalui anemia dan rendahnya transportasi Oksigen sama dengan kejadian hipoksia tiroid. Defisiensi besi mempengaruhi gangguan defisiensi iodine melalui perubahan kontrol susunan syaraf pusat terhadap metabolisme tiroid atau melalui
modifikasi ikatan T3. Satu studi memperkirakan bahwa terjadi hubungan
mekanisme antara (TPO), metabolisme iodin dan anemia defisiensi besi.8,10,19-20
(24)
2.3. Kerangka Konseptual
TPO TPO
Anemia defisiensi besi ibu
T3,T4 ibu hamil
Anemia defisiensi besi bayi
Axis hipotalamus-hipofise-tiroid
Kadar T3, T4, TSH bayi baru lahir
= yang diamati dalam penelitian
(25)
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah cross sectional untuk menilai pengaruh ADB
pada ibu hamil terhadap kadar T3,T4,dan TSH pada bayi baru lahir.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP.H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan (bekerjasama dengan bagian Obstetri dan Ginekologi). Waktu penelitian dilaksanakan dari Desember 2009 sampai Februari 2010
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi target adalah semua bayi yang lahir cukup bulan. Populasi terjangkau adalah populasi target yang lahir di RS.H. Adam Malik dan RSUD. Pirngadi Medan selama periode penelitian. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan rumus sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi :21
n = zα2 PQ d2
(26)
n =besar sampel masing-masing kelompok. Zα = deviasi baku normal =1.96 ( untuk α = 0.05)
d = tingkat ketepatan absolut yang ditetapkan = 0.3
n= 1.962 x0.4 x 0.6 0.32
Dari hasil perhitungan diperoleh besar sampel minimal 40 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi
1. Neonatus cukup bulan lahir secara partus spontan
2. Berat badan lahir 2500 sampai 4000 gram
3. Skor Apgar menit pertama ≥ 7
4. Ibu menderita ADB
5. Mendapat persetujuan dari orang tua (Informed Consent)
Kriteria Eksklusi
1. Ibu menderita diabetes, preeklamsia / eklamsia, hipertensi, dan
mendapat diazepam atau oksitosin untuk induksi persalinan
2. Kelainan kongenital mayor
(27)
4. Trauma lahir : hematoma sefal, perdarahan subaponeurosis, dan
caput succedaneum
5. Ibu menderita hipoalbuminemia
3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan/ Informed Consent
Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai pemeriksaan kadar T3, T4,
dan TSH bayi baru lahir. Formulir penjelasan terlampir dalam usulan penelitian ini.
3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.8. Cara Kerja
1. Melakukan pendataan awal terhadap ibu hamil yang menderita ADB
dengan melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, ferritin,T3 dan T4 dan
albumin
2. Melakukan penilaian Apgar score pada saat bayi dilahirkan.
3. Melakukan penilaian maturitas bayi dengan menggunakan New Ballard
(28)
4. Melakukan pengambilan sampel darah sebanyak 2 cc dari vena umbilikal 24 jam pertama setelah lahir dengan spuit dan dimasukkan ke dalam
tabung vaccutainer berisi EDTA
5. Darah segera dikirim ke laboratorium patologi klinik Thamrin untuk
dilakukan pengukuran kadar T3, T4 dan TSH bayi.
6. Pemeriksaan menggunakan alat Cobas 6000, buatan tahun 2007, dan
telah mengalami kalibrasi sebanyak 2 kali.
3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas Skala
Hb pada ibu hamil numerik Serum ferritin pada ibu hamil numerik Albumin ibu hamil numerik T3 dan T4 ibu hamil numerik
Variabel tergantung Skala
Kadar T3 numerik
Kadar T4 numerik
Kadar TSH numerik
3.10. Definisi Operasional
1. Anemia pada ibu menurut WHO : kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%.
(29)
2. Anemia pada bayi usia 0-3 hari menurut WHO : kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 14 gr%.
3. Hipotiroid pada neonatus : kadar T3 < 1.3 nmol/L, kadar T4 < 6,5µg/dL ,
dan kadar TSH > 20 mIU/mLa
4. Hipoalbuminemia pada ibu hamil : kadar albumin dalam darahnya kurang dari 3.5 g/dL.
5. Persalinan spontan : persalinan dengan presentasi belakang kepala tanpa menggunakan alat-alat.
6. Usia kehamilan: dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan
menggunakan rumus Naegel atau New Ballard Score dari bayi yang
dilahirkan.
3.11. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang terkumpul akan diolah, dianalisis dan disajikan dengan
menggunakan program komputer SPSS versi 15.0. Untuk melihat hubungan
antara ADB pada ibu hamil dengan kadar T3, T4, dan TSH bayi baru lahir,
digunakan uji t independen. Interval kepercayaan yang digunakan adalah
(30)
BAB 4. HASIL
Selama periode penelitian, terdapat 198 ibu hamil yang direncanakan untuk
melahirkan secara spontan. Sejumlah 158 ibu dieksklusikan dan akhirnya diperoleh 40 ibu yang memenuhi kriteria untuk kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap bayi masing- masing. Akhirnya diperoleh 40 bayi yang dianalisis.
• 95 ibu menolak ikut serta
•33 ibu dengan oksitosin
•20 ibu dengan preeklamsi
•7 hipertensi
•3 dengan diabetik 198 ibu hamil yang direncanakan
melahirkan spontan
40 ibu memenuhi kriteria
40 bayi memenuhi kriteria
Gambar 3. Profil penelitian
Distribusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok terlihat pada Tabel 1. Besar sampel 40 orang bayi, dengan jumlah bayi laki-laki dalam penelitian ini adalah sebanyak 19 orang ( 47.5%) dan bayi perempuan sebanyak 21 orang ( 52.5%), rerata berat badan lahir adalah 3.15 ± 0.29 kg,
(31)
serta panjang badan bayi adalah 49.17 ± 1.17 cm. Karakteristik sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Karakteristik Sampel Penelitian
Karasteriktik Frekuensi (n=40)
BAYI
Jenis kelamin, n(%)
‐ Laki-laki 19 (47.5)
‐ perempuan 21(52.5)
Berat lahir, mean±SD, kg 3.15±0.29
Panjang lahir, mean±SD, cm 49.17±1.17
Kadar Hb, mean±SD , mg/dl 16.49±2.43
Kadar Ht, mean±SD , mg/dl 49.82±5.91
Kadar T3 2.20±1.19
Kadar T4 8.47±6.12
Kadar TSH 15.31±3.99
IBU
Umur, mean±SD, tahun 25.7±2.69
Pendidikan, n (%)
‐ SD 3 (7.5)
‐ SMP 10 (25)
‐ SMA 24 (60)
‐ D3 1 (2.5)
‐ S1 2 (5)
Usia kehamilan, mean±SD, minggu 38.53±0.82
Kadar Hb 10.67±0.83
(32)
*Nilai dalam mean (SD) *Nilai dalam median
Sebagian besar ibu responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 60% dan paling sedikit berpendidikan D3 yang berjumlah hanya 1 orang (2.5%). Usia ibu pada saat melahirkan bayi rata-rata pada usia yang aterm yaitu 38.53±0.82 minggu.
Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Kadar Hb Ibu, ferritin ibu, dengan kadar T3, T’4 dan TSH bayi baru lahir
Kadar Hb ibu Mother`s Ferritin level Variable
r R2 P r R2 P
T3 0.007 0.000 0.96 0.182 0.033 0.268
T4 0.324 0.105 0.04 0.203 0.041 0.215
TSH 0.17 0.209 0.29 0.311 0.097 0.054
Persamaan garis yang diperoleh dari analisis regresi linier dengan hemoglobin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar T3 bayi dalam studi ini. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara hemoglobin ibu dengan kadar T3 bayi (p>0.05).
(33)
Dari hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi (p value = 0.042). Dengan menggunakan korelasi Pearson diperoleh bahwa terdapat korelasi yang sedang antara hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi (nilai r =0.324). Tanda negatif menunjukkan bahwa hemoglobin ibu dan kadar T4 bayi berbanding terbalik. Artinya, semakin rendah nilai hemoglobin ibu maka semakin tinggi kadar T4 bayi.
Persamaan garis yang diperoleh dari analisis regresi linier dengan hemoglobin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar TSH bayi dalam studi ini. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara hemoglobin ibu dengan kadar TSH bayi (p>0.05). Persamaan garis yang diperoleh dari analisis regresi linier dengan kadar serum ferritin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar T3 bayi dalam studi ini. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kadar serum ferritin ibu dengan kadar T3 bayi (p>0.05).
Persamaan garis yang diperoleh dari analisis regresi linier dengan kadar serum ferritin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar T4 bayi dalam studi ini. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kadar serum ferritin ibu dengan kadar T4 bayi (p>0.05).
(34)
Persamaan garis yang diperoleh dari analisis regresi linier dengan kadar serum ferritin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar TSH bayi dalam studi ini. Hal ini disebabkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kadar serum ferritin ibu dengan kadar TSH bayi (p>0.05).
(35)
BAB 5. PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan secara cross sectional di dua rumah sakit pemerintah.
Rekomendasi Departemen kesehatan (Depkes) menyatakan pentingnya skrining tiroid pada bayi baru lahir. Suatu studi menyatakan bahwa gangguan tiroid pada wanita 4-5 kali lebih banyak dibandingkan pada pria dan sebagian besar terjadi pada saat wanita hamil karena perubahan hormonal dan metabolisme selama kehamilan. Gangguan tiroid pada ibu hamil dapat berupa kekurangan atau kelebihan hormon tiroid, namun yang paling umum
terjadi adalah kekurangan hormon tiroid atau disebut hipotiroid. 13
Pada negara berkembang, hipotiroid ibu hamil terjadi karena kekurangan iodium. Selain itu, sekitar 10% dari ibu hamil memproduksi antibodi atau zat anti yang menyerang kelenjar tiroidnya sendiri yang disebut
Anti TPO-Ab (Anti Thyroid Peroxidase Antibody) pada awal kehamilannya.
Sebagian dari ibu hamil yang positif memproduksi anti TPO akan mengalami hipotiroid tetapi bersifat subklinik atau tidak bergejala, namun bila diperiksa di laboratorium akan didapatkan kadar TSH yang tinggi. Hipotiroid pada ibu hamil dapat berakibat buruk bagi ibu maupun perkembangan janin atau bayinya, terutama bila hipotiroid terjadi pada trimester pertama karena pada periode tersebut janin hanya dapat memperoleh hormon tiroid dari ibunya.13,15,22
(36)
Prevalensi terjadinya hipotiroid pada bayi baru lahir di negara berkembang seperti Indonesia adalah 1:3600 hingga 1: 5000. Kasus ini lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan dibandingkan pada bayi laki laki
dengan perbandingan 3:1.8
Pada penelitian ini didapatkan jumlah bayi laki-laki (47.5%) dan bayi perempuan (52.5%) ( tabel 1). Pada penelitian ini didapati rerata berat badan lahir 3154 gram. Pada penelitian ini ditemukan rerata panjang badan bayi 49.07 cm ( tabel 1). Penelitian sebelumnya di Turki diterangkan tidak ada perbedaan berat badan dan panjang badan bayi yang di ikutkan dalam
penelitian.8 Kelenjar tiroid menyekresi tiroksin, triyodotironin, yang
mempunyai efek pada kecepatan metabolisme tubuh. Kelenjar ini juga menyekresi kalsitonin, suatu hormon yang penting untuk metabolisme
kalsium dan sangat berperan pada perubahan panjang badan.9 Berat badan
dan panjang badan bayi lahir secara cukup bulan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap kadar hormon tiroid, walaupun Tienboon melaporkan
bahwa kadar tiroid erat hubungannya dengan panjang badan.6 Pada
penelitian ini tidak dijumpai hubungan antara berat badan, panjang badan dan kadar hormon tiroid bayi baru lahir.
Sirkulasi darah ibu dan janin terjadi sekitar 50% sampai 70% selama kehamilan. Plasenta mengandung darah sekitar 75 sampai 125 mL pada bayi. Arteri umbilikalis akan mengalami konstriksi setelah kelahiran, kemudian vena umbilikalis akan mengalami dilatasi, dan akhirnya darah akan mengalir
(37)
secara langsung.22-25 Sekitar 1 dari 400 kehamilan berhubungan dengan pendarahan transplasenta janin sekitar > 30 mL dan sekitar 1 dari 2000 kehamilan berhubungan dengan perdarahan transplasenta janin sekitar > 100 mL. Bila janin menerima transfusi sebanyak 30 sampai 50 mL per menit, hal
ini bisa menyebabkan polisitemia.1-3,21
Penelitian ini dilakukan pada 40 bayi yang sesuai kriteria.26 Darah bayi
pada penelitian ini diambil melalui vena umbilikal 24 jam pertama
kehidupan.23 Penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tikus untuk melihat
hubungan antara anemia induk dengan kadar tiroid bayi tikus memiliki hubungan yang bermakna. Penilitian dengan cara skrining tiroid pada bayi
dengan pengambilan darah dari tumit bayi sudah dilakukan di India.8,10,21
Pada penelitian ini kami berusaha untuk menghindari bias dengan cara mengeksklusikan ibu diabetes mellitus (suatu penelitian mendapatkan ibu yang menderita diabetes mellitus memiliki volume darah yang tersisa di
plasenta lebih besar), preeklamsia, eklamsia, hipertensi, mendapat diazepam
atau oksitosin untuk induksi persalinan karena kondisi tersebut diatas dapat
mempengaruhi transfusi plasenta yang terjadi, sehingga pertambahan volume darah yang terjadi bukanlah semata-mata disebabkan oleh
penundaan pengikatan tali pusat. Demikian pula halnya bayi dengan kelainan
kongenital mayor dieksklusikan karena pertimbangan etis. Trauma lahir
(38)
bruishing juga dapat mempengaruhi hemoglobin karena adanya extravasated blood.22,24,25
Penelitian ini mengambil sampel bayi cukup bulan, partus spontan dan kehamilan tunggal. Bayi kurang bulan (prematur) seringkali mengalami asupan enteral yang kurang, keluarnya mekonium lebih lambat, dan sirkulasi
enterohepatik yang meningkat,27 cenderung memiliki kadar albumin yang
lebih rendah,27 sehingga dapat mempengaruhi kadar T3,T4 dan TSH bayi.
26,27 Plasenta previa, kehamilan kembar,
sectio caessaria (SC) dapat menurunkan transfusi plasenta yang terjadi, dan transfusi plasenta yang
lebih berarti terjadi pada persalinan pervaginam.28 Pada kehamilan kembar
dapat terjadi twin to twin transfusion sehingga dapat mempengaruhi transfusi
plasenta yang terjadi.23
Semua bayi dalam penelitian ini diperlakukan sama kecuali dalam hal pemberian diet. Ada tiga variasi diet yaitu bayi yang hanya mendapat ASI, campuran ASI dan PASI dan yang hanya mendapatkan PASI, hal ini dikarenakan belum ada atau jumlah ASI yang ada belum mencukupi kebutuhan bayi. Namun pada penelitian ini perbedaan persentase variasi diet pada kedua kelompok dapat diabaikan. Vitamin K1 sebanyak 1 mg disuntikkan secara intramuskular pada hari pertama kelahiran yang bertujuan untuk meminimalkan pengaruhnya terhadap kadar bilirubin dibandingkan jika
(39)
Pada penelitian ini didapat tingkat pendidikan ibu yang berbeda dari tingkat SD sampai dengan S1, dimana tingkat pendidikan SMA paling tinggi sebanyak 60 %, D3 paling sedikit yaitu 2.5%. Tidak dijumpai adanya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan anemia pada ibu hamil dan kadar T3,T4 dan TSH pada penelitian ini.
Suatu penelitian melaporkan terjadi perubahan fungsi tiroid pada bayi
bayi yang mengalami anemia.10 Penelitian lainnya melaporkan bahwa
terdapat hubungan antara kadar serum ferritin dengan perkembangan kognitif
walaupun tidak menunjukkan status besi fetal.16 Penelitian lain melaporkan
terdapat hubungan antara status besi yang rendah, ferritin yang rendah kadar T3 rendah, T4 rendah dan TSH yang meningkat dengan
perkembangan mental dan psikomotor.6
ADB pada masa bayi menimbulkan manifestasi klinis, yang paling serius adalah gangguan fungsi otak di kemudian hari berupa gangguan motorik, berkurangnya kemampuan kognitif, gangguan perilaku, dan
gangguan mielinisasi irreversibel.4,5 Status besi pada bayi juga dipengaruhi
status ibu selama masa kehamilan. Salah satu cara perbaikan status besi bayi dimulai selama masa kehamilan atau awal kelahiran adalah dengan penundaan pengikatan tali pusat, karena dapat mempengaruhi volume darah yang ditransfer melalui plasenta. Manifestasi klinik akan mempengarui TPO
(40)
Dari hasil penelitian ini dengan analisa regresi linier didapat bahwa hemoglobin ibu sebagai prediktor tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar T3 pada bayi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
hemoglobin ibu dengan T3 bayi (P>0.05). Terdapat hubungan yang
signifikan antara hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi (P<0.05). Terjadi
korelasi negatif antara hemoglobin ibu dengan kadar T4 bayi, yang ditandai dengan tanda negatif.
Pada penelitian ini hemoglobin ibu tidak dapat digunakan untuk memprediksi kadar TSH, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
hemoglobin ibu dengan kadar TSH bayi (P>0.05).
Penelitian ini menyebutkan bahwa kadar feritin ibu tidak memiliki
hubungan signifikan dengan kadar T4 bayi( P>0.05), tidak terdapat hubungan
signifikan antara feritin ibu dengan T3 dan TSH pada bayi ( P>0.05)
Satu studi memperkirakan bahwa terjadi hubungan mekanisme antara
TPO, metabolisme iodin dan anemia defisiensi besi.29-30 Pada penelitian ini
tidak dilakukan pemantauan berkelanjutan untuk memantau efek lebih lanjut ADB pada ibu hamil dengan kadar T3,T4 dan TSH bayi baru lahir terhadap perkembangan psikomotorik dan psikososial dan hal ini merupakan kelemahan penelitian ini.22,26
Peneliti menyadari bahwa studi ini masih belum sempurna dan masih banyak dijumpai kelemahan, diantaranya yaitu jumlah sampel yang sedikit oleh karena sampel merupakan bayi sehat yang banyak orang tua keberatan
(41)
darah bayinya diambil, keterbatasan dana, keterampilan dalam pengambilan darah sampel, serta faktor-faktor lain yang tidak dilakukan penilaian dan dapat menimbulkan bias dan mempengaruhi hasil penelitian, seperti status gizi ibu, jumlah asupan kalori bagi bayi, waktu rawat inap yang relatif singkat yaitu berkisar 2 sampai 3 hari sehingga waktu untuk pengamatan bayi relatif singkat.
Pada penelitian ini tidak didapat hubungan signifikan antara ADB pada ibu hamil dengan kadar T3 dan TSH pada bayi baru lahir, dan terdapat hubungan signifikan dengan kadar T4 bayi baru lahir, hal ini diduga bahwa triyotironin kira kira empat kali kekuatan tiroksin, tetapi terdapat jauh lebih
sedikit dalam darah dan menetap lebih sungkat dari pada tiroksin.4 Perlu
penelitian lebih lanjut untuk melihat perkembangan psikomotorik dan psikososial bayi yang dilahirkan dengan ibu ADB.
(42)
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini mendapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar
hemoglobin ibu terhadap kadar T4 bayi baru lahir, tetapi tidak memiliki
hubungan signifikan dengan kadar T3 dan TSH bayi baru lahir.
6.2. Saran
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar. Bila memungkinkan, dilbandingkan berdasarkan posisi bayi terhadap plasenta, atau cara persalinan (spontan dengan SC). Sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap bayi sampai usia 6 bulan sehingga evaluasi dan tindakan lebih lanjut dapat dilakukan bila ditemukan hipotiroid pada bayi. Pemantauan perkembangan, psikomotor dan pertumbuhan sangat penting dalam kasus kasus hipotiroid pada bayi
Dari hasil penelitian ini, kami sarankan untuk melakukan skrining hipotiroid sesuai dengan rekomendasi Departemen Kesehatan RI.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ringoringo HP, Wahadiyah I, B. Sutrisna, Setiabudy R, Suradi R. Model
scoring waktu memprediksi anemia defisiensi besi pada bayi 0-6 bulan. Sari Pediatri. 2005;10(5):338-4
2. Wiknjosastro H. Perubahan anatomik dan fisiologik pada wanita
hamil. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, penyunting. Ilmu k ebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 1999. h.89-101.
3. Amir I, Dhewi S. Anemia pada bayi premature. Dalam: Abdussalam M,
Trihono PP, Kaswandani N, Endyarni B. Pendekatan praktis pucat: Masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2007.h.93-101.
4. Sonja Y, Michael, B Zumermann, Arnold M, Langhans W, Hurrel FR.
Iron deficiency anemia reduced thyroid peroksidase activity in rats. American society for nutritional sciences. 2002;22:1951-5
5. Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap L, Bloom SL, Wenstrom KD. Placental
development. Dalam: Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap
L, Bloom SL, Wenstrom KD, penyunting. William obstetrics. New York:
McGraw-Hill, 2005. h. 57-82.
6. Tienboon P, Unacha K. Iron deficiency anemia in childhood and tyroid
function. Asia Pasifik J Clin Nutr. 2003;12(2):198-202
7. Stoll BJ. The umbilicus. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB
& Stanton BF,penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007. h.775.
8. Michael B, Zimmermann, Burgi H, Hurrel RF. Iron deficiency product
poor maternal thyroid status during pregnancy. The jurnal of clinical endocrinology and metabolism. 2007;92(9):3438-40
9. Gilbert WM, Machin GA. Fetal development. Dalam : Ballard RA,
penyunting. Avery’s diseases of the newborn. Edisi ke-8. Philadelphia : Saunders Elsevier, 2005. h.23-30.
10. Beard JL, Barel MJ, Derr J. Impaired thermoregulation and thyroid function in iron deficiency anemia. Am J Clim Nutr. 1990;52:813-9.
11. Saslow JG, M Ernest, A Carol, Southard A Thyroid screening for early discharded infants. AAP. 2008;98(1):41-4.
12. Brown RS. The thyroid gland. Dalam: Brook CG, Hinmars PC, Jacobs HS, penyunting. Clinical pediatric endocrinology. Edisi ke-4. London: Blacwell Science, 2001. h.288-316.
13. Brown RS. Thyroid disease in infancy,Childhood, and adolescence. Dalam:Braverman LE, penyunting. Diseases of the thyroid. Edisi ke-2. New Jersey, 2003. h.63-83.
(44)
14. Desposito F, Cho S, Frias JL, Sherman J, Wappner RS, Wilson MG. Newborn screening fact Sheets. Pediatrics. 1996;98(3):473-500.
15. Fort PF, Brown RS. Thyroid disorders in infancy. Dalam: Lifshitz F, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-3. Brooklyn: Marcel Dekker, 1996. h.369-81.
16. Kappy MS, Steelman JW, Travers SH, Zeitler PS. Endocrine disorders. Dalam: Hay WW, Hayward AR, Levin MJ, Sondheimer JM, penyunting. Current pediatric diagnosis & treatment. Edisi ke-16. North America: Lang Medical Books, 2003. h.937-53.
17. Hou J, Cliver SP, Tamura T, Johnston, KE, Goldenberg R. Maternal serum ferritin and fetal growth. Obstet Gynecol. 2009;95(3):447-52
18. Tamura T, Picciano MF. Folate and human reproduction. AMJ. 2006;83h.993-1016
19. Wiknjosastro H. Pimpinan persalinan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, penyunting. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999. h.192-201
20. Manglik AK, Chatterjee N, Ghosh G. Umbilical cord blood TSH levels in term neonates: A screening tool for congenital hypothyroidsm. Indian Pediatr. 2005;42(7)1029-33.
21. Madiyono B, Mz SM, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S,Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis.Edisi-3.Jakarta: CV Agung Seto, 2008.h.302-31
22. Mercer JS, Skovgard RL. Neonatal transitional physiology: a new paradigm.Journal of perinatal and neonatal nursing.2002;1:56-76
23. Philip AG, Saigal S. When should we clamp the umbilical cord ?. NeoReviews. 2004; 5(4):142-53
24. Aladangady N, McHugh S, Aitchison TC, Wardrop CA, Holland BM. Infants’s blood volume in controlled trial of placental transfusion at preterm delivery. Pediatrics. 2006; 117(1):93-8
25. Usher R, Sephard M, Lind J. The blood volume of the newborn infant and placental transfusion. Acta Paediatr Scand. 1963; 52(5):497-512 26. Singla PN, Chand S, Agarwal KN. Cord serum and placental tissue
iron status in maternal hypotermia. AMJ. 1979; 32:1462-5.
27. Lozoff B. Iron deficiency in infancy : applying a physiologic framework for prediction. Am J Clin Nutr. 2006: 84(6):1412-21
28. Gomella TL. Polycythemia and hyperviscocity. Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, penyunting. Neonatology : management, procedures, on call problems, diseases and drugs. Edisi ke-5. NewYork: McGraw–Hill;2004.h.341-4
29. Sarkar S, Rosenkrantz TS. Neonatal polycythemia and hyperviscosity. Fetal & Neonatal Med. 2008; 13: 248-55
(45)
30. Lozoff B, Andraca I, Castilo M, Smith BS, Walter T, Pino P. Behavioral and development effects of preventing iron – deficiency anemia in
(46)
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA
Yth. Bapak / Ibu…..
1. Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, Nama saya dokter Suratmin, bertugas di Divisi Endokrinologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Saat ini Departemen Kesehatan RI merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kadar hormon tiroid pada bayi baru lahir. Banyak yang akan kita ketahui dari efek dan pengaruh kadar hormon tiroid tersebut.
3. Oleh karena itu kami akan melakukan pemeriksaan kepada bayi Bapak/Ibu dengan cara mengambil sampel darah sebanya 2cc untuk melihat nilai T3,T4, dan TSH (zat pengatur kelejar tiroid atau gondok)
4. Jika Bapak/Ibu bersedia maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar persetujuan setelah penjelasan.
5. Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu kami ucapkan terima kasih.
(47)
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ny
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitian “PENGARUH ANEMIA DEFISIENSI BESI IBU TERHADAP KADAR T3,T4 DAN TSH BAYI BARU LAHIR”. dengan kesadaran serta kerelaan sendiri
saya bersedia menjadipeserta penelitian tersebut.
Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan siapapun.
Medan,...
(48)
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
Nama pasien : ………..
Lahir tanggal : ……….. pkl…………..
IDENTITAS IBU :
1. Nama : ……….. Nama suami : ……….. Alamat : ... Umur : ……….. ... Pekerjaan : ... Pendidikan : ... 2. Riwayat menstruasi :
Siklus ……… hari sekali
HPHT……….→ usia kehamilan : ……..minggu
3. Riwayat obstetrik : Gravida : ... Paritas : ... Abortus : ...
(49)
Lampiran 4.
DATA KHUSUS BAYI
1. Apgar skor menit ke 1 dan 5 : …./…..
2. Berat badan lahir : ... gram
3. Panjang badan lahir : ...cm
4. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan
5. Efek samping* : pucat ( ya / tidak ) distres nafas (ya/tidak)
(50)
Lampiran 5
(51)
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : dr. Suratmin
Tempat / Tanggal lahir : Medan / 12 Februari 1975
Alamat : Jl. Bejomuna no H 7 Binjai
Nama istri : drg. Cahaya Purnama Sari
Nama anak : Ratu Mutiara Raudhatul Jannah
Raja Gani Rizky Sani Althafah
Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Negeri 060855, Medan tamat tahun 1988
2. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 10 Medan, tamat tahun 1991 3. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1994 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tamat tahun 2001
Riwayat Pekerjaan
1. Kepala Bagian Bidang Studi Kimia Bimbingan Studi Dakwah Medan, tahun 1997-1999
2. Staf Pengajar Bidang Studi Kimia Bimbingan Belajar Ganesha Operational Medan, tahun 1999-2001
(52)
4. Kepala Puskesmas Kotanegara Kabupaten Lampung Utara. Provinsi Lampung, tahun 2001-2002
5. Kepala Puskesmas Oganlima Kabupaten Lampung Utara. Provinsi Lampung, tahun 2002-2005
6. Kepala Puskesmas Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, tahun 2005-2006
7. Kepala Pelayanan Medik Rumah Sakit Mutia Sari Duri, tahun 2006-2007 8. Dokter PNS RSUD Bagansiapi-api Kabupaten Rokan Hilir . Provinsi
Riau, tahun 2006-sekarang
Riwayat Organisasi
1. Masa Orientasi Perkenalan HMI Komisariat FK-USU Medan,tahun 1995
2. Latihan Kader HMI Cabang Medan,tahun 1996
3. Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat FK USU, Medan tahun 1996-1997.
4. Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FK-USU Medan, tahun 1997-1998
5. Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) di Medan,tahun 1997
6. Wakil Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) USU Medan, tahun 1997-1998
(53)
7. Pertemuan Ilmiah Nasional (Telminas) ISMKI di Palembang, tahun 1998
Pendidikan Spesialis
1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2006 s/d 31-12-2006
2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2007 s/d 31-12-2007
3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2008 s/d 28-02-2008
4. Pendidikan Tahap III : 01-02-2009 s/d 31-01-2011
(54)
55
TUGAS PERBAIKAN
1. Penelitian tentang hubungan antara T3, T4 dan TSH dan anemia defisiensi besi sudah pernah dilakukan oleh Hurrel
2. Pada tinjauan pustaka skema / mekanisme kerja kelenjar tirod sudah dicantumkan pada halaman 5
3. Pada kerangka konsep dibuatkan mekanisme kerja TPO
4. Pada halaman 13 telah dibuatkan kriteria hipotiroid pada neonatus 5. Pada halaman 15 , profil penelitian merupakan gambar 4.1
6. Tabel hasil penelitian dibuat dalam 1 tabel halaman 16, yaitu table 4.2 7. Pada halaman 20, Hipotiroid pada negara berkembang disebabkan oleh
kekurangan iodium
8. Pada penelitian ini hasil signifikan terhadap T4, sementara terhadap kadar T3 dan TSH tidak signifikan, sebab bahwa jumlah tiroksin lebih singkat didarah dibandingkan triiodotironin, sudah diterangkan pada halaman 25
9. Pada halaman 21 diterangkan hubungan antara panjang badan, berat badan dengan kadar hormone tiroid. Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid sangat berperan pada metabolisme kalsium yang sangat berperan untuk proses pertumbuhan.
(1)
Lampiran 4.
DATA KHUSUS BAYI 1. Apgar skor menit ke 1 dan 5 : …./…..
2. Berat badan lahir : ... gram 3. Panjang badan lahir : ...cm
4. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan
5. Efek samping* : pucat ( ya / tidak ) distres nafas (ya/tidak)
(2)
Lampiran 5
(3)
Lampiran 6
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : dr. Suratmin
Tempat / Tanggal lahir : Medan / 12 Februari 1975 Alamat : Jl. Bejomuna no H 7 Binjai Nama istri : drg. Cahaya Purnama Sari Nama anak : Ratu Mutiara Raudhatul Jannah Raja Gani Rizky Sani Althafah
Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Negeri 060855, Medan tamat tahun 1988
2. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 10 Medan, tamat tahun 1991 3. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1994 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tamat tahun 2001
Riwayat Pekerjaan
1. Kepala Bagian Bidang Studi Kimia Bimbingan Studi Dakwah Medan, tahun 1997-1999
2. Staf Pengajar Bidang Studi Kimia Bimbingan Belajar Ganesha Operational Medan, tahun 1999-2001
(4)
4. Kepala Puskesmas Kotanegara Kabupaten Lampung Utara. Provinsi Lampung, tahun 2001-2002
5. Kepala Puskesmas Oganlima Kabupaten Lampung Utara. Provinsi Lampung, tahun 2002-2005
6. Kepala Puskesmas Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, tahun 2005-2006
7. Kepala Pelayanan Medik Rumah Sakit Mutia Sari Duri, tahun 2006-2007 8. Dokter PNS RSUD Bagansiapi-api Kabupaten Rokan Hilir . Provinsi
Riau, tahun 2006-sekarang
Riwayat Organisasi
1. Masa Orientasi Perkenalan HMI Komisariat FK-USU Medan,tahun 1995
2. Latihan Kader HMI Cabang Medan,tahun 1996
3. Wakil Bendahara Umum HMI Komisariat FK USU, Medan tahun 1996-1997.
4. Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FK-USU Medan, tahun 1997-1998
5. Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) di Medan,tahun 1997
6. Wakil Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) USU Medan, tahun 1997-1998
(5)
7. Pertemuan Ilmiah Nasional (Telminas) ISMKI di Palembang, tahun 1998
Pendidikan Spesialis
1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2006 s/d 31-12-2006 2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2007 s/d 31-12-2007 3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2008 s/d 28-02-2008 4. Pendidikan Tahap III : 01-02-2009 s/d 31-01-2011 5. Penelitian dan tesis : Desember 2009 - Juni 2010
(6)
55
TUGAS PERBAIKAN
1. Penelitian tentang hubungan antara T3, T4 dan TSH dan anemia defisiensi besi sudah pernah dilakukan oleh Hurrel
2. Pada tinjauan pustaka skema / mekanisme kerja kelenjar tirod sudah dicantumkan pada halaman 5
3. Pada kerangka konsep dibuatkan mekanisme kerja TPO
4. Pada halaman 13 telah dibuatkan kriteria hipotiroid pada neonatus 5. Pada halaman 15 , profil penelitian merupakan gambar 4.1
6. Tabel hasil penelitian dibuat dalam 1 tabel halaman 16, yaitu table 4.2 7. Pada halaman 20, Hipotiroid pada negara berkembang disebabkan oleh
kekurangan iodium
8. Pada penelitian ini hasil signifikan terhadap T4, sementara terhadap kadar T3 dan TSH tidak signifikan, sebab bahwa jumlah tiroksin lebih singkat didarah dibandingkan triiodotironin, sudah diterangkan pada halaman 25
9. Pada halaman 21 diterangkan hubungan antara panjang badan, berat badan dengan kadar hormone tiroid. Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid sangat berperan pada metabolisme kalsium yang sangat berperan untuk proses pertumbuhan.