VI. Menentukan Netralitas
Dalam pergerakkan berlawananagainst, titik jauh berada di antara pemeriksa dan pasien. Oleh karena itu, untuk membawa titik jauh pada pupil pemeriksa, lensa-lensa
minus harus ditempatkan di depan mata pasien. Demikian juga dengan pergerakan searahwith, lensa-lensa plus harus ditempatkan di depan mata pasien. Ini
menyebabkan aturan klinis sederhana, jika kita melihat gerakan searahwith, tambah kekuatan plus atau kurangi minus, jika anda melihat gerakan berlawananagainst,
tambah kekuatan minus atau kurangi plus. Kekuatan lensa harus ditambahkan atau dikurangi hingga netralisasi tecapai.
1,2,4,5,8,9,10
Karena dianggap lebih mudah bekerja dengan yang lebih terang, lebih tajam, dapat dipilih untuk meng-overminus-kan mata dan memperoleh refleksi dengan dan
kemudian mengurangi minus tambah plus hingga netralitas dicapai. Disadari bahwa refleks yang lambat, tumpul dari cermin-cermin refraktif tinggi dapat disamarkan
dengan refleks netralitas yang mengisi pupil atau dengan refleks tumpul seperti yang ditemukan pada pasien dengan medium kabur. Tempatkan lensa plus dan minus
berkekuatan tinggi di depan mata dan lihat kembali.
4,5
VII. Retinoskopi Astigmatisma Regular
Sebagian besar mata memiliki astigmatisma regular. Dalam hal ini, cahaya direfleksikan secara berbeda dengan dua meridian astigmatisma dasar. Jika kita
menggerakkan retinoskop dari sisi ke sisi dengan streak yang terorientasi pada 90°, kita mengukur power optic dalam 180° meridian. Power dalam meridian ini diberikan
oleh sebuah silinder pada aksis 90°. Bahkan hasil yang sangat tepat adalah bahwa streak dari retinoskop disejajarkan pada aksis yang sama seperti aksis dari correcting
cylinder yang diuji. Selanjutnya pada pasien dengan astigmatisma regular, kita ingin menetralisasikan dua refleks, satu dari setiap meridian utama.
7
Nurchaliza Hazaria Siregar : Retinoskopi, 2008
VIII. Pencarian Aksis Silindris
Sebelum retinoskop digunakan untuk mengukur power dalam setiap median utama, axis meridian harus ditentukan. Karakteristik dari lintasan refleks dapat membantu
dalam penentuan axis
1
1 Break. Break terlihat ketika lintasan tidak sejajar dengan salah satu meridian.
Orientasi refleks dalam pupil tidak sama dengan lintasan yang kita proyeksikan, garis tersebut putus atau patah.gambar 3 Break hilang yakni
garis terlihat berlanjut ketika lintasan diputar kedalam axis yang tepat. Silinder koreksi harus ditempatkan pada axis ini.
2 Width.Width dari lintasan berbeda-beda ketika dia berputar sekitar axis yang
tepat. Lebar terlihat paling sempit ketika lintasan sejajar dengan axis gambar 4
3 Intensitas. Intensitas garis lebih terang apabila lintasan berada pada axis yang
tepat Ini merupakan temuan subtil, yang hanya berguna pada silinder-silinder kecil
4 Skew. Skew gerakan oblig dari lintasan refleks dapat digunakan untuk
menempatkan axis pada silinder-silinder kecil. Jika lintasan di luar axis, maka akan bergerak dengan arah yang agak berbeda dari refleks pupil gambar 5.
Refleks dan lintasan gerak dalam arah yang sama keduanya tegak lurus pada orientasi lintasan apabila lintasan sejajar dengan salah satu meridian utama.
Nurchaliza Hazaria Siregar : Retinoskopi, 2008
Gambar 3 : Patahan. Refleks retina terputus dengan patahan bila lintasan tidak tepat pada aksis yang tepat from fig. 4-10 American Academi of Ophthalmology, Clinical
Optics, 2008-2009, p.130
Gambar 4 : Width lebar atau ketebalan, refleks retina. Kita tentukan lokasi aksis di tempat dimana refleks paling tipis. from fig. 4-11 American Academi of
Ophthalmology, Clinical Optics, 2008-2009, p.131
Nurchaliza Hazaria Siregar : Retinoskopi, 2008
Gambar 5 : Skewmiring Gerakan miring Tanda panah menunjukkan bahwa gerakan refleks dan berpotomgan tidak parallel. Refleks dan berpotongan tidak bergerak
dengan arah yang sama tetapi miring bila lintasan tidak tersejajarkanpada aksis from fig. 4-12 American Academi of Ophthalmology, Clinical Optics, 2008-2009, p.131
Ketika lintasan disejajarkan pada axis yang tepat, lengan bisa direndahkan instrument Copeland atau ditinggikan instrument Welch – Allyn untuk mendekati lintasan,
yang memungkinkan dibaca dari sudut yang lebih mudah dari alat lensa coba trial lens
Aksis ini dapat dipertegas melalui tehnik yang dikenal sebagai `straddling`, yang dilakukan dengan menempatkan perkiraan koreksi silindris. Lintasan retinoskop
diputar 45° dari aksis dalam dua arah dan jika aksis tepat , lebar refleks akan sama dalam kedua posisi aksis. Jika aksis tidak tepat, lebarnya akan tidak sama dalam 2
posisi. Aksis dari koreksi silindris harus digerakkan ke depan refleks yang lebih lebih sempit dan straddling dilaksanakan sekali lagi hingga lebar sama.
1,4,7
IX. Penentuan Power Silindris