Penggunaan Beberapa Serbuk Rimpang Terhadap Mortalitas Hama Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera; Bruchidae) Pada Kacang Hijau
PENGGUNAAN BEBERAPA SERBUK RIMPANG TERHADAP MORTALITAS
HAMA Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae ) PADA KACANG HIJAU
SKRIPSI
Oleh :
ANNI HAYATI 070302003
HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PENGGUNAAN BEBERAPA SERBUK RIMPANG TERHADAP MORTALITAS
HAMA Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae ) PADA KACANG HIJAU
SKRIPSI
Oleh :
ANNI HAYATI 070302003
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh :
(Ir. Yuswani Pangesti Ningsih, MS) (Ir.Fatimah Zahara) Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
ABSTRACT
Anni Hayati, "Use of Some Powdered Rhizome Mortality Against Pests Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) On the Green Bean ". It was
under supervised by Yuswani Pangestiningsih and Fatimah Zahara. C.chinensis L. are pests on green beans in storage which causes considerable yield loss, one of effective control is the use of botanical insecticides. Use of some powdered rhizome on mortality C.chinensis L. in a green bean plant pests carried in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. Research using completely randomized design with 7 treatments namely C0
(control / untreated), C1 (ginger rhizome powder 5 gr/250 gr green beans), C2 (ginger rhizome powder 10 gr/250 gr green beans), C3 (powdered galangal rhizome 5 gr/250 gr green beans), C4 (galangal rhizome powder 10 gr/250 gr green beans), C5 (powdered Kaempferia galanga rhizome 5
gr/250 grams of green beans) and C6 (powdered Kaempferia galanga rhizome 10 gr/250 grams of green beans) with three replications.
Results showed that mortality in the treatment of pests C0 = 0%, C1 = 68.9%, C2 = 72.23%, C3 = 77.80%, C4 = 82.20%, C5 = 91.10% and C6 = 98.90%. This indicates that treatment significantly different C0 with other treatments, the C1 is not significantly different from C2, C3 are not
significantly different with C4 and C5 significantly different from C6. The highest mortality percentage in the treatment of C6 (powdered Kaempferia galanga rhizome 10gr/250gr green beans) is 98.90% and lowest in control treatment is 0%. The percentage of shrinkage weights C0 = 5.43%, C1 = 4.76%, C2 = 4.39%, C3 = 3.72%, C4 = 2.72%, 1.79%
and the C5 = 1.79 % and C6 = 1.24%. The percentage of shrinkage is the highest weight in the treatment of C0 (control) of 5.43% and the lowest at C6 of 1.24%. Key words: C.chinensis L, Botanical Insecticides, Green Beans
(4)
ABSTRAK
Anni Hayati, ”Penggunaan Beberapa Serbuk Rimpang Terhadap Mortalitas Hama Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera; Bruchidae) Pada Kacang Hijau”. Dibimbing oleh Yuswani Pangestiningsih dan Fatimah Zahara. C.chinensis L. merupakan hama pada kacang hijau dalam penyimpanan yang menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar, salah satu pengendalian yang efektif adalah penggunaan insektisida nabati. Penggunaan beberapa serbuk rimpang terhadap mortalitas C.chinensis L. pada kacang hijau dilaksanakan di laboratorium hama tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan yaitu C0 (Kontrol/tanpa perlakuan), C1 (serbuk rimpang jahe 5 gr/250 gr kacang hijau), C2 (serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau), C3 (serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau), C4 (serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr
kacang hijau), C5 (serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau) dan C6 (serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau) dengan tiga ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas hama pada perlakuan C0 = 0 %, C1 = 68.9%, C2 = 72.23%, C3 = 77.80%, C4 = 82.20%, C5 =91.10%
dan C6 =98.90%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan C0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, C1 tidak berbeda nyata dengan C2, C3 tidak berbeda nyata dengan C4 dan C5 berbeda nyata dengan C6. Persentase mortalitas tertinggi yaitu pada perlakuan C6 (Serbuk rimpang kencur (10gr/250gr kacang hijau) sebesar 98.90 % dan terendah pada perlakuan control yaitu 0%. Persentase susut
bobot C0 = 5.43%, C1 = 4.76%, C2 = 4.39%, C3 = 3.72%, C4 = 2.72%, C5 = 1.79% dan C6 = 1.24%.Persentase susut bobot tertinggi adalah pada
perlakuan C0 (control) sebesar 5.43% dan terendah pada C6 sebesar 1.24%. Kata kunci: C.chinensis L, Insektisida nabati, Kacang Hijau
(5)
RIWAYAT HIDUP
Anni Hayati lahir pada tanggal 15 Januari 1989 di Hutapungkut Tonga, sebaga anak ke dua dari tiga bersaudara, puteri dari Ayahanda Syaifullah Lubis dan Ibunda Nurlena Batubara
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu :
- Tahun 2001 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 146956 Hutapungkut Tonga.
- Tahun 2004 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4
Kotanopan.
- Tahun 2007 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kotanopan. - Tahun 2007 lulus dan diterima di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMP. Pengalaman Kegiatan Akademis
1. Tahun 2007 - 2011 menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN).
2. Tahun 2007 – 2011 menjadi anggota Komunikasi Muslim (Komus) HPT 3. Tahun 2011 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni
sampai Juli di PT. Perkebunan Sumatera Utara Kebun Tanjung Kasau Batubara.
4. Tahun 2010 - 2011 melaksanakan penelitian skripsi di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaika skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah “Penggunaan Beberapa Serbuk Rimpang Terhadap Mortalitas Hama Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) pada Kacang Hijau” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS selaku ketua dan Ir. Fatimah Zahara, selaku anggota yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada kedua Orang Tua dan keluarga..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2011
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesis Penelitian ... 3
Kegunaan Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Sitophilus zeamais Motsch. ... 5
Kerusakan Yang Disebabkan Sitophilus zeamais Motsch. ... 8
Insektisida Nabati ... 9
Lengkuas (Alpinia galanga L.) ... 9
Jahe (Zingiber officinale Roxb..) ... 10
Kencur (Kaempferia galanga L.) ... 11
BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
Bahan dan Alat ... 12
Metodologi Penelitian ... 12
Pelaksanaan Penelitian Penyediaan Tempat Serangga Uji ... 14
Penyediaan Serangga Uji ... 14
Penyediaan Serbuk Rimpang ... 14
Aplikasi Serbuk Rimpang ... 14
Peubah Amatan Persentase Mortalitas Imago ... 15
(8)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase Mortalitas (%) Imago C. chinensis L. ... 16 Susut Bobot Kacang Hijau ... 19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 22 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Telur C. chinensis L. ... 6
2. Larva C. chinensis L... 7
3. Pupa C. chinensis L ... 7
4. Imago C. chinensis L ... 8
5. Gejala Serangan C. chinensis L ... 9
6. Rimpang Lengkuas... 10
8. Rimpang Jahe ... 11
9. Rimpang Kencur ... 11
10. Histogram pengaruh aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis L. pengamatan I-VII ... 19
11. Histogram persentase susut bobot kacang hijau terhadap aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur ... 21
(10)
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman 1. Rataan pengaruh aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan
kencur terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis L.
pengamatan I-VII... 16 2. Rataan pengaruh serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap susut bobot (%) kacang hijau ... 20
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Bagan Penelitian ... 25
2. Deskripsi Kacang Hijau Perkutut ... 27
3. Insektisida Nabati ... 29
4. Serbuk rimpang yang digunakan sebagai insektisida nabati ... 30
5. Imago S. Zeamias yang Mati ... 31
6. Foto Penelitian ... 31
7. Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 3 Hari Setelah Aplikasi (has) ... 32
8. Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 6 Hari Setelah Aplikasi (hsa) ... 34
9. Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 9 Hari Setelah Aplikasi (hsa) ... 36
10.Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 12 Hari Setelah Aplikasi (has) ... 38
11.Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 15 Hari Setelah Aplikasi (hsa) ... 40
12.Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 18 Hari Setelah Aplikasi (has) ... 42
13.Persentase Mortalitas C. chinensis L pada Pengamatan 21 Hari Setelah Aplikasi (has) ... 44
14. Data Pengaruh Dosis Serbuk Rimpang Terhadap Susut Bobot Kacang Hijau 21 Hari Setelah Aplikasi (has) ... 46
(12)
ABSTRACT
Anni Hayati, "Use of Some Powdered Rhizome Mortality Against Pests Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) On the Green Bean ". It was
under supervised by Yuswani Pangestiningsih and Fatimah Zahara. C.chinensis L. are pests on green beans in storage which causes considerable yield loss, one of effective control is the use of botanical insecticides. Use of some powdered rhizome on mortality C.chinensis L. in a green bean plant pests carried in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan. Research using completely randomized design with 7 treatments namely C0
(control / untreated), C1 (ginger rhizome powder 5 gr/250 gr green beans), C2 (ginger rhizome powder 10 gr/250 gr green beans), C3 (powdered galangal rhizome 5 gr/250 gr green beans), C4 (galangal rhizome powder 10 gr/250 gr green beans), C5 (powdered Kaempferia galanga rhizome 5
gr/250 grams of green beans) and C6 (powdered Kaempferia galanga rhizome 10 gr/250 grams of green beans) with three replications.
Results showed that mortality in the treatment of pests C0 = 0%, C1 = 68.9%, C2 = 72.23%, C3 = 77.80%, C4 = 82.20%, C5 = 91.10% and C6 = 98.90%. This indicates that treatment significantly different C0 with other treatments, the C1 is not significantly different from C2, C3 are not
significantly different with C4 and C5 significantly different from C6. The highest mortality percentage in the treatment of C6 (powdered Kaempferia galanga rhizome 10gr/250gr green beans) is 98.90% and lowest in control treatment is 0%. The percentage of shrinkage weights C0 = 5.43%, C1 = 4.76%, C2 = 4.39%, C3 = 3.72%, C4 = 2.72%, 1.79%
and the C5 = 1.79 % and C6 = 1.24%. The percentage of shrinkage is the highest weight in the treatment of C0 (control) of 5.43% and the lowest at C6 of 1.24%. Key words: C.chinensis L, Botanical Insecticides, Green Beans
(13)
ABSTRAK
Anni Hayati, ”Penggunaan Beberapa Serbuk Rimpang Terhadap Mortalitas Hama Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera; Bruchidae) Pada Kacang Hijau”. Dibimbing oleh Yuswani Pangestiningsih dan Fatimah Zahara. C.chinensis L. merupakan hama pada kacang hijau dalam penyimpanan yang menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar, salah satu pengendalian yang efektif adalah penggunaan insektisida nabati. Penggunaan beberapa serbuk rimpang terhadap mortalitas C.chinensis L. pada kacang hijau dilaksanakan di laboratorium hama tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan yaitu C0 (Kontrol/tanpa perlakuan), C1 (serbuk rimpang jahe 5 gr/250 gr kacang hijau), C2 (serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau), C3 (serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau), C4 (serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr
kacang hijau), C5 (serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau) dan C6 (serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau) dengan tiga ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas hama pada perlakuan C0 = 0 %, C1 = 68.9%, C2 = 72.23%, C3 = 77.80%, C4 = 82.20%, C5 =91.10%
dan C6 =98.90%. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan C0 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, C1 tidak berbeda nyata dengan C2, C3 tidak berbeda nyata dengan C4 dan C5 berbeda nyata dengan C6. Persentase mortalitas tertinggi yaitu pada perlakuan C6 (Serbuk rimpang kencur (10gr/250gr kacang hijau) sebesar 98.90 % dan terendah pada perlakuan control yaitu 0%. Persentase susut
bobot C0 = 5.43%, C1 = 4.76%, C2 = 4.39%, C3 = 3.72%, C4 = 2.72%, C5 = 1.79% dan C6 = 1.24%.Persentase susut bobot tertinggi adalah pada
perlakuan C0 (control) sebesar 5.43% dan terendah pada C6 sebesar 1.24%. Kata kunci: C.chinensis L, Insektisida nabati, Kacang Hijau
(14)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiata L.) merupakan salah satu tanaman
kacangan yang penting dalam peningkatan gizi masyarakat. Di Indonesia kacang hijau menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah, baik mengenai luas areal penanaman dan produksinya maupun peranannya sebagai bahan makanan. Kacang hijau mengandung nilai gizi yang cukup tinggi. Dalam 100 g biji kering mengandung 22,2 g protein, 6,29 g karbohidrat, 0,64 g vitamin B1, dan 6 IU vitamin C. Produksi kacang hijau di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, selain dikonsumsi sebagai makanan tambahan, sayuran, juga sebagai bahan baku industri makanan ringan, disamping itu juga bisa sebagai bahan pakan ternak. Hasil rata-rata kacang hijau di Indonesia 0,71 ton per hektar,
sedangkan potensi hasil kacang hijau unggul rata-rata 1,20-1,75 ton per hektar (BPTP – Sumbar, 2009).
Penyimpanan kacang hijau di gudang sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk yang disimpan sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Salah satu penyebab merosotnya benih kacang hijau di gudang penyimpanan adalah infestasi hama gudang (Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2004).
Hama gudang yang sering menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis L. Kerugian yang ditimbulkannya mencapai 96%.
(15)
biji dan memakannya hingga tinggal bubuknya saja. Tersebar diseluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis (Kartasapoetra,1991).
Banyak insektisida sintetik telah ditemukan efektif terhadap hama simpanan tapi terbukti berbahaya bagi manusia dan hewan. Ketergantungan pada penggunaan pestisida sintetis yang tidak bijaksana terutama insektisida sejak empat dekade terakhir menyebabkan spektrum yang luas dari masalah hama seperti resistensi hama dengan bahan kimia, kebangkitan hama, residu dalam makanan dan tanah dan risiko terhadap manusia dan hewan kesehatan, selain pencemaran lingkungan (Govindan and Jeyarajan, 2009).
Menurut Schmutterer (1990), untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh insektisida sintesis, maka perlu suatu usaha guna mendapatkan insektisida alternatif yang lebih efektif dalam daya rusaknya, cepat dan mudah terdegradasi dan mempunyai dampak yang kecil terhadap lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang berpotensi dalam mengendalikan populasi serangga adalah insektisida botani yang berasal dari senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan (Siregar, 2006).
Penelitian tentang pestisida botani terus dikembangkan, baik pada akar, daun maupun bunganya. Kurniawan (1999) mengemukakan bahwa ekstrak rimpang kencur pada konsentrasi 1% telah efektif untuk menghambat pertumbuhan serangga Tribolium castaneum dan mempunyai dampak yang kecil
terhadap lingkungan (Yousmillah, 2003).
Perkiraan komposisi kimia jahe basah air sebanyak 80,8% , protein 2,3%, lemak 1,0%, karbohidrat 12,3%, serat 2,4%, dan abu1,2%. Sedangkan rimpang
(16)
keringnya mengandung 10% air, 1-3% minyak, yaitu sesquiterpentene, zingibere, dan menyebabkan rasa pedas adalah zingeron (C11H14O3) (Ashari, 1995).
Bahan-bahan tanaman yang telah dilaporkan berkhasiat terhadap hama serangga termasuk bubuk dari benih nimba (Azadirachta indica A. Juss) (Ivbijaro, 1983) dan ekstrak daun nimba (Epidi et al 2005.), serbuk daun Pohon naga (Dracaena arborea) dan grandifolia Vitex (Epidi et al 2008.), Dan ekstrak metanol daun Vitex negundo, V. trifolia, V. peduncularis dan altissima V. (Kannathasan et. Al, 2007.). Lainnya adalah minyak nabati dari kacang tanah, inti sawit, kelapa (Hall dan Harman, 1991; Lale, 1995), rimpang jahe (Vijayalakshmi et al., 1997), ekstrak daun Teprosia vogelii (Mallaya, 1985), minyak dari bawang putih segar (Ho et al, 1997.), Daun dan biji basilium Ocimum (Grainge dan
Ahmed, 1988) dan daun arborea Dracaena (Boeke et al, 2004.). (Epidi and Esther, 2008).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serbuk rimpang
lengkuas, jahe dan kencur terhadap hama kacang hijau
(Callosobruchus chinensis L.)
Hipotesa Penelitian
Pemberian serbuk rimpang jahe 10 gr lebih efektif untuk mengendalikan hama Callosobruchus chinensis L. dibandingkan dengan serbuk rimpang jahe 5
(17)
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
(18)
TINJAUAN PUSTAKA
Biologi Hidup Callosobruchus chinensis L.
Menurut Kalshoven (1987), Callosobruchus chinensis L. diklasifikasikan
sebagai berkut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Ordo : Coleoptera Family : Bruchidae Genus : Callosobruchus
Species : Callosobruchus chinensis L.
Kumbang ini menyerang kacang-kacangan dapat ditemukan pada berbagai tempat. Kacang-kacangan tersebut sudah terserang sejak masih di lapangan pada saat telah siap panen (Kalshoven, 1987).
Pada umumnya kumbang – kumbang yang merupakan anggota Bruchidae bertubuh oval, terdapat bagian yang lebar di sebelah posteriornya. Antenanya clubbed, kadang – kadang ada pectinatus. Umumnya berwarna hitam atau coklat, kerap kali ada bintik – bintiknya. Elytranya pendek tidak sampai ujung abdomen. Ukuran tubuhnya antara 1 mm sampai 10 mm. Sebagian besar anggotanya merupakan hama produk kacang – kacangan yang ada dalam simpanan (Kartasapoetra, 1991).
(19)
Telur
Telur diletakkan pada permukaan biji, biasanya pada satu biji hanya diletakkan satu telur. Telur berwarna keputih-putihan. Jumlah telur yang diletakkan seekor kumbang betina berkisar antara 50-150 butir (Sudarmo, 1991).
Telur berbentuk jorong dengan panjang rata-rata 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal serta rata pada bagian yang melekat dengan biji.
Telur menetas antara 4-8 hari. Telur dapat dilihat pada Gambar 1 (Sudarmo, 1991).
Telur
Gambar 1. Telur C. chinensis
Diakses dar
Larva
Larva yang baru menetas akan terus menggerek dengan cara memakan kulit telur yang menempel pada biji dan kulit biji dan masuk ke dalam kotiledon.
Larva hidup dengan cara memakan dan menggerek kulit biji (Bato dan Sanches, 1998).
Larva berkembang sepenuhnya di dalam satu butir biji, membentuk satu lubang keluar persis di bawah kulit biji, berupa semacam jendela bulat yang terlihat dari luar, tetap tinggal di dalam biji sampai menjadi imago. Stadia larva
berlangsung selama 10-13 hari. Larva dapat dilihat pada Gambar 2 (Bato dan Sanches, 1998)
(20)
Larva
s
Gambar 2. Larva C. chinensis
Diakses dar
Pupa
Larva instar keempat telah memakan isi biji dekat di bawah kulit biji, maka akhirnya larva menjadi pupa dan tetap berada pada tempat tersebut sampai menjadi dewasa (Mangoendihardjo, 1997).
Pupa berwarna putih kekuningan. Stadia pupa berkisar antara 4-6 hari. Pupa dapat dilihat pada Gambar 3 (Mangoendihardjo, 1997)
Pupa
Gambar 3. Pupa C. Chinensis
Diakses dar
Imago
C. chinensis yang baru dewasa, beberapa hari tetap berada dalam biji
kacang hijau, 2-3 hari keluar dari biji dengan cara mendorong kulit biji yang digores dengan mandibelnya sehingga terlepas dan terbentuklah lubang (Greaves et al, 1998).
(21)
Imago berukuran 5 mm panjangnya dan berbentuk bulat telur, cembung pada bagian dorsal. Panjang tubuh kumbang jantan antara 2,40 -3 mm, sedangkan betina 2,76-3,48 mm. Antena kumbang jantan bertipe sisir (pectinate) dan betina bertipe gergaji (serrate). Stadia imago antara 25-34 hari. Imago dapat dilihat pada Gambar 4 (Greaves et al, 1998).
Gambar 4. Imago C. Chinensis
Diakses dar
Kerusakan Yang Disebabkan C. chinensis
C. Chinensis merupakan salah satu hama yang menyerang kacang hijau
sejak dari lapangan sampai ketempat penyimpanan. Gejala serangan pertama pada kacang hijau tampak bintik-bintik putih, setelah itu kacang hijau menjadi berlubang-lubang akibat gerekan larva dan imago dan dari lubang itu keluar tepung (Slamet, 1997).
Kerugian yang ditimbulkan hama ini mencapai 96%. Hama ini memakan kacang-kacangan khususnya kacang hijau mulai dari merusak biji, memakannya hingga tinggal bubuknya saja, akibatnya kacang hijau tidak dapat lagi digunakan untuk benih maupun untuk dikonsumsi. Gejala kerusakan hama dapat dilihat pada Gambar 5 (Kartasaputra, 1991).
(22)
Gambar 5. Gejala Serangan C. Chinensis L. Sumber: Foto Langsung
Insektisida Tumbuhan
Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul) (Dinas Pertanian Dan Kehutanan, 2007).
Bagian dari tumbuhan yang digunakan misalnya daun, biji, buah, akar dan
lainnya. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi berbagai macam bentuk, antara lain cairan berupa ekstrak dan minyak, serta bentuk padat berupa serbuk
(Samsudin, 2008).
Lengkuas (Alpinia galanga L.)
Lengkuas selain mengandung minyak atsiri juga mengandung golongan senyawa flvonoid, fenol, dan terpenoi. Berdasarkan penelitian yang sudahdilakukan minyak atsiri pada rimpanglengkuas mengandung senyawa eugenol,sineol, dan metil sinamat (Buchbaufr,2003). Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor.
(23)
Lengkuas mengandung asetoksi kavikolasetat dan asetoksi eugenol asetat yang bersifat antiradang dan antitumor (Oka dan Dewi, 2008).
Gambar 6. Rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) Sumber : Foto Langsung
Jahe (Zingiber officinale Roxb.)
Jahe kering mengandung 1-3% minyak atsiri dan senyawa ini menyebabkan jahe berbau khas. Komponen utama dalam minyak jahe adalah zi-ngiberon dan zingiberol, yang menyebabkan bau harum. Sedangkan senyawa penyusunnya adalah n-desilaldehide yang bersifat optis dan inaktif, n-nonil aldehide d-camphene, d-α-phellandrene, metal heptenon, sineol, borneol dan geraniol, lineol, asetat dan kaprilat, sitral, chaviol, limo-nene, fenol zingiberen adalah senyawa yang paling utama dalam minyak. Selama penyimpa-nan, persenya-waan akan mengalami resinifikasi.
Jahe mengandung “fixed oil” sebanyak 3-4%, yang terdiri dari gingerol, shogaol dan resin. Senyawa-senyawa tersebut menyebabkan rasa pedas pada jahe. Selain itu jahe juga mengan-dung oleoresin yang menyebabkan rasa pedas. Oleoresin dapat diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut yang menguap, misalnya aseton, alkohol atau eter. Jumlah komponen dalam oleoresin yang dihasilkan tergantung dari jenis pelarut yang digunakan. Dalam nama
(24)
per-dagangan dikenal dengan nama “gingerin” yang mengandung komponen kimia Zingerol, zingerone dan Shogaol (Budi, 2009).
Gambar 7 .Rimpang Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Sumber : Foto Langsung
Kencur (Kaempferia galanga L.)
Berdasarkan analisis laboratorium, minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung lebih dari 23 jenis senyawa. Tujuh di antaranya mengandung senyawa aromatik, monoterpena, dan seskuiterpena. Kandungan kimia yang terdapat di dalam rimpang kencur adalah: pati (4,14%), mineral (13,73%), minyak astiri (0,02%), berupa sineol, asam metal kanil, penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid, dan gom (Fauzi, 2008).
Gambar 8 .Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Sumber : Foto Langsung
(25)
BAHAN DAN METODA
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret – Mei 2011.
2. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah biji kacang hijau, serbuk rimpang
jahe, lengkuas, kencur, air, dan hama gudang kumbang kacang hijau (C. chinensis L.).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stoples, kain kasa, ayakan, karet gelang, blender, dan timbangan digital.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non Faktorial yaitu :
Konsentrasi serbuk rimpang C0 : Kontrol
C1 : Serbuk rimpang jahe 5 gr/ 250 gr kacang hijau C2 : Serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau C3 : Serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau C4 : Serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau
(26)
C5 : Serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau C6 : Serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan, dengan rumus :
(t-1) r ≥ 15 (7-1) r ≥ 15 6r ≥ 15 r = 2.5 r = 3
Model linear yang digunakan adalah : Yij = μ + τi + ξij
Keterangan :
Yij = nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j
μ = nilai tengah umum
τi
= pengaruh perlakuan ke-iξij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Bila dalam pengujian sidik ragam diperoleh pengaruh perlakuan berbeda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan nilai tengah Duncan pada taraf nyata 5% (Steel & Torrie, 1995)
(27)
4. Pelaksanaan Penelitian
4. a. Penyediaan Tempat Serangga Uji
Untuk tempat C. chinensis L. yang akan diaplikasikan adalah berupa
stoples dengan ukuran tinggi 13 cm dengan diameter 14 cm. Mulut stoples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Stoples yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 21 buah dan kain muslin yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 21 buah.
4. b. Penyediaan Serangga Uji
Kumbang C. chinensis L. diambil dari tempat penjualan kacang hijau di
pasar. Kumbang direaring terlebih dahulu untuk menghomogenkan umur imago yang akan diaplikasikan. Kumbang yang dimasukkan sebanyak 30 ekor pada setiap stoples.
4. c. Penyediaan Serbuk Rimpang
Rimpang jahe, lengkuas dan kencur dibersihkan, dipotong – potong, kemudian dikeringkan selama tiga hari untuk mengurangi kadar airnya. Setelah rimpang kering kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk, kemudian diayak lalu ditimbang masing – masing serbuk sebanyak 5 dan 10 gr.
4. d. Aplikasi Serbuk Rimpang
Kacang hijau varietas perkutut dimasukkan ke dalam stoples, kemudian
dicampur dengan serbuk jahe, lengkuas, dan kencur. Kemudian dimasukkan C. chinensis L. sebanyak 30 ekor dari hasil rearing yang umurnya telah homogen.
(28)
5. Peubah Amatan
1. Persentase Mortalitas Imago
Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah imago C. chinensis L. yang mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 1 kali dalam tiga hari
selama 7 kali pengamatan. Persentase mortalitas imago dihitung dengan menggunakan rumus :
Dimana :
P = Persentase kematian imago a = Jumlah imago yang mati b = Jumlah imago yang hidup 2. Pengamatan Susut Bobot Biji
Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot bahan dengan rumus :
Keterangan : a = berat awal b = berat akhir
Pengamatan dilakukan selama 1 bulan, yaitu menghabiskan satu siklus hidup hama C. Chinensis L.
P = x 100% b
a a +
Susut bobot bahan = x 100% a
b
(29)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Persentase mortalitas (%) imago C. chinensis L.
Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian serbuk rimpang jahe, lengkuas dan kencur berpengaruh nyata terhadap mortalitas imago C.
Chinensis L.(Tabel 1 : lampiran 7-13).
Tabel 1. Pengaruh serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas (%) C. chinensis L. pada pengamatan 3 – 21 hsa
Perlakuan % Fase Mortalitas
3hsa 6hsa 9hsa 12hsa 15hsa 18hsa 21hsa
C0 0.00c 0.00d 0.00d 0.00e 0.00e 0.00e 0.00e
C1 0.00c 4.43c 16.68c 23.33d 34.43d 50.00d 68.90d
C2 1.11c 5.57c 18.90c 24.47c 36.67d 52.23d 72.23d
C3 2.22b 8.90b 20.00b 26.67c 41.13c 60.00c 77.80c
C4 4.45b 11.13b 22.23b 27.80c 44.90c 63.33c 82.20c
C5 6.70a 13.33b 24.43b 35.53b 54.47b 70.03b 91.10b
C6 7.80a 18.90a 35.53a 47.77a 62.30a 83.30a 98.90a Keterangan : Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5 %.
Table 1 menunjukkan bahwa pada pengamatan 3 - 21 hari setelah aplikasi perlakuan C0 (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, perlakuan C1 (serbuk rimpang jahe 5 gr/250 gr kacang hijau) tidak berbeda nyata dengan C2 (serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau), perlakuan C3 (serbuk rimpang lengkuas 5 gr/ 250 gr kacang hijau) tidak berbeda nyata dengan perlakuan C4 (serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau) dan perlakuan C5 (serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau) berbeda nyata dengan perlakuan C6 (serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau).
Dari Tabel 1 dapat kita lihat bahwa perlakuan dengan serbuk rimpang kencur lebih efektif dibandingkan dengan serbuk rimpang lengkuas dan jahe,
(30)
dimana pada perlakuan C6 (Kencur 10gr/250gr kacang hijau) merupakan mortalitas imago tertinggi bila dibandingakn dengan perlakuan lain yaitu mencapai 98.90 %. Hal ini disebabkan oleh kandungan minyat atsiri pada rimpang kencur yang cukup tinggi dan bersifat insektisidal terhadap serangga hama sehingga menyebabkan kematian pada hama,.
Rimpang kencur mempunyai aroma yang lembut dan khas. Minyak atsiri yang cukup tinggi pada rimpangnya mengandung sineol (0,0021 %) ; asam metal kanil ; pentadekan ; asam sinamik etil ester (25 %) ; asam sinamik ; bromeol ; kamphene ; paraneumarin ; asam anisik ; alkaloid ; gum dan mineral (13,73 %) ; serta pati (4,14 %). Dari laporan ilimiah lain berhasil mendeteksi 11 senyawa kimia dari rimpang kencur yaitu terdiri : carena (0,63 %) ; sineol (0,88 %) ; bromeol (1,04 %) ; terpineol (0,10 %) ; m-anisaldehid (0,74 %) ; a-metio (2,61 %) ; etil sinamat (13,24 %) ; pentadekane (21,61 %) ; kandinene (0,22 %) ; ethyl cis p-metoksinamat (3,61%) dan etil trans p-metoksil sinamat (49,52 %).
Kencur dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, metode dan aplikasinya: bagian rimpang ditumbuk, atau dibuat tepung dan diaplikasikan dengan konsentrasi 3-5 % (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1994).
Menurut Kusnaedi (1999), penggunaan fungisida nabati dengan empon-empon yang mengandung minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan cendawan dan bakteri. Kencur memiliki kandungan minyak atsiri, terdiri dari borneol, kaemferin dan sineol, p-metoksi sinamat. dan senyawa metabolit skunder lainnya.
Dari table 1. Dapat kita lihat bahwa perlakuan dengan serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau menyebabkan mortalitas hama yang tinggi
(31)
yaitu 82,20%, hal ini disebabkan oleh kandungan terpenoid yang terdapat pada rimpang lengkuas yang bersifat toksik terhadap system pernapasan serangga. Sesuai dengan literature Smith (1989) dalam Siregar 2005 yang menyatakan bahwa senyawa alkaloid dan terpenoid merupakan senyawa kimia pertahanan tumbuhan yang bersifat toksik. Aksi toksik senyawa alkaloid terjadi pada system saraf, sedangkan toksik senyawa terpenoid terjadi pada system pernafasan serangga.
Perlakuan dengan serbuk jahe menyebabkan mortalitas hama C. chinensis L. lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan serbuk rimpang
lengkuas dan kencur. Jahe memiliki aroma yang khas yang disebabkan oleh senyawa keton yang bernaman zingeron yang berasa pedas dan dapat membunuh serangga dari aromanya. Sesuai dengan literature Anonimus (2011) yang
menyatakan bahwa rasa dominan pedas dari rimpang disebabkan senyawa keton bernama Zingeron. Tak hanya rasa pedas, kandungan dari senyawa keton yang bernama Zingeron tersebut juga memiliki kemampuan lain. Zingeron pada rimpang jahe dapat membunuh hama serangga dari rasanya. Zingeron membuat tubuh serangga
menjadi lebih panas. Hal itu disebabkan rasa pedas bagi serangga dari Zingeron. Oleh karena tubuh serangga menjadi panas, dan berakhir dengan kematian.
Penambahan dosis pada setiap perlakuan akan mempengaruhi tingkat mortalitas hama C.chinensis L. Semakin tinggi dosis yang digunakan pada setiap
perlakuan akan menyebabkan tingkat mortalitas juga tinggi. Sesuai dengan pernyataan Massanger (1981) dalam Zahara 2002 mengatakan bahwa mortalitas meningkat seiring dengan pemberian dosis yang semakin menigkat.
(32)
Kematian imago yang disebabkan aplikasi dari serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur secara visual terlihat yaitu hama tidak bergerak, mengalami kelumpuhan, tidak mau makan, tubuhnya menjadi berwarna coklat gelap, dan akhirnya mati.
Beda rataan mortalitas imago C. chinensis pada aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur pengamatan I-VII.dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Histogram pengaruh aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis pengamatan I-VII.
2. Pengamatan Susut Bobot Kacang Hijau
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pengaplikasian serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur memberi pengaruh nyata terhadap susut bobot kacang hijau (Lampiran 14).
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00
3hsa 6hsa 9hsa 12hsa 15hsa 18hsa 21hsa
Waktu Pengamatan
C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
(33)
Tabel 2. Rataan pengaruh serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap susut bobot kacang hijau.
Perlakuan Rataan
C0 5.43a
C1 4.76b
C2 4.39b
C3 3.72c
C4 2.72d
C5 1.79e
C6 1.24f
Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan C0 (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, perlakuan C1 (serbuk rimpang jahe 5 gr/ 250 gr kacang hijau) tidak berbeda nyata dengan perlakuan C2 (serbuk rimpang jahe 10 gr/ 250 gr kacang hijau), perlakuan C3 (serbuk rimpang lengkuas 5 gr/ 250 gr kacang hijau) berbeda nyata dengan perlakuan C4 (serbuk rimpang lengkuas 10 gr/ 250 gr kacang hijau), perlakuan C5 (serbuk rimpang kencur 5 gr/ 250 gr kacang hijau)
berbeda nyata dengan perlakuan C6 (serbuk rimpang kencur 10 gr/ 250 gr kacang hijau).
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pengamatan persentase susut bobot kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan C0 (Kontrol) sebesar 5,43 %. Sedangkan yang terendah pada perlakuanC6 (Kencur 10 gr/ 250gr Kacang Hijau), sebesar 1,24 % dan persentase susut bobot berbanding terbalik dengan persentase mortalitas imago C. chinensis. Hal ini disebabkan karena kacang hijau yang
digunakan pada perlakuan kontrol tidak diberikan serbuk biji tanaman sehingga susut bobot kacang hijau tinggi karena hama memakan kacang hijau tanpa ada perlakuan yang mampu mengendaliakan hama. Tingginya susut bobot pada perlakuan kontrol dikarenakan oleh padatnya populasi hama yang menyebabkan kerusakan semakin besar.
(34)
Gambar 10. Histogram penurunan susut bobot kacang hijau terhadap aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur pada pengamatan I-VII.
.
0 1 2 3 4 5 6
C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan
(35)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian serbuk rimpang jahe, lengkuas dan kencur dengan dosis yang berbeda memberi pengaruh yang nyata terhadap mortalitas imago C. Chinensis L.
2. Mortalitas imago C. Chinensis L. tertinggi pada perlakuan C6 (serbuk
rimpang kencur 10gr/250 gr kacang hijau) sebesar 98.90 %, dan terendah C1 (serbuk rimpang jahe 5gr./250gr kacang hijau) sebesar 69,90 %.
3. Penambahan dosis dari masing-masing serbuk biji meningkatkan mortalitas imago C. Chinensis L.
4. Pengaplikasian insektisida nabati mengurangi susut bobot biji jagung dalam penyimpanan sebesar 1.24% pada perlakuan C6 (serbuk rimpang kencur 10gr/250 gr kacang hijau), dan tertinggi sebesar 5.43 % pada perlakuan kontrol.
5. Aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur tidak berpengaruh terhadap kualitas kacang hijau untuk dikonsumsi.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan di lapangan untuk memastikan efektivitas serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas hama C. chinenensis L.
(36)
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta. Bangun, M.K. 1994. Perancangan Percobaan Untuk Pertanian. Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bato, S. M., and F. F. Sanches, 1998. The Biology and Chemical Control of Callosobruchus Chinensis L., Phillipina.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk TSP Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (PhaseolusRadiataL.)
.http://sumbar.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/hasil-litkaji-mainmenu- 46/40-tanaman-pangan/133-pengaruh-pemberian-pupuk-tsp-terhadap-pertumbuhan-dan-hasil-kacang-hijau-phaseolus-radiata-l. Diakses Tanggal 23 November 2010
Budi, F. S., 2009. Pengambilan Oleoresin dari Ampas Jahe (Hasil Samping Penyulingan Minyak Jahe) dengan Proses Ekstraksi.
UniversiDiponegoro. Semarang. Tanggal 25 Oktober 2010.
Dinas Pertanian Dan Kehutanan, 2007. Pestisida Nabati. Diakses dari 30 Oktober 2010.
Epidi, T. T and E. O. Odili. 2008. Biocidal Activity of Selected Plant Powders Againts Tribolium castaneum Herbst. In Stored Groundnut (Arachis hypogaea L.). Academic journals. Nigeria.
Govindan, K and S.J. Nelson. 2009. Insecticidal Activity of Twenty Plant Powders on Mortality Adult Emergence of Sitophilus oryzae L and Grain Weight Loss in Paddy. Journal of Biopesticides. India.
Greaves, J. H. P. Dobie and J. Bridge, 1998. Strocage in Pest Control in Tropical Grain Legumes. College House, Wrights Lane, London.
Kalshoven, L. G. E., 1987. Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru. Van Hoeve, Jakarta.
Kartasapoetra, 1991. Hama-Hama Tanaman Dalam Gudang. Bumi Aksara
(37)
Kartasapoetra, A.G., 1991. Hama Hasil Tanaman Gudang. Rineka Cipta. Jakarta.
Oka, I. M., dan Dewi, P. F.S., 2008. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.)Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.
Samsudin, H., 2008. Pengendalian Hama Dengan Insektisida Botani. Diakses dar
Siregar, N. E. S., 2005. Kandungan Senyawa Kimia Ekstrak Daun Lengkuas (Lactuca indica L.) Toksisitas dan Pengaruh Subletalnya Terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti L. USU. Medan.
Diakses Tanggal 22 Oktober 2010.
Slamet, M.S., 1997. Beberapa Aspek Biologi C. chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Lima Varietas kacang Hijau dan Pengaruh Yang Ditimbulkan Kumbang Tersebut Pada Mutu Benih, Bogor.
Sudarmo, M., 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija. Kanisius, Yogyakarta
Yousmillah, Y., 2003. Identifikasi Golongan Senyawa Aktif dari Rimpang Kencur Sebagai Larvasida dan Insektisida
Terhadap Nyamuk Aedes aegypti. IPB. Bogor
http://iirc.pb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/19375/1/G03yo_abstract.pdf Diakses tanggal 22 November 2010
Zahara, F., 2002. Tanggap Wereng Batang Coklat NilaparvataLugens Stall ( Homopetera : Delphacidae )Terhadap Mikroba Bio – Tani Di Rumah Kasa. Usu Digital Library. Medan
(38)
Lampiran 1
BAGAN PENELITIAN
Konsentrasi serbuk rimpang
C0U1 : Kontrol/ tanpa serbuk rimpang ulangan satu C0U2 : Kontrol/ tanpa serbuk rimpang ulangan dua C0U3 : Kontrol/ tanpa serbuk rimpang ulangan tiga
C1U1 : Serbuk rimpang jahe 5 gr/ 250 gr kacang hijau ulangan satu C1U2 : Serbuk rimpang jahe 5 gr/ 250 gr kacang hijau ulangan dua C1U3 : Serbuk rimpang jahe 5 gr/ 250 gr kacang hijau ulangan tiga C2U1 : Serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan satu
C3U2
C5U1 C6U1
C5U1 C0U2
C4U1
C5U3
C2U1 C0U3
C6U1
C0U2
C1U3 C2U3
C1U2
C2U3 C1U2 C6U2
C3U2 C4U1
C3U3
(39)
C2U2 : Serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan dua C2U3 : Serbuk rimpang jahe 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan tiga C3U1 : Serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan satu C3U2 Serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan dua C3U3 : Serbuk rimpang lengkuas 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan tiga C4U1 : Serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan satu C4U2 : Serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan dua C4U3 : Serbuk rimpang lengkuas 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan tiga C5U1 : Serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan satu C5U2 : Serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan dua C5U3 : Serbuk rimpang kencur 5 gr/250 gr kacang hijau ulangan tiga C6U1 : Serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan satu C6U2 : Serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan dua C6U3 : Serbuk rimpang kencur 10 gr/250 gr kacang hijau ulangan tiga
(40)
Lampiran 2.
VARIETAS KACANG HIJAU PERKUTUT
Nama Varietas : Perkutut
Kategori : Varietas unggul nasional (released variety)
SK : 125/Kpts/TP.240/2/2001 tanggal 8 Pebuari tahun 2001
Tahun : 2001
Tetua : Introduksi dari AVRDC, Taiwan, Tahun 1984, diseleksi di
Balitkabi Rataan Hasil : 0.7-2.2 ton/ha Potensi Hasil : 1.5 ton/ha
Pemulia : M.Anwari, Rudy Soehendi, Hadi Purnomo, Agus Supeno,
Rudi Iswanto, Peneliti Fitopatologi : Sumartini
Nomor induk : MLG 1025
Nama galur : VC 2750
Umur berbunga 50% : 36 hari
Umur panen : 60 hari
Tinggi tanaman : 65 cm
Warna batang : Hijau tua
Warna daun : Hijau tua
Warna tangkai daun : Hijau polos Warna kelopak
bunga
: Hijau
Rambut daun : Berambut agak lebat
Warna mahkota bunga
: Kuning Periode berbunga : Serempak Jumlah polong per
tanaman
: 12 Bobot 100 biji : 5 gram Jumlah biji per
polong
: Rata-rata 12
Bentuk polong : Bulat, ujung runcing Warna polong muda : Hijau
warna polong tua : Hitam Posisi polong : Terkulai
(41)
Ketahanan terhadap penyakit
: Agak tahan penyakit bercak daun dan tahan penyakit embun tepung
Benih Penjenis (BS) : Di rawat dan diperbanyak oleh Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
(42)
Lampiran 3.
INSEKTISIDA NABATI
Gambar. Rimpang Kencur Sumber: Foto Langsung
Gambar. Rimpang Jahe Sumber: Foto Langsung
Gambar. Rimpang Lengkuas Sumber: Foto Langsung
(43)
Lampiran 4.
SERBUK RIMPANG
Gambar . Serbuk Rimpang Jahe Sumber : Foto Langsung
Gambar. Serbuk Rimpang Kencur Gambar. Serbuk RimpangLengkuas Sumber: Foto Langsung Sumber: Foto Langsung
(44)
Lampiran 5.
IMAGO C. chinensis L. YANG MATI
Gambar. Callosobruchus chinensis L. yang mati Sumber: Foto Langsung
Lampiran 6.
FOTO PENELITIAN
(45)
Lampiran 7.
PENGAMATAN SETELAH 3 HARI APLIKASI
Pengamatan I
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C2 0.00 3.33 0.00 3.33 1.11
C3 3.33 0.00 3.33 6.66 2.22
C4 3.33 3.33 6.70 13.36 4.45
C5 6.70 6.70 6.70 20.10 6.70
C6 10.00 6.70 6.70 23.40 7.80
Total 23.36 20.06 23.43 66.85
Rataan 3.34 2.87 3.35 3.18
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C2 6.76 10.51 6.76 24.03 8.01
C3 10.51 6.76 10.51 27.79 9.26
C4 10.51 10.51 15.00 36.03 12.01
C5 15.00 15.00 15.00 45.00 15.00
C6 18.43 15.00 15.00 48.44 16.15
Total 74.75 71.31 75.80 221.86
Rataan 10.68 10.19 10.83 10.56
Daftar Sidik Ragam Sumber
Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 270.27 45.04 15.74 ** 2.85 4.46
Error 14 40.08 2.86
Total 20 310.34
FK = 2343.81
KK = 0.14 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(46)
Uji Jarak Duncan
Sy= 0.98
-3.0 -2.0 (2.77) 1.20 3.41 4.49
P 2 3 4 5 6 7
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 LSR 0,05 2.96 3.11 4.99 3.25 3.29 3.31
Perlakuan C0 C2 C3 C4 C5 C6
C1
Rataan 0.00 1.11 2.22 4.45 6.70 7.80
a b
(47)
Lampiran 8.
PENGAMATAN SETELAH 6 HARI APLIKASI
Pengamatan II
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 3.30 6.70 3.30 13.30 4.43
C2 3.30 6.70 6.70 16.70 5.57
C3 10.00 6.70 10.00 26.70 8.90
C4 10.00 6.70 16.70 33.40 11.13
C5 13.30 10.00 16.70 40.00 13.33
C6 20.00 16.70 20.00 56.70 18.90
Total 59.90 53.50 73.40 186.80
Rataan 8.56 7.64 10.49 8.90
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 10.47 15.00 10.47 35.93 11.98
C2 10.47 15.00 15.00 40.47 13.49
C3 18.43 15.00 18.43 51.87 17.29
C4 18.43 15.00 24.12 57.56 19.19
C5 21.39 18.43 24.12 63.94 21.31
C6 26.57 24.12 26.57 77.25 25.75
Total 112.52 109.32 125.47 347.31
Rataan 16.07 15.62 17.92 16.54
Daftar Sidik Ragam Sumber
Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 722.85 120.48 17.24 ** 2.85 4.46
Error 14 97.86 6.99
Total 20 820.71
FK = 5743.89
KK = 0.21 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(48)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.53
-4.6 -0.4 0.58 3.82 5.99 8.16 13.69
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 4.63 4.85 4.99 5.08 5.14 5.17 5.21
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 4.43 5.57 8.90 11.13 13.33 18.90
a•
b
c
(49)
Lampiran 9.
PENGAMATAN SETELAH 9 HARI APLIKASI
Pengamatan III
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 13.33 20.00 16.70 50.03 16.68
C2 16.70 20.00 20.00 56.70 18.90
C3 20.00 23.30 16.70 60.00 20.00
C4 20.00 20.00 26.70 66.70 22.23
C5 23.30 20.00 30.00 73.30 24.43
C6 33.30 33.30 40.00 106.60 35.53
Total 126.63 136.60 150.10 413.33
Rataan 18.09 19.51 21.44 19.68
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 21.41 26.57 24.12 72.10 24.03
C2 24.12 26.57 26.57 77.25 25.75
C3 26.57 28.86 24.12 79.55 26.52
C4 26.57 26.57 31.11 84.24 28.08
C5 28.86 26.57 33.21 88.64 29.55
C6 35.24 35.24 39.23 109.72 36.57
Total 169.53 177.13 185.12 531.78
Rataan 24.22 25.30 26.45 25.32
Daftar Sidik Ragam Sumber
Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 1499.59 249.93 46.24 ** 2.85 4.46
Error 14 75.68 5.41
Total 20 1575.26
FK = 13466.07
KK = 0.11 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(50)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.34
-4.1 12.4
13.91 15.53 17.71 19.88 30.95
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 4.07 4.27 4.99 4.47 4.52 4.55 4.58
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 16.68 18.90 20.00 22.23 24.43 35.53
a•
b
c
(51)
Lampiran 10.
PENGAMATAN SETELAH 12 HARI APLIKASI
Pengamatan IV
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 20.00 26.70 23.30 70.00 23.33
C2 20.00 26.70 26.70 73.40 24.47
C3 26.70 30.00 23.30 80.00 26.67
C4 26.70 26.70 30.00 83.40 27.80
C5 33.30 33.30 40.00 106.60 35.53
C6 46.70 43.30 53.30 143.30 47.77
Total 173.40 186.70 196.60 556.70
Rataan 24.77 26.67 28.09 26.51
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 26.57 31.11 28.86 86.54 28.85
C2 26.57 31.11 31.11 88.79 29.60
C3 31.11 33.21 28.86 93.19 31.06
C4 31.11 31.11 33.21 95.44 31.81
C5 35.24 35.24 39.23 109.72 36.57
C6 43.11 41.15 46.89 131.15 43.72
Total 200.47 209.70 214.93 625.10
Rataan 28.64 29.96 30.70 29.77
Daftar Sidik Ragam Sumber
Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 2330.91 388.49 84.76 ** 2.85 4.46
Error 14 64.17 4.58
Total 20 2395.08
FK = 18607.16
KK = 0.08 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(52)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.24
-3.7 19.4 19.48 22.55 23.63 31.34 43.56
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 3.75 3.93 4.99 4.12 4.17 4.19 4.21
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 23.33 24.47 26.67 27.80 35.53 47.77
a•
b• c d•
(53)
Lampiran 11.
PENGAMATAN SETELAH 15 HARI APLIKASI
Pengamatan V
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 30.00 40.00 33.30 103.30 34.43
C2 33.30 40.00 36.70 110.00 36.67
C3 40.00 46.70 36.70 123.40 41.13
C4 43.70 43.30 47.70 134.70 44.90
C5 56.70 50.00 56.70 163.40 54.47
C6 63.30 56.70 66.70 186.70 62.23
Total 267.00 276.70 277.80 821.50
Rataan 38.14 39.53 39.69 39.12
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 33.21 39.23 35.24 107.69 35.90
C2 35.24 39.23 37.29 111.76 37.25
C3 39.23 43.11 37.29 119.63 39.88
C4 41.38 41.15 43.68 126.21 42.07
C5 48.85 45.00 48.85 142.70 47.57
C6 52.71 48.85 54.76 156.32 52.11
Total 257.39 263.33 263.87 784.59
Rataan 36.77 37.62 37.70 37.36
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 3866.02 644.34 118.59 ** 2.85 4.46
Error 14 76.07 5.43
Total 20 3942.09
FK = 29313.22
KK = 0.07 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(54)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.35
-4.1 30.2
31.68 36.65 40.36 49.91 57.71
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 4.08 4.28 4.99 4.48 4.54 4.56 4.59
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 34.43 36.67 41.13 44.90 54.47 62.30
a•
b• c
d
(55)
Lampiran 12.
PENGAMATAN SETELAH 18 HARI APLIKASI
Ulangan
Total Rataan
I II III
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
46.70 53.30 50.00 150.00 50.00
50.00 56.70 50.00 156.70 52.23
60.00 63.30 56.70 180.00 60.00
63.30 60.00 66.70 190.00 63.33
66.70 66.70 76.70 210.10 70.03
83.30 80.00 86.70 250.00 83.33
370.00 380.00 386.80 1136.80
52.86 54.29 55.26 54.13
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 43.11 46.89 45.00 135.00 45.00
C2 45.00 48.85 45.00 138.85 46.28
C3 50.77 52.71 48.85 152.33 50.78
C4 52.71 50.77 54.76 158.24 52.75
C5 54.76 54.76 61.14 170.65 56.88
C6 65.88 63.43 68.61 197.93 65.98
Total 318.98 324.18 330.12 973.28
Rataan 45.57 46.31 47.16 46.35
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 6377.42 1062.90 203.78 ** 2.85 4.46
Error 14 73.02 5.22
Total 20 6450.44
FK = 45107.88
KK = 0.06 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(56)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.32
-4.0 45.8
47.24 55.61 58.89 65.56 78.80
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 4.00 4.19 4.99 4.39 4.44 4.47 4.50
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 50.00 52.23 60.00 63.33 70.03 83.30
a•
b• c
d
(57)
Lampiran 13.
PENGAMATAN SETELAH 21 HARI APLIKASI
Pengamatan VII
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 66.70 70.00 70.00 206.70 68.90
C2 70.00 76.70 70.00 216.70 72.23
C3 76.70 80.00 76.70 233.40 77.80
C4 83.30 80.00 83.30 246.60 82.20
C5 93.30 86.70 93.30 273.30 91.10
C6 100.00 96.70 100.00 296.70 98.90
Total 490.00 490.10 493.30 1473.40
Rataan 70.00 70.01 70.47 70.16
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 54.76 56.79 56.79 168.33 56.11
C2 56.79 61.14 56.79 174.72 58.24
C3 61.14 63.43 61.14 185.71 61.90
C4 65.88 63.43 65.88 195.19 65.06
C5 75.00 68.61 75.00 218.61 72.87
C6 90.00 79.53 90.00 259.53 86.51
Total 410.32 399.70 412.35 1222.38
Rataan 58.62 57.10 58.91 58.21
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 11183.99 1864.00 212.00 ** 2.85 4.46
Error 14 123.09 8.79
Total 20 11307.08
FK = 71152.70
KK = 0.08 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(58)
Uji Jarak Duncan
Sy= 1.71
-5.2 63.5 67.24 72.10 76.43 85.30 93.06
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41 LSR 0,05 5.19 5.44 4.99 5.70 5.77 5.80 5.84
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 68.90 72.23 77.80 82.20 91.10 98.90
a•
b• c
d
(59)
Lampiran 14.
PENGAMATAN SUSUT BOBOT
Pengamatan Susut Bobot
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 5.36 5.12 5.80 16.28 5.43
C1 4.48 4.76 5.04 14.28 4.76
C2 4.32 4.48 4.36 13.16 4.39
C3 3.96 3.52 3.68 11.16 3.72
C4 2.68 2.88 2.60 8.16 2.72
C5 1.96 1.72 1.68 5.36 1.79
C6 0.96 1.48 1.28 3.72 1.24
Total 23.72 23.96 24.44 72.12
Rataan 3.39 3.42 3.49 3.43
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 44.27 7.38 140.95 ** 2.85 4.46
Error 14 0.73 0.05
Total 20 45.00
FK = 247.68
KK = 0.01 %
Keterangan : ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata
Uji Jarak Duncan
Sy= 0.13
0.8 1.4 (2.27) 3.28 3.94 4.31 4.98
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41
LSR 0,05 0.40 0.42 4.99 0.44 0.45 0.45 0.45
Perlakuan C6 C5 C4 C3 C2 C1 C0
Rataan 1.24 1.79 2.72 3.72 4.39 4.76 5.43
a• b c• d• e• f•
(1)
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41
LSR 0,05 4.08 4.28 4.99 4.48 4.54 4.56 4.59
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 34.43 36.67 41.13 44.90 54.47 62.30
a•
b• c
d
(2)
Lampiran 12.
PENGAMATAN SETELAH 18 HARI APLIKASI
Ulangan
Total Rataan
I II III
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
46.70 53.30 50.00 150.00 50.00 50.00 56.70 50.00 156.70 52.23 60.00 63.30 56.70 180.00 60.00 63.30 60.00 66.70 190.00 63.33 66.70 66.70 76.70 210.10 70.03 83.30 80.00 86.70 250.00 83.33 370.00 380.00 386.80 1136.80
52.86 54.29 55.26 54.13
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 43.11 46.89 45.00 135.00 45.00 C2 45.00 48.85 45.00 138.85 46.28 C3 50.77 52.71 48.85 152.33 50.78 C4 52.71 50.77 54.76 158.24 52.75 C5 54.76 54.76 61.14 170.65 56.88 C6 65.88 63.43 68.61 197.93 65.98 Total 318.98 324.18 330.12 973.28
Rataan 45.57 46.31 47.16 46.35
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 6377.42 1062.90 203.78 ** 2.85 4.46
Error 14 73.02 5.22
Total 20 6450.44
FK = 45107.88
KK = 0.06 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(3)
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41
LSR 0,05 4.00 4.19 4.99 4.39 4.44 4.47 4.50
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 50.00 52.23 60.00 63.33 70.03 83.30
a•
b• c
d
(4)
Lampiran 13.
PENGAMATAN SETELAH 21 HARI APLIKASI
Pengamatan VII
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
C1 66.70 70.00 70.00 206.70 68.90 C2 70.00 76.70 70.00 216.70 72.23 C3 76.70 80.00 76.70 233.40 77.80 C4 83.30 80.00 83.30 246.60 82.20 C5 93.30 86.70 93.30 273.30 91.10 C6 100.00 96.70 100.00 296.70 98.90 Total 490.00 490.10 493.30 1473.40
Rataan 70.00 70.01 70.47 70.16
Transformasi data Arc Sin √X
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 6.76 6.76 6.76 20.28 6.76
C1 54.76 56.79 56.79 168.33 56.11 C2 56.79 61.14 56.79 174.72 58.24 C3 61.14 63.43 61.14 185.71 61.90 C4 65.88 63.43 65.88 195.19 65.06 C5 75.00 68.61 75.00 218.61 72.87 C6 90.00 79.53 90.00 259.53 86.51 Total 410.32 399.70 412.35 1222.38
Rataan 58.62 57.10 58.91 58.21
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 11183.99 1864.00 212.00 ** 2.85 4.46
Error 14 123.09 8.79
Total 20 11307.08
FK = 71152.70
KK = 0.08 %
Ket : tn = tidak nyata * = nyata
(5)
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41
LSR 0,05 5.19 5.44 4.99 5.70 5.77 5.80 5.84
Perlakuan C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6
Rataan 0.00 68.90 72.23 77.80 82.20 91.10 98.90
a•
b• c
d
(6)
Lampiran 14.
PENGAMATAN SUSUT BOBOT
Pengamatan Susut Bobot
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III
C0 5.36 5.12 5.80 16.28 5.43
C1 4.48 4.76 5.04 14.28 4.76
C2 4.32 4.48 4.36 13.16 4.39
C3 3.96 3.52 3.68 11.16 3.72
C4 2.68 2.88 2.60 8.16 2.72
C5 1.96 1.72 1.68 5.36 1.79
C6 0.96 1.48 1.28 3.72 1.24
Total 23.72 23.96 24.44 72.12
Rataan 3.39 3.42 3.49 3.43
Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman db JK KT F.Hit F. 05 F. 01
Perlakuan 6 44.27 7.38 140.95 ** 2.85 4.46
Error 14 0.73 0.05
Total 20 45.00
FK = 247.68
KK = 0.01 %
Keterangan : ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata
Uji Jarak Duncan
Sy= 0.13
0.8 1.4 (2.27) 3.28 3.94 4.31 4.98
P 2 3 4 5 6 7 8
SSR 0,05 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 3.41
LSR 0,05 0.40 0.42 4.99 0.44 0.45 0.45 0.45
Perlakuan C6 C5 C4 C3 C2 C1 C0
Rataan 1.24 1.79 2.72 3.72 4.39 4.76 5.43
a• b c• d• e• f•