Pertumbuhan Udang Vaname Pada Tahap Pembenihan Dan Pembesaran Pascarendam Hormon Pertumbuhan Rekombinasi Ikan Kerapu Kertang

PERTUMBUHAN UDANG VANAME PADA TAHAP
PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN PASCARENDAM
HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN IKAN
KERAPU KERTANG

AULIA SAPUTRA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

2

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul: Pertumbuhan Udang
Vaname pada Tahap Pembenihan dan Pembesaran Pascarendam Hormon
Pertumbuhan Rekombinan Ikan Kerapu Kertang adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Aulia Saputra
NIM C151114091

RINGKASAN
AULIA SAPUTRA. Pertumbuhan udang vaname pada tahap pembenihan dan
pembesaran pascarendam hormon pertumbuhan rekombinasi ikan kerapu kertang.
Dibimbing oleh ODANG CARMAN dan ALIMUDDIN.
Peningkatan produksi dapat dicapai dengan meningkatkan laju
pertumbuhan. Pertumbuhan udang vaname dapat dipacu melalui perendaman
hormon pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH). Pada proses
perendaman, umur atau stadia udang vaname merupakan salah satu aspek yang
perlu diketahui. Secara teknis, proses perendaman rElGH dapat dilakukan pada
stadia naupli, pascalarva muda (PL2-PL5) atau pascalarva yang akan ditebar di

tambak (PL10-PL14). Penggunaan stadia yang lebih muda lebih efisien karena
jumlah udang yang dapat direndam lebih banyak. Namun stadia yang lebih tua
diduga lebih efektif karena memiliki insang yang lebih berkembang dan insang
merupakan organ penting yang menyerap rElGH pada proses perendaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek perendaman rElGH pada stadia
naupli, PL4 dan PL11 terhadap pertumbuhan udang vaname Litopenaeus
vannamei pada tahap pembenihan dan pembesaran.
Dosis perendaman yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 mg/L.
Jumlah benih udang yang direndam diseragamkan berdasarkan biomassa sekitar 5
mg/L air laut, sehingga jumlah benih udang dalam tiap liter pada setiap stadia
adalah adalah 60 ribu ekor naupli, 2250 ekor PL4 dan 400 ekor PL11. Durasi
perendaman dilakukan selama dua jam.
Penelitian ini dilakukan tiga tahap, yaitu: tahap pembenihan 1, tahap
pembenihan 2 dan tahap pembesaran. Pada tahap pembenihan 1 dimulai dengan
melakukan perendaman rElGH pada stadia naupli dan perendaman tanpa rElGH
sebagai kontrol. Setelah proses perendaman, naupli ditebar ke dalam bak fiber
berisi 600 L air laut dengan kepadatan 200 ekor/L kemudian diperlihara selama 11
hari. Pada tahap pembenihan 2, sebanyak 30 ribu ekor benih yang direndam
rElGH pada stadia naupli, 30 ribu ekor benih yang direndam rElGH pada stadia
PL4 dan 30 ribu ekor benih kontrol masing-masing diperlihara di dalam bak fiber

berisi 750 L air laut selama 8 hari. Pada tahap pembesaran, 100 ekor benih yang
direndam rElGH pada stadia naupli, 100 ekor benih yang direndam rElGH pada
stadia PL4, 100 ekor benih yang direndam rElGH pada stadia PL11 dan kontrol
masing-masing dipelihara di dalam bak fiber berisi 750 L air laut selama 55 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mutu metamorfosis benur yang
direndam rElGH pada stadia naupli 19% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
(P