Pengelolaan kesejahteraan burung paruh bengkok (Psittacidae) sebagai obyek daya tarik wisata di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta

PENGELOLAAN KESEJAHTERAAN BURUNG PARUH BENGKOK
(Psittacidae) SEBAGAI OBYEK DAYA TARIK WISATA DI
KEBUN BINATANG GEMBIRA LOKA YOGYAKARTA

NUNING HAMIDAH SETYAWATI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Kesejahteraan Burung Paruh Bengok (Psittacidae) sebagai Obyek Daya Tarik
Wisata di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Nuning Hamidah Setyawati
NIM E34100138

ii

ABSTRAK
NUNING HAMIDAH SETYAWATI. Pengelolaan Kesejahteraan Jenis Bururng
Paruh Bengkok (Psittacidae) sebagai Obyek Daya Tarik Wisata di Kebun Binatang
Gembira Loka, Yogyakarta. Di bimbing oleh BURHANUDDIN MASY’UD dan
EVA RACHMAWATI.
Kebun Binatang Gembira Loka (KBGL) dalam menjalankan tugas sebagai
lembaga konservasi perlu memperhatikan pengelolaan kesejahteraan satwa,
persepsi, dan minat pengunjung, sehingga fungsi burung paruh bengkok sebagai
objek wisata dapat berajalan secara optimal. Pengumpulan data dilakukan pada
bulan Agustus 2014 di KBGL, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pencapaian nilai pengelolaan kesejahteraan burung paruh bengkok di KBGL
termasuk dalam kategori cukup. Terdapat tujuh blok kandang dalam penilaian
kesejahteraan burung paruh bengkok. Kandang Lory memiliki skor tertinggi

sebesar 87 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Komponen kesejahteraan
yang perlu diperhatikan dengan skor terendah yaitu aspek bebas berperilaku alami
yang dipengaruhi oleh pengelolaan kandang dan fungsi-fungsi kandang. Persepsi
pengunjung terhadap kondisi pengelolaan kesejahteraan mayoritas baik.
Berdasarkan faktor pengunjung dan obyek wisata burung paruh bengkok
pengembangan media interpretasi perlu dilakukan. Pengembangan berupa
perbaikan papan interpretasi, pelatihan dan pembinaan Interpreter, dan pengadaan
Video interpretasi.
Kata kunci: burung paruh bengkok, kebun binatang Gembira Loka, kesejahteraan
satwa, media interpretasi.

ABSTRACT
NUNING HAMIDAH SETYAWATI. Parrot (Psittacidae) Management Based on
The Principles Of Ethics and Animal Welfare As Charm Poin for Tourism Object
on Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. Supervised by BURHANUDDIN MASY’UD
and EVA RACHMAWATI.
Gembira Loka Zoo as they running their activity as a conservation institution
needs to watch the animal welfare management, and also visitor perception and
preference so the function of parrot (bird with curved bill) as tourism destination
can be done optimally. Data collected on August 2014 in Gembira Loka Zoo

Yogyakarta. The research showed that the achievement of parrot welfare in KBGL
categorized as medium. There were 7 cage blocks in parrot welfare scoring. Lory
cage has the highest score as big as 87 which categorized as good. Welfare
component which need more attention is the one with low score which is the aspect
of behaving naturally that affected by cage management andthe functions of cage.
Visitor perception towards the welfare management condition was mostly good.
Based on visitor preferences, the development of media interpretation needs to be
made for parrot. The development that canbe madesuch as interpretation board
reparation, coaching and training of Interpreter, and procurement of interpretation
video.
Keywords: animal welfare. Gembira Loka zoo, media of interpretation, parrot

PENGELOLAAN KESEJAHTERAAN BURUNG PARUH BENGKOK
(Psittacidae) SEBAGAI OBYEK DAYA TARIK WISATA DI KEBUN
BINATANG GEMBIRA LOKA, YOGYAKARTA

NUNING HAMIDAH SETYAWATI

Skripsi
sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan
Pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

ii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan
rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian yang
dilakukan berjudul “Pengelolaan Kesejahteraan Burung Paruh Bengkok
(Psittacidae) sebagai Obyek Daya Tarik Wisata di Kebun Binatang Gembira Loka,
Yogyakarta”. Pengumpulan data lapangan dilaksanakan pada bulan Agustus 2014.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Burhanuddin Masy’ud, MS dan
Eva Rachmawati, SHut, MSi selaku pembimbing atas arahan, bimbingan dan saran.
Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Agung yang telah mengizinkan

untuk penelitan di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, dan keluarga Taman
Burung (Mas Surya, Mbak Ning, Mas Imron, Mas Daryanto, Mbak Devi, Mbak
Ayu, Mas Nur, Mas Wiji, Ayu, Mbak Metty, dll), serta patner penelitian (Desty,
Fulki, Dila, Arif Abduh, Tiwi) yang telah membantu selama penelitian berlangsung.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Slamet Harjo, bunda
Immamatul Muttahidah, kakak (Alfy dan Roni), adik (Adam, Rama, Zafin), dan
Arif Setiawan atas dukungannya dan kasih. Tak lupa penulis sampaikan terima
kasih untuk sahabat (Wida Agustina, Amalia Choirunnisa, Rini Elsita, Seli Anoda,
Anugro, Lyan), keluarga besar Fakultas Kehutanan IPB, Departemen KSHE,
Nepenthes Raflessiana 47, HIMAKOVA, dan HIMASURYA, serta semua pihak
yang telah memberikan bantuan moral maupun material demi kelancaran penulisan
tugas akhir.
Semoga bermanfaat.

Bogor, Maret 2015
Nuning Hamidah Setyawati

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL


vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan


1

Manfaat

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu

2

Alat dan Bahan

2

Jenis Data


2

Pengambilan Data

3

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

7

Deskripsi Burung Paruh Bengkok di KBGL


7

Pengelolaan Kesejahteraan Burung Paruh Bengkok di KBGL

8

Persepsi dan Minat Pengunjung

19

Pengembangan Media Interpretasi

22

SIMPULAN DAN SARAN

24

Simpulan


24

Saran

25

DAFTAR PUSTAKA

25

LAMPIRAN

27

x
vii

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan metode pengumpulan data

2 Data pengunjung yang diamati dalam penelitian
3 Bobot untuk setiap parameter kesejahteraan satwa
4 Klasifikasi penilaian kesejahteraan burung paruh bengkok di KBGL
5 Jumlah pemberian pakan burung paruh bengkok per individu
6 Pengelolaan pada aspek bebas dari rasa tidak nyaman di KBGL
7 Jenis, ukuran, dan konstruksi kandang burung paruh bengkok di KBGL
8 Pengelolaan pada aspek bebas berperilaku alami
9 Pengelolaan pada aspek bebas dari rasa takut dan tertekan
10 Penilaian tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok
11 Karakteristik pengunjung
12 Persepsi pengunjung terhadap pengelolaan KBGL
13 Pengembangan media interpretasi

3
5
6
6
8
10
11
17
18
19
20
20
23

DAFTAR GAMBAR
1 Pakan nuri dan parkit
2 Pakan kakatua, macau, dan bayan
3 Kandang lory
4 Kakatua galah
5 Kandang interaksi
6 Kandang tanimabar
7 Kandang joglo
8 Kandang akomodasi
9 Kondisi kandang karantina
10 Kakaktua jambul kuning yang mengalami kerontokan bulu
11 Peralatan medis
12 Aktivitas burung paruh bengkok
13 Jumlah minat terhadap burung paruh bengkok di KBGL
14 Ketertarikan pengunjung terhadap burung paruh bengkok

9
10
12
12
13
13
14
14
15
15
16
17
22
22

DAFTAR LAMPIRAN
1 Penilaian aspek kesejahteraan burung paruh bengk di KBGL
2 Jenis burung paruh bengkok di KBGL

27
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Burung merupakan kelompok satwa liar yang memiliki penyebaran sangat
luas mulai dari habitat pantai hingga pegunungan. Penyebaran spesies akan sesuai
dengan kemampuan pergerakannya dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
seperti luas kawasan tempat tinggal dan letak geografis (Alikodra 2002). Burung
paruh bengkok merupakan salah satu famili burung yang memiliki keunikan
tersendiri dibandingkan dengan jenis burung pada umumnya, yaitu perilaku
menelisik bulunya dan atau saling menelisik sesama pasangannya, warna bulunya
yang beragam, kemampuan meniru suara yang didengarnya serta mudah dijinakkan
sehingga akrab dengan manusia, dan membuat burung ini diminati oleh masyarakat
untuk dipelihara (BKSDA 2007). Famili psittasidae atau keluarga paruh bengkok
adalah salah satu koleksi burung yang terdapat di Kebun Binatang Gembira Loka
(KBGL).
KBGL sebagai salah satu lembaga konservasi eksitu yang berfungsi sebagai
pemeliharaan, pengembangbiakan, dan penyelamatan satwa, serta sarana wisata
dan edukasi. Pengelolaan fungsi Lembaga Konservasi dilakukan berdasarkan
prinsip kesejahteraan satwa. Moss (1992) menyatakan bahwa upaya yang dapat
dipertimbangkan untuk mewujudkan kesejahteraan satwa ada dua macam, yaitu
mengusahakan satwa hidup sealami mungkin atau membiarkan satwa hidup dengan
perjalanan fungsi biologisnya. Dallas (2006) dan WSPA (1997) mengungkapkan
bahwa prinsip kesejahteraan satwa dapat diukur dengan aspek lima kebebasan,
yaitu: (1) bebas dari haus dan lapar, (2) bebas dari rasa tidak nyaman, (3) bebas dari
rasa sakit, luka dan penyakit, (4) bebas untuk mengekspresikan perilaku normal,
dan (5) bebas dari rasa takut dan stres.
Fungsi lain kebun binatang adalah sebagai sarana edukasi dan wisata.
Tujuannya agar pengunjung mendapatkan pengetahuan baru ataupun kepuasan
setelah melihat atau menikmati keindahan satwa. Penyediaan media atau alat untuk
memudahkan menyampaikan informasi tentang satwa kepada pengunjung
merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pengelola agar tingkat
pemahaman dan kepuasan pengunjung meningkat. Sharpe (1982) mengungkapkan
bahwa media interpretasi merupakan alat, metode, instrumen, dan sarana lainnya
untuk menyampaikan pesan interpretasi kepada publik (komunikasi).
Langkah yang diperlukan untuk melakukan kegiatan interpretasi yaitu dengan
pengembangan media interpretasi mengenai burung paruh bengkok dengan baik,
tepat, dan menarik. Selain itu media juga dapat menjadikan pesan atau informasi
yang disampaikan efektif untuk diterima pengunjung. Media seperti ini harus
dikembangkan berdasarkan pada karakteristik dan preferensi pengunjung.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka penelitian ini dipandang
penting dilakukan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengelolaan kesejahteraan
burung paruh bengkok (Psittacidae), menilai tingkat kesejahteraan burung paruh

2

bengkok, dan mengetahui persepsi dan minat pengunjung terhadap burung paruh
bengkok sebagai obyek daya tarik wisata, serta mengembangkan media interpretasi
yang terdapat di KBGL khususnya pada burung paruh bengkok.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
pengelolaan dengan tingkat kesejahteraan burung paruh bengkok khususnya kepada
pihak pengelola KBGL agar dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan
pengelolaan kesejahteraan satwa. Informasi tentang persepsi dan minat pengunjung
terhadap burung paruh bengkok sebagai obyek daya tarik wisata juga dapat
dijadikan dasar dalam melakukan perbaikan pengelolaannya. Merekomendasikan
pengembangan media interpretasi khususnya obyek burung paruh bengkok di
KBGL yang lebih optimal dan efektif.

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. Lokasi penelitian di Kebun
Binatang Gembira Loka, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat tulis, pita ukur, kamera,
dry-wet, timbangan digital, laptop/komputer. Bahan yang digunakan yaitu
tallysheet, kuisioner sebagai panduan wawancara kepada pengelola dan
pengunjung, serta burung paruh bengkok dan pengunjung sebagai obyek yang
dikaji dalam penelitian.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) pengelolaan
kesejahteraan burung paruh bengkok di KBGL, (2) tingkat kesejahteraan burung
paruh bengkok meliputi lima aspek kesejahteraan satwa yang dikelola di KBGL,
(3) pengunjung, meliputi karakteristik, persepsi, dan minat pengunjung terhadap
keberadaan burung paruh bengkok di KBGL, dan (4) data yang menunjang
pengembangan media interpretsi meliputi data jenis burung, pengunjung, kondisi
media interpretasi di KBGL.

3

Pengambilan Data
Studi pustaka
Pustaka yang digunakan antara lain buku Panduan Pengenalan Jenis Burung
Paruh Bengkok, literatur tentang aspek kesejahteraan satwa, data pengunjung
tahun-tahun sebelumnya di KBGL dari berbagai sumber seperti dokumen
pengelola, laporan. Data yang didapatkan dari pustaka diverifikasi di lapangan.
Pengamatan lapang
Pengamatan lapang dilakukan dengan mengamati obyek kajian di lokasi
penelitian meliputi lima aspek kesejahteraan satwa khususnya pada burung paruh
bengkok di KBGL yang dilakukan pada pukul 08.00- 16.00 WIB dilakukan setiap
hari selama 30 hari. Lima aspek kesejahteraan tersebut disajikan pada (Tabel 1).
Pengamatan terhadap kegiatan dokter hewan dan animal keeper dalam melakukan
pemeliharaan dan perawatan terhadap burung paruh bengkok berupa pemberian
pakan, pembersihan kandang, pemeriksaan kesehatan, serta pemberian obat.
Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data terkait pengelolaaan kesejahteraan
burung paruh bengkok di KBGL
No Jenis Data

Informasi yang dikumpulkan

1.

a. Frekuensi pemberian pakan dan
minum.
b. Waktu pemberian pakan dan minum.
c. Jenis pakan dan minum yang diberikan
kepada satwa
d. Kualitas dan kuantitas jenis
pakan dan minum.
e. Terdapat ahli nutrisi satwa
f. Kontrol pakan dan minum
g. Letak dan bentuk tempat penyimpanan
pakan dan minum
a. Ketersediaan
tempat
berlindung/beristirahat
b. Bentuk tempat berlindung/beristirahat
c. Bentuk kandang
d. Luas kandang
e. Jenis lantai kandang
f. Jumlah satwa per kandang
g. Kondisi lingkungan kandang dan
sekitarnya
mengenai
limbah
pembuangan, suhu, cahaya matahari,
dan ventilasi.
h. Jenis kandang untuk fungsi lain (misal.
kandang karantina

2.

Metode
pengumpulan
data
Bebas dari rasa Wawancara
lapar dan haus
dan
pengamatan
lapang

Bebas dari rasa Wawancara
tidak nyaman
dan
pengamatan
lapang

4

Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data terkait pengelolaaan kesejahteraan
burung paruh bengkok di KBGL (lanjutan)
No Jenis data
Metode
Informasi yang dikumpulkan
pengumpulan data
3. Bebas dari Wawancara
dan a. Frekuensi pemeriksaan kesehatan
rasa
sakit, pengamatan lapang b. Tindakan preventif (pengontrolan dan
luka,
dan
pencegahan penyakit)
penyakit
c. Jenis obat
d. Kelengkapan dan kondisi fasilitas
peralatan medis
e. Ketersediaan ruang atau kandang
medis Ketersediaan tenaga ahli medis
f. Pemeriksaan kesehatan terhadap satwa
pada masa reproduksi
4. Bebas untuk Wawancara
dan a. Kecukupan ruang bagi satwa dalam
menampilkan pengamatan
melakukan aktivitas Perilaku satwa di
perilaku
depan pengunjung
alami
b. Kandang khusus bagi pejantan dan
betina yang kawi
c. Keamanan kandang bagi satwa
d. Pengkayaan kandang
5. Bebas dari Wawancara
dan a. Pengaturan sex ratio
rasa takut dan pengamatan
b. Ketersediaan staf ahli
tertekan
c. Tanda-tanda perilaku satwa yang
menunjukkan stres
d. Penanganan terhadap satwa yang baru
dipindahkan ke kandang baru
e. Upaya pencegahan rasa takut dan
tertekan
Pengambilan data pengunjung meliputi data mengenai karakteristik
pngunjung, minat pengunjung, serta persepsi pengunjung yang dilakukan selama
penelitian berlangsung. Data pengunjung yang diamati dalam penelitan disajikan
pada (Tabel 2).
Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan melalui wawancara terstruktur menggunakan
kuisioner atau daftar pernyataan yang telah dibuat dan menggunakan prosedur
tanya jawab. Wawancara ini ditujukan kepada responden yang terdiri dari:
1.
Pengelola KBGL meliputi manajer pelaksana, dokter hewan, dan animal
keeper. Sasaran pengelola ditentukan secara sengaja oleh peneliti dengan
pertimbangan penguasaan informasi yang terkait dengan subyek penelitian
agar benar-benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan (purposive
sampling). Informasi yang ditanyakan terkait pengelolaan kesejahteraan
satwa sesuai bidang tugas masing-masing.
2.
Pengunjung KBGL dengan menggunakan metode convenient sampling
dengan mencari pengunjung yang mudah ditemukan dan bersedia
diwawancarai pada saat penelitian dilakukan, sehingga penentuan sampel

5

dapat dengan mudah ditentukan (Neuman 2006). Jumlah responden yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 120 orang.
Tabel 2 Data pengunjung yang diamati dalam penelitian
No. Jenis data
1.

Karakteristik
pengunjung

2.

Motivasi
pengunjung

3.

Minat
pengunjung

4.

Persepsi
pengunjung

5.

Perilaku
pengunjung

6.

Hubungan
pengunjung
dengan
media

Metode
Informasi yang dikumpulkan
pengumpulan data
Kuisioner
dan a. Nama
wawancara
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Daerah asal
e. Pendidikan terakhir
f. Pekerjaan
Kuisioner
dan a. Tujuan datang ke KBGL
wawancara
b. Alasan berkunjung kembali ke
KBGL.
c. Obyek satwa yang paling disukai
Kuisioner
dan a. Jenis burung yang paling disukai
wawancara
b. Jenis burung paruh bengkok yang
paling disukai.
c. Alasan
menyukai
jenis
tersebut.(dilihat dari suara, warna,
bentuk morfologi/bentuk fisik)
Kuisioner
dan a. Sarana dan prasarana di KBGL
wawancara
b. Pelayanan dari pengelola KBGL
c. Harga tiket masuk KBGL
d. Kepusan
terhadap
keberadaan
burung paruh bengkok di KBGL
Kondisi kesejahteraan burung paruh
bengkok di KBGL
Kuisioner,
Perlakuan pengunjung terhadap burung
wawancara,
dan paruh bengkok (melihat, memberi
pengamatan lapang makan,
menangkap,
mengambil
gambar
burung,
jalan-jalan,
meningkatkan pengetahuan terhadap
burung paruh bengkok, bermain,
istirahat, menghilangkan kejenuhan)
Kuisioner,
Bahan mediayang digunakan dalam
wawancara,
dan pembuatan media interpretasi dan
pengamatan lapang Persepsi pengunjung terhadap media
informasi
Analisis Data

Pengelolaan kesejahteraan satwa di KBGL
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pengelolaan kesejahteraan
satwa di KBGL dengan cara memberikan skor atau nilai pada setiap parameter atau
variabel yang ditetapkan. Metode ini diacu dalam PKBSI (Persatuan Kebun

6

Binatang Seluruh Indonesia). Nilai untuk setiap variabel diadaptasi dari peraturan
direktur jendral PHKA No P.6/IV-SET/2011 yang telah ditetapkan berdasarkan
lima prinsip kesejahteraan satwa (Tabel 1) yaitu dengan nilai skor 1=buruk,
2=kurang, 3=cukup, 4=baik, dan 5=memuaskan. Pada penelitian ini terdapat lima
parameter untuk kesejahteraan satwa berdasarkan prinsip kesejahteraan satwa
(Lampiran 3). Penilaian dilakukan dengan pemberian bobot pada setiap parameter
(Tabel 3). Nilai terbobot didapatkan dengan menggunakan rumus:
Nilai terbobot = Bobot x Skoring

Penentuan bobot pada setiap parameter dilakukan berdasarkan tingkat
kepentingan. Parameter yang memiliki bobot paling tinggi adalah bebas dari rasa
lapar dan haus, karena parameter tersebut merupakan faktor pembatas bagi
kelangsungan hidup satwa. Nilai bobot bebas dari rasa sakit, penyakit, dan luka
diambil dari PKBSI tahun 2012. Perilaku satwa secara alami menunjukkan bahwa
pengelolaan kesejahteraan satwa berhasil. Salah satu faktor yang menentukan
perilaku alami satwa adalah kenyamanan saat beraktifitas, sehingga bobot untuk
parameter bebas dari ketidaknyamanan nilainya lebih tinggi dibanding dengan dua
parameter lainnya yaitu bebas berperilaku alami dan bebas dari rasa takut dan
menderita. Berdasarkan prisip tersebut maka penetapan bobot untuk kelima aspek
kesejahteraan satwa seperti Tabel 3.
Tabel 3 Bobot untuk setiap parameter kesejahteraan satwa
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Parameter
Bebas dari rasa lapar dan haus
Bebas dari rasa tidak nyaman
Bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit
Bebas berperilaku alami
Bebas dari rasa takut dan tertekan
Jumlah

Bobot
30
20
20
15
15
100

Skor
1-5
1-5
1-5
1-5
1-5

Nilai terbobot
30-150
20-100
20-100
15-75
15-75

Nilai kesejahteraan satwa dinilai menggunakan rumus:
Skor penilaian =

∑nilai terbobot
5

Skor penilaian dimasukkan dalam klasifikai penilaian kesejahteraan satwa
(Tabel 4) mengacu pada Peraturan Direktur Jendral PHKA No.6 tahun 2011 tentang
Pedoman Penilaian Lembaga Konservasi.
Tabel 4 Klasifikasi penilaian kesejahteraan burung paruh bengkok di KBGL
No
1
2
3
4

Klasifikasi Penilaian
Sangat baik (SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)

Skor
80.00-100
70.00-79.99
60.00-69.99
50 thn
Jumlah responden

Jumlah

Persentase

94
26

78%
22%

42
78

35%
65%

16
15
69
3
17

13%
13%
58%
3%
14%

27
26
42
6
10
4
5

23%
22%
35%
5%
8%
3%
4%

30
46
44
0
120

25%
38%
37%
0%

Presepsi pengunjung KBGL
Setiap orang memiliki perilaku dan persepsi yang berbeda. Pesepsi terhadap
sesuatu sangat dipengaruhi oleh perilaku dan motivasinya (Rangkuti 2008).
Persepsi pengunjung terhadap pengelolaan KBGL disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Persepsi pengunjung terhadap pengelolaan KBGL
No Persepsi pengunjung
1
2
3
4

Persentase %
Baik Cukup Kurang
Sarana prasarana di KBGL
68
20
12
Pelayanan dari pengelola KBGL
67
23
11
Kepuasan terhadap keberadaan 65
23
12
burung paruh bengkok di KBGL
Kondisi kesejahteraan burung 68
23
10
paruh bengkok di KBGL

Mayoritas
presepsi
Baik
Baik
Puas
Sejahtera

21

Penilaian persepsi pengunjung terhadap sarana prasarana sebesar 68 % yang
menyatakan pengelolaan sudah baik. Alasan pengunjung menilai sarana prasarana
baik karena sarana prasarana di KBGL yang lengkap, seperti lokasi parkir yang
luas, toilet bersih, pusat informasi, tempat sampah, rumah makan, papan petunjuk
arah. Pihak pengelola KBGL melakukan peningkatan sarana prasarana bertujuan
untuk kenyamanan pengunjung. Mulai dari penambahan jenis satwa, peluasan
lokasi KBGL, kebersihan lingkungan dan penambahan wahana wisata lainnya.
Aspek pelayanan yang diberikan kepada pengunjung KBGL sebagian besar
pengujung menyatakan baik. Pelayayan yang telah diberikan oleh pengunjung,
seperti pelayanan pembelian tiket masuk, peta lokasi KBGL, keramahan petugas
KBGL, serta obyek wisata (satwa dan arena wisata lainnya) yang sangat
diperhatikan. Peningkatan pelayanan terhadap pengunjung dilakukan oleh
pengelola, agar pengunjung merasa puas dengan perjalanan wisata yang mereka
lakukan.ng baru yang akan digunakan oleh satwa baru.
Persepsi pengunjung mengenai kesejahteraan satwa dilihat dari kondisi
kandang, kondisi fisik burung, dan interaksi antar burung. Alasan pengunjung
menilai kesejahteraan burung paruh bengkok baik karena kondisi burung pauh
bengkok yang gemuk, kondisi kandang dan kondisi fisik satwa dapat dilihat
langsung oleh pengunjung. Hasil dari wawancara yang dilakukan terdapat 68%
pengunjung mengatakan bahwa pengelolaan kesejahteraan burung paruh bengkok
dinilai baik. 23% pengunjung mengatakan pengelolaan kesejateraan satwa cukup,
sedangkan 10% pengunjung mengatakan bahwa pengelolaan kesejahteraan burung
paruh bengkok di KBGL kurang. Perbedaan persepsi pengunjung disebabkan oleh
pengetahuan yang kurang sehingga perlu adanya media yang berfungsi memberikan
persamaan persepsi terhadap pengunjung.
Selain kesejahteraan satwa, pengunjung juga menilai tentang kepuasan
terhadap adanya burung paruh bengkok di KBGL sebagai obyek wisata. Sebanyak
65% pengunjung merasa puas dengan adanya obyek satwa yang telah disediakan
oleh pihak KBGL. Alasan pengunjung merasa puas yaitu dengan melihat kondisi
satwa yang gemuk, sehat, dan dapat foto bersama burung paruh bengkok. Beberapa
pengunjung kurang puas dengan keberadaan burung paruh bengkok, dikarenakan
pengunjung kurang tertarik dengan burung paruh bengkok.
Minat pengunjung KBGL
Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar pengunjung bertujuan untuk
rekreasi (41%) dengan intensitas kunjungan lebih dari dua kali. Secara umum
pengunjung tertarik dengan koleksi burung di KBGL terutama pada burung paruh
bengkok (75%). Kakatua jambul kuning adalah jenis burung paruh bengkok yang
paling diminati pengunjung (Gambar 13). Mulyati (2004) menyatakan bahwa minat
merupakan perasaan senang dalam diri yang memberikan perhatian pad