Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Tanaman Untuk Mengendalikan Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Laboratorium

(1)

PENGGUNAAN BEBERAPA SERBUK BIJI TANAMAN

UNTUK MENGENDALIKAN Callosobruchus chinensis L.

(Coleoptera: Bruchidae) PADA KACANG HIJAU

(Vigna radiata L.)

DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH :

CORRY B. S. N. TAMBUNAN

050302004 / HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENGGUNAAN BEBERAPA SERBUK BIJI TANAMAN

UNTUK MENGENDALIKAN Callosobruchus chinensis L.

(Coleoptera: Bruchidae) PADA KACANG HIJAU

(Vigna radiata L.)

DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH :

CORRY B. S. N. TAMBUNAN 050302004 / HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan Disetujui Oleh

Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS) (Ir. Mena Uly Tarigan, MS) Ketua Anggota

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRACT

Corry B. S. N. Tambunan, ”Using of Seed of Plant to Control

Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) on Green Bean (Vigna radiata L.) in Laboratory. The research was conducted in Laboratory Pest

and Disease of Plant Faculty of Agriculture University North Sumatera. It was under supervised by Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS and Ir. Mena Uly Tarigan, MS. Research since March until April 2010. The research used Complete Non Factorial Random Design with 10 treatments and 3 replications. The treatments was F1 (Control), F2 (Seed of Mimba 1gr/200gr Green Bean), F3 (Seed of Mimba 3gr/200gr Green Bean), F4 (Seed of Mimba 5gr/200gr Green Bean), F5 (Seed of Bengkuang 1gr/200gr Green Bean), F6 (Seed of Bengkuang 3gr/200gr Green Bean), F7 (Seed of Bengkuang 5gr/200gr Green Bean), F8 (Seed of Sirsak 1gr/200gr Green Bean), F9 (Seed Powder of Sirsak 3gr/200gr Green Bean), F10 (Seed of Sirsak 5gr/200gr Green Bean). The last result showed that the highest mortality imago percentage was 100% on F10 (Seed Powder of Sirsak 5gr/200gr Green Bean) and the lowest was 95, 00 % on F2 (Seed Powder of Mimba 1gr/200gr Green Bean).


(4)

ABSTRAK

Corry B. S. N. Tambunan, ”Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Tanaman Untuk Mengendalikan Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Laboratorium”. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS dan Ir. Mena Uly Tarigan, MS yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai April

2010. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu F1 (Kontrol), F2 (Serbuk

biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau), F3 (Serbuk biji Mimba 3gr/200gr

Kacang Hijau), F4 (Serbuk biji Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau), F5 (Serbuk biji Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau), F6 (Serbuk biji Bengkuang

3gr/200gr Kacang Hijau), F7 (Serbuk biji Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau), F8 (Serbuk biji Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau), F9 (Serbuk biji Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau), F10 (Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mortalitas tertinggi yaitu pada perlakuan F10 (Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 100 % dan terendah pada perlakuan F2 (Serbuk biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 95,00 %.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Corry B. S. N. Tambunan lahir pada tanggal 07 Desember 1986 di Aek Nabara, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, puteri dari Ayahanda

A. Tambunan dan Ibunda M. Sihombing.

Pendidikan formal yang pernah ditepuh penulis yaitu :

- Tahun 1999 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri112174 N6 Aek Nabara. - Tahun 2002 lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Swasta RK

Bintang Timur Rantau Prapat.

- Tahun 2005 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Rantau Utara. - Tahun 2005 lulus dan diterima di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Pengalaman Kegiatan Akademis

1. Tahun 2005 - 2010 menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN).

2. Tahun 2006 mengikuti seminar’’Achievement Motivation Training’’ di Pusat Jasa Ketenagakerjaan USU, Medan.

3. Tahun 2009 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni sampai Juli di Gurach Batu Estate PT Bakrie Sumatera Plantation Kisaran Kabupaten Asahan.

4. Tahun 2010 melaksanakan penelitian skripsi di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah ” Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Tanaman Untuk Mengendalikan Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Laboratorium”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing yaitu

Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Mena Uly Tarigan, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, dan kepada kedua orang tua saya beserta rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesarnya penulis sampaikan kepada Ayahanda (A. Tambunan), Ibunda (M. Sihombing), adinda (Pasuria Tambunan, Alfredo Tambunan dan Tommy Tambunan) serta teman – teman HPT 05 yang membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Mei 2010 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Hipotesis Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hidup C. Chinensis L. ... 6

Kerusakan Yang Disebabkan C. Chinensis L. ... 9

Insektisida Botani 10 Tanaman Mimba (Azadirachta indica L.)... 10

Tanaman Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus L.) ... 11

Tanaman Sirsak (Annona mucirata L.) ... 12

BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 14

Metodologi Penelitian ... 14

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Penyediaan Tempat Serangga Uji ... 16

Penyediaan Ekstrak Serbuk Biji ... 16

Aplikasi Serbuk Biji ... 17

Peubah Amatan ... 18

Persentase Mortalitas Imago ... 18 Pengamatan Susut Bobot Biji...


(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak

terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis ………... 19 Persentase Susut Bobot (%) Kacang Hijau ………... 22 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 24 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman 1. Pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak

terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis ... 19 2. Persentase Susut Bobot (%) Kacang Hijau ... 22


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Telur C. chinensis ... 7

2. Larva C. chinensis ... 7

3. Pupa C. chinensis ... 8

4. Imago C. chinensis ... 9

5. Gejala Serangan C. chinensis ... 6.

6. Rumus Bangun Azadirachtin ... .... 11

7. Rumus Bangun Rotenon... 12

8. Rumus Bangun Annonin... 13

9. Histogram Pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak terhadap mortalitas imago (%) C. Chinensis ... 21


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Penelitian ... 27 Lampiran 2. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 8 JSA ……… 28 Lampiran 3. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 16 JSA ……….. 29 Lampiran 4. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 24 JSA ………. 31 Lampiran 5. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 32 JSA ……… 33 Lampiran 6. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 40 JSA ……… 35 Lampiran 7. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 48 JSA ……… 37 Lampiran 8. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 56 JSA ……… 39 Lampiran 9. Data Pengamatan Pengaruh Aplikasi Serbuk Biji Mimba,

Bengkuang, Sirsak Terhadap Mortalitas Imago (%)

C. chinensis pada 64 JSA ………. 41

Lampiran 10. Data Pengamatan Susut Bobot (%) Kacang Hijau ……….. 43 Lampiran 11. Foto Penelitian ………. 44


(12)

ABSTRACT

Corry B. S. N. Tambunan, ”Using of Seed of Plant to Control

Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) on Green Bean (Vigna radiata L.) in Laboratory. The research was conducted in Laboratory Pest

and Disease of Plant Faculty of Agriculture University North Sumatera. It was under supervised by Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS and Ir. Mena Uly Tarigan, MS. Research since March until April 2010. The research used Complete Non Factorial Random Design with 10 treatments and 3 replications. The treatments was F1 (Control), F2 (Seed of Mimba 1gr/200gr Green Bean), F3 (Seed of Mimba 3gr/200gr Green Bean), F4 (Seed of Mimba 5gr/200gr Green Bean), F5 (Seed of Bengkuang 1gr/200gr Green Bean), F6 (Seed of Bengkuang 3gr/200gr Green Bean), F7 (Seed of Bengkuang 5gr/200gr Green Bean), F8 (Seed of Sirsak 1gr/200gr Green Bean), F9 (Seed Powder of Sirsak 3gr/200gr Green Bean), F10 (Seed of Sirsak 5gr/200gr Green Bean). The last result showed that the highest mortality imago percentage was 100% on F10 (Seed Powder of Sirsak 5gr/200gr Green Bean) and the lowest was 95, 00 % on F2 (Seed Powder of Mimba 1gr/200gr Green Bean).


(13)

ABSTRAK

Corry B. S. N. Tambunan, ”Penggunaan Beberapa Serbuk Biji Tanaman Untuk Mengendalikan Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Laboratorium”. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS dan Ir. Mena Uly Tarigan, MS yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai April

2010. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu F1 (Kontrol), F2 (Serbuk

biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau), F3 (Serbuk biji Mimba 3gr/200gr

Kacang Hijau), F4 (Serbuk biji Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau), F5 (Serbuk biji Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau), F6 (Serbuk biji Bengkuang

3gr/200gr Kacang Hijau), F7 (Serbuk biji Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau), F8 (Serbuk biji Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau), F9 (Serbuk biji Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau), F10 (Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mortalitas tertinggi yaitu pada perlakuan F10 (Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 100 % dan terendah pada perlakuan F2 (Serbuk biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 95,00 %.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang hijau merupakan tanaman jenis kacang-kacangan dari famili Leguminoceae yang berasal dari India. Kacang hijau mempunyai peranan penting sebagai sumber gizi terutama protein dan dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Berdasarkan tingkat kandungan protein maka tanaman kacang hijau di

Indonesia menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah (Wuwiwa, 2007).

Kacang hijau sebagai sumber yang bagus untuk protein, karbohidrat komplek dan vitamin B. Kandungan gizi yang terdapat dalam 110 gr kacang hijau antara lain vitamin A, B1, mineral berupa fosfor, zat besi, dan mg 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2 gram lemak (Anonimus, 2009a).

Ditingkat petani, rata-rata produktivitas kacang hijau (Vigna radiata L.) baru mencapai 0,9 ton/ha. Sedangkan dari hasil percobaan dapat mencapai 1,6 ton/ha. Rendahnya hasil kacang hijau ditingkat petani antara lain disebabkan oleh praktek budidaya yang kurang optimal. Untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau diperlukan budidaya yang tepat (Dinas Pertanian, 2008).

Penyimpanan kacang hijau di gudang sangat menentukan kualitas dan kuantitas produk yang disimpan sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Salah satu penyebab merosotnya benih kacang hijau di gudang penyimpanan adalah infestasi hama gudang (Pusat Data dan Informasi Pertanian, 2004).


(15)

Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang rentan terhadap serangan hama gudang. Hama gudang yang sering menyerang biji kacang hijau adalah Callosobruchus chinensis L. Kerugian yang ditimbulkannya mencapai 96%. Hama ini memakan kacang-kacangan khususnya kacang hijau mulai dari merusak biji dan memakannya hingga tinggal bubuknya saja. Tersebar diseluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis (Kartasaputra,1991).

Penggunaan pestisida dilingkungan pertanian menjadi masalah yang sangat besar, terutama pada tanaman sayuran yang sampai saat ini masih menggunakan insektisida kimia. Disatu pihak dengan digunakannya pestisida maka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme penggangu tanaman (OPT) dapat ditekan, tetapi akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti berkembangnya ras hama yang resisten terhadap insektisida, resurjensi hama, munculnya hama sekunder, terbunuhnya musuh alami hama dan hewan bukan sasaran lainnya serta terjadinya pencemaran lingkungan (Kardinan, 2001).

Timbulnya masalah akibat penggunaan insektisida kimia ini merangsang penggunaan insektisida non sintetik sebagai insektisida yang aman bagi lingkungan dengan memanfaatkan senyawa beracun dari tumbuhan (insektisida botani), mikroba ataupun jamur entomopatogen dimana konsep ini sesuai dengan konsep PHT yang mengutamakan pengendalian hama yang memelihara lingkungan dan mengurangi penggunaan insektisida kimia (Untung, 2001).

Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan

pengetahuan yang terbatas. Pestisida nabati bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan


(16)

ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Sifat toksik dai suatu zat tergantung dari lamanya pengaplikasian, jenis dan umur spesies (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2007).

Tanaman mimba telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati. Biji dan daun mimba mengandung senyawa Azadirachtin. Sifat penting Azadirachtin adalah tidak beracun pada manusia dan vertebrata, daya kerja utamanya adalah menekan nafsu makan (antifeedant) untuk serangga hama. Azadirachtin tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan (antifeedant), pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan, pembentukan kitin, penurunan daya tetas telur dan pemandul (antifertilitas) (Anugeraheni dan Brotodjojo, 2002).

Bagian tumbuhan dari bengkuang yang digunakan untuk membunuh hama adalah biji yang mengandung Rotenon. Serbuk biji bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih dari serangan hama gudang. Serangga yang teracuni akan mati kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut (Sukma, 2009).

Beberapa peneliti melakukan kajian sirsak sebagai biopestisida. Buah yang mentah, biji, daun dan akarnya mengandung senyawa kimia. Bijinya mengandung senyawa Annonain, merupakan racun kontak dan racun perut. Bermanfaat sebagai insektisida, repellent (penolak), dan antifeedant (Novizan, 2002).


(17)

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis dari serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus chinensis L. pada kacang hijau di laboratorium.

Hipotesis Penelitian

1. Penggunaan serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak dengan dosis yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap mortalitas hama gudang Callosobruchus chinensis L.

2. Penggunaan serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak dengan dosis yang berbeda akan mempengaruhi susut bobot biji kacang hijau sebagai makanan hama gudang Callosobruchus chinensis L.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.


(18)

.

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi Hidup Callosobruchus chinensis L.

Menurut Kalshoven (1987), Callosobruchus chinensis L. diklasifikasikan sebagai berkut :

Kingdo m : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insekta Ordo : Coleoptera Family : Bruchidae Genus : Callosobruchus

Species : Callosobruchus chinensis L.

Kumbang ini menyerang kacang-kacangan dapat ditemukan pada berbagai tempat. Kacang-kacangan tersebut sudah terserang sejak masih di lapangan pada saat telah siap panen (Kalshoven, 1987).

Telur

Telur diletakkan pada permukaan biji, biasanya pada satu biji hanya diletakkan satu telur. Telur berwarna keputih-putihan. Jumlah telur yang diletakkan seekor kumbang betina berkisar antara 50-150 butir (Sudarmo, 1991).

Telur berbentuk jorong dengan panjang rata-rata 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal serta rata pada bagian yang melekat dengan biji.


(19)

Telur menetas antara 4-8 hari. Telur dapat dilihat pada Gambar 1 (Sudarmo, 1991).

Telur

Gambar 1. Telur C. chinensis

Diakses dar

Larva

Larva yang baru menetas akan terus menggerek dengan cara memakan kulit telur yang menempel pada biji dan kulit biji dan masuk ke dalam kotiledon.

Larva hidup dengan cara memakan dan menggerek kulit biji (Bato dan Sanches, 1998).

Larva berkembang sepenuhnya di dalam satu butir biji, membentuk satu lubang keluar persis di bawah kulit biji, berupa semacam jendela bulat yang terlihat dari luar, tetap tinggal di dalam biji sampai menjadi imago. Stadia larva

berlangsung selama 10-13 hari. Larva dapat dilihat pada Gambar 2 (Bato dan Sanches, 1998).


(20)

Larva

Gambar 2. Larva C. Chinensis

Gambar 2. Larva C. chinensis

Diakses dar

Pupa

Larva instar keempat telah memakan isi biji dekat di bawah kulit biji, maka akhirnya larva menjadi pupa dan tetap berada pada tempat tersebut sampai menjadi dewasa (Mangoendihardjo, 1997).

Pupa berwarna putih kekuningan. Stadia pupa berkisar antara 4-6 hari. Pupa dapat dilihat pada Gambar 3 (Mangoendihardjo, 1997).

Pupa

Gambar 3. Pupa C. Chinensis


(21)

Imago

C. chinensis yang baru dewasa, beberapa hari tetap berada dalam biji kacang hijau, 2-3 hari keluar dari biji dengan cara mendorong kulit biji yang digores dengan mandibelnya sehingga terlepas dan terbentuklah lubang (Greaves et al, 1998).

Imago berukuran 5 mm panjangnya dan berbentuk bulat telur, cembung pada bagian dorsal. Panjang tubuh kumbang jantan antara 2,40 -3 mm, sedangkan betina 2,76-3,48 mm. Antena kumbang jantan bertipe sisir (pectinate) dan betina bertipe gergaji (serrate). Stadia imago antara 25-34 hari. Imago dapat dilihat pada Gambar 4 (Greaves et al, 1998).

Gambar 4. Imago C. Chinensis

Diakses dar

Kerusakan Yang Disebabkan C. chinensis

C. Chinensis merupakan salah satu hama yang menyerang kacang hijau sejak dari lapangan sampai ketempat penyimpanan. Gejala serangan pertama pada kacang hijau tampak bintik-bintik putih, setelah itu kacang hijau menjadi berlubang-lubang akibat gerekan larva dan imago dan dari lubang itu keluar tepung (Slamet, 1997).


(22)

Kerugian yang ditimbulkan hama ini mencapai 96%. Hama ini memakan kacang-kacangan khususnya kacang hijau mulai dari merusak biji, memakannya hingga tinggal bubuknya saja, akibatnya kacang hijau tidak dapat lagi digunakan untuk benih maupun untuk dikonsumsi. Gejala kerusakan hama dapat dilihat pada Gambar 5 (Kartasaputra, 1991).

Gambar 5. Gejala Serangan C. Chinensis

Diakses dar

Insektisida Botani

Insektisida botani berasal dari bahan alami tumbuhan. Memiliki sifat spesifik sehingga aman bagi musuh alami hama. Residunya pun mudah terurai hingga aman bagi lingkungan. Bahan bakunya dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Beberapa jenis tanaman terutama dari keluarga Annonaceae dan

Meliaceae seperti Mimba (Azadirachta indica L.), Bengkuang

(Pachyrrhyzuserosus L.), Sirsak (Annona mucirata L.), dan Srikaya (Annonasquamosa L.), Mindi (Melia azedarach), telah diteliti keefektifannya dapat mengendalikan berbagai jenis hama (Dinas Pertanian Tanaman Hias, 2009).

Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme


(23)

pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul) (Dinas Pertanian Dan Kehutanan, 2007).

Bagian dari tumbuhan yang digunakan misalnya daun, biji, buah, akar dan

lainnya. Bahan-bahan tersebut diolah menjadi berbagai macam bentuk, antara lain cairan berupa ekstrak dan minyak, serta bentuk padat berupa serbuk

(Samsudin, 2008).

Tanaman Mimba (Azadirachta indica L.)

Mimba adalah tanaman asli daerah tropika Asia Tenggara. Tanaman ini tumbuh cepat dan tahan kering. Mimba yang tumbuh di lahan kering dan tidak subur menghasilkan zat bioaktif yang lebih banyak daripada yang tumbuh di tanah subur. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji. Biji mimba dapat dilihat pada Gambar 6 (Anugeraheni dan Brotodjojo, 2002)

Gambar 6. Biji Mimba

Diakses dar 1 Februari 2010.

Sifat penting Azadirachtin adalah tidak beracun pada manusia dan vertebrata, daya kerja utamanya adalah menekan nafsu makan (antifeedant) untuk serangga hama. Azadirachtin berfungsi sebagai insektisida nabati yang tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan,


(24)

pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur dan menghambat pembentukan kitin dan berperan sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan dan menghambat peletakan telur. Rumus bangun Azadirachtin dapat dilihat pada Gambar 7 (Rukmana dan Yuniarsih, 2003).

Gambar 7. Rumus Bangun Azadirachtin

Diakses dar 2 Februari 2010.

Tanaman Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus L.)

Bengkuang dikenal dari dasar memutihkan kulit. Tumbuhan yang berasal dari dalam suku polong-polongan ataub).

Serbuk atau tepung biji bengkuang dapat digunakan untuk melindungi benih tanaman dari gangguan hama. Bubuk bijinya dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji. Biji bengkuang dapat dilihat pada Gambar 8 (Petani Wahid, 2008).


(25)

Gambar 8. Biji Bengkuang

Sumber : Foto Langsung. 2 Februari 2010.

Bagian tumbuhan dari bengkuang yang digunakan untuk membunuh hama adalah biji yang mengandung Rotenon. Serangga yang teracuni akan mati kelaparan yang disebabkan oleh kelumpuhan alat-alat mulut serangga tersebut Rumus bangun Rotenon dapat dilihat pada Gambar 9 (Kardinan,2001).

Gambar 9. Rumus Bangun Rotenon

Diakses dar 2 Februari 2010.

Tanaman Sirsak (Annona mucirata L.)

Tanaman sirsak termasuk kedalam famili Annonaceae. Batang berbentuk bulat dan bercabang. Daun berbentuk bulat telur, ujung runcing dan berwarna hijau kekuningan. Buah bulat berwarna hijau, biji bulat telur, keras berwarna


(26)

hitam. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan biji. Biji sirsak dapat dilihat pada Gambar 10 (Van Steenis, dkk, 2005).

Gambar 10. Biji Sirsak

Sumber : Foto Langsung. 2 Februari 2010.

Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan biji yang mengandung senyawa kimia Annonain yang bersifat racun kontak dan racun perut. Bermanfaat sebagai insektisida, repellent (penolak), dan antifeedant. Rumus bangun Annonain dapat dilihat pada Gambar 11 (Kardinan, 2001).

Gambar 11. Rumus Bangun Annonain

Diakses dar 2 Februari 2010.


(27)

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih Kacang Hijau, Callosobruchus chinensis, Biji Mimba, Biji Bengkuang, Biji Sirsak.

Alat yang digunakan adalah stoples, kain muslin, karet gelang, blender, timbangan digital, pipet, baki plastik, ayakan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, terdiri dari 10 perlakuan.

F1 = Kontrol

F2 = Serbuk biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau F3 = Serbuk biji Mimba 3gr/200gr Kacang Hijau F4 = Serbuk biji Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau F5 = Serbuk biji Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau F6 = Serbuk biji Bengkuang 3gr/200gr Kacang Hijau F7 = Serbuk biji Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau F8 = Serbuk biji Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau


(28)

F9 = Serbuk biji Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau F10 = Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau

Masing-masing perlakuan terdiri dari 3 ulangan, dengan rumus : (t-1) (r-1) ≥ 15

(10-1) (r-1) ≥ 15 (10r-10-r+1) ≥ 15 9r-9 ≥ 15

9r ≥ 24 r ≥ 2,6 r = 3 Jumlah perlakuan (t) = 10 Jumlah ulangan (r) = 3

Model Linier yang digunakan dalam percobaan ini adalah : Yij = μ + τi + ξij

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan pada taraf ke-i dan ulangan ke-j μ = nilai tengah umum

τ

i = pengaruh perlakuan ke-i


(29)

Pelaksanaan Penelitian

1. Penyediaan Tempat Serangga Uji

Untuk tempat C. chinensis yang akan diaplikasikan adalah berupa stoples dengan ukuran tinggi 13 cm dengan diameter 14 cm. Mulut stoples ditutup dengan kain muslin dan diikat dengan karet gelang. Stoples yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 30 buah dan kain muslin yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 30 buah.

2. Penyedian Serangga Uji

Kumbang C. chinensis diambil dari tempat penjualan kacang hijau di pasar. Kumbang direaring terlebih dahulu untuk menghomogenkan umur imago yang akan diaplikasikan. Kumbang yang dimasukkan sebanyak 20 ekor pada setiap stoples.

Penyediaan Serbuk Biji

a. Serbuk Biji Mimba

Biji mimba yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit biji berwarna coklat kekuningan. Biji dicuci dengan air dan dijemur selama 3 hari untuk mengurangi kadar air biji. Biji dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk, kemudian diayak lalu ditimbang sebanyak 1 gr, 3gr, 5gr, masing-masing dicampurkan ke kacang hijau di dalam stoples.

b. Serbuk Biji Bengkuang

Biji bengkuang yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit buah berwarna kekuningan. Kulit biji dibuang kemudian dijemur 3 hari untuk mengurangi kadar air biji. Biji diblender hingga menjadi serbuk kemudian


(30)

diayak lalu ditimbang sebanyak 1 gr, 3 gr dan 5 gr, masing-masing dicampurkan ke kacang hijau di dalam stoples.

c. Serbuk Biji Sirsak

Biji sirsak yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit buah berwarna hitam. Kulit biji dibuang kemudian dijemur 3 hari untuk mengurangi kadar air. Biji diblender hingga menjadi serbuk kemudian diayak lalu ditimbang sebanyak 1 gr, 3 gr dan 5 gr, masing-masing dicampurkan ke kacang hijau di dalam stoples.

Aplikasi Serbuk Biji

Kacang hijau dimasukkan ke dalam stoples, kemudian dicampur dengan serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak. Kemudian dimasukkan C. chinensis sebanyak 20 ekor dari hasil rearing yang umurnya telah homogen. Stoples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang.

Peubah Amatan

1. Persentase Mortalitas Imago

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah imago C. chinensis dengan melihat imago yang mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan interval waktu 8 jam sekali. Persentase mortalitas imago dihitung dengan menggunakan rumus :

P = x 100%

b a

a +


(31)

Dimana :

P = Persentase kematian imago a = Jumlah imago yang mati b = Jumlah imago yang hidup

2. Pengamatan Susut Bobot Biji

Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot bahan dengan rumus :

Susut bobot bahan = x 100%

a b a

Keterangan : a = berat awal b = berat akhir


(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Mortalitas (%) Imago C. chinensis

1. Pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis.

Data pengamatan mortalitas dan analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 2 – 9. Dari hasil analisa sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan aplikasi tiga serbuk biji pada pengamatan I-VIII memberi pengaruh nyata terhadap mortalitas imago C. chinensis. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak terhadap mortalitas imago (%) C. chinensis pada pengamatan I-VIII JSA.

Perlakuan Pengamatan

I II III IV V VI VII VIII

F1 0.00 0.00 g 0.00 g 0.00 e 0.00 g 0.00 f 0.00 f 0.00 b F2 0.00 1.67 fg 10.00 f 20.00 d 30.00 f 51.67 e 78.33 e 95.00 a F3 0.00 8.33 de 18.33 de 28.33 bcd 46.67 de 66.67 d 80.00 de 96.67 a F4 0.00 13.33 cd 25.00 bcd 33.33 bc 51.67 cd 73.33 cd 85.00 de 100.00 a F5 0.00 5.00 ef 16.67 e 26.67 cd 38.33 e 68.33 cd 85.00 de 98.33 a F6 0.00 11.67 cd 23.33 cd 30.00 bc 51.67 cd 75.00 cd 95.00 bc 100.00 a F7 0.00 16.67 bc 31.67 b 38.33 b 63.33 b 88.33 b 98.33 ab 100.00 a F8 0.00 15.00 c 28.33 bc 35.00 bc 60.00 bc 78.33 c 91.67 cd 100.00 a F9 0.00 23.33 ab 43.33 a 50.00 a 68.33 ab 90.00 b 100.00 a 100.00 a F10 0.00 31.67 a 46.67 a 58.33 a 76.67 a 96.67 a 100.00 a 100.00 a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%.

JSA : Jam setelah aplikasi

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa pada pengamatan VIII perlakuan F1 (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya, sedangkan perlakuan F2


(33)

(Mimba 1g/200gr Kacang Hijau) tidak berbeda nyata dengan perlakuan F3 (Mimba 3g/200gr Kacang Hijau), F4 (Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau), F5 (Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau), F6 (Bengkuang 3gr/200gr Kacang Hijau), F7 (Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau), F8 (Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau), F9 (Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau), F10 (Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau).

Tabel 1 menunjukkan pada pengamatan VI mortalitas C. chinensis tertinggi terdapat pada perlakuan F10 (Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 96.67 %dan terendah pada perlakuan F2 (Mimba 1g/200gr Kacang Hijau) sebesar 51.67 %. Pada pengamatan VIII mortalitas C. chinensis tertinggi terdapat pada perlakuan F10 (Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 100.00 % dan terendah pada perlakuan F2 (Mimba 1g/200gr Kacang Hijau) sebesar 95.00 %.

Dari Tabel 1 terlihat bahwa perlakuan dengan serbuk biji sirsak lebih

efektif dibandingkan dengan bengkuang dan mimba, dimana pada perlakuan F9 (Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau) dan F10 (Sirsak 5 gr/200gr Kacang Hijau)

pada pengamatan VII mortalitas imago mencapai 100 %, sedangkan pada perlakuan lainnya mortalitas imago masih dibawah 100 %. Perlakuan dengan serbuk biji mimba kurang efektif dari perlakuan lainnya disebabkan karena bahan aktif Azadirachtin pada mimba tidak bersifat racun kontak pada imago, sehingga mortalitas imago perlahan-lahan dibandingkan dengan bengkuang dan sirsak. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Rukmana dan Yuniarsih, 2003) yang menyatakan mimba berfungsi sebagai insektisida nabati yang tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya


(34)

tetas telur dan menghambat pembentukan kitin dan berperan sebagai pemandul, mengganggu proses perkawinan dan menghambat peletakan telur.

Kematian imago yang disebabkan aplikasi dari serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak secara visual terlihat yaitu hama tidak bergerak, mengalami kelumpuhan, tidak mau makan, tubuhnya menjadi berwarna coklat gelap, dan akhirnya mati. Kematian imago yang disebabkan aplikasi dari serbuk biji sirsak lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan dengan serbuk biji mamba dan bengkuang. Hal ini disebabkan karena kandungan senyawa Annonain yang terdapat pada biji sirsak bersifat sebagai racun kontak dan racun perut. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Kardinan, 2001) yang menyatakan bahwa biji yang mengandung senyawa kimia Annoanin yang bersifat racun kontak dan racun perut bermanfaat sebagai insektisida, repellent (penolak), dan antifeedant.

Beda rataan mortalitas imago C. chinensis pada aplikasi aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak pada pengamatan I-VIII dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Histogram pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak terhadap mortalitas (%) imago C. chinensis pengamatan I-VIII.


(35)

Persentase Susut Bobot (%)

Persentase susut bobot Kacang hijau

Hasil pengamatan rata-rata dan analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan dengan ketiga jenis serbuk biji tanaman memberi pengaruh nyata terhadap susut bobot kacang hijau. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Susut Bobot Kacang Hijau Pada Pengamatan I-VIII. Perlakuan Rataan

F1 1.58 a

F2 0.96 b

F3 0.39 c

F4 0.22 cd

F5 0.35 cd

F6 0.23 cd

F7 0.16 cd

F8 0.18 cd

F9 0.13 cd

F10 0.09 d

Tabel 2. Rataan pengaruh aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak terhadap susut bobot kacang hijau pada pengamatan I-VIII.

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa pada perlakuan F1 (kontrol) berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya, perlakuan F2 (Mimba 1g/200gr Kacang Hijau) berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya, perlakuan F3 (Mimba 3g/200gr Kacang Hijau) berbeda nyata dengan perlakuan lainnnya dan F10 (Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan F4 (Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau) tidak berbeda nyata dengan perlakuan F5 (Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau), F6 (Bengkuang 3gr/200gr Kacang Hijau),


(36)

F7 (Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau), F8 (Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau), F9 (Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau), tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil pengamatan persentase susut bobot kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan F1 (Kontrol) sebesar 1, 58 %. Sedangkan yang terendah pada perlakuan F10 (Sirsak 5 gr/ 200gr Kacang Hijau), sebesar 0, 09 % dan persentase susut bobot berbanding terbalik dengan persentase mortalitas imago C. chinensis. Hal ini disebabkan karena kacang hijau yang digunakan pada perlakuan kontrol tidak diberikan serbuk biji tanaman sehingga susut bobot kacang hijau tinggi karena hama memakan kacang hijau tanpa ada yang menghalanginya.

Beda rataan penurunan susut bobot kacang hijau terhadap aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak pada pengamatan I-VIII dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Histogram penurunan susut bobot kacang hijau terhadap aplikasi serbuk biji Mimba, Bengkuang dan Sirsak pada pengamatan I-VIII.


(37)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Mortalitas imago C. Chinensis tertinggi pada perlakuan F10 (Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau) sebesar 100.00 % dan terendah pada perlakuan F2 (Mimba 1g/200gr Kacang Hijau) sebesar 95.00 %.

2. Persentase susut bobot kacang hijau tertinggi terdapat pada perlakuan F1 (Kontrol) sebesar 1, 58 % dan terendah pada perlakuan F10 (Sirsak 5 gr/ 200gr Kacang Hijau) sebesar 0, 09 %.

3. Senyawa Azadirachtin pada biji mimba menyebabkan hama mati secara perlahan sehingga mortalitas hama rendah sedangkan senyawa Annonain pada biji sirsak bersifat racun kontak dan racun perut sehingga mortalitas hama tinggi.

4. Aplikasi serbuk biji mimba, bengkuang dan sirsak tidak menyebabkan keracunan pada manusia dan hama non sasaran sehingga aman untuk digunakan.

Saran

- Sebaiknya dilakukan pengendalian C. chinensis dengan dosis 5 gr/ 200gr sebagai dosis yang paling tinggi menyebabkan mortalitas hama

- Perlu dilakukan penelitian lanjutan di lapangan

- Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada stadia larva dengan dosis yang semakin tinggi dari dosis penelitian sebelumnya.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2009a. Manfaat Sari Kacang Hijau. Diakses dari Anonimus, 2009b

Dinas Pertanian Dan Kehutanan, 2007. Pestisida Nabati. Diakses dari . Bengkuang. Wikipedia Bahasa Indonesia. Diakses dari : http://id.wikipedia.org/wiki/bengkuang. (1 Februari 2010).

Anugeraheni, D. P dan R. Brotodjojo, 2002. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Biji Mimba Terhadap Mortalitas Hama C. chinensis. Fakultas Pertanian UPN, Yogyakarta.

Basana, I. R. D. Prijono, 1994. Insectisidal Actifity of Aqueous Ektracts of Four Species of Annona (Annonaceae) Againts Cabbage Head Caterpillar, Bul.

Bato, S. M., and F. F. Sanches, 1998. The Biology and Chemical Control of

Callosobruchus Chinensis L., Phillipina.

(30 Januari 2010).

Dinas Pertanian, 2008. Teknologi Produksi Kacang Hijau. Diakses dari

Dinas Pertanian Tanaman Hias, 2009. Insektisida Botani Ramah Lingkungan.

Diakses dari

(1 Februari 2010).

Greaves, J. H. P. Dobie and J. Bridge, 1998. Strocage in Pest Control in Tropical Grain Legumes. College House, Wrights Lane, London.

Hanafiah, A. K., Anas, I. Napoleon, A., dan Ghuffar, N., 2005. Biologi Tanah Ekologi dan Mikrobiologi Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kalshoven, L. G. E., 1987. Pest of Crops In Indonesia. PT. Ichtiar Baru. Van Hoeve, Jakarta.

Kardinan, A., 2001. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kartasapoetra, 1991. Hama-Hama Tanaman Dalam Gudang. Bumi Aksara Ikhtiar, Jakarta.


(39)

Leatemia dan Isman, 2004. Efficacy of Crude Seed Extracts of Annona

Squamosa agints Diamond Back Moth, P. Xylostella in The

Greenhouse. Inter J, Press, Manag.

Mangoendihardjo, S., 1997. Hama-Hama Tanaman Pertanian di Indonesia. Yayasan Pembinaan Fakultas Pertanian. Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

Novizan, 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Petani Wahid, 2008. Daftar Tanaman Biopestisida. Diakses dari

Pusat Data Dan Informasi Pertanian, 2004. Statistika Pertanian. Pusat Data Dan Informasi Pertanian,Jakarta

Rukmana, R dan Y. Yuniarsih, 2003. Mimba, Tanaman Penghasil Pestisida Alami. Kanisius, Yogyakarta.

Samsudin, H., 2008. Pengendalian Hama Dengan Insektisida Botani. Diakses dari :

Slamet, M.S., 1997. Beberapa Aspek Biologi C. chinensis L. (Coleoptera: Bruchidae) Pada Lima Varietas kacang Hijau dan Pengaruh Yang Ditimbulkan Kumbang Tersebut Pada Mutu Benih, Bogor.

Sudarmo, M., 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija. Kanisius, Yogyakarta.

Sukma, P., 2009. Pestisida Nabati. Diakses dari : (1 februari 2010).

Untung, K., 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Fakultas Pertanian.Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Van Steenis, G. Bloe Mbergen dan P. J., Eyma., 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita, Jakarta.

Wikipedia, 2009. Bengkuang. Wikipedia Bahasa Indonesia. Diakses dari : http://id.wikipedia.org/wiki/bengkuang. (1 Februari 2010).

Wuwiwa, I., 2007. Seribu Manfaat Kacang Hijau. Diakses dari : (1 Februari 2010).


(40)

Lampiran 1

BAGAN PENELITIAN

Keterangan : F1 = Kontrol

F2 = Serbuk biji Mimba 1gr/200gr Kacang Hijau F3 = Serbuk biji Mimba 3gr/200gr Kacang Hijau F4 = Serbuk biji Mimba 5gr/200gr Kacang Hijau F5 = Serbuk biji Bengkuang 1gr/200gr Kacang Hijau F6 = Serbuk biji Bengkuang 3gr/200gr Kacang Hijau F7 = Serbuk biji Bengkuang 5gr/200gr Kacang Hijau F8 = Serbuk biji Sirsak 1gr/200gr Kacang Hijau F9 = Serbuk biji Sirsak 3gr/200gr Kacang Hijau F10 = Serbuk biji Sirsak 5gr/200gr Kacang Hijau

F1 U1 F9 U3 F7 U2 F3 U1 F4 U2 F7 U1 F10 U2 F6 U3 F2 U3 F5 U3 F10 U1 F1 U3 F4 U3 F5 U2 F8 U1 F3 U2 F1 U2 F2 U2 F3 U3 F7 U3 F10 U3 F9 U2 F4 U1 F6 U2 F2 U1 F8 U3 F8 U2 F9 U1 F6 U1 F5 U1


(41)

Lampiran 2. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 8 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 5 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 6 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 7 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 8 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 9 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

T otal 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

R ataan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Ulangan

T otal R ataan P erlakuan


(42)

Lampiran 3. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 16 JSA

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 6,76 12,92 6,76 26,44 8,81

F 3 12,92 18,43 18,43 49,79 16,60

F 4 22,79 22,79 18,43 64,01 21,34

F 5 12,92 12,92 12,92 38,76 12,92

F 6 18,43 22,79 18,43 59,66 19,89

F 7 26,57 22,79 22,79 72,14 24,05

F 8 18,43 26,57 22,79 67,79 22,60

F 9 30,00 30,00 26,57 86,57 28,86

F 10 36,27 36,27 30,00 102,54 34,18 Total 191,85 212,23 183,88 587,97

Rataan 19,19 21,22 18,39 19,60

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 1994,79 221,64 30,05 * 2,39

Galat 20 147,53 7,38

Total 29 2142,32

KK = 13,86% FK = 11523,67

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Ulangan

Total Rataan Perlakuan

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 0,00 5,00 0,00 5,00 1,67

F 3 5,00 10,00 10,00 25,00 8,33

F 4 15,00 15,00 10,00 40,00 13,33

F 5 5,00 5,00 5,00 15,00 5,00

F 6 10,00 15,00 10,00 35,00 11,67

F 7 20,00 15,00 15,00 50,00 16,67

F 8 10,00 20,00 15,00 45,00 15,00

F 9 25,00 25,00 20,00 70,00 23,33

F 10 35,00 35,00 25,00 95,00 31,67

T otal 125,00 145,00 110,00 380,00

R ataan 12,50 14,50 11,00 12,67


(43)

Uji Jarak Duncan

Sy = 1,57

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05 4,63 4,86 4,99 5,10 5,17 5,24 5,27 5,30 5,33 5,38

Perlakuan F1 F2 F5 F3 F6 F4 F8 F7 F9 F10

Rataan 6,76 8,81 12,92 16,60 19,89 21,34 22,60 24,05 28,86 34,18

a b

c d

e f


(44)

Lampiran 4. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 24 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 10,00 15,00 5,00 30,00 10,00

F 3 20,00 20,00 15,00 55,00 18,33

F 4 25,00 30,00 20,00 75,00 25,00

F 5 15,00 20,00 15,00 50,00 16,67

F 6 25,00 25,00 20,00 70,00 23,33

F 7 30,00 30,00 35,00 95,00 31,67

F 8 25,00 30,00 30,00 85,00 28,33

F 9 45,00 45,00 40,00 130,00 43,33

F 10 50,00 45,00 45,00 140,00 46,67

T otal 245,00 260,00 225,00 730,00

R ataan 24,50 26,00 22,50 24,33

P erlakuan Ulangan T otal R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 18,43 22,79 12,92 54,14 18,05

F 3 26,57 26,57 22,79 75,92 25,31

F 4 30,00 33,21 26,57 89,78 29,93

F 5 22,79 26,57 22,79 72,14 24,05

F 6 30,00 30,00 26,57 86,57 28,86

F 7 33,21 33,21 36,27 102,69 34,23

F 8 30,00 33,21 33,21 96,42 32,14

F 9 42,13 42,13 39,23 123,49 41,16

F 10 45,00 42,13 42,13 129,26 43,09 Total 284,89 296,57 269,23 850,69

Rataan 28,49 29,66 26,92 85,07 28,36

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 3099,40 344,38 56,41 * 2,39

Galat 20 122,09 6,10

Total 29 3221,49

KK = 8,71% FK = 24122,23

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Ulangan

Total Rataan Perlakuan


(45)

Uji Jarak Duncan

Sy = 1,43

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05

4,21

4,42

4,54

4,64

4,71

4,76

4,79

4,82

4,85

4,89

Perlakuan F1 F2 F5 F3 F6 F4 F8 F7 F9 F10

Rataan 6,76 18,05 24,05 25,31 28,86 29,93 32,14 34,23 41,16 43,09

2,55 13,63 19,51 20,67 24,15 25,16 27,35 29,41 36,31 38,19

a b

c d

e .f


(46)

Lampiran 5. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 32 JSA

I

II

III

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

15,00

25,00

20,00

60,00

20,00

30,00

25,00

30,00

85,00

28,33

30,00

30,00

40,00

100,00

33,33

25,00

30,00

25,00

80,00

26,67

35,00

25,00

30,00

90,00

30,00

40,00

30,00

45,00

115,00

38,33

35,00

30,00

40,00

105,00

35,00

50,00

45,00

55,00

150,00

50,00

60,00

50,00

65,00

175,00

58,33

320,00

290,00

350,00

960,00

32,00

29,00

35,00

32,00

Ulangan

T otal

R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76 F 2 22,79 30,00 26,57 79,35 26,45 F 3 33,21 30,00 33,21 96,42 32,14 F 4 33,21 33,21 39,23 105,65 35,22 F 5 30,00 33,21 30,00 93,21 31,07 F 6 36,27 30,00 33,21 99,48 33,16 F 7 39,23 33,21 42,13 114,57 38,19 F 8 36,27 33,21 39,23 108,71 36,24 F 9 45,00 42,13 47,87 135,00 45,00 F 10 50,77 45,00 53,73 149,50 49,83 Total 333,51 316,73 351,94 1002,18

Rataan 33,35 31,67 35,19 100,22 33,41 D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 3611,85 401,32 40,33 * 2,39

Galat 20 199,02 9,95

Total 29 3810,88 KK = 9,44%

FK = 33479,06

Keterangan : ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Ulangan

Total Rataan Perlakuan


(47)

Uji Jarak Duncan

Sy = 1,82

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05 5,37 5,65 5,79 5,92 6,01 6,08 6,12 6,16 6,19 6,25

Perlakuan F1 F2 F5 F3 F6 F4 F8 F7 F9 F10

Rataan 6,76 26,45 31,07 32,14 33,16 35,22 36,24 38,19 45,00 49,83

1,39 20,80 25,28 26,22 27,15 29,13 30,12 32,04 38,81 43,59

a b

c d


(48)

Lampiran 6. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 40 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 25,00 30,00 35,00 90,00 30,00

F 3 45,00 45,00 50,00 140,00 46,67

F 4 45,00 55,00 55,00 155,00 51,67

F 5 35,00 40,00 40,00 115,00 38,33

F 6 50,00 50,00 55,00 155,00 51,67

F 7 60,00 60,00 70,00 190,00 63,33

F 8 60,00 55,00 65,00 180,00 60,00

F 9 60,00 75,00 70,00 205,00 68,33

F 10 75,00 80,00 75,00 230,00 76,67

T otal 455,00 490,00 515,00 1460,00

R ataan 45,50 49,00 51,50 48,67

P erlakuan Ulangan T otal R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 30,00 33,21 36,27 99,48 33,16

F 3 42,13 42,13 45,00 129,26 43,09

F 4 42,13 47,87 47,87 137,87 45,96

F 5 36,27 39,23 39,23 114,73 38,24

F 6 45,00 45,00 47,87 137,87 45,96

F 7 50,77 50,77 56,79 158,33 52,78

F 8 50,77 47,87 53,73 152,37 50,79

F 9 50,77 60,00 56,79 167,56 55,85

F 10 60,00 63,43 60,00 183,43 61,14

Total 414,60 436,28 450,31 1301,18

Rataan 41,46 43,63 45,03 130,12 43,37

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 6298,55 699,84 92,34 * 2,39

Galat 20 151,57 7,58

Total 29 6450,12 KK = 6,35%

FK = 56435,80

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Total Rataan Perlakuan Ulangan


(49)

Uji Jarak Duncan

Sy = 1,59

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05

4,69

4,93

5,05

5,17

5,25

5,31

5,34

5,37

5,40

5,45

Perlakuan F1 F2 F5 F3 F4 F6 F8 F7 F9 F10

Rataan 6,76 33,16 38,24 43,09 45,96 45,96 50,79 52,78 55,85 61,14

2,07 28,23 33,19 37,92 40,71 40,65 45,45 47,40 50,45 55,69

a b

c d

e .f


(50)

Lampiran 7. Data Pengamatan Mortalitas C. (%) chinensis pada 48 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 55,00 50,00 50,00 155,00 51,67

F 3 70,00 70,00 60,00 200,00 66,67

F 4 70,00 80,00 70,00 220,00 73,33

F 5 70,00 70,00 65,00 205,00 68,33

F 6 75,00 80,00 70,00 225,00 75,00

F 7 90,00 90,00 85,00 265,00 88,33

F 8 80,00 80,00 75,00 235,00 78,33

F 9 95,00 90,00 85,00 270,00 90,00

F 10 95,00 100,00 95,00 290,00 96,67

T otal 700,00 710,00 655,00 2065,00

R ataan 70,00 71,00 65,50 68,83

P erlakuan Ulangan T otal R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 47,87 45,00 45,00 137,87 45,96 F 3 56,79 56,79 50,77 164,35 54,78 F 4 56,79 63,43 56,79 177,01 59,00 F 5 56,79 56,79 53,73 167,31 55,77 F 6 60,00 63,43 56,79 180,22 60,07 F 7 71,57 71,57 67,21 210,34 70,11 F 8 63,43 63,43 60,00 186,87 62,29 F 9 77,08 71,57 67,21 215,86 71,95 F 10 77,08 90,00 77,08 244,16 81,39 Total 574,15 588,77 541,34 1704,27

Rataan 57,42 58,88 54,13 170,43 56,81 D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 11051,36 1227,93 91,60 * 2,39

Galat 20 268,12 13,41

Total 29 11319,48 KK = 6,45%

FK = 96817,82

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Total Rataan Perlakuan Ulangan


(51)

Uji Jarak Duncan

Sy = 2,11

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05 6,24 6,55 6,72 6,87 6,98 7,06 7,10 7,15 7,19 7,25

Perlakuan F1 F2 F3 F5 F4 F6 F8 F7 F9 F10

Rataan 6,76 45,96 54,78 55,77 59,00 60,07 62,29 70,11 71,95 81,39

0,52 39,40 48,06 48,90 52,03 53,01 55,19 62,97 64,77 74,14

.a b

c d

.e .f


(52)

Lampiran 8. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 56 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 85,00 85,00 65,00 235,00 78,33

F 3 85,00 80,00 75,00 240,00 80,00

F 4 80,00 90,00 85,00 255,00 85,00

F 5 85,00 90,00 80,00 255,00 85,00

F 6 100,00 95,00 90,00 285,00 95,00

F 7 100,00 100,00 95,00 295,00 98,33

F 8 95,00 90,00 90,00 275,00 91,67

F 9 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 10 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

T otal 830,00 830,00 780,00 2440,00

R ataan 83,00 83,00 78,00 81,33

P erlakuan Ulangan T otal R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 67,21 67,21 53,73 188,16 62,72 F 3 67,21 63,43 60,00 190,65 63,55 F 4 63,43 71,57 67,21 202,21 67,40 F 5 67,21 71,57 63,43 202,21 67,40 F 6 90,00 77,08 71,57 238,64 79,55 F 7 90,00 90,00 77,08 257,08 85,69 F 8 77,08 71,57 71,57 220,21 73,40 F 9 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00 F 10 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00 Total 708,91 699,18 651,35 2059,44

Rataan 70,89 69,92 65,13 205,94 68,65 D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 15714,42 1746,05 66,63 * 2,39

Galat 20 524,11 26,21

Total 29 16238,52 KK = 7,46%

FK = 141376,92

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Total Rataan Perlakuan Ulangan


(53)

Uji Jarak Duncan

Sy = 2,96

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.05 8,72 9,16 9,40 9,61 9,75 9,87 9,93 9,99 10,05 10,14

Perlakuan F1 F2 F3 F4 F5 F8 F6 F7 F9 F10

Rataan 6,76 62,72 63,55 67,40 67,40 73,40 79,55 85,69 90,00 90,00

-1,96 53,56 54,15 57,80 57,65 63,53 69,62 75,70 79,95 79,86

a b

c d

e .f


(54)

Lampiran 9. Data Pengamatan Mortalitas (%) C. chinensis pada 64 JSA

I II III

F 1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

F 2 100,00 100,00 85,00 285,00 95,00

F 3 100,00 100,00 90,00 290,00 96,67

F 4 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 5 100,00 100,00 95,00 295,00 98,33

F 6 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 7 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 8 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 9 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

F 10 100,00 100,00 100,00 300,00 100,00

T otal 900,00 900,00 870,00 2670,00

R ataan 90,00 90,00 87,00 89,00

P erlakuan Ulangan T otal R ataan

Transformasi data Arc Sin √X

I II III

F 1 6,76 6,76 6,76 20,28 6,76

F 2 90,00 90,00 67,21 247,21 82,40

F 3 90,00 90,00 71,57 251,57 83,86

F 4 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

F 5 90,00 90,00 77,08 257,08 85,69

F 6 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

F 7 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

F 8 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

F 9 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

F 10 90,00 90,00 90,00 270,00 90,00

Total 816,76 816,76 762,62 2396,14

Rataan 81,68 81,68 76,26 239,61 79,87

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 18050,95 2005,66 58,64 * 2,39

Galat 20 684,02 34,20

Total 29 18734,97 KK = 7,32%

FK = 191382,51

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata

Total Rataan Perlakuan Ulangan


(55)

Uji Jarak Duncan

Sy = 3,38

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.05 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43 LSR 0.05

9,96

10,47

10,74

10,97

11,14

11,28

11,34

11,41

11,48

11,58

Perlakuan F1 F2 F5 F3 F4

F 6

F 7

F 8

F 9

F 10

Rataan 6,76 82,40 85,69 83,86 90,00

90,00

90,00

90,00

90,00

90,00

-3,20

71,94

74,96

72,88

78,86

78,72

78,66

78,59

78,52

78,42

a

.b


(56)

Lampiran 10. Data Pengamatan Susut Bobot pada 64 JSA

I II III

F 1 1,50 1,65 1,60 4,75 1,58

F 2 1,10 0,63 1,15 2,88 0,96

F 3 0,57 0,30 0,31 1,17 0,39

F 4 0,21 0,19 0,27 0,66 0,22

F 5 0,50 0,49 0,06 1,05 0,35

F 6 0,26 0,18 0,27 0,70 0,23

F 7 0,12 0,19 0,19 0,49 0,16

F 8 0,25 0,11 0,19 0,55 0,18

F 9 0,15 0,13 0,11 0,38 0,13

F 10 0,05 0,06 0,15 0,26 0,09

T otal 4,70 3,91 4,28 12,88

R ataan 0,47 0,39 0,43 0,43

T otal R ataan

P erlakuan Ulangan

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 6,13 0,68 35,45 * 2,39

Galat 20 0,38 0,02

Total 29 6,51

KK = 32,27% FK = 5,53

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata


(57)

Uji Jarak Duncan

Sy = 0,08

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.01 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.01

0,24

0,25

0,25

0,26

0,26

0,27

0,27

0,27

0,27

0,27

Perlakuan F10 F9 F7 F8 F4 F6 F5 F3 F2 F1

Rataan 0,09 0,13 0,16 0,18 0,22 0,23 0,35 0,39 0,96 1,58

-0,15 -0,12 -0,09 -0,08 -0,04 -0,03 0,08 0,12 0,69 1,31

·a ·b

c d


(58)

Lampiran 11

FOTO PENELITIAN

Bagan Penelitian


(59)

Gambar Biji Mimba


(60)

Gambar Biji Bengkuang


(61)

Gambar Biji Sirsak


(1)

Lampiran 10. Data Pengamatan Susut Bobot pada 64 JSA

I II III

F 1 1,50 1,65 1,60 4,75 1,58

F 2 1,10 0,63 1,15 2,88 0,96

F 3 0,57 0,30 0,31 1,17 0,39

F 4 0,21 0,19 0,27 0,66 0,22

F 5 0,50 0,49 0,06 1,05 0,35

F 6 0,26 0,18 0,27 0,70 0,23

F 7 0,12 0,19 0,19 0,49 0,16

F 8 0,25 0,11 0,19 0,55 0,18

F 9 0,15 0,13 0,11 0,38 0,13

F 10 0,05 0,06 0,15 0,26 0,09

T otal 4,70 3,91 4,28 12,88

R ataan 0,47 0,39 0,43 0,43

T otal R ataan P erlakuan Ulangan

D aftar S idik R agam

SK dB JK KT F Hit F 0,05

Perlakuan 9 6,13 0,68 35,45 * 2,39

Galat 20 0,38 0,02

Total 29 6,51

KK = 32,27% FK = 5,53

Keterangan ** = Sangat Nyata * = Nyata tn = Tidak Nyata


(2)

Uji Jarak Duncan

Sy = 0,08

P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

SSR 0.01 2,95 3,10 3,18 3,25 3,30 3,34 3,36 3,38 3,40 3,43

LSR 0.01

0,24

0,25

0,25

0,26

0,26

0,27

0,27

0,27

0,27

0,27

Perlakuan F10 F9 F7 F8 F4 F6 F5 F3 F2 F1

Rataan 0,09 0,13 0,16 0,18 0,22 0,23

0,35

0,39

0,96

1,58

-0,15

-0,12

-0,09

-0,08

-0,04

-0,03

0,08

0,12

0,69

1,31

·a

·b

c

d


(3)

Lampiran 11

FOTO PENELITIAN

Bagan Penelitian

Gambar Imago Yang Mati


(4)

Gambar Biji Mimba


(5)

Gambar Biji Bengkuang

Gambar Serbuk Bengkuang


(6)

Gambar Biji Sirsak