Belanda. Komisi ini juga pernah melakukukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang merupakan sensus penduduk yang
pertama kali dilakukan di Indonesia.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juli 1994 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Dan tugas
serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer. Pada masa ini juga CKS diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditandatangani oleh lembaga atau instansi baru yang sesuai dengan
suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia KPPURI . Tahun 1946 Kantor KPPURI dipindahkan ke Yokjakarta
sebagai sekuensi dari perjanjian Linggar Jati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA di Jakarta menggaktifkan kembali CKS. Perkembangan berikutnya KPPURI
bedasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 no.219S.C
Universitas Sumatera Utara
KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Kemakmuran.
Dengan Surat mentri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Mentri Perekonomian.
Selanjutnya keputusan Mentri Perekonomian tanggal 24 Septembar 1953 No.18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut
Afdeling A dan bagian penyelenggara tata usaha ang disebut Afdeling B.Dengan keputusan Presiden RI No.131 Tahun 1957, kementian perekonomian dipecah
menjadi kementrian perdagangan dan perindustrian.
Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan statistik yang semula
menjadi tanggung jawab dan wewenag Mentri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada dibawah Perdana Mentri. Berdasarkan Keppres ini pula secara
formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan mutlak
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini,BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :
1. Peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS.
2. Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.
3. Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
susunan dan tata kerja BPS. 4.
Undang-Undang No.16 Tahun 1997 tentang statistik. 5.
Keputusan presiden RI No.86 Tahun 1998 tentang BPS. 6.
Keputusan kepala BPS No.100 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7.
PP No.51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.
Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah.Tahun 1980, peraturan
pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peaturan pemerintah No.16 Tahun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980
ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor stastistik provinsi dan di kabupaten atau kotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama kantor
statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang
Universitas Sumatera Utara
statistik sebagai pengganti UU No.6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan RI No.86 tahun 1998, ditetapkan BPS sekaligus
mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2 Program Pengembangan Statistik