Kebersihan Kebun Binatang Medan Sebagai Daya Tarik Wisata

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Penelitian kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Hanafi, Nizaruman,dkk. Penilaian Pengunjung terhadap Atraksi dan Fasilitas Objek Wisata KBS. ITB (v3N1106-116, pdf)

Jurnal , 2001

PENGEMBANGAN FASILITAS TAMAN WISATA KEBUN

BINATANG KASANGKULIM (KUBANGJAYA) KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR Oleh Nur Ida.

Jurnal. Kajian Potensi dan Optimalisasi Pengelolaan Kebun Binatang Mangkang sebagai Aset Daerah Kota Serang, Erlin Doiplina. Universitas Dian Nuswantoro Semarang Penelitian IPTEKS. 2000.

Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta, UI-Press, 2007.

Lidda, Nur. Pengembangan Fasilitas Taman wisata Kasang Kulim Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Jurnal, 2013.

Lasma, Rohani: Prilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Desa Medan Senembah Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, 2007.

Miradong, Yurieni, dkk. Analisis Pengelolaan Untuk Meningkatkan Upaya Konservasi di Taman Margasatwa dan Budaya Lanantan Kota Bukittinggi, Universitas Andalas. 2012.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Rev,ed. Bandung: Pt. Emaja Rosdakarya, 2006.


(2)

Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia tentang Lembaga Konservasi

Sunaryo, Bambang. Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Sumber Internet

Tugas Akhir Endemic Zona KBS Bertemakan Hutan Hujan Tropis untuk Menarik Minat Pengunjung (ITS undergraduate. Chapter 1.pdf)

UNIMED-Undergraduate-Bab V (1). Pdf

URL.http://id.wikipedia.org/wiki/ Kebun.Binatang.Ragunan

Jbptunikompp-gdibiyonosugi-Unikon-bi.Pdf

www.google. Com,wordpress, Penanganan Yunita Ayu Pranslesti. Universitas Muhammadiyah

kompas.com/read/2011/12/12/14534936/Kebun.Binatang.Medan.Kekurangan.


(3)

BAB III

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS TERHADAP KEBERSIHAN KEBUN BINATANG MEDAN

3.1. Fungsi Kebun Binatang Medan

Fungsi utama Kebun Binatang Medan adalah sebagai tempat konservasi ex-situ yang melakukan perawatan, pemeliharaan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa liar darat, udara, dan air. Bapak Suci seorang dokter hewan di kebun binatang Medan mengatakan; bahwa KBM ini menampung hewan-hewan yang diberikan masyarakat kepada mereka. Biasanya masyarakat tidak mampu merawat hewan peliharaan mereka seperti unggas, ada juga masyarakat yang menemukan hewan dari ladang atau hasil buruan mereka dan menyerahkan pada pihak kebun binatang untuk dirawat. Pihak KBM siap menampung dan merawat hewan-hewan tersebut. Sejauh ini Kebun Binatang Medan telah berhasil mengembangbiakkan hewan di kebun binatang sebagai bukti keberhasilan mereka dalam menjalankan fungsi KBM. Salah satu contoh keberhasilan terbesarnya yaitu lahirnya 3 anak harimau sumatera di KBM, keberhasilan ini mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak, karena harimau sumatera merupakan hewan langkah yang sangat dilindungi oleh negara.

3.2. Manfaat Kebun Binatang Medan

Banyak hal yang menjadi manfaat Kebun Binatang Medan bagi masyarakat yakni; sebagai tempat penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak anak sekolah yang memanfaatkan KBM sebagai lahan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mereka, mulai anak TK, SD, SMP,


(4)

SMA, Mahasiswa sampai mereka yang telah bergelut di dunia pekerjaan. Selain itu kebun binatang juga dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, sebagai contoh saya yang melakukan penelitian bagaimana kebersihan kebun binatang sebagai daya tarik wisata, dan masih banyak lagi yang melakukan penelitian di KBM ini dengan berbagai macam latar belakang yang mereka buat.

Selain sarana ilmu pengetahuan kebun binatang ini juga sebagai tempat rekreasi dari berbagai kalangan mulai anak-anak sampai orang tua. Disana mereka bisa mengenal lebih dekat dengan alam, dan melepas kepenatan pikiran dan kejenuhan atas pekerjaan-pekerjaan atau berbagai latar belakang masalah mereka. Dengan melihat tingkah laku hewan dan berbagai keunikan hewan tersebut yang membuat mereka tertawa dan merasa terhibur, hal itu juga bisa menjaga keharmonisan keluarga dengan liburan bersama dengan keluarga mereka masing-masing, kerabat atau teman lainnya..

3.3. Tujuan Kebun Binatang Medan

Sebagai tempat konservasi ex-situ, Kebun Binatang Medan bertujuan untuk menjadi salah satu benteng terakhir bagi pelestarian satwa yang berkewajiban mengembangbiakan usaha introduksi jenis-jenis satwa hasil pengembangbiakan kembali ke alam (in-situ). Hutan Indonesia dari tahun ke tahun semakin gundul akibat ulah manusia yang ingin mengalihkan hutan sebagai lahan pertanian untuk kepentingan pribadi, tanpa memikirkan kehidupan mahluk hidup lain nya. Seperti tahun 2015 dimana lahan hutan Pekanbaru dan Palembang habis terbakar akibat ulah manusia, yang mana lahan yang terbakar tersebut nantinya dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan mereka. Dengan ini kebun binatang sangat dibutuhkan


(5)

hewan-hewan sebagai tempat terakhir untuk kehidupan mereka. Oleh karena itu kebun binatang sangat penting untuk menjamin kehidupan binatang-binatang dan menghindari kepunahan.

3.4. Petugas Kebersihan Kebun Binatang Medan

Petugas kebun binatang sangat berperan dalam perkembangan kebun binatang sebagai salah satu tempat yang dijadikan tujuan wisata oleh masyarakat. Petugas kebun binatang Medan dibagi untuk berbagai posisi yang dipentingkan di kebun binatang tersebut. Para petugas harus bertanggung jawab dengan baik terhadap tugas yang diberikan kepada mereka. Karena hal tersebut menyangkut keselamatan dan kepuasan manusia yang berkunjung di kebun binatang yang bersangkutan. Kesehatan dan kesejahteraan hewan-hewan merupakan objek utama yang petugas pelihara.

Petugas kebun binatang Medan ditempatkan pada posisi yang berbeda-beda. Untuk kebersihan pekarangan di ketuai oleh Bapak Pernius Hareva. Beliau memiliki beberapa anggota dalam menjalankan tugas nya yaitu Abdul Syukur, Otto Hartono, Sulistiyo, Martin Rambe, Martin Riandes,Nur Alamsyah, Sanjaya Ginting dan Rudiono.

Yang bertugas pada bagian kandang dan hewan diketuai oleh; M.Ayusri. Beliau juga memiliki beberapa anggota dalam menjalankan tugas nya yaitu Abdul Halim, Maulana Syahputra, Jurman Jaya Zaluku, Rudianto Sembiring, M.Indra Budi, Eddi Syahrizal, Peryasto, Teguh Imanda dan A. Julansyah.

Di kebun binatang Medan ada 6 petugas lepas harian (PLH) yaitu Surip Ginting, Seni Waty, Siti Rosmaya, Asmaini, Armansyah, dan Sunario. Mereka


(6)

dipanggil oleh pihak kebun binatang disaat KBM sedang membutuhkan tenaga mereka. Biasanya petugas tersebut membersihkan lingkungan kebun binatang dan apa saja yang berhubungan dengan kepentingan kebun binatang Medan. Petugas harian tersebut merupakan masyarakat setempat, para petugas tersebut dibayar seharga Rp. 60.000/ hari. Petugas harian kebun binatang tersebut tidak lain mereka-mereka yang sudah sering bekerja di tempat tersebut, kadang mereka langsung datang ke kebun binatang dan meminta untuk bekerja, dan kadang dipanggil oleh pihak kebun binatang jika pekerjaan memang membutuhkan banyak tenaga.


(7)

Tabel 1

PETUGAS KEBERSIHAN HEWAN DAN KANDANG

NAMA M. Ayusri (ketua) Abdul Halim (Anggota) Maulana Syahputra (Anggota) Jurman Jaya Zalukhu (Anggota) Rudianto Sembiring (Anggota) M. Indra Budi (Anggota) Eddi Syahrizal (Anggota) Peryasto (Anggota) Teguh Imanda (Anggota) A.Julansyah (Anggota) S E N I N JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

S E L A S A JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

R A B U JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

K A M JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB


(8)

I S

ISTIRAHAT 13.30 WIB 13.30 WIB WIB 13.30 WIB 13.30 WIB WIB WIB WIB WIB WIB LAMA

BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

J U M A T JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

S A B T U JAM BEKERJA 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

M I N G G U JAM BEKERJA 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB JAM ISTIRAHAT 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

HONOR Rp. 3.000.000-3.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000


(9)

Tabel 2

PETUGAS KEBERSIHAN PEKARANGAN

NAMA Pernius

Hareva (Ketua) Abdul Syukur (Anggota) Otto Hartono

(Anggota) Sulistiyo (Anggota) Martin Rambe (Anggota) Martin Riiandes (Anggota) Nur Alamsyah (Anggota) Sanjaya Ginting (Anggota) Rudiono (Anggota) S E N I N JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

S E L A S A JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

R A B U JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

K A M JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30 12.30-13.30


(10)

I S

ISTIRAHA T

WIB WIB WIB WIB WIB WIB WIB WIB WIB

LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

J U M A T JAM BEKERJA 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB 09.00-17.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB 12.30-13.30 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

S A B T U JAM BEKERJA 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

M I N G G U JAM BEKERJA 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB 08.00-16.00 WIB JAM ISTIRAHA T 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB 12.00-13.00 WIB LAMA BEKERJA

8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM 8 JAM

HONOR Rp. 3.000.000-3.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000 Rp. 2.000.000-2.500.000


(11)

Upaya – upaya yang dilakukan Kebun Binatang Medan Terhadap Perlindungan dan Kebersihan Kebun Binatang diantaranya :

1. Pemberian Pakan Yang Teratur bagi hewan-hewan

Setiap hewan-hewan mendapatkan makanan setiap harinya. Makanan diberikan disesuaikan dengan jenis hewannya. Seperti harimau diberikan daging, burung elang diberikan ikan dan daging, buaya diberikan daging, monyet dan sejenisnya diberikan buah-buahan seperti buah pisang, ayam diberi makan biji-bijian, ular diberi makan daging, dan hewan lainnya diberi makanan sesuai dengan jenisnya dan atas anjuran dokter hewan yaitu bapak suci yang bertugas di kebun binatang tersebut. Peran bapak Suci sangat penting karena keadaan hewan yang kurang sehat dapat langsung dideteksi secara cepat, dikhawatirkan hewan mempunyai penyakit tertentu yang dapat menular atau mempengaruhi jenisnya maupun hewan lainnya. Dan pihak kebun Binatang dapat segera mengambil keputusan secara cepat untuk menangani hewan yang sakit. Setiap berkunjung ke kebun binatang kita akan menemui bapak Suci yang bertugas merawat kesehatan hewan-hewan dengan memeriksa kondisi hewan. Beliau hampir setiap hari datang ke KBM . Bapak Suci kerap di panggil dokter, karena memang berprofesi sebagai dokter hewan. Bapak Suci dapat juga berperan sebagai dokter untuk manusia jika sewaktu-waktu di kebun binatang ada pengunjung yang membutuhkan tenaga dokter maka bapak tersebut orang yang pertama sekali menolong pengunjung yang membutuhkan pertolongan.


(12)

2. Penyediaan kandang / tempat hidup

Tempat yang dijadikan kandang bagi hewan-hewan di kebun binatang cukup besar, hal ini untuk memudahkan hewan-hewan bergerak. Hal tersebut juga mendukung pertumbuhan hewan supaya lebih leluasa karena hewan yang bebas bergerak membantu pertumbuhan hewan-hewan juga. Di dalam kandang-kandang akan ditemukan pohon minimal satu dengan berbagai ukuran ada yang besar dan berukuran sedang. Alasan pohon ini tidak ditebang saat pembangunan kandang supaya hewan-hewan tidak merasa terlalu asing dengan kandang yang hanya ada kawat ataupun semen tanpa adanya sebatang pohon. Karena sebagian besar hewan tersebut berasal dari alam liar yang habitatnya penuh dengan tumbuh-tumbuhan ataupun pepohonan. Seperti di dalam kandang burung terdapat pohon supaya burung bebas terbang ke ranting-ranting pohon dan bertengger diatas pohon tersebut, demikian juga monyet dan sejenisnya, supaya bebas memanjat dan bergelantungan sesuka hatinya, dalam kandang harimau juga terdapat pohon besar yang sewaktu-waktu harimau bisa memanjat di pohon tersebut.

Tidak hanya pohon yang tersedia di dalam kandang, tempat minum dan tempat mandi hewan juga terdapat di dalam kandang hewan tersebut. Setiap kandang memiliki tempat minum yang disediakan di dalam bak atau kolam kecil yang sekaligus sebagai tempat hewan-hewan menyegarkan badannya. Hal tersebut salah satu bentuk atau cara petugas dalam memelihara hewan-hewan di kebun binatang.

Kandang-kandang tersebut dibentuk sedemikian rupa agar mirip dengan habitat aslinya yang didukung dengan rumput, batuan, kolam, tempat


(13)

bergelantung. setiap model ataupun ukuran kandang disesuaikan dengan jenis maupun tingkah laku hewan tersebut. Akan tetapi pihak kebun binatang berusaha membuat kondisi kandang sesuai seperti habitat aslinya.

3. Kebersihan Kandang dan Hewan

Jadwal petugas kebersihan kandang dan hewan menurut SOP (standart operasional procedur) kebun binatang Medan di lakukan setiap hari yaitu mulai jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Masing-masing petugas telah di tentukan kandang dan hewan yang akan mereka urusi setiap harinya, satu orang petugas mampu membersihkan 2 sampai 3 jenis hewan beserta kandangnya,disesuaikan dengan keahlian mereka dalam menghadapi hewan-hewan disana. Seseorang yang sudah ahli baik dari segi perawatan ataupun mampu menjinakkan hewan tertentu di sebut keeper. Setiap hewan sudah memiliki keeper masing-masing. Para petugas yang biasa di panggil pihak KBM dengan sebutan keeper ini biasanya membersihkan kandang serta memandikan hewan pada pagi hari yaitu mulai pukul 09:00 dan selesai pada pukul 11:30, sebelum membersihkan kandang dan hewan para petugas biasanya singgah terlebih dahulu di klinik hewan yang berada tidak jauh dari lokasi kandang hewan-hewan tersebut. Para petugas singgah di klinik tersebut untuk mempersiapkan makanan masing-masing hewan yang akan mereka urusi. Karena stok makanan untuk semua hewan memang sudah dipersiapkan di klinik tersebut, jadi para keeper tinggal mengolahnya agar bisa langsung diberikan kepada hewan-hewan.

setelah selesai membersihkan kandang dan memandikan hewan mereka akan beristirahat di warung-warung yang ada di lokasi kebun binatang sambil minum


(14)

kopi dan bercerita-cerita sampai tiba waktu mereka pulang ke rumah. Seperti yang dilakukan bapak Peryasto yang merupakan keeper dari kucing emas, ular dan burung merak. Setiap harinya beliau membersihkan kandang dan hewan yang di pegangnya. Sebelum memulai pekerjaannya di pagi hari beliau terlebih dahulu membantu istrinya membuka warung dimana istri beliau berjualan makanan, jajanan, dan juga soufenir di dalam KBM tersebut. Setelah itu beliau berkeliling KBM dengan menggunakan sepeda motor untuk memantu aman atau tidaknya kondisi KBM. Setelah itu beliau pergi ke klinik hewan untuk mengolah makanan hewan yang telah disediakan disana. Sebelum memberi makan hewan beliau terlebih dahulu membersihkan kandang hewan serta mengganti tempat minum dan mandi hewan tersebut. Salah satu kendala yang dihadapi beliau saat membersihkan kandang yaitu banyaknya sampah yang di buang pengunjung kedalam kandang. Seperti botol minuman, ranting dan kayu.

Setelah selesai membersihkan kandang dan memberi makan hewan, beliau pergi ke warung tempat istrinya berjualan, disinilah beliau istirahat, makan,minum kopi, merokok dan jika tidak ada pekerjaan lagi beliau membantu istrinya berjualan sampai sore hari diwarung tersebut.

Namun dalam observasi penulis dilapangan ternyata tidak semua petugas yang datang setiap harinya untuk membersihkan kandang-kandang dan hewan yang ada disana.

Hanya sebagian petugas saja yang disiplin setiap harinya dalam menjalankan tugasnya, yaitu petugas yang bertanggung jawab pada kandang harimau, beruang, rusa, burung merak, kucing emas dan ular. Sementara hewan-hewan seperti


(15)

unggas, burung, buaya, siamang, orang utan, biawak dan lainnya tidak rutin di bersihkan oleh masing-masing petugasnya.Hal ini terlihat pada waktu penulis melakukan observasi dilapangan. Dimana hewan-hewan tersebut tidak ada yang dibersihkan secara rutin, jarang sekali terlihat petugas yang membersihkan.

Lain hal nya seperti gajah yang tidak memiliki kandang dikarenakan gajah di lepaskan di alam terbuka, cara membersihkannya langsung membawa gajah tersebut ke sungai yang ada di areal kebun binatang dan akan dimandikan oleh kepeer nya. Semua yang bertugas membersihkan hewan dan kandang biasanya sudah pegawai tetap karena mereka memang harus orang-orang yang sudah mempunyai keahlian khusus di bidang hewan, lain halnya dengan petugas pekarangan yang hanya menyapu dan mengutip sampah yang mana pekerjaan ini dapat dikerjakan oleh banyak orang. Tetapi ada kemungkinan karena mereka merasa sudah pegawai tetap membuat sebagian dari mereka merasa sepele dengan kedisiplinan bekerja mereka. Lain hal nya dengan pegawai lepas harian ( PLH ) yang memang dituntut disiplin saat bekerja, karena jika mereka tidak disiplin kemungkinan besar mereka bisa tidak di panggil oleh pihak KBM untuk bekerja lagi, dan jika mereka tidak bekerja maka mereka tidak akan mendapatan bayaran.

Dari sekian banyak kandang yang ada hal yang paling menarik perhatian peneliti adalah petugas yang membersihkan bagian kandang hewan buas seperti harimau dan beruang karena petugas harus berhadapan langsung dengan hewan-hewan buas tersebut saat membersihkan nya.

Kandang harimau dan beruang ini di pegang oleh pak Eddy dan Budi.mereka merupakan kepeer/ahli dari hewan- hewan buas ini dan menurut informan lain nya


(16)

mereka merupakan petugas yang paling rajin dalam menjalankan tugasnya.Mereka sudah mempunyai keahlian khusus yang telah mereka pelajari saat mereka di berangkatkan pihak KBM ke Jambi untuk sekolah tentang hewan-hewan buas tersebut.

Hampir setiap hari mereka membersihkan kandang serta memandikan hewan nya. Dan ternyata cara membersihkannya yaitu Sebelum mereka masuk ke dalam kandang harimau tersebut mereka terlebih dahulu memasukkan harimau tersebut ke kandang preventif. Kandang preventif adalah sebuah kandang yang ada di dalam kandang, yang ukurannya hanya sedikit lebih besar dari ukuran badan hewan yang ada di dalamnya. Kandang ini memang di gunakan untuk mengamankan hewan saat kandang yang sesungguhnya akan di buka. Karena kalau harimau ini lepas akan berbahaya bagi para pengunjung. Ketika Harimau sudah masuk dalam kandang tersebut barulah para petugas mengunci kandang preventif tersebut dari luar, setelah di pastikan harimau sudah terkurung di dalam kandang preventif tersebut petugas mulai berani masuk ke dalam kandang sesungguhnya untuk menyapu dan membersihkan kandang.

Pekarangan kandang di sapu seperti biasa dengan menggunakan sapu lidi sedangkan kandang nya di sirami oleh air dengan menggunakan selang sambil menggosok-gosok kotoran harimau tersebut. Kotoran harimau tersebut di masukkan ke dalam sebuah kantong plastik besar dan tidak di buang karena menurut pengakuan Pak Eddy kotoran ini memiliki harga yang cukup mahal sekitar Rp 100.000 per kg nya jadi kotoran tersebut tidak mereka buat sebagai pupuk kompos karena lebih untung bila dijual kepada orang yang membeli. Dan


(17)

hasil penjualan kotoran harimau tersebut untuk pak Edy karena tidak diminta oleh pihak KBM. Mungkin hal ini juga yang menjadi salah satu pemicu pak Edy untuk semangat bekerja yaitu disaat beliau mendapatkan uang tambahan dari penjualan kotoran harimau tersebut. Kemudian harimau juga akan di mandikan dengan menggunakan selang air yang keluar dari selang tersebut akan di arahkan ke mulut dan badan harimau, hal ini dilakukan saat harimau masih terkurung di kandang preventif. Tidak jarang harimau akan mengaum dan mengamuk saat di mandikan tetapi para petugas sudah biasa akan hal tersebut.

Demikian juga dengan kandang-kandang lain nya hampir sama cara membersihkan, intinya setiap hewan yang di anggap buas pasti memiliki kandang preventif di setiap kandangnya, dan para hewan buas tersebut akan dimasukkan ke dalam kandang preventif tersebut sebelum petugas masuk untuk membersihkan kandang-kandang mereka. Tetapi tidak semua hewan di mandikan di pagi hari seperti burung atau pun unggas lain nya, mereka biasa nya di semprot dengan air tiga kali sehari,hal ini di lakukan untuk menjaga kesegaran dan ke indahan bulu burung-burung dan unggas. Ada juga hewan yang tidak di mandikan setiap hari di karenakan ada hewan tertentu yang memang tidak pemandi seperti Monyet dan Ular.

Petugas kebersihan tidak mendapatkan kesulitan pada saat menjalankan tugasnya karena menurut mereka asalkan ada kemauan untuk bekerja pasti bisa.Mereka tidak merasa jenuh karena memang sudah itulah pekerjaan mereka untuk menghidupi keluarga mereka. Apalagi setelah lelah bekerja mereka bisa langsung istirahat seperti minum kopi ke warung-warung yang ada di areal kebun


(18)

binatang tersebut, yang mana sebagian besar tukang warung masih mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup dekat dengan para petugas. Para petugas memang sudah ahli didalam mengerjakan pekerjaannya tetapi mereka tetap berhati-hati saat menjalankan tugasnya.


(19)

Gambar 2. Petugas membersihkan kandang dan memandikan hewan. Sumber: Dokumentasi pribadi


(20)

4. Kebersihan lingkungan kebun binatang

Gambar 3. Petugas kebersihan (tukang sapu) KBM Sumber. Dokumentasi pribadi

Kebersihan sangat dibutuhkan dimanapun atau pada bagian apapun, termasuk lingkungan kebun binatang karena kebersihan suatu tempat bisa mempengaruhi minat setiap orang dalam melakukan kunjungan. Seperti pada kebun binatang yang menjadi perhatian utama pengunjung adalah kebersihannya dengan lingkungan yang bersih pengunjung akan nyaman saat melihat hewan-hewan yang tinggal didalam kandangnya masing-masing.

Kebersihan lingkungan ditanggung jawabi oleh petugas kebersihan sendiri yang disediakan oleh pihak kebun binatang.Jam kerja nya juga sama dengan petugas lainnya yaitu mulai pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB. Dan beristirahat pada pukul 12.30 WIB sampai 13:30 WIB. Akan tetapi sebelum tiba waktunya istirahat para pekerja biasanya akan beristirahat ketika mereka merasa pekerjaannya telah selesai. Mereka biasanya istirahat sambil minum kopi di warung sekitar KBM, ataupun berkumpul di klinik hewan sambil bercerita-cerita. Dan tak jarang waktu istirahat mereka jauh lebih panjang dari waktu istirahat yang


(21)

pekarangan setiap harinya, hal ini dikarenakan cukup luas nya pekarangan kebun binatang sekitar 30 hektar sementara jumlah petugas tidak terlalu banyak. Hal ini lah yang kadang kala menjadi keluhan para petugas apalagi disaat musim gugur tiba, akan banyak sekali sampah-sampah dedaunan yang harus mereka bersihkan, belum lagi sampah yang berasal dari pengunjung. Komentar dari petugas kebersihan sendiri Bapak Surip Ginting, berupa:

“Kebersihan kebun binatang ini selalu kami perhatikan, saya sendiri petugas kebersihan selalu membersihkan kebun binatang ini sesuai dengan bidang yang dibebankan kepada saya. Jadwal pembersihan saya yaitu pagi dan sore hari. Seperti saat ini (musim panas) biasanya daun-daun akan banyak berguguran membuat saya kewalahan membersihkannya,saking banyaknya daun berguguran. Daun-daun dan sampah lainnya biasanya saya bakar saja atau saya buang pada tong sampah di depan kebun binatang untuk diangkut petugas sampah nantinya”.

Penjelasan Bapak Ginting di atas menjelaskan bahwa, setiap hari kebersihan kebun binatang selalu diawasi atau dibersihkan. Tetapi penjelasan bapak Surip Ginting sedikit berbeda dengan apa yang saya lihat dilapangan, dimana masih banyak nya daun-daun dan sampah lainnya yang berserakan di lokasi KBM.

Bapak Surip Ginting merupakan salah satu petugas lepas harian (Plh) , menurut pengamatan saya bapak yang memiliki umur hampir 60 tahun ini merupakan pekerja yang paling rajin di bandingkan dengan pekerja lainnya. Dimana setiap melakukan observasi penulis hampir setiap hari selalu melihat Bapak ini menyapu dan terus menyapu di jam kerjanya. Berbeda dengan pekerja lainnya apalagi yang sudah pegawai tetap, mereka kadang masuk dan kadang tidak. Hal ini terbukti dari observasi penulis ketika dilapangan, dimana penulis kadang melihat mereka, dan dihari berikutnya mereka tidak terlihat lagi.


(22)

Petugas kebersihan yang bertanggung jawab atas sampah-sampah di kebun binatang juga dibagi tugas dan wilayah masing-masing yang harus dibersihkan. Setiap hari petugas kebersihan pekarangan akan membersihkan lingkungan kebun binatang dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Waktu yang ditentukan tersebut supaya tidak menghambat para pengunjung yang sedang berjalan-jalan mengelilingi kebun binatang. Pada pagi hari supaya para pengunjung tidak lagi menjumpai sampah-sampah yang berserakan, dan pada sore hari dilakukan juga pembersihan karena pengunjung sering membuang sampah sembarangan dan daun-daun yang berjatuhan untuk segera dibersihkan kembali. Para petugas kebersihan melakukan hal tersebut setiap hari. Untuk kebersihan kotoran hewan yang berserakan disekitar kebun binatang atau jalan jalan yang ada di dalam kebun binatang, akan dibersihkan oleh petugas kebersihan yang khusus membersihkan kotoran tersebut. biasanya petugas mengumpulkan kotoran tersebut di suatu tempat dan dikumpulkan disana, belum ada pengolahan secara khusus untuk kotoran-kotoran hewan tersebut, begitu juga dengan sampah-sampah yang lainnya. Sebagian kotoran tersebut sering dijadikan pupuk untuk tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kebun binatang, sebagian lagi biasanya di ambil masyarakat setempat yang dimanfaatkan untuk tanaman mereka. Karena kebanyakan masyarakat yang bermukim disekitar kebun binatang adalah petani sehingga sangat menguntungkan bagi mereka untuk memanfaatkan kotoran-kotoran hewan tersebut. Berbeda dengan kotoran-kotoran harimau yang memang dijual oleh keepernya kepada petani karena memiliki harga yang cukup tinggi. Menurut penjelasan mereka kotoran harimau tersebut dipercaya bisa mengusir babi hutan


(23)

yang dapat merusak tanaman mereka seperti sawit dan tanaman lainnya. Dimana jika babi hutan tersebut melihat ataupun mencium ada kotoran harimau, maka hewan tersebut akan berfikir kalau di lokasi tersebut ada harimau. Kemudian babi hutan tersebut pun akan pergi dengan sendirinya.

5. Kebersihan Sungai Kebun Binatang

Saat berkunjung ke kebun binatang akan ditemukan sungai yang menambah keindahan dan keasrian kebun binatang. Sungai ini dimanfaatkan pihak kebun binatang sebagai wahana bermain bagi para pengunjung. Dengan disediakannya sampan, perahu bebek, dan ban semua hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan wisata para pengunjung. Oleh karena itu kebersihan sungai tersebut harus tetap dijaga supaya pengunjung merasa nyaman saat bermain disungai. Petugas kebersihan setiap hari membersihkan sungai tersebut yakni; dengan mencabuti rumput-rumput disekitar sungai atau memangkasnya, membersihkan daun-daun di dalam dan sekitar sungai tersebut, membersihkan perahu, sampan dan lain sebagainya yang mendukung wahana bermain tersebut.Sungai ini berbeda aliran dengan sungai dimana gaja dimandikan, jadi para pengunjung tidak akan tercemar dengan kotoran gajah.

6. Pengawasan dan Perlindungan Pihak kebun binatang

Pihak kebun binatang Medan melakukan pengawasan dan perlindungan secara ketat terhadap hewan-hewan untuk menghindari hal–hal yang tidak diinginkan dengan melakukan penjagaan yang ketat dan peninjauan secara langsung terhadap hewan-hewan di Kebun Binatang Medan dan tidak memperbolehkan pengunjung memberi makanan terhadap hewan tersebut untuk


(24)

menghindari hal yang tidak diinginkan. Hal yang tidak diinginkan tersebut bisa membahayakan kehidupan hewan juga, karena pengunjung belum terlalu paham akan makanan yang baik bagi hewan-hewan. Selain itu dengan memberikan makanan pada hewan-hewan bisa saja membahayakan jiwa pengunjung karena mungkin saja hewan bisa merasa tidak nyaman saat dikerumuni banyak orang dan jarak yang terlalu dekat, hewan tersebut bisa saja bertindak menyerang pengunjung.

Pengunjung juga dilarang untuk tidak melempari hewan-hewan baik itu makanan atau apa saja yang digunakan pengunjung untuk melempari hewan, selain mengotori kandang hewan mungkin saja hewan bertindak kasar karena terkena lemparan pengunjung. Untuk itu pengawasan sangat dibutuhkan untuk keselamatan pengunjung. Pihak kebun binatang juga sangat mengharapkan kerja sama yang baik untuk mematuhi setiap peraturan atau himbauan yang dibuat pihak kebun binatang.

7. Sarana dan Prasarana

Jenis, ukuran dan jumlah fasilitas-fasilitas yang dikembangkan di Kebun Binatang Medan disesuaikan dengan tujuan, fungsi dan daya tampung area Kebun Binatang Medan. Sampai dengan saat ini, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kebun Binatang Medan untuk menunjang aktivitas kerja perusahaan adalah komputer, telepon, rak buku, kursi, meja, ruang tamu, tempat parkir, toilet, kamar mandi, musollah, klinik hewan, wahana bermain, delman, dan lain sebagainya


(25)

3.5.1. Peraturan perundang-undangan

Sebagai tempat pengelolaan satwa Kebun Binatang Medan dalam melaksanakan fungsinya berlandaskan pada peraturan perundang-undangan, diantaranya:

(1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan;

(2) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan;

(3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

(4) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;

(5) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati;

(6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(7) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2000

(8) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar;

(9) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

(10) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1978 tentang Ratifikasi Convention International on Trade Endagered Flora and Fauna Species (CITIES);


(26)

(11) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

3.5.2. Etika Pengelolaan KBM

Kaidah tata laku keprofesian bagi Kebun Binatang Medan yakni; Senantiasa berusaha meningkatkan standart kesejahteraan satwa dan pendidikan masyarakat, dalam upaya konservasi dengan menggunakan dan meningkatkan keahlian yang ada secara tulus dan bersungguh-sungguh untuk kepentingan satwa. Mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; dan menjalin hubungan kerjasama antar kebun binatang dan berbagai pihak untuk menerima dan menyebarkan informasi. Serta melakukan penyusunan program bersama di bidang teknologi, perawatan, pengembangbiakan dan pengembangan kebun binatang. 3.5.3. Pengelolaan Koleksi Satwa

Salah satu petugas kebun binatang Bapak Suci menjelaskan bahwa pengelolaan koleksi satwa di Kebun Binatang Medan meliputi:

1) Pemilihan Jenis

Jenis satwa yang dipilih untuk diperagakan di Kebun Binatang Medan harus memenuhi syarat-syarat yaitu memiliki:

(a) Nilai konservasi; (b) Nilai penelitian; (c) Nilai pendidikan; dan (d) Nilai daya tarik peragaan.


(27)

Oleh karena itu setiap hewan yang dipelihara di kebun binatang juga melalui seleksi, binatang yang terbaik dan memiliki nilai-nilai yang diuraikan di atas sajalah yang akan mereka pelihara di dalamnya.

2) Penambahan Jumlah

Penambahan jumlah dan jenis satwa koleksi dilakukan dengan: (a) Kelahiran positif dari koleksi (hasil pengembangbiakan); (b) Tukar menukar;

(c) Penangkapan resmi jenis satwa dari habitatnya; (d) Sumbangan; dan

(e) Titipan hasil sitaan instansi berwenang.

kebun binatang Medan telah melaksanakan semua poin yang tertera di atas. Kebun Binatang Medan mengoleksi berbagai hewan melalui keberhasilan pengembangbiakan seperti Harimau Sumatera sebagai logo KBM sekarang ini. Tukar menukar juga dilakukan dengan kebun binatang lainnya seperti dengan kebun binatang siantar dan dengan masyarakat. Masyarakat yang melakukan penangkapan di hutan atau di ladang juga mereka tampung di KBM untuk dilakukan pemeliharaan yang lebih insentif agar terhindar dari kepunahan akibat ulah pemburu-pemburu dan ulah manusia yang menyebabkan kebakaran hutan yang kerab kali sering terjadi. Semua penjelasan tersebut merupakan keterangan oleh Bapak Suci sebagai informan saya saat melakukan penelitian di kebun binatang Medan.


(28)

Kelebihan populasi diatasi dengan:

(a) Menukar satwa dengan yang diperlukan dari kebun binatang / taman satwa lain;

(b) Re-introduksi satwa ke alam (dikembalikan ke habitat, in-situ); dan (c) Cara lain yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

4) Pengangkutan satwa dari dan ke Kebun Binatang Medan harus memenuhi syarat:

(a) Dokumen perizinan dan karantina sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

(b) Kandang, jenis transportasi dan alat perlengkapan disesuaikan dengan jenis dan perilaku satwanya;

(c) Pelaksanaan karantina; dan

(d) Catatan lengkap tentang masing-masing individu satwanya. 5) Kematian satwa

a) Setiap kematian satwa harus dilakukan pemeriksaan dan pelaporan atas penyebab kematian satwa; dan

b) Satwa yang mati, bangkainya dapat dimanfaatkan dengan cara diawetkan untuk tujuan penelitian dan pendidikan.

Untuk itu pengelolaan kebun binatang harus memperhatikan semuanya mulai dari pengambilan atau pengadopsian hewan yang harus memiliki status yang jelas dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemeliharaan sampai dengan kematian hewan harus tertera dalam suatu buku laporan KBM yang dimanfaatkan sebagai bukti keberhasilan dan bagaimana petugas-petugas dalam menjalankan tugasnya


(29)

apahkah berhasil atau tidak. Yang terbaik untuk hewan yang dikoleksi diberikan oleh negara dan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dibuat dan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. 3.5.4. Pengembangbiakan Satwa

Pergeseran fungsi kebun binatang / taman satwa menuntut Kebun Binatang Medan melakukan upaya pengembangbiakan sesuai dengan peraturan, kaidah dan etika yang berlaku. Adapun pertimbangan dan syarat pengembangbiakan adalah: (1) Pemilihan jenis satwa;

(2) Perencanaan pengembangbiakan; (3) Pengelolaan pengembangbiakan; dan

(4) Sumber daya manusia pelaksana pengembangbiakan.

Oleh karena itu Kebun Binatang Medan pernah mengembangbiakkan Harimau Sumatera atas upaya tersebut KBM mendapat penghargaan, sehingga 3 tahun terakhir ini logo dari KBM sendiri mengalami perubahan. Jika dulunya logo KBM gambar Elang, maka sekarang logo dari Kebun Binatang Medan adalah gambar tiga Harimau Sumatera. Pergantian logo ini sendiri karena kesuksesan KBM mengembangbiakkan Harimau Sumatera tersebut.

3.6. Kesehatan dan Kesejahteraan Satwa

Satwa di Kebun Binatang Medan harus sejahtera, dalam pengertian: (1) Sehat;

(2) Cukup pakan;

(3) Tumbuh dengan baik; (4) Dapat berkembangbiak; dan


(30)

(5) Dapat merasa aman tinggal di kandangnya.

Keselamatan dan perkembangan hewan sangat tergantung pada petugas-petugas kebun binatang untuk merawat dengan baik dan membersihkan semua kandang dengan baik, dan tidak mengambil keuntungan saja dari hewan-hewan tersebut. Namun pada kenyataannya hewan-hewan di kebun binatang Medan melalui observasi yang dilakukan peneliti sangat memprihatinkan, kondisi hewan-hewan yang bermalas-malasan dan bulu-bulu yang kotor serta kandang yang jarang dibersihkan membuat keprihatinan semakin dalam terhadap hewan tersebut. Walaupun ada beberapa hewan yang memang memiliki keeper yang sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya, seperti harimau, beruang madu, kucing emas, burung kasuari, ular dan biawak. Selain dari hewan tersebut binatang serta kandang yang ada di KBM seperti kurang terawat.

3.6.1. Tempat Tinggal Satwa

Dalam membuat tempat tinggal satwa (kandang/kurung/akuarium) harus mempertimbangkan:

(1) Faktor yang mempengaruhi peragaan; (2) Sistem peragaan;

(3) Cara peragaan;

(4) Ukuran dan bahan tempat tinggal (kandang/kurung); dan (5) Kelengkapan dalam tempat tinggal (kandang/kurung). 3.6.2. Pencatatan dan Pelaporan

Untuk memantau perkembangan dan kondisi individu satwa, diperlukan: 1) Pencatatan koleksi yang meliputi:


(31)

(a) Identifikasi satwa; (b) Catatan individu satwa; (c) Catatan harian;

(d) Catatan kesehatan; dan

(e) Catatan kelahiran (perkembangbiakan).

Hal di atas selalu dilakukanoleh pihak KBM dengan rutin.

2) Pelaporan

Secara periodik (sebulan sekali), harus dibuat pelaporan:

(a) Dari pelaksana kepada pimpinan Kebun Binatang Medan; dan (b) Dari Kebun Binatang Medan ke instansi berwenang/terkait.

Standarisasi sistem pendataan untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman terhadap informasi tentang satwa, data tentang satwa disusun dengan menggunakan format standar yang sama.Setiap koleksi satwa di KBM memiliki data yang jelas, darimana satwa tersebut diperoleh, catatan harian akan satwa seperti kesehatan, perkembangan, dan kelahiran satwa. Pelaporan akan catatan-catatan tersebut disusun sesui dengan standarnya yang kemudian dilaporkan kepada pimpinan. Tugas ini berjalan dengan baik sehingga pada saat melalukan wawancara, informan bisa menjelaskan dengan baik akan kesehatan dan pemeliharaan, serta perkembangan hewan secara mendetail.


(32)

3.7. Struktur Organisasi dan Tugas-Tugas Pokok Pihak Kebun Binatang Medan

Gambar 4. struktur organisasi kebun binatang Medan Struktur Divisi Utama


(33)

Direktur Kebun Binatang Medan yang sekaligus ketua dewan pengurus, selanjutnya membawahi enam seksi / divisi (dewan pengurus), yaitu:

1) Pengurus Tata Usaha; 2. Seksi Satwa;

3. Seksi Bendahara; 4. Seksi Sekretaris;

5. Seksi Kepegawaian; dan

6. Seksi keperawatan satwa (dokter hewan).

Struktur Divisi Sekretaris

Sekretaris dibawah perintah Direktur, menangani Bagian Umum yang selain menangani masalah kepegawaian, juga terbagi atas tiga sub-bagian, yaitu:

1) Sub-bagian Tata Usaha, yang menangani urusan Rumah Tangga dan Kendaraan;

2) Sub-bagian Keamanan & Ketertiban (KamTib), yang membawahi Danton Satpam; dan

3) Sub-bagian Humas, yang menangani urusan Humas dan DikMas.

Berikut adalah Deskripsi Pekerjaan Tugas Pokok masing-masing pimpinan / divisi yang telah tercantum sebelumnya pada Struktur Perusahaan.

Pengawas, tugas pokok dari pengawas adalah sebagai berikut:

(1) Mengawasi Dewan Pengurus dalam melaksanakan tugasnya mengenai kesesuaian kinerja dengan peraturan yang ada; dan


(34)

(2) Mengusulkan pembuatan peraturan baru atau menyempurnakan peraturan yang telah ada dalam memelihara keserasian kerja semua pegawai di kebun binatang.

Dewan Pengurus

Dewan Pengurus terdiri dari:

1) Ketua Dewan Pengurus (Direktur), tugas pokok Direktur adalah memimpin Pengurus Yayasan dalam mencapai tujuannya berupa pengelolaan dan pengembangan Kebun Binatang Medan yang sesuai dengan fungsinya serta mempertanggung jawabkan segala upayanya kepada Dewan Pendiri.

2) Sekretaris, tugas pokok Sekretaris adalah membantu Pengurus dalam melaksanakan tugasnya pada bidang administrasi dan membina karyawan bagian urusan umum serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua melalui rapat pengurus.

3) Bendahara, tugas pokok Bendahara adalah membantu pengurus dalam mengelola keuangan dan bertanggung jawab kepada ketua melalui rapat pengurus.

4) Anggota Dewan Pengurus

Anggota Dewan Pengurus terdiri dari: (a) Seksi Satwa, yang terdiri dari:

i. Bagian Koleksi dan Sistem Perkandangan, yang bertugas untuk membantu pengurus dalam melaksanakan tugas untuk membina bidang satwa, khususnya seksi koleksi dan sistem perkandangan


(35)

dalam mengupayakan keserasian koleksi satwa dengan sistem perkandangan yang sejalan dengan sistem pelestarian satwa.

ii. Bagian Kesehatan Satwa, yang bertugas untuk membantu pengurus dalam melaksanakan tugasnya dan membina bidang satwa khususnya bagian kesehatan satwa untuk menjaga agar satwa terpelihara kesehatannya dalam menunjang program pelestarian.

iii. Bagian Pakan, yang bertugas untuk membantu pengurus dalam melaksanakan tugasnya dan membina bidang satwa khususnya bagian nutrisi satwa dalam memelihara tersedianya pakan satwa dengan gizi yang berimbang dalam menunjang kesehatan satwa. Tetapi dengan dana yang kurang mendukung kadan kala makanan atau Gizi hewan kurang seimbang, hal ini terlihat dari kondisi hewan yang selalu lemas dan bermalas-malasan.

b) Seksi Kepegawaian, tugas pokok Seksi Kepegawaian adalah membantu pengurus dalam melaksanakan tugasnya untuk menciptakan aturan-aturan yang berpengaruh terhadap keinginan untuk maju dalam meningkatkan dan memelihara kualitas kerja serta menentukan sistem ranking dengan cara memberikan penghargaan kepada yang berprestasi dan memberikan hukuman kepada yang melanggar aturan. c) Seksi Sarana Fisik dan Rekreasi, tugas pokok dari Seksi Sarana Fisik dan Rekreasi adalah membantu pengurus dalam melaksanakan pembangunan dan pemeliharaan sarana fisik, kebersihan serta pengadaan dan penyediaan sarana jasa.


(36)

Mereka-mereka yang bertanggung jawab dan memegang tugas sebagai bendahara, sekertaris, kepala yayasan, dan petugas lainnya menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan baik. Akan tetapi untuk seksi kepegawaian dan seksi sarana fisik belum menjalankan tugas dengan maksimal. Melihat kebersihan KBM yang sangat kurang akibat pegawai-pegawai sering tidak hadir tanpa alasan yang jelas. Yang menyebabkan fungsi mereka menjadi kurang maksimal dalam KBM tersebut.

Bidang Satwa

Organisasi Bidang Satwa dan masing-masing tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Ketua Bidang Satwa, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Menentukan dan menginstruksikan pelaksanaan segala kebijakan yang telah disetujui oleh pengurus seksi satwa mengenai kesehatan, koleksi, pakan serta berkoordinasi dengan sistem perkandangan dan reproduksi; dan

b) Mengkoordinasikan dan mengawasi kinerja kepala seksi koleksi dan kepada seksi kesehatan satwa.

2. Kepala Seksi Koleksi, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan tugas yang diinstruksikan oleh kepala bidang satwa dalam memelihara keserasian yang berimbang mengenai koleksi satwa dan sistem perkandangan;

b) Mengkoordinasikan dan mengawasi kinerja kurator serta membuat laporan hasil kerjanya setiap satu bulan untuk dilaporkan kepada kepala bidang satwa; dan


(37)

c) Meningkatkan pengetahuan Keeper dan Kurator. KBM meningkatkan pengetahuan keeper dengan cara mengirim mereka ke tempat pelatihan untuk belajar dan mendapat pengetahuan tentang tugasnya sebagai keeper. Biasanya pihak KBM mengirim mereka keluar daerah.

3. Kurator Satwa, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Menjabarkan dan menugaskan kepada para keeper cara melaksanakan berbagai kebijakan mengenai koleksi satwa, supaya satwa tetap sehat dan berkembang biak;

b) Mengawasi dan memberi petunjuk kepada para keeper dalam menjalankan tugasnya;

c) Membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang dianggap penting tentang keadaan satwa dan kinerja keeper yang kemudian membuat laporan mingguan untuk dilaporkan kepada kepala seksi koleksi; dan

d) Mengadakan koordinasi dengan poliklinik / karantina dan bagian pakan / nutrisi bila terdapat satwa yang kondisinya membutuhkan penanggulangan khusus.

Kurator satwa ditangani oleh dokter hewan di KBM sendiri dengan bantuan petugas-petugas KBM lainnya. Dengan melakukan pengawasan dan pemeriksan hewan-hewan setiap harinya. Tugas ini dijalankan dengan baik oleh petugas KBM, hewan-hewan yang membutuhkan perawatan langsung mereka tangani dengan baik. Namun menurut pengakuan dokter tersebut ada juga hewan yang tidak terselamatkan karena umur hewan yang sudah tua.


(38)

4. Urusan Administrasi Satwa dan Recording, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan data-data satwa koleksi secara sistematis;

b) Mengadakan pendataan spesimen satwa koleksi yang kemudian dicatat dan dibukukan sesuai dengan standar buku ISIS (International Species Information System); dan

c) Menyusun laporan yang akan disampaikan ke ISIS.

5. Keeper Koleksi Satwa, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Membersihkan kandang dan tempat minum satwa serta menyediakan air bersih untuk minum satwa;

b) Memberikan pakan ke satwa yang sudah disediakan oleh bagian pakan; c) Membuat catatan harian mengenai keadaan satwa tentang kegiatan tingkah

laku, aktivitas makan, kejadian kawin, melahirkan dan keadaan kesehatannya; dan

d) Melaporkan hasil observasi harian kepada kurator.

Peraturan-peraturan di atas tetap dijalankan oleh petugas yang bersangkutan. Namun tugas tersebut belum sesuai dengan jadwal dimana kebersihan kandang dilakukan setiap hari, pada kenyataannya tidak semua kandang dibersihkan setiap harinya.

6. Kepala Seksi Kesehatan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan segala kebijakan yang ditugaskan kepala Bidang Satwa dalam hal pencegahan penyakit serta pengobatan satwa yang sakit;


(39)

b) Mengatur kegiatan di laboratorium dan karantina satwa serta mengatur engadaan nutrisi satwa;

c) Mengawasi kinerja kepala sub-seksi karantina, sub-seksi nutrisi dan paramedis dan membuat laporan bulanan masing-masing tentang preventif dan pengobatan kepada kepala seksi satwa; dan

d) Mengadakan koordinasi dengan kepala bagian koleksi untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam memelihara kesehatan satwa.

7. Kepala Sub-Seksi Poliklinik dan Karantina, yang terdiri dari: a) Poliklinik, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

i. Melakukan pencegahan penyakit, pemeriksaan dan pengobatan satwa sakit;

ii. Menyusun kebutuhan poliklinik dan karantina, membuat laporan mingguan kepada Kepala Seksi Kesehatan dan mengadakan kerjasama dengan sub-seksi laboratorium, sub-seksi nutrisi dan kurator; dan

iii. Membuat laporan mingguan kepada Kepala Seksi Kesehatan. b) Karantina, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

i. Mengisolasi satwa yang baru masuk dan yang akan keluar dari / ke Kebun Binatang Bandung untuk diobservasi keadaan kesehatannya; dan

ii. Menentukan jadwal pengangkutan satwa yang akan masuk atau keluar dari / ke kebun binatang.

Tanggung jawab atas kesehatan hewan ditangani oleh satu dokter. Untuk masalah kesehatan seperti pengobatan, pencegahan penyakit hewan, melakukan


(40)

pengisolasian hewan yang masuk dan keluar di tangani dokter tersebut. Tugas tersebut dijalankan dengan baik oleh petugas KBM.

8. Kepala Sub-Seksi Nutrisi, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Menyusun formulasi pakan, baik kualitas maupun kuantitas untuk setiap jenis satwa dan menyusun anggaran kebutuhan biaya pakan;

b) Menyusun cara penyimpanan, pengalokasian dan distribusi pakan serta melakukan substitusi pakan pengganti;

c) Mengadakan kerjasama dengan kurator dan kepala sub-seksi kesehatan untuk memelihara keseimbangan nutrisi dan gizi; dan

d) Membuat laporan mingguan kepada Kepala Seksi Kesehatan satwa.

Untuk nutrisi hewan ditangani oleh seorang dokter di KBM. Keperluan akan nutrisi hewan semuanya ditangani dokter tersebut dengan maksimal, hanya saja untuk nutrisi yang baik dan cukup belum terlaksana karena ketersediaan dana yang terbatas. Namun pihak kesehatan KBM tetap memberikan nutrisi untuk hewan-hewan sesuai dengan dana yang tersedia.

9. Kepala Sub-Seksi Laboratorium, tugas pokoknya adalah sebagai berikut: a) Mengatur pengelolaan laboratorium dan menentukan jadwal untuk

pemeriksaan sampel yang dikirim oleh sub-seksi poliklinik dan karantina satwa; dan

b) Mengadakan penelitian dan membuat laporan mingguan kepada Kepala Seksi Kesehatan satwa tentang hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Peraturan perundang-undangan yang menyediakan peraturan untuk kebun binatang belum semuanya bisa dijalankan secara maksimal oleh petugas


(41)

KBM,melihat jumlah petugas yang masih kurang. Untuk laboratorium sendiri belum dimiliki oleh KBM akan tetapi kebun binatang telah memiliki poliklinik sebagai pendukung kesehatan hewan-hewan. Sehingga peraturan perundang-undangan akan kesehatan hewan belum bisa ditangani 100 %.

10. Staf Poliklinik dan Karantina (Paramedis), yang terdiri dari: a) Staf Poliklinik, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

i. Membantu kepala sub-seksi Poliklinik dalam usaha pemeriksaan, prevensif dan pengobatan satwa koleksi; dan

ii. Membuat laporan harian kepada Kepala Sub-Seksi Poliklinik dan Karantina mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan.

b) Staf Karantina, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

i. Membantu Kepala Sub-Seksi Poliklinik dan Karantina dalam usaha isolasi satwa yang baru masuk atau akan keluar kebun binatang; dan ii. Membuat laporan harian kepada Kepala Sub-Seksi Kesehatan dan

Karantina.

Tidak terdapat staf karantina di kebun binatang Medan. Poliklinik tersebut biasanya di gunakan oleh para keeper sebagai tempat penyediaan makan ternak. Oleh karena itu sebelum membersihkan kandang para keeper terlebih dahulu singgah di poliklinik untuk mengambil makanan hewan yang akan mereka urusi. Kebun binatang memang kekurangan tenaga kerja melihat hewan-hewan yang ada di kebun binatang terbilang cukup banyak, di antaranya tidak adanya staf karantina di KBM.


(42)

a) Mengamati induk yang akan melahirkan dan mencatat segala kejadian sewaktu melahirkan dan setelah melahirkan;

b) Memperhatikan bayi satwa dan bila bayi satwa tidak diperhatikan induknya, maka harus memeliharanya secara teliti dan seksama; dan c) Memberikan laporan harian kepada Kepala Sub-Seksi Poliklinik dan

Karantina tentang kegiatan yang telah dikerjakan.

Peraturan perundang-undangan terkait kesejahteraan KBM mengharuskan tenaga-tenaga medis namun pada kenyataannya tenaga kesehatan di KBM hanya ada satu yaitu dokter hewan Bapak Suci untuk Nursery belum ada di kebun binatang Medan.

12. Unit Taxidermi, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan perintah Kepala Sub-Seksi Kesehatan untuk membuat satwa awetan basah, menyiapkan satwa yang akan opset dan membuat laporan hasil kinerjanya; dan

b) Memelihara koleksi satwa awetan.

13. Unit Pengadaan Pakan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Membantu kepala Sub-Seksi pakan dalam pengelolaan penyediaan pakan baik pakan hidup / mati, sayur-sayuran serta buah-buahan dan rumput; dan b) Membantu mengatur jadwal pengiriman pakan oleh leveransir dan

memeriksa segala pakan yang dikirim.

14. Unit Penyimpanan dan Pendistribusian Pakan, tugas pokoknya adalah menjaga kebersihan dan keutuhan pakan yang disimpan serta membuat


(43)

laporan kepada Kepala Sub-Seksi Pakan tentang keadaan pakan yang diterima dan keadaan pakan hasil penyempurnaan.

15. Laboran, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Membantu kepala sub-seksi laboratorium dalam melaksanakan pemeriksaan sampel dan program penelitian;

b) Membuat laporan kepada Kepala Sub-Seksi laboratorium tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan; dan

c) Membuat daftar inventarisasi alat-alat yang telah dimiliki dan alat-alat yang masih diperlukan.

16. Administrasi Kesehatan Satwa (Medical Record), tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Menyusun daftar dan membukukan satwa yang mengalami kematian, satwa sambungan, satwa hasil pertukaran dan satwa koleksi yang keluar / masuk dari / ke karantina;

b) Membuat daftar dan membukukan inventarisasi alat-alat / bahan-bahan serta obat-obatan yang telah dibeli dan yang masih diperlukan; dan

c) Membuat daftar dan membukukan surat-surat yang masuk ke bagian kesehatan satwa.

17. Keeper Poliklinik dan Karantina Satwa, tugas pokoknya adalah membersihkan kandang, memberi pakan dan minum, membantu dalam memberikan obat serta membuat catatan harian mengenai hal yang telah dilaksanakan.

18. Kepala Sub-Seksi Sistem Perkandangan dan Reproduksi, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:


(44)

a) Menyusun berbagai persyaratan kandang-kandang dan perlengkapannya yang sesuai bagi setiap jenis satwa koleksi, supaya satwa tetap sehat dan berkembang biak serta aman bagi keeper dan pengunjung;

b) Secara rutin melakukan observasi tentang efektivitas sistem perkandangan yang telah ada; dan

c) Berkoordinasi dengan kepala seksi koleksi untuk disampaikan kepada kepala bidang satwa.

19. Kepala Staf Ahli / Litbang, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan dengan tim, berbagai permasalahan yang muncul, tentang keadaan satwa dan menentukan jenis penelitian sebagai upaya pemecahannya;

b) Merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilaksanakan dalam meningkatkan sistem koleksi, kesehatan dan nutrisi; dan

c) Mengadakan koordinasi dengan kepala bidang satwa untuk merealisasikan rumusan-rumusannya.

20. Restin, adalah suatu tim yang bekerja secara kolektif untuk menangani penangkapan satwa atau menaggulangi satwa yang bermasalah.

Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan

Organisasi Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan serta masing-masing tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Kepala Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:


(45)

a) Melaksanakan kebijakan pengurus dalam pembangunan dan penyusunan anggaran belanja tahunan;

b) Mengelola keutuhan, kebersihan dan keindahan semua sarana fisik yang telah dimiliki;

c) Membina koordinasi dengan bidang lain dalam memelihara kelancaran kerja yang sesuai dengan fungsinya dan selalu membina kemampuan kinerja dan disiplin kerja; dan

d) Menyusun laporan bulanan tentang kinerja dan disiplin stafnya kepada Kepala Perencanaan dan Tata Lingkungan.

2. Kepala Sub-bagian Perencanaan, tugas pokoknya adalah membuat gambaran dan rencana biaya seluruh pembangunan atau renovasi sarana fisik berdasarkan usulan masing-masing bagian Terdiri atas:

a) Kepala Urusan Gudang Peralatan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut: i. Menginventarisasi dan membukukan serta menyimpan alat-alat kerja dan

barang-barang untuk keperluan pembangunan;

ii. Mencatat alat-alat kerja yang digunakan sebelum dan sesudah digunakan; dan

iii. Membuat laporan mingguan kepada Kepala Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan.

b) Kepala Urusan Pertamanan, tugas pokoknya adalah mengupayakan semua taman berada dalam kondisi bersih, terawat serta memiliki nilai keindahan, membuat usulan mengenai kebutuhan peralatan, tanaman dan pupuk serta membuat laporan mingguan mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.


(46)

Namun pada kenyataannya hingga saat ini tugas-tugas pokok tersebut belum maksimal dalam pelaksanaannya, hal ini terbukti dari kondisi kebun binatang medan yang belum bersih dan belum terawat.

c) Kepala Urusan Kebersihan dan Kompos, tugas pokoknya adalah:

i. Mengupayakan semua lapangan diluar kandang terawat, bersih, membuat kompos dari sampah organik dan membuang sampah anorganik ke tempat pembuangan sampah umum; dan

ii. Mengajukan usulan kepada Kepala Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan mengenai keperluan peralatan, membuat laporan mingguan tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Bagian tugas ini juga belum terlaksana di KBM, karena pihak KBM sendiri belum tahu akan dikemanakan sampah maupun kotoran hewan yang di hasilkan oleh KBM. Belum ada cara pengelolaan sampah dan kotoran hewan dengan baik di KBM.

d).Kepala Urusan Perbengkelan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut: i. Memperbaiki berbagai sarana fisik yang mengalami kerusakan atau

membuat sarana fisik baru berdasarkan perintah Kepala Bagian Perencanaan dan Tata Lingkungan;

ii. Menginventarisasi alat-alat yang telah dimiliki dan membuat ajuan baru mengenai alat-alat dan bahan yang diperlukan; dan

iii. Membuat laporan mingguan tentang keadaan barang-barang dan alat-alat serta pekerjaan yang telah dilaksanakan.


(47)

Bagian ini belum dijalankan dengan baik oleh petugas-petugasnya, dimana salah satu dari tugas pokok mereka yaitu mengelola keutuhan, kebersihan dan keindahan sarana fisik yang dimiliki. Sementara kebersihan di KBM masih tergolong kotor, pemandangan pun menjadi kurang indah bila lingkungan sudah kotor.

Bagian Keuangan

Organisasi Bagian Keuangan serta masing-masing tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

1. Kepala Bagian Keuangan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Mengelola keuangan Kebun Binatang mengenai pemasukan, pengeluaran dan penyimpanannya; dan

b) Memeriksa kesesuaian keadaan keuangan dengan sub-bagian akuntansi dan urusan pembukuan.

2. Kepala Sub-Bagian Keuangan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Membantu kepala bagian keuangan dalam penerimaan dan pengeluaran uang kebun binatang dan menyusun pembukuannya; dan

b) Mengelola penyediaan karcis masuk dan karcis wahana permainan yang Terdiri dari:

i. Kepala Urusan Juru Bayar, tugas pokoknya adalah melaksanakan pembayaran segala pembelanjaan kebun binatang dan pembayaran gaji pegawai dan membuat laporan kepada Kepala Sub-Bagian Keuangan. ii. Koordinator Penjual Karcis, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:


(48)

- Mengkoordinasi stafnya untuk melaksanakan penjualan karcis, baik perorangan maupun rombongan; dan

- Menghitung jumlah karcis yang terjual sesuai dengan keadaan uang yang diterima dan melaporkan kepada Kepala Urusan Juru Bayar. 3. Kepala Sub-Bagian Akuntansi, tugas pokoknya adalah sebagai berikut:

a) Mengaudit keadaan keuangan kebun binatang berdasarkan laporan pembukuan untuk menentukan neraca laba – rugi;

b) Menyusun anggaran belanja tahunan kebun binatang yang telah ditetapkan oleh pengurus; dan mengelola administrasi pembayaran berbagai kewajiban pajak.

4. Kepala Sub-Bagian Pengawasan, tugas pokoknya adalah sebagai berikut: a) Memeriksa kesesuaian jumlah, jenis, kualitas dan harga barang dengan

daftar pesanan dan kwitansi yang masuk;

b) Mengawasi jalannya suatu pembangunan dan memeriksa kesesuaian jumlah barang yang disediakan dengan jumlah barang yang digunakan, memeriksa kesesuaian gambar dengan hasil pembangunan; dan

c) Melaporkan hasil pengawasan dan pemeriksaan kepada Kepala Bagian Keuangan.

Keuangan kebun binatang Medan tergolong masih sangat kurang, sehingga KBM membutuhkan dana yang cukup banyak untuk meningkatkan kualitas KBM.Pihak KBM juga cukup terbuka untuk masalah keuangannya. Hal ini disaimpaikan langsung oleh direktur utama perusahaan daerah yang terdapat dalam sebuah rapat yang dikutip dari Kompas.com Senin (12/12/2011) Putrama


(49)

Alkhairi mengatakan, setidaknya dibutuhkan anggaran senilai 50 miliar guna mewujudkan perubahan pada kebun binatang Medan menjadi lebih baik dan sejahtera dan setara dengan kebun binatang lainnya.

Melihat pernyataan bapak direktur utama perusahaan daerah tersebut dana untk KBM memang sangat dibutuhkan. Namun untuk saat ini KBM mendapatkan dana hanya dari penjualan karcis dan dana yang diberikan PEMKO Medan. Namun tidak selamanya pihak PEMKO memberikan dana untuk KBM bisa 3 atau 4 tahun sekali, itu dengan jumlah yang tidak seberapa. Sehingga dana merupakan kendala yang sedang dihadapi oleh pihak KBM (wawancara dengan bapak Suci). Untuk gaji-gaji Pegawai tidak diberitahukan secara jelas nominalnya hanya diperjelas bapak Suci sesuai dengan UMR kota Medan. Petugas harian digaji RP. 60.000/hari untuk kebersihan lingkungan KBM dan untuk kebersihan kandang hewan Rp. 100.000/hari.

3.8. Kondisi Kebun Binatang Medan

Gambar 5. Keadaan lingkungan KBM, sampah bertebaran dimana-mana Sumber. Dokumentasi pribadi


(50)

Setiap orang pasti mendambakan tempat rekreasi. Baik sekedar refresing, pengenalan alam kepada anak-anak (keluarga), mendapatkan hiburan, pemenuhan pendidikan, atau untuk mengenal lebih dekat dengan alam. Tempat rekreasi tidak ada pembatasan umur untuk menikmatinya, termasuk Kebun Binatang Medan. Namun bagi mereka yang masih balita, anak-anak, remaja harus dengan pengawasan orang yang lebih dewasa dari pada mereka. Hal tersebut untuk menjamin keselamatan setiap orang.

Kebun binatang Medan sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan, atau dari luar kota. Setiap pengunjung tidak hanya berasal dari kota Medan sendiri akan tetapi banyak juga dari luar seperti Kabanjahe, Tebing Tinggi, Deli Serdang, dan lain sebagainya. Kebanyakan dari mereka yang berkunjung dari luar Kota Medan adalah anak-anak sekolah untuk mengenal lebih dekat satwa, dan juga pemenuhan pembelajaran di sekolah mereka. Biasanya anak-anak sekolah ini diawasi oleh guru-guru mereka sendiri.

Menurut pengakuan petugas Kebun Binatang Medan perkembangan pengunjung hari demi hari semakin meningkat. yang paling rame biasanya hari libur, pekan dan hari minggu. Namun peningkatan jumlah pengunjung sendiri tidak begitu pesat, apalagi pada hari-hari biasa jumlah pengunjung bisa dihitung setiap harinya.

Saat peneliti memasuki kebun binatang banyak hal yang membuat peneliti merasa prihatin akan kondisi kebun binatang medan, yakni; dari segi kandang, binatang, toilet, bahkan lingkungan sekitar kebun binatang. Dimana kondisi Kebun Binatang sangat jauh dari kata bersih, nyaman, dan menarik. Melihat


(51)

binatang-binatang yang kotor dan seperti tidak bergairah. Selain binatang yang memprihatinkan di KBM, kandang tempat tinggal hewan-hewan juga sangat memprihatinkan, lumutan, bau, banyak kotoran yang tidak dibersihkan, berkarat, sisa makanan yang tidak dibersihkan, rumput-rumput yang semakin tinggi, sampah berserakan, ranting dan daun pohon berserakan di kandang kebun binatang. Tidak hanya itu saja ketentraman di kebun binatang masih kurang, dimana pedagang-pedagang yang berada di lokasi selalu selalu menawar-nawarkan barang dagangannya dengan cara memanggil-manggil pengunjung, Hal ini membuat pengunjung merasa kurang nyaman.

Lokasi kebun binatang yang banyak ditaburi sampah membuat keasrian Kebun Binatang Medan menjadi berkurang. Sangat berbeda dengan penjelasan bapak Surip Ginting yang mengatakan selalu membersihkan KBM ini setiap harinya. Sekalipun banyak petugas kebersihan, dan tong sampah yang terdapat di Kebun Binatang tersebut tidak menjamin kebersihan kebun binatang tersebut. Tidak hanya sampah yang berserakan di lokasi KBM, kotoran binatang pun banyak berserakan di sepanjang jalan saat kita ingin berkeliling di kebun binatang tersebut. Kotoran hewan (Kuda) bisa berserakan disekitar KBM akibat Kuda-Kuda yang disewakan kepada pengunjung untuk berkeliling kebun binatang dan juga kuda-kuda yang dilepaskan begitu saja di pekarangan KBM. Namun kotoran tersebut tidak dibersihkan oleh petugas kebersihan sendiri, membuat pengunjung yang berjalan kaki berkeliling merasa kurang nyaman karena terkadang pengunjung tidak sengaja memijak kotoran Kuda tersebut, penciuman pengunjung


(52)

juga terganggu ketika mencium kotoran-kotoran kuda tersebut. penjelasan dari Desy seorang pengunjung kebun binatang mengatakan:

“Kotoran kuda yang berserakan di sepanjang jalan ini mengurangi minat saya berkunjung di KBM ini. Karena pada saat berjalan santai mengelilingi kebun binatang mau terpijak membuat saya merasa jijik, dan juga bau kotoran tersebut sangat menyengat membuat kita harus bertutup hidung. Hal tersebut pasti mengurangi kenyamanan pengunjung lain. memang saya atau pengunjung yang lain bisa menaiki kuda berkeliling namun kotoran kuda tersebut mengurangi keseruan saat berkunjung di KBM. Akan lebih baik kita berjalan santai namun dengan kondisi jalan yang bersih dan tidak berbau kotoran hewan”.

Gambar 6 . Kotoran kuda dan sampah yang berserakan di sepanjang jalan KBM


(53)

Gambar 7. Sampah dan sisa makanan dalam kandang hewan Sumber. Dokumentasi pribadi

Dampak dari hal tersebut bisa mengurangi minat setiap pengunjung untuk berkunjung dan refresing di Kebun Binatang Medan.

Kebun Binatang Medan yang memiliki luas sekitar 30 hektar dan berlokasi di ujung pemukiman masyarakat membuat kebun binatang ini sangat asri dan tidak menganggu kehidupan masyarakat, malah sebaliknya sangat membantu masyarakat. Membantu masyarakat karena pendapatan masyarakat bisa bertambah dengan berjualan disekitar kebun binatang, dan


(54)

membuka usaha seperti bengkel, warung dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat yang berpropesi sebagai petani bisa memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk bagi tanaman pertanian mereka. Biasanya petani meminta sendiri pada petugas kebun binatang dan pihak kebun binatang akan memberikannya dengan senang hati. Karena pengelolaan sampah-sampah di kebun binatang belum memiliki perencanaan yang baik. Oleh karena itu lokasi Kebun Binatang Medan tidak mengganggu kehidupan masyarakat setempat, malah sebaliknya lokasi KBM sendiri sangat strategi, asri, dan juga jauh dari keramaian kota. Hal ini terbukti dengan ditemukannya berbagai pepohonan dan udara yang sangat sejuk saat kita berada disana.


(55)

BAB IV

RESPON PENGUNJUNG TERHADAP KBM DAN

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PIHAK KBM

4.1. Penilaian Pengunjung Terhadap Kondisi KBM

Penilaian disertai komentar yang baik merupakan guru yang sangat baik dalam memperbaiki keadaan yang salah, dan meningkatkan kualitas dari usaha yang dijalankan seperti kebun binatang. Kebun binatang yang tidak hanya sebagai tempat hiburan dan juga mendapatkan Ilmu Pengetahuan, juga dapat

meningkatkan pembangunan ekonomi negara dan masyarakat jika dijadikan sebagai objek wisata yang diminati banyak orang maupun pengunjung, selain itu KBM juga dapat memelihara kelestarian hewan-hewan yang dimiliki Indonesia.

Dengan adanya pengunjung, pendapatan suatu negara dan masyarakat akan bertambah serta dapat memenuhi kebutuhan binatang yang ada di kebun binatang


(56)

Surabaya, tentunya dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. KBM dapat memanfaatkan situasi ini untuk menarik perhatian pengunjung. Kenyamanan pengunjung merupakan salah satu hal yang tetap harus dijaga pihak kebun binatang Medan.

Oleh karena itu pengunjung sangat berdampak bagi perkembangan KBM khususnya binatang itu sendiri, karena pembayaran tiket yang diberikan pengunjung diperuntukkan oleh pihak KBM memenuhi kebutuhan hewan yakni; makanan hewan, uang kebersihan KBM, dan perawatan hewan tersebut. Jumlah pengunjung yang tidak seberapa sangat berdampak pada Kebun Binatang Medan.

Oleh sebab itu pihak KBM harus memenuhi kebutuhan setiap pengunjung. Hal tersebut untuk meningkatkan kepuasan pengunjung pada kebun binatang. Kebutuhan pengunjung berupa: kebersihan, kenyamanan, fasilitas yang disediakan untuk pengunjung, binatang-binatang yang sehat, keramahan petugas KBM, tiket masuk yang terjangkau, serta ketentraman saat mereka berada di lokasi KBM.

Pada saat melakukan wawancara dengan pengunjung di kebun binatang Medan (lokasi penelitian), berbagai jawaban dapat dikumpulkan oleh peneliti. Salah satu informan peneliti (Ibu April Simatupang) mengatakan:

“Saya baru pertama sekali berkunjung di kebun binatang ini,karena saya orang pindahan dari Sintar dan sekarang tinggal di daerah Amplas. Kunjungan saya kali ini sangat mengecewakan. Kenapa saya bilang seperti itu, kebun binatang ini tidak memiliki kebersihan sedikitpun. Sampah ada dimana-mana bahkan di kandang-kandang binatang banyak sampah. Bahkan untuk mendekati kandang anak saya tidak mau, karena bau tak sedap kotoran, dan sisa-sisa makan hewan yang berserakan di dalam kandang. Memang KBM ini sangat luas dan sangat sejuk karena banyaknya pepohonan, masalahnya hanya pada kebersihan kebun


(57)

binatang yang kurang. Berbeda dengan kebun binatang Siantar yang sangat bersih dibandingkan KBM sekalipun kebun binatang Siantar jauh lebih sempit dari pada kebun binatang ini, tapi saya sendiri jauh lebih puas berkunjung di Siantar.”

Informan lainnya yaitu seorang mahasiswi (Lia) UNPRI Medan yang sedang berkunjung pada hari Minggu di kebun binatang, Lia mengatakan:

“ Saya seorang pendatang di kota Medan ini, dan ini hari pertama saya berkunjung di Kebun Binatang Medan. Menurut saya kebun binatang ini sangat sejuk dan saya tidak kecewa datang kesini. Banyak permainan yang bisa saya dan teman saya nikmati seperti flying fox, naik gajah, naik delman. Hal ini menambah keseruan kami menghabiskan hari libur ini. Masalah kebersihan kebun binatang memang masih kurang dimana saya masih sering menjumpai sampah yang berserakan namun menurut saya ini hal biasa di Indonesia. Sehingga saya tidak kaget akan hal tersebut. “

Hasil wawancara antara kedua pengunjung yang berbeda dapat disimpulkan, kebun binatang Medan memang masih kurang dari segi kebersihan. Dan melalui hasil pengamatan yang dilakukan peneliti memang pada hari Minggu kondisi KBM sedikit lebih bersih dibandingkan hari Rabu, karena jumlah pengunjung di hari minggu jauh lebih banyak dibandingkan hari Rabu, hal ini membuat seluruh petugas melakukan pembersihan untuk hari tersebut dan petugas-petugas banyak yang hadir pada hari Minggu. Sedangkan pada hari biasa masih ada petugas yang tidak menjalankan kewajibannya. Hal ini menyebabkan pada hari biasa banyak kita jumpai sampah yang berserakan di kebun binatang Medan.

4.2. Respon Pengunjung Terhadap Binatang-Binatang Yang Terdapat di KBM

Disebut kebun binatang karena banyaknya binatang dengan berbagai jenis yang bisa kita temukan di kebun tersebut. melalui kebun binatang ini kita bisa


(58)

melihat berbagai jenis hewan mulai dari hewan yang jinak sampai hewan buas. Banyak hal yang bisa didapatkan dari kebun binatang. Kita bisa lebih dekat mengenal alam tanpa perlu capek-capek pergi kehutan menyaksikan binatang-binatang dengan keunikan yang dimiliki binatang-binatang-binatang-binatang tersebut. Di kebun binatang kita bisa terhibur akan tingkah lucu yang dibuat para binatang, seperti Orang Utan yang berlaku seperti manusia, memarahi anaknya, menyuapi anaknya, bahkan mengendong anaknya, apalagi saat menyaksikan keindahan ekor burung merak saat di kembangkan. Ke indahan yang dimiliki binatang tersebut bisa kita saksikan dengan jarak hanya beberapa meter saja saat kita berada di KBM.

Keindahan dan keunikan yang dimiliki binatang tersebut akan terus bertahan jika hewan-hewan sehat dan terawat. Namun banyak pengunjung yang merasa kasihan terhadap binatang-binatang di KBM, seperti Ibu Ros mengatakan;

“Saya merasa prihatin melihat hewan-hewan ini terutama Monyet dan berbagai jenis Unggas. Kondisi hewan tersebut terlihat kurang bergairah atau bersemangat saat kita mendekati mereka. Buluh dari Unggas dan monyet tersebut terlihat kotor seperti jarang mandi. Bahkan terlihat seperti berlumut. Padahal saya datang ke KBM ini ingin melihat keramahan dan keunikan dari masing-masing binatang. Namun pada kenyataannya saya merasa sedih melihat

hewan-hewan tersebut. belum lagi kandangnya yang kurang bersih, bau dan mulai berkarat, membuat saya berpikiran hewan-hewan tersebut kurang diperhatikan oleh pihak KBM sendiri.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya binatang-binatang di KBM memang sangat memprihatinkan sebagian hewan seperti dalam kondisi sakit, sebagian tidak terawat, kulit binatang yang


(59)

seperti tidak terurus membuat tidak menarik untuk dilihat. Hal tersebut membuat para pengunjung merasa sedih dan miris akan kondisi binatang yang berada di KBM.

Gambar 8. Hewan dengan tempat minum yang bercampur kotoran Sumber. Dokumentasi pribadi


(60)

Gambar 9. Kondisi hewan yang lemas dalam kandang yang kotor Sumber. Dokumentasi pribadi

Mengenai keprihatinan terhadap kondisi kebun binatang Medan sudah pernah ditulisoleh sejumlah harian surat kabar terbitan Medan dan Harian Kompas dengan judul:

“Unggas Kebun Binatang Medan Belum Diperiksa”, Kompas, 22 September 2005, “Kebun Binatang Medan Gersang” Kompas, 30 September 2005, “Kebun Binatang Medan Mirip Tempat Penyiksaan Satwa”, Kompas, 18 April 2005, “Lokasi Kebun Binatang Pindah, Pengunjung Anjlok”, Kompas, 7 November 2005.

Harapan dari setiap informan sebagai warga Medan semoga kedepannya pemerintah kota Medan lebih baik lagi dalam mengelola kebun binatang Medan.

4.3. Program Kerja Pihak KBM

Untuk meningkatkan kemampuan dan mencapai visi, misi dan fungsi kebun binatang, diperlukan penyusunan program kerja yang meliputi:

1) Program kerja pendidikan konservasi ex-situ; 2) Program kerja penelitian;


(61)

3) Program kerja pendidikan masyarakat; dan

4) Program kerja usaha jasa rekreasi, yang terdiri atas: a) Pemasaran;

b) Promosi; dan c) Penggalian dana.

Belakangan ini pihak KBM telah membuat program green and clean, program tersebut dilakukan karena banyak nya kritikan dari berbagai pihak baik dari LSM maupun pengunjung akan kurangnya kebersihan di KBM. Program tersebut masih berjalan sekitar 20% dalam beberapa bulan terakhir ini

4.3.1. Kendala Yang Dihadapi Pihak KBM

Dalam menjalankan suatu pekerjaan pasti ada resiko ataupun kendala yang dihadapi. Dalam hal ini pihak Kebun Binatang Medan memiliki kendala yang perlu diperhatikan dan ditangani sebagai dampak berkurangnya keasrian kebun binatang sendiri, menurut pengakuan petugas KBM beberapa kendala yang mereka hadapi adalah :

1. Modal

Modal merupakan sesuatu yang sangat penting dalam memulai suatu usaha apalagi untuk kebun binatang sendiri modal merupakan hal yang paling utama. Modal ini diperuntukkan demi kelangsungan hidup binatang-binatang sendiri supaya kelestariannya tetap terjamin. Menurut Bapak Suci petugas KBM selaku dokter hewan; sejauh ini kendala yang paling utama yang kami hadapi adalah modal. Sekalipun pihak PEMKO Medan masih memberikan bantuan namun itu belum cukup karena selain bantuan yang di beri tidak begitu besar, bantuan dari


(1)

vii 6. Research Etnografi “Hari Deepavali Bagi Orang Tamil di Kota Medan”

Antropologi FISIP USU (2013)

7. Research Etnografi “Transaksi Jual- Beli di Pasar Seikambing, Medan” Antropologi Sosial FISIP USU (2013)

8. Research Etnografi “Budidaya tanaman kopi di Desa Sumbul, Dairi (2013) 9. Magang Selama 2 bulan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusaka

Indonesia

10.Mengikuti pelatihan PRB (penanggulangan rawan bencana) yang di lakukan OXFAM di yayasan KKSP Medan.


(2)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut penulis telah menyusun sebuah skripsi dengan judul Kebersihan Kebun Binatang Medan Sebagai Daya Tarik Wisata.

Ketertarikan untuk menulis tentang Kebersihan Kebun Binatang Medan Sebagai Daya Tarik Wisata karena penulis melihat bahwa sangat penting untuk untuk tetap menjaga kelestarian hewan-hewan yang juga dapat membantu masyarakat meningkatkan ilmu pengetahuannya dan meningkatkan pembangunan dan pendapatan negara. Hal lain yang membuat ketertarikan penulis melihat dengan adanya kebun binatang ini bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat untuk mengetahui jenis-jenis binatang yang ada di KBM tersebut serta sebagai tempat wisata untuk membantu masyarakat mengenal lebih dekat dengan alam juga sebagai tempat hiburan bagi masyarakat.

Dalam skripsi ini penulis melihat bagaimana kondisi kebun binatang Medan, apa respon pengunjung dan kendala yang dihadapi oleh pihak KBM. Dengan demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang KBM sebagai daya tarik wisata dalam meningkatkan pembangunan negara serta kelestarian hewan-hewan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan, materi dan pengalaman. Oleh karena itu dengan rendah hati, penulis menerima segala saran-saran, masukan dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, April 2016 Penulis


(3)

ix DARTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL . ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Tinjauan Pustaka ... 7

1.3 Rumusan Masalah ... 19

1.4 Tujuan dan Manfaat ... 19

1.5 Metode Penelitian ... 20

1.6 Studi Kepustakaan ... 24

1.7 Pengalaman Penelitian ... 24

1.8 Analisis Data ... 31

BAB II. GAMBARAN KEBUN BINATANG MEDAN ... 32

2.1 Letak Geografis Medan ... 32

2.2 Komposisi Penduduk Medan ... 32

2.3 Kebun Binatang di Indonesia ... 33

2.4 Kebun Binatang Medan ... 34

2.5 Ketentuan Larangan Kebun Binatang Medan ... 35

2.5.1 Pembinaan dan Evaluasi ... 36

2.5.2 Perolehan Tumbuhan dan Satwa Liar untuk Lembaga Konservasi ... 36

2.5.3 Hapusnya Izin Lembaga Konservasi ... 37

2.5.4 Larangan Dari Pihak Kebun Binatang Medan ... 38

BAB III. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS TERHADAP KEBERSIHAN KEBUN BINATANG MEDAN ... 41

3.1 Fungsi Kebun Binatang Medan ... 41

3.2 Manfaat Kebun Binatang Medan ... 41

3.3 Tujuan Kebun Binatang Medan ... 42

3.4 Petugas Kebersihan Kebun Binatang Medan ... 43

3.5 Landasan Peraturan Kebun Binatang Medan ... 55

3.5.1 Peraturan Perundang-undangan ... 55

3.5.2 Etika Pengelolaan KBM ... 56

3.5.3 Pengelolaan Koleksi Satwa ... 57

3.5.4 Pengembangbiakan Satwa ... 59


(4)

3.6.2 Pencatatan dan Pelaporan ... 61

3.7 Struktur Organisasi dan Tugas-Tugas Pokok Pihak Kebun Binatang Medan ... 62

3.8 Kondisi Kebun Binatang Medan ... 79

BAB IV. RESPON PENGUNJUNG TERHADAP KBM DAN KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI PIHAK KBM ... 85

4.1 Penilaian Pengunjung Terhadap Kondisi KBM ... 85

4.2 Respon Pengunjung Terhadap Binatang-Binatang Yang Terdapat di KBM ... 87

4.3 Program Kerja Pihak KBM ... 90

4.3.1 Kendala Yang Dihadapi Pihak KBM ... 91

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 103 LAMPIRAN


(5)

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel : Petugas Kebersihan Hewan dan Kandang ... 46 Tabel 2 : Petugas Kebersihan Pekarangan ... 48