2.2.2 Kapasitas CDMA
Pada pengulangan frekuensi selular, interferensi dapat diterima dengan tujuan meningkatkan kapasitas tetapi interferensi ini harus dikendalikan. Sifat
CDMA yang lebih mentolerir interferensi membuat pengulangan frekuensi dilakukan dengan efektif. Pada modulasi pita sempit, pengulangan frekuensinya
tidak efektif karena persyaratan untuk memperoleh CI sekitar 18 dB[1]. Hal ini membutuhkan kanal yang dipakai dalam satu sel tidak boleh dipakai oleh sel yang
berdekatan. Pada CDMA kapasitas yang besar diperoleh terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel.
Kapasitas dari sistem CDMA itu dapat ditingkatkan dengan menggunakan power kontrol yang sesuai baik pada kanal reverse maupun pada kanal forward.
Pada kanal forward, power kontrol akan menyebabkan interferensi antara sel-sel yang berdekatan berkurang.
2.2.3 Kontrol Daya
Dalam sistem Direct Squence Code Division Multiple Access DS- CDMA, kebutuhan terhadap power control merupakan hal yang harus mendapat
perhatian. Semua mobile station dalam sistem DS-CDMA mengirim data menggunakan bandwidth yang sama pada waktu yang sama[1], oleh karena itu
semua mobile station saling menginterferensi satu sama lain. Untuk mendapatkan kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa tergantung pada jaraknya ke base
station, harus diterima base station dengan mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan penerapan power control yang berfungsi agar mean
daya yang diterima base station tetap konstan bagi setiap mobile station.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Saat Peralihan Soft Handoff
Pada sistem komunikasi bergerak selular, para user memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Ada kemungkinan user bergerak dari satu sel menuju sel
yang lain ketika terjadi suatu percakapan. Untuk menjamin menjamin bahwa percakapan akan terus tersambung diperlukan fasilitas handoff [1]. Mekanisme
handoff yang dimiliki CDMA dan merupakan ciri khas-nya yaitu soft handoff. Pada Gambar 2.2[2] menunjukkan proses Handoff yang berjalan dari sel sumber
menuju sel penerima.User bergerak dari area cakupan sel sumber menuju area cakupan sel pengirim.Urutan peristiwa saat peralihan dapat dijelaskan sebagai
berikut [2].
Gambar 2.2 Proses Handoff 1.
User berada pada layanan sel A dengan active set hanya berisi pilot A.User bergerak mencari pilot B berukuran EcIo yang lebih besar dari T_ADD.User
mengirimkan sebuah pilot ukuran besar dan bergerak menuju active set yang baru.
Universitas Sumatera Utara
2. User menerima sebuah pesan handoff langsung dari sel A, dan memulai
komunikasi dengan trafik baru pada kanal sel B.pesan berisi offset PN dari sel B dan kode walsh kanal trafik yang baru.
3. User bergerak dari pilot B menuju active set.setelah memperoleh kanal trafik
forward, pesan handoff langsung ditetapkan, user megirimkan pesan handoff komplit.kemudian active set berisi dua buah pilot.
4. User mendeteksi sebuah pilot yang akan dijatuhkan dibawah
T_DROP.kemudian user mulai dengan drop timer. 5.
Drop timer tersebut menjangkau T_TDROP.User mengirimkan pesan pilot ukuran besar.
6. User mendapat pesan handoff langsung,pesan hanya berisi PN off set dari sel
B.User berada pada cakupan sel B.
2.3 Arsitektur Protokol Jaringan Data Paket Kecepatan Tinggi Berbasiskan