Efektivitas Ekstrak Dan Tepung Daun Kayu Manis Sebagai Pencegahan Infeksi Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Patin Pangasianodon Hypophthalmus
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAN TEPUNG DAUN KAYU
MANIS SEBAGAI PENCEGAH INFEKSI Aeromonas hydrophila
PADA IKAN PATIN Pangasianodon hypophthalmus
ERNI SUSANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Efektivitas Ekstrak dan
Tepung Daun Kayu Manis sebagai Pencegah Infeksi Aeromonas hydrophila pada
Ikan Patin Pangasianodon hypophthalmus adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2016
Erni Susanti
NIM C151130251
RINGKASAN
ERNI SUSANTI. Efektivitas Ekstrak dan Tepung Daun Kayu Manis sebagai
Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Patin Pangasianodon
hypophthalmus. Dibimbing oleh DINAMELLA WAHJUNINGRUM, SRI
NURYATI dan MIA SETIAWATI.
Ikan patin Pangasianodon hypophthalamus termasuk komoditas yang
banyak dibudidayakan secara intensif. Budidaya ikan patin ini dihadapkan pada
kendala penyakit MAS (motile aeromonad septicaemia) yang disebabkan oleh
Aeromonas hydrophila. Upaya pencegahan penyakit merupakan langkah yang
tepat dalam penangggulangan terjadinya penyakit. Salah satu upaya pencegahan
penyakit adalah dengan pemberian vaksin, namun vaksin kurang efektif jika
digunakan untuk pencegahan infeksi A. hydrophila karena tingginya heterogenitas
pada bakteri tersebut dan sifatnya yang spesifik pada agen patogen tertentu. Selain
itu harga vaksin komersial relatif mahal. Pemberian suatu bahan alami yang
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu jika dikonsumsi merupakan
salah satu alternatif untuk pencegahan penyakit akibat infeksi A. hydrophila. Daun
kayu manis merupakan salah satu tanaman obat yang berfungsi sebagai antibakteri.
Senyawa aktif yang terkandung dalam daun kayu manis yaitu alkaloid, flavonoid,
fenolik hidrokuinon, saponin dan tanin yang dapat menghambat aktivitas bakteri.
Pengujian daun kayu manis dalam bentuk ekstrak dan tepung perlu di teliti untuk
menguji keefektifan di antara kedua bentuk tersebut dalam meningkatkan sistem
imun ikan patin dan menghambat virulensi patogen A. hydrophila terhadap ikan
patin. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas ekstrak dan tepung daun
kayu manis dalam pakan sebagai upaya pencegah infeksi bakteri A. hydrophila
pada ikan patin Pangasianodon hypophthalmus.
Penelitian ini terdiri atas uji in vitro dan uji in vivo. Persiapan uji meliputi
penyediaan bakteri uji, penentuan LD50, pembuatan tepung dan ekstrak daun kayu
manis, persiapan pakan, persiapan wadah dan persiapan ikan uji. Perlakuan uji in
vitro meliputi uji zona hambat ekstrak daun kayu manis dan uji kultur bersama
tepung daun kayu manis dengan masing-masing dosis yaitu 0,1, 0,5, 1 dan 1,5%.
Perlakuan uji in vivo terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu pemberian
ekstrak daun kayu manis 1% serta diinjeksi bakteri A. hydrophila, pemberian
tepung daun kayu manis 0,5% serta diinjeksi bakteri A. hydrophila, kontrol positif
(pemberian pakan tanpa penambahan bahan uji serta diinjeksi bakteri A.
hydrophila), kontrol negatif (pemberian pakan tanpa penambahan bahan uji serta
diinjeksi phosphat buffer saline (PBS). Uji ini dilakukan pada ikan patin ukuran
5,8±0,21 g yang dipelihara di akuarium ukuran 60×30×30 m3 dengan kepadatan
10 ekor/akuarium. Ikan uji diberi pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Selanjutnya ikan dipelihara selama 14 hari dan pada hari ke-14 semua perlakuan
kecuali kontrol positif (K+) diinfeksi dengan bakteri A. hydrophila dan kontrol
negatif (K-) diinfeksi dengan PBS. Setelah injeksi bakteri ikan dipelihara selama
14 hari. Parameter yang diamati adalah jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan
harian, efisiensi pakan, kualitas air dan gambaran darah (hemoglobin, hematokrit,
total eritrosit, total leukosit) dan respiratory burst diukur pada hari ke-2 sebelum
injeksi bakteri (H-2), hari ke-2 setelah diinjeksi bakteri (H+2), hari ke-6 setelah
diinjeksi bakteri (H+6) dan hari ke-13 setelah diinjeksi bakteri (H+13).
Kelangsungan hidup diukur setiap hari saat perlakuan uji. Kualitas air selama
perlakuan berada pada kisaran optimum yaitu suhu 28-32oC, pH 7,50-8,00,
oksigen terlarut 6,13-7,93 mg/L dan nilai amonia 0,03-0,94 mg/L.
Hasil uji in vitro menunjukkan dosis 0.5% ekstrak daun kayu manis
merupakan hasil terbaik ditandai dengan luasnya zona bening dan semakin luas
zona bening disekitar paper disk menunjukkan semakin besar daya antibakterinya.
Sedangkan untuk tepung daun kayu manis dosis terbaik adalah 1% yaitu ditandai
dengan jumlah koloni yang tumbuh dan semakin sedikit jumlah koloninya
menunjukkan sifat antibakteri kuat. Dosis dari hasil uji in vitro digunakan sebagai
dasar untuk dicampur ke dalam pakan yaitu ekstrak sebanyak 0,5% dan tepung
sebanyak 1%. Perlakuan penambahan ekstrak daun kayu manis, tepung daun kayu
manis dan kontrol yang dipelihara selama 14 hari sebelum uji tantang mengalami
peningkatan bobot dari bobot awal ikan. Jumlah konsumsi pakan (JKP) pada ikan
yang diberi penambahan ekstrak dan tepung daun kayu manis menurun dibanding
dengan kontrol (p0,05) sehingga pemanfaatan pakan pada ikan
yang diberi ekstrak dan tepung daun kayu manis lebih efisien (p
MANIS SEBAGAI PENCEGAH INFEKSI Aeromonas hydrophila
PADA IKAN PATIN Pangasianodon hypophthalmus
ERNI SUSANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Efektivitas Ekstrak dan
Tepung Daun Kayu Manis sebagai Pencegah Infeksi Aeromonas hydrophila pada
Ikan Patin Pangasianodon hypophthalmus adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, November 2016
Erni Susanti
NIM C151130251
RINGKASAN
ERNI SUSANTI. Efektivitas Ekstrak dan Tepung Daun Kayu Manis sebagai
Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Patin Pangasianodon
hypophthalmus. Dibimbing oleh DINAMELLA WAHJUNINGRUM, SRI
NURYATI dan MIA SETIAWATI.
Ikan patin Pangasianodon hypophthalamus termasuk komoditas yang
banyak dibudidayakan secara intensif. Budidaya ikan patin ini dihadapkan pada
kendala penyakit MAS (motile aeromonad septicaemia) yang disebabkan oleh
Aeromonas hydrophila. Upaya pencegahan penyakit merupakan langkah yang
tepat dalam penangggulangan terjadinya penyakit. Salah satu upaya pencegahan
penyakit adalah dengan pemberian vaksin, namun vaksin kurang efektif jika
digunakan untuk pencegahan infeksi A. hydrophila karena tingginya heterogenitas
pada bakteri tersebut dan sifatnya yang spesifik pada agen patogen tertentu. Selain
itu harga vaksin komersial relatif mahal. Pemberian suatu bahan alami yang
ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu jika dikonsumsi merupakan
salah satu alternatif untuk pencegahan penyakit akibat infeksi A. hydrophila. Daun
kayu manis merupakan salah satu tanaman obat yang berfungsi sebagai antibakteri.
Senyawa aktif yang terkandung dalam daun kayu manis yaitu alkaloid, flavonoid,
fenolik hidrokuinon, saponin dan tanin yang dapat menghambat aktivitas bakteri.
Pengujian daun kayu manis dalam bentuk ekstrak dan tepung perlu di teliti untuk
menguji keefektifan di antara kedua bentuk tersebut dalam meningkatkan sistem
imun ikan patin dan menghambat virulensi patogen A. hydrophila terhadap ikan
patin. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas ekstrak dan tepung daun
kayu manis dalam pakan sebagai upaya pencegah infeksi bakteri A. hydrophila
pada ikan patin Pangasianodon hypophthalmus.
Penelitian ini terdiri atas uji in vitro dan uji in vivo. Persiapan uji meliputi
penyediaan bakteri uji, penentuan LD50, pembuatan tepung dan ekstrak daun kayu
manis, persiapan pakan, persiapan wadah dan persiapan ikan uji. Perlakuan uji in
vitro meliputi uji zona hambat ekstrak daun kayu manis dan uji kultur bersama
tepung daun kayu manis dengan masing-masing dosis yaitu 0,1, 0,5, 1 dan 1,5%.
Perlakuan uji in vivo terdiri atas 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu pemberian
ekstrak daun kayu manis 1% serta diinjeksi bakteri A. hydrophila, pemberian
tepung daun kayu manis 0,5% serta diinjeksi bakteri A. hydrophila, kontrol positif
(pemberian pakan tanpa penambahan bahan uji serta diinjeksi bakteri A.
hydrophila), kontrol negatif (pemberian pakan tanpa penambahan bahan uji serta
diinjeksi phosphat buffer saline (PBS). Uji ini dilakukan pada ikan patin ukuran
5,8±0,21 g yang dipelihara di akuarium ukuran 60×30×30 m3 dengan kepadatan
10 ekor/akuarium. Ikan uji diberi pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore.
Selanjutnya ikan dipelihara selama 14 hari dan pada hari ke-14 semua perlakuan
kecuali kontrol positif (K+) diinfeksi dengan bakteri A. hydrophila dan kontrol
negatif (K-) diinfeksi dengan PBS. Setelah injeksi bakteri ikan dipelihara selama
14 hari. Parameter yang diamati adalah jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan
harian, efisiensi pakan, kualitas air dan gambaran darah (hemoglobin, hematokrit,
total eritrosit, total leukosit) dan respiratory burst diukur pada hari ke-2 sebelum
injeksi bakteri (H-2), hari ke-2 setelah diinjeksi bakteri (H+2), hari ke-6 setelah
diinjeksi bakteri (H+6) dan hari ke-13 setelah diinjeksi bakteri (H+13).
Kelangsungan hidup diukur setiap hari saat perlakuan uji. Kualitas air selama
perlakuan berada pada kisaran optimum yaitu suhu 28-32oC, pH 7,50-8,00,
oksigen terlarut 6,13-7,93 mg/L dan nilai amonia 0,03-0,94 mg/L.
Hasil uji in vitro menunjukkan dosis 0.5% ekstrak daun kayu manis
merupakan hasil terbaik ditandai dengan luasnya zona bening dan semakin luas
zona bening disekitar paper disk menunjukkan semakin besar daya antibakterinya.
Sedangkan untuk tepung daun kayu manis dosis terbaik adalah 1% yaitu ditandai
dengan jumlah koloni yang tumbuh dan semakin sedikit jumlah koloninya
menunjukkan sifat antibakteri kuat. Dosis dari hasil uji in vitro digunakan sebagai
dasar untuk dicampur ke dalam pakan yaitu ekstrak sebanyak 0,5% dan tepung
sebanyak 1%. Perlakuan penambahan ekstrak daun kayu manis, tepung daun kayu
manis dan kontrol yang dipelihara selama 14 hari sebelum uji tantang mengalami
peningkatan bobot dari bobot awal ikan. Jumlah konsumsi pakan (JKP) pada ikan
yang diberi penambahan ekstrak dan tepung daun kayu manis menurun dibanding
dengan kontrol (p0,05) sehingga pemanfaatan pakan pada ikan
yang diberi ekstrak dan tepung daun kayu manis lebih efisien (p