b. Penyediaan Serangga Uji c. Penyediaan Serbuk Rimpang d. Aplikasi Serbuk Rimpang Peubah Amatan Pengamatan Susut Bobot Biji Persentase mortalitas imago C. chinensis L.

4. Pelaksanaan Penelitian

4. a. Penyediaan Tempat Serangga Uji Untuk tempat C. chinensis L. yang akan diaplikasikan adalah berupa stoples dengan ukuran tinggi 13 cm dengan diameter 14 cm. Mulut stoples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang. Stoples yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 21 buah dan kain muslin yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebanyak 21 buah.

4. b. Penyediaan Serangga Uji

Kumbang C. chinensis L. diambil dari tempat penjualan kacang hijau di pasar. Kumbang direaring terlebih dahulu untuk menghomogenkan umur imago yang akan diaplikasikan. Kumbang yang dimasukkan sebanyak 30 ekor pada setiap stoples.

4. c. Penyediaan Serbuk Rimpang

Rimpang jahe, lengkuas dan kencur dibersihkan, dipotong – potong, kemudian dikeringkan selama tiga hari untuk mengurangi kadar airnya. Setelah rimpang kering kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk, kemudian diayak lalu ditimbang masing – masing serbuk sebanyak 5 dan 10 gr.

4. d. Aplikasi Serbuk Rimpang

Kacang hijau varietas perkutut dimasukkan ke dalam stoples, kemudian dicampur dengan serbuk jahe, lengkuas, dan kencur. Kemudian dimasukkan C. chinensis L. sebanyak 30 ekor dari hasil rearing yang umurnya telah homogen. Stoples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet gelang Universitas Sumatera Utara

5. Peubah Amatan

1. Persentase Mortalitas Imago Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah imago C. chinensis L. yang mati. Pengamatan dilakukan sebanyak 1 kali dalam tiga hari selama 7 kali pengamatan. Persentase mortalitas imago dihitung dengan menggunakan rumus : Dimana : P = Persentase kematian imago a = Jumlah imago yang mati b = Jumlah imago yang hidup

2. Pengamatan Susut Bobot Biji

Susut bobot bahan dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh imago diperoleh dengan cara menghitung susut bobot bahan dengan rumus : Keterangan : a = berat awal b = berat akhir Pengamatan dilakukan selama 1 bulan, yaitu menghabiskan satu siklus hidup hama C. Chinensis L. P = 100 x b a a + Susut bobot bahan = 100 x a b a − Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Persentase mortalitas imago C. chinensis L.

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian serbuk rimpang jahe, lengkuas dan kencur berpengaruh nyata terhadap mortalitas imago C. Chinensis L.Tabel 1 : lampiran 7-13. Tabel 1. Pengaruh serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas C. chinensis L. pada pengamatan 3 – 21 hsa Perlakuan Fase Mortalitas 3hsa 6hsa 9hsa 12hsa 15hsa 18hsa 21hsa C0 0.00c 0.00d 0.00d 0.00e 0.00e 0.00e 0.00e C1 0.00c 4.43c 16.68c 23.33d 34.43d 50.00d 68.90d C2 1.11c 5.57c 18.90c 24.47c 36.67d 52.23d 72.23d C3 2.22b 8.90b 20.00b 26.67c 41.13c 60.00c 77.80c C4 4.45b 11.13b 22.23b 27.80c 44.90c 63.33c 82.20c C5 6.70a 13.33b 24.43b 35.53b 54.47b 70.03b 91.10b C6 7.80a 18.90a 35.53a 47.77a 62.30a 83.30a 98.90a Keterangan : Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5 . Table 1 menunjukkan bahwa pada pengamatan 3 - 21 hari setelah aplikasi perlakuan C0 kontrol berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, perlakuan C1 serbuk rimpang jahe 5 gr250 gr kacang hijau tidak berbeda nyata dengan C2 serbuk rimpang jahe 10 gr250 gr kacang hijau, perlakuan C3 serbuk rimpang lengkuas 5 gr 250 gr kacang hijau tidak berbeda nyata dengan perlakuan C4 serbuk rimpang lengkuas 10 gr250 gr kacang hijau dan perlakuan C5 serbuk rimpang kencur 5 gr250 gr kacang hijau berbeda nyata dengan perlakuan C6 serbuk rimpang kencur 10 gr250 gr kacang hijau. Dari Tabel 1 dapat kita lihat bahwa perlakuan dengan serbuk rimpang kencur lebih efektif dibandingkan dengan serbuk rimpang lengkuas dan jahe, Universitas Sumatera Utara dimana pada perlakuan C6 Kencur 10gr250gr kacang hijau merupakan mortalitas imago tertinggi bila dibandingakn dengan perlakuan lain yaitu mencapai 98.90 . Hal ini disebabkan oleh kandungan minyat atsiri pada rimpang kencur yang cukup tinggi dan bersifat insektisidal terhadap serangga hama sehingga menyebabkan kematian pada hama,. Rimpang kencur mempunyai aroma yang lembut dan khas. Minyak atsiri yang cukup tinggi pada rimpangnya mengandung sineol 0,0021 ; asam metal kanil ; pentadekan ; asam sinamik etil ester 25 ; asam sinamik ; bromeol ; kamphene ; paraneumarin ; asam anisik ; alkaloid ; gum dan mineral 13,73 ; serta pati 4,14 . Dari laporan ilimiah lain berhasil mendeteksi 11 senyawa kimia dari rimpang kencur yaitu terdiri : carena 0,63 ; sineol 0,88 ; bromeol 1,04 ; terpineol 0,10 ; m-anisaldehid 0,74 ; a-metio 2,61 ; etil sinamat 13,24 ; pentadekane 21,61 ; kandinene 0,22 ; ethyl cis p-metoksinamat 3,61 dan etil trans p-metoksil sinamat 49,52 . Kencur dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati, metode dan aplikasinya: bagian rimpang ditumbuk, atau dibuat tepung dan diaplikasikan dengan konsentrasi 3-5 Direktorat Jenderal Perkebunan, 1994. Menurut Kusnaedi 1999, penggunaan fungisida nabati dengan empon- empon yang mengandung minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan cendawan dan bakteri. Kencur memiliki kandungan minyak atsiri, terdiri dari borneol, kaemferin dan sineol, p-metoksi sinamat. dan senyawa metabolit skunder lainnya. Dari table 1. Dapat kita lihat bahwa perlakuan dengan serbuk rimpang lengkuas 10 gr250 gr kacang hijau menyebabkan mortalitas hama yang tinggi Universitas Sumatera Utara yaitu 82,20, hal ini disebabkan oleh kandungan terpenoid yang terdapat pada rimpang lengkuas yang bersifat toksik terhadap system pernapasan serangga. Sesuai dengan literature Smith 1989 dalam Siregar 2005 yang menyatakan bahwa senyawa alkaloid dan terpenoid merupakan senyawa kimia pertahanan tumbuhan yang bersifat toksik. Aksi toksik senyawa alkaloid terjadi pada system saraf, sedangkan toksik senyawa terpenoid terjadi pada system pernafasan serangga. Perlakuan dengan serbuk jahe menyebabkan mortalitas hama C. chinensis L. lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan serbuk rimpang lengkuas dan kencur. Jahe memiliki aroma yang khas yang disebabkan oleh senyawa keton yang bernaman zingeron yang berasa pedas dan dapat membunuh serangga dari aromanya. Sesuai dengan literature Anonimus 2011 yang menyatakan bahwa rasa dominan pedas dari rimpang disebabkan senyawa keton bernama Zingeron. Tak hanya rasa pedas, kandungan dari senyawa keton yang bernama Zingeron tersebut juga memiliki kemampuan lain. Zingeron pada rimpang jahe dapat membunuh hama serangga dari rasanya. Zingeron membuat tubuh serangga menjadi lebih panas. Hal itu disebabkan rasa pedas bagi serangga dari Zingeron. Oleh karena tubuh serangga menjadi panas, dan berakhir dengan kematian. Penambahan dosis pada setiap perlakuan akan mempengaruhi tingkat mortalitas hama C.chinensis L. Semakin tinggi dosis yang digunakan pada setiap perlakuan akan menyebabkan tingkat mortalitas juga tinggi. Sesuai dengan pernyataan Massanger 1981 dalam Zahara 2002 mengatakan bahwa mortalitas meningkat seiring dengan pemberian dosis yang semakin menigkat. Universitas Sumatera Utara Kematian imago yang disebabkan aplikasi dari serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur secara visual terlihat yaitu hama tidak bergerak, mengalami kelumpuhan, tidak mau makan, tubuhnya menjadi berwarna coklat gelap, dan akhirnya mati. Beda rataan mortalitas imago C. chinensis pada aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur pengamatan I-VII.dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Histogram pengaruh aplikasi serbuk rimpang lengkuas, jahe dan kencur terhadap mortalitas imago C. chinensis pengamatan I-VII.

2. Pengamatan Susut Bobot Kacang Hijau