LKP : Rancang Bangun Sistem Informasi Pencocokan Jumlah Bahan Baku Dengan Finished Goods Pada PT. Bioli Lestari.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

PENCOCOKAN JUMLAH BAHAN BAKU DENGAN

FINISHED GOODS PADA PT. BIOLI LESTARI

KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

VITO GANESHA PUTRA 11410100023

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014


(2)

XI DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 2

1.4 Tujuan ... 2

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI ... 6

2.1 Sejarah PT. Bioli Lestari ... 6

2.2 Struktur Organisasi ... 7

BAB III. LANDASAN TEORI ... 10


(3)

XII

3.1.3 Sistem Informasi ... 12

3.1.4 Analisa dan Perancangan Sistem ... 12

3.1.5 Konsep Basis Data ... 18

3.1.6 Sistem Basis Data ... 18

3.1.7 Database ... 19

3.1.8 Interaksi Manusia Dan Komputer ... 19

BAB IV. DESKRIPSI PEKERJAAN ... 21

4.1 Menganalisis Sistem ... 22

4.1.1 Document Flow ... 23

4.1.2 System Flow... 26

4.1.3 Hirarki Input Proses Output(HIPO) ... 29

4.1.4 Data Flow Diagram ... 30

4.2 Merancang Database ... 34

4.2.1 Conceptual Data Model ... 34

4.2.2 Physical Data Model……… 35

4.2.3 Struktur Basis Data………... ... 36

4.2.4 Desain Input/Output ... 37


(4)

XIII

4.3.1 Kebutuhan Sistem ... 44

4.4 Penjelasan Pemakaian Aplikasi ... 44

BAB V. Kesimpulan ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(5)

XIV

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bioli Lestari ... 7

Gambar 4.1 Dokumen Flow Pencatatan Produksi ... 24

Gambar 4.2 Dokumen Flow Perhitungan Selisih Barang ... 25

Gambar 4.3 Sistem Flow Pencatatan Produksi ... 27

Gambar 4.4 Sistem Flow Selisih Produksi ... 28

Gambar 4.5 Hirarki Input Proses Output (HIPO) ... 29

Gambar 4.6 Context Diagram ... 30

Gambar 4.7 DFD Level 0 Sustem Pencocokan jumlah barang ... 31

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses Pencatatan Produksi ... 32

Gambar 4.9 DFD Level 1 Proses Perhitungan Selisih Produksi ... 33

Gambar 4.10 Conceptual Data Model ... 34

Gambar 4.11 Physical Data Model ... 35

Gambar 4.12 Form Login ... 37

Gambar 4.13 Menu Utama ... 38

Gambar 4.14 Form Produksi ... 39


(6)

XV

Gambar 4.16 Form Tambah Pengguna ... 41

Gambar 4.17 Form Perhitungan Selisih ... 42

Gambar 4.18 Hasil Cetak ... 43

Gambar 4.19 Form Login ... 45

Gambar 4.20 Massage Box Gagal Login ... 46

Gambar 4.21 Form Menu Utama ... 46

Gambar 4.22 Form Input Data Produksi ... 48

Gambar 4.23 Tambah Pengguna ... 50

Gambar 4.24 Form Pencarian Data Produksi ... 51


(7)

XVI

Tabel 3.1 Simbol Data Flow Diagram (DFD) ... 15

Tabel 3.2 Simbol Sysflow ... 17

Tabel 4.1 Tabel Data Produksi ... 36


(8)

vi ABSTRAK

PT. Bioli Lestari adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri sejak Mei 1996 dan berlokasi di Gunung Anyar Tambak Kav. 115-121 Surabaya. Dimana perusahaan ini memproduksi sejumlah sparepart yang khusus digunakan untuk mobil dan motor. Setiap jamnya PT. Bioli Lestari dapat menghasilkan 500 kilogram produk yang dapat dipasarkan secara langsung dimana setiap produk dilaporkan secara manual dengan dokumen yang dicetak tiap bulannya, akan tetapi hal tersebut menjadi sebuah celah dimana pelaporan yang dihasilkan hanya barang yang sudah jadi sedangkan barang yang rusak(Avala) dilaporkan setelah pengecekan ulang dilaksanakan. Pemilik perusahaan menginginkan sebuah sistem informasi yang dapat melaporkan secara langsung jumlah bahan baku dengan finished goods sehingga terciptanya transparansi sistem yang ada di dalam perusahaan.

Pada perancangan sistem dan aplikasinya ada beberapa hal yang perlu dibatasi antara lain tidak membahas penjualan dan pembelian. Sistem ini dikhususkan untuk mengecek jumlah bahan baku dan finished goods yang ada. Yang kemudian dilaporkan dalam bentuk dokumen yang siap dicetak tiap bulannya.


(9)

1

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

PT. Bioli Lestari adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri sejak Mei 1996 dan berlokasi di Gunung Anyar Tambak Kav. 115-121 Surabaya. Dimana perusahaan ini memproduksi sejumlah sparepart yang khusus digunakan untuk mobil dan motor. Setiap jamnya PT. Bioli Lestari dapat menghasilkan 500 kilogram produk yang dapat dipasarkan secara langsung dimana setiap produk dilporkan secara manual dengan dokumen yang dicetak tiap bulannya akan tetapi hal tersebut menjadi sebuah celah yang dapat merugikan pihak perusahaan dimana pelaporan yang dihasilkan hanya barang yang sudah jadi sedangkan barang yang rusak(Avala) dilaporkan setelah pengecekan ulang dilaksanakan. Sehingga sering adanya pelaporan yang tidak sesuai dengan kondisi produksi yang ada pada perusahaan dimana pengecekan barang rusak sering dicek bedasarkan jumlah barang jadi sehingga keakuratan jumlah barang rusak sering diragukan.

Bedasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan sebuah aplikasi yang digunakan untuk mengecek jumlah bahan baku hingga jumlah barang jadi pada perusahaan aplikasi ini digunakan untuk menghitung secara langsung bagaimana kondisi barang yang ada pada proses produksi di setiap finished goods yang ada. Dan juga dikarenakan banyaknya jumlah data yang akan tersimpan maka diperlukan sebuah database yang terintegrasi dengan baik sehingga dapat mendukung kinerja pelaporan yang berlangsung pada perusahaan.


(10)

2

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalahnya adalah bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pencocokan finished goods dengan bahan baku pada PT.Bioli Lestari?

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka batasan masalahnya adalah: 1. Sistem ini dibuat berdasarkan permasalahan yang terjadi pada bagian

produksi PT. Bioli Lestari.

2. Permasalahan yang dibahas dalam sistem ini yaitu: a. Pelaporan jumlah avala pada tiap unit produksi

b. Pelaporan jumlah finished goods pada proses produksi

3. Program aplikasi hanya bekerja pada 1 komputer karena computer di PT. Bioli Lestari belum terkoneksi LAN atau jaringan internet.

4. Laporan hanya terbatas pada pencatatan jumlah avala dan finished goods

beserta laporannya. 1.4Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada sebagaimana tersebut diatas akan dibuat sebuah sistem rancang bangun sistem informasi pencocokan jumlah bahan baku dengan finished goods pada PT. Bioli Lestari.


(11)

1.5Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam pembuatan aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manager

Manager adalah orang yang melakukan pengambilan keputusan pada bidang produksi. Adapun keuntungan sistem informasi pencocokan jumlah barang yang dikembangkan bagi bagian PT. Bioli Lestari adalah sebagai berikut:

a. Membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam perusahaan.

b. Membantu menjaga keakuratan jumlah barang. 2. Bagian Produksi

Bagian produksi merupakan orang yang ditugaskan untuk mencatat jumlah dan kondisi barang yang akan dilaporkan. Adapun keuntungan sistem informasi pencocokan jumlah barang yang dikembangkan bagi bagian produksi adalah sebagai berikut:

a. Membantu mencatat jumlah barang jadi. b. Mengetahui jumlah avala.


(12)

4

1.6Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan di dalam memahami persoalan dan pembahasannya, maka penulisan Kerja Praktek ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, inti dari permasalahan yang disebutkan pada perumusan masalah, pembatasan masalah yang menjelaskan batasan dari sistem yang dibuat sehingga tidak keluar dari ketentuan yang ditetapkan. Tujuan dari hasil kerja praktek diharapankan akan dicapai keuntungan sistem bagi PT. Bioli Lestari. BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum PT. Bioli Lestari yang menguraiakan gambaran umum perusahaan seperti lokasi perusahaan, keadaan, kondisi, situasi, sejarah berdirinya dan struktur organisasi PT.Bioli Lestari.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan secara singkat teori-teori yang berhubungan dengan kerja praktek yang meliputi konsep sistem informasi, manajemen produksi dan juga laporan produksi.

BAB IV : DESKRIPSI PEKERJAAN

Bab ini menjelaskan mengenai perancangan sistem yang terdiri atas penjelasan dan identifikasi permasalahan, desain sistem, struktur tabel

database dan desain rancang antarmuka aplikasi sistem informasi pencocokan jumlah bahan baku dengan finished goods pada PT. Bioli Lestari.


(13)

BAB V: KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan sistem di waktu mendatang.


(14)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Bioli Lestari

PT. Bioli Lestari merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang berdiri sejak Mei 1996 dan berlokasi di Gunung Anyar Tambak Kav. 115-121 Surabaya. Pada awal mula berdiri dengan jumlah karyawan 27 orang. Fokus perusahaan ini adalah pada produksi boring sepeda motor. Saat ini dengan jumlah karyawan yang telah mencapai 268 orang perusahaan ini sudah memproduksi berbagai macam sparepart

kendaraan bermotor dan sedang mengembangkan pada peralatan pertanian dan diesel. Pada tahun 2011 ini PT. Bioli Lestari berencana akan memulai produksi pompa air rumah tangga. Perusahaan ini memproduksi sparepart dengan menggunakan mesin CNC baru merk MORI SEIKI, dari Jepang dan di dukung dengan adanya Pengecoran (Foundry) sendiri dengan kapasitas saat ini 120 ton per bulan, dan dengan dapur listrik yang mampu menghasilkan 500 kg persetengah jamnya, sehingga mampu memenuhi keinginan pasar dalam bidang yang di jalankan sekarang dengan kualitas terbaik. Wilayah pemasaran perusahaan ini adalah seluruh indonesia, meliputi Jawa, NTT, NTB, Bali, Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku dan Papua. Produk yang di hasilkan antara lain: boring sepeda motor, boring mobil,

guide valve, drat busi, valve seat sepeda motor, bosh kopling, sok tromol, sok kopling ganda, dan as pompa untuk pertanian.


(15)

Bagi PT. Bioli Lestari, kualitas produk bukanlah tanpa makna, melainkan mempunyai makna yang besar, karena kualitas produk merupakan rangkain dari kreativitas, idealisme, kerja keras, kebersamaan, dan do'a. Oleh karena itu PT. Bioli Lestari selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dan inovatif di bidang cylinder liner dan sparepart.

2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bioli Lestari

Berikut ini dijabarkan secara garis besar pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing anggota struktur di perusahaan:


(16)

8

a. Direktur

Melakukan evaluasi setiap periode dan merencanakan setiap kebijakan untuk perusahaan serta memberikan wewenang kepada masing-masing kepala bagian untuk melakukan kegiatan sesuai divisinya

b. Presiden Komisaris

Melakukan monitoring setiap devisi dan mengkontrol bahwa setiap divisi telah melakukan kegiatannya dengan benar, serta memberikan saran kepada manager

apabila terdapat masalah. c. Kepala Keuangan

Membuat semua laporan keuangan, dimana setiap laporan dilaporkan secara sistematis dan procedural.

d. Kepala Marketing

Menyusun strategi marketing dengan baik agar produk bersaing dalam pasar, dan juga menggunakan setiap strategi yang ada untuk perkembangan perusahaan. e. Kepala Pembelian

Melakukan approval transaksi pembelian bahan-bahan dan inventory yang dibutuhkan perusahaan.


(17)

f. Kepala HRD

Menangani masalah perekrutan karyawan dan pegawai yang ada di dalam perusahaan.

g. Kepala Produksi

Menangani setiap kegiatan produksi dengan menyesuaikan proses produksi dengan jumlah pemesanan yang ada.

h. Staff

Melakukan pekerjaan yang diberikan masing-masing kepala divisi dengan baik dan benar


(18)

10 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Konsep Dasar Produksi

Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill. Dari pengertian tentang definisi produksi diatas, maka dapat diartikan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Di satu sisi sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian seorang manajer perlu merencanakan dan menghitung dengan cermat mutu dan kuantitas produk yang diproduksi dan dipasarkan, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Luas produksi adalah jumlah atau volume produksi yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Luas produksi yang terlalu besar dapat berakibat pengeluaran biaya yang terlalu besar, pemakaian bahan baku yang besar pula dan akhirnya memberikan akibat akan merosotnya harga jual. Sedangkan luas produksi yang terlalu kecil mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi permintaan pasar atau


(19)

pelanggan, sehingga pelanggan tersebut pindah ke produk perusahaan lain yang menjadi pesaing perusahaan tersebut.

3.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian- kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasarinformasi untuk pengambilan keputusan.

3.1.2 Sistem

Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya.


(20)

12

3.1.3 Sistem Informasi

Menurut Herlambang (2005:121), data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

3.1.4 Analisa dan Perancangan Sistem

Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.

Menurut Kendall (2003:7), Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.


(21)

Berikut ini adalah proses dalam analisis dan perancangan sistem yang terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribute yang merupakan ciri entity tersebut. Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity.

Menurut Marlinda (2004:28), Atribute adalah kolom di sebuah relasi. Macam-macam atribute yaitu:

a. Simple Attribute

Attribute ini merupakan attribute yang unik dan tidak dimiliki oleh attribute

lainnya, misalnya entity mahasiswa yang attribute-nya NIM. b. Composite Attribute

Composite attribute adalah attribute yang memiliki dua nilai harga, misalnya nama besar (nama keluarga) dan nama kecil (nama asli).

c. Single Value Attribute

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan


(22)

14

d. Multi Value Attribute

Multi value attribute adalah atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya

entity mahasiswa dengan atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA). e. Null Vallue Attribute

Null value attribute adalah attribute yang tidak memiliki nilai harga, misalnya

entity tukang becak dengan attribute-nya pendidikan (tanpa memiliki ijazah).

ERD ini diperlukan agar dapat menggambarkan hubungan antar entity

dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database. Untuk itu ERD dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:

a. Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.

b. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal.

2. Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap ini, penggunaan notasi dapat membantu komunikasi dengan pemakai/user sistem untuk memahami sistem tersebut secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem ini dikenal dengan nama Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). DFD berfungsi untuk


(23)

menggambarkan proses aliran data yang terjadi di dalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan untuk melakukan dekomposisi, mempartisi atau membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.Adapun beberapa simbol yang sering dipakai dalam DFD menggunakan metode Gane dan Surson seperti pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Simbol-simbol Data Flow Diagram (DFD)

Notasi Yourdon / DeMarco

Notasi Gane & Sarson

Pengertian

Simbol entitas eksternal/terminator menggambarkan asal atau tujuan data di luar sistem.

Simbol lingkaran menggambarkan entitas atau proses dimana aliran data masuk

ditansformasikan ke aliran data keluar.


(24)

16

Simbol aliran data menggambarkan aliran data.

3 Stor_4

Simbol file

menggambarkan

tempat data

disimpan.

3.Sistem Flowchart

Sistem flowchart adalah perangkat diagram grafik yang menyimpan dan mengkomunikasikan aliran data media dan prosedur proses informasi yang diperlukan dalam sistem informasi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai simbol yang dihubungkan dengan panah-panah untuk menunjukkan kelanjutan aktivitas proses informasi. Sistem flowchart tertentu berfungsi penting sebagai media dan hardware yang digunakan dan proses yang berhubungan dengan sistem informasi. Semua itu mewakili model grafis dari sistem informasi fisik yang diperlukan atau diajukan. Simbol-simbol yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2


(25)

Tabel 3.2 Simbol-simbol sistem flowchart

Simbol - Simbol Pengertian

Proses yang terkomputerisasi (Proses yang dilakukan oleh

komputer)

Dokumen berupa berkas dalam bentuk buku,form, surat dan

lain-lain.

Garis alur yang menunjukan alur pada proses.

Penunjuk bahwa terdapat kelanjutan proses pada halaman yang sama

(Referensi pada halaman). Proses manual yang dilakukan

secara langsung tanpa komputerisasi.

Terminasi pada proses awal dan Akhir pada suatu system flow.

Proses penentuan keputusan dimana terdapat 2 pilihan ya


(26)

18

Penunjuk bahwa terdapat kelanjutan proses pada halaman yang berbeda

(Referensi di luar halaman). Penampilan data pada sistem yang ditampilkan pada monitor.

Data yang dapat diproses.

Database yang ada pada sistem. 3.1.5 Konsep Dasar Basis Data

Kumpulan data yang saling berhubungan (relasi). Relasi biasanya ditunjukan dengan kunci dari tiap file yang ada. Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu record terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukan bahwa

field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. 3.1.6 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating


(27)

System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional)

3.1.7 Database

Menurut Yuswanto (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan

(security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

3.1.8 Interaksi Manusia dan Komputer

Menurut Rizky (2006:4), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.


(28)

20

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasinya, IMK dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan, antar muka, kendala dan produktifitas.


(29)

21

DESKRIPSI PEKERJAAN

Pada PT.Bioli lestari,sistem yang dipelukan adalah sistem yang dapat membantu dan memenuhi kebutuhan dalam pihak manajemen yang terkomputerisasi dengan baik sehingga setiap informasi yang didapat dari sistem ini dapat diolah dengan efektif dan efisien. Bagi perusahaan sistem ini dapat mengontrol transparansi aktifitas produksi yang dimana setiap pencatatan dan pelaporan di dalamnya akan terlihat secara langsung pada sistem. Hal ini dapat digunakan untuk manajemen tingkat yang akan menentukan bagaimana proses produksi kedepannya dan menghindari seluruh aktifitas – aktifitas ganjil dalam proses produksi. Dengan adanya sistem informasi pencocokan finished goods dengan bahan baku maka proses produksi yang ada akan terkontrol dalam hal transparansi.

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan dan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis merupakan tahap yang sangat penting karena apabila terjadi kesalahan di dalam tahap ini maka akan menyebabkan kesalahan dalam tahap selanjutnya. Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.


(30)

22

Dari langkah-langkah diatas dapat terlihat bahwa setelah tahap analisis sistem maka akan mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan dan memikirkan bagaimana membuat sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem yang dimaksud untuk membantu memecahkan masalah pada sistem yang saat ini (current system). Dalam merancang sistem yang baik harus melalui tahap-tahap perancangan sistem. Tahap-tahap perancangan sistem adalah membuat Document Flow, System Flow, Entity Relationship Diagram (ERD) baik

Conceptual Data Model (CDM) maupun Physical Data Model (PDM) serta mendesain input dan Outputnya.

4.1Menganalisis Sistem

Dalam pembahasan pekerjaan ini, yang menjadi masalah utama adalah tidak adanya aplikasi yang dapat membantu menangani kerja sistem secara baik. Hal ini mengakibatkan sering terjadinya kesalahan pelaporan dimana pengecekan barang rusak sering di cek berdasarkan jumlah barang jadi sehingga keakuratan jumlah barang rusak sering di ragukan kebenarannya. Pencatatan terhadap pengecekan barang rusak inilah yang kurang mendukung kebenarannya sering membuat karyawan mengalami kesulitan dalam menyusun pelaporan yang baik. diberikan kepada kepala puskesmas dan bagian gudang hanya berdasarkan catatan pada buku khusus yang dibuat oleh pegawai puskesmas tersebut.

Dalam menyelesaikan masalah tersebut, diperlukan pencarian sumber-sumber data yang diperlukan seperti menganalisis dokumen-dokumen yang ada pada proses bisnis perusahaan, melakukan observasi perusahaan dan mengumpulkan


(31)

informasi-informasi yang berhubungan dengan proses bisnis perusahaan tersebut. Dari analisa itu, dapat dikembangkan menjadi system flow. Lalu dapat dirancang entity relationship diagram, conceptual data model, physical data model dan mendesain

input dan outputnya. 4.1.1 Document Flow

Document flow rancang bangun sistem informasi pencocokan finished goods

dengan bahan baku terdiri atas 2 proses yaitu proses pencatatan data produksi dan juga penghitungan selisih barang yang akan diproduksi.

Proses-proses pada sistem ini akan menghasilkan laporan hasil produksi yaitu jumlah selisih setiap barang yang ada dalam bidang produksi.

Berdasarkan analisis sistem di atas, dapat disusun document flow sebagai berikut :


(32)

24

1. Document Flow Pencatatan produksi

Secara umum Document flow untuk proses pencatatan produksi dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Document flow pencatatan produksi

Bedasarkan gambar 4.1 sistem document flow di awali dari membuat dokumen pemesanan bahan baku pada bagian pembelian yang kemudian diserahkan kepada bagian produksi dan dilaporkan kepada manajer sehingga manajer dapat


(33)

merencanakan hasil dari finished goods dan menyerahkan dokumen perencanaan pada bagian produksi dan kemudian setiap laporan produksi dibuat dokumen yang akan dilaporkan kepada manajer.

2. Document Flow Proses Penghitungan Selisih Barang

Secara umum Document flow untuk penghitungan selisih barang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


(34)

26

Bedasarkan gambar 4.2 sistem di awali dari laporan keseluruhan produksi dan avala yang kemudian dimulai dengan proses penghitungan di yang dimana menghasilkan laporan penghitungan selisih dan avala untuk digunakan manajer dalam penentuan rencana produksi tahun depan.

4.1.2 System Flow

Berdasarkan document flow diatas maka dapat disusun system flow yang menunjukkan bagaimana proses-proses yang digunakan sebagai penunjang dalam pembuatan sistem pencocokan jumlah finished goods dengan bahan baku.

1. System Flow Pencatatan Produksi

Secara umum system flow untuk proses pencatatan produksi dapat dilihat dari gambar dibawah ini:


(35)

Gambar 4.3 System flow pencatatan produksi

Bedasarkan gambar 4.3 sistem ini di awali dari login pegawai yang kemudian memasukkan data produksi ke dalam database yang kemudian setelah tersimpat user

dapat melakukan pengecekan data pada pencarian data pada database dimana kemudian semua data yang sudah disimpan dapat dicek oleh manager pada form


(36)

28

2. System Flow Selisih Produksi

Secara umum system flow untuk proses selisih produksi dapat dilihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 4.4 system flow selisih produksi

Bedasarkan Gambar 4.4 Sistem ini di awali dari user melakukan login yang kemudian melakukan penginputan data produksi dan juga tanggal produksi dimana


(37)

user juga menginputkan perencanaan awal produksi barang sehingga didapatkannya hasil perhitungan selisih barang pada setiap proses produksi.

4.1.3 Hirarki Input Proses Output (HIPO)

Hirarki input proses output menggambarkan hirarki proses-proses yang ada dalam data flow diagram. Gambar 4.5 adalah HIPO dari rancang bangun aplikasi pencocokan jumlah finished goods dengan bahan baku pada PT. Bioli Lestari.

Gambar 4.5 Hirarki input proses output (HIPO) rancang bangun pencocokan jumlah bahan


(38)

30

4.1.4 Data Flow Diagram

Data flow diagram (DFD) menggambarkan aliran data yang terjadi dalam sistem, sehingga dengan dirancangnya DFD ini akan terlihat dengan jelas arus data yang mengalir dalam sistem baik eksternal entity ke proses, proses ke data store

proses ke proses, dan sebaliknya. Dalam pembuatan DFD ini akan dibuat mulai

context diagram dan DFD level dibawahnya. 1. Context Diagram

Context diagram dari sistem pencocokan finished good dengan bahan baku pada PT. Bioli Lestari dapat dilihat pada gambar 4.6 :


(39)

2. DFD Level 0 Sistem Pencocokan jumlah barang

DFD level 0 dapat dilihat pada Gambar 4.7 dibawah ini yang merupakan hasil decompose dari context diagram yang menggambarkan proses-proses apa saja yang terdapat dalam sistem. Terdapat dua subproses yaitu pencatatan produksi dan perhitungan selisih.


(40)

32

3. DFD Level 1 Proses Pencatatan Produksi

DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar 4.8 merupakan hasil

decompose dari level 0 yang menggambarkan subproses pencatatan produksi Terdapat empat subproses di dalamnya yaitu : penginputan, pengeditan, penghapusan, pencarian.


(41)

4. DFD Level 1 Proses Perhitungan Selisih produksi

DFD level 1 dapat dilihat pada Gambar 4.9 merupakan hasil

decompose dari level 0 yang menggambarkan subproses perhitungan selisih produksi. Terdapat 2 subproses antara lain: penginputan data barang, penginputan rencana produksi, perhitungan data produksi.


(42)

34

4.2 Merancang Database

Dari analisis sistem di atas dapat dibentuk Entity Relationship Diagram dari sistem pencocokan finished goods dengan bahan baku terdiri dari Conceptual Data Model dan Physical Data Model.

4.2.1 Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) ini menggambarkan relasi antar tabel yang satu dengan tabel yang lain. Berikut ini gambar yang merupakan tabel-tabel yang terdapat pada CDM:


(43)

4.2.2 Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). PDM merupakan representasi fisik dari database. Karena disini tipe data dari elemen-elemen data sudah dimunculkan. Pada PDM yang tertera pada gambar telah menunjukkan adanya relasi antar tabel. Berikut PDM pada sistem pencocokan jumlah finished goods dengan bahan baku.


(44)

36

4.2.3Struktur Basis Data

Dari Entity Relational Diagram (ERD) diatas dapat dibuat struktur tabel database seperti uraian berikut ini:

1. Tabel Data Produksi

Primary key : Kode

Foreign key : -

Fungsi : Menyimpan data produksi

Tabel 4.1 Tabel Data Produksi

2. Tabel Login

Primary key : Username

Foreign key : -


(45)

Tabel 4.2 Tabel Login

4.2 Desain Input/Output

Dalam desain antarmuka ini digunakana bahasa pemrograman Visual Studio 2012 dengan database Microsoft SQL Server 2005. Adapun desain

input/output pada PT. Bioli Lestari. 1. Form Login

Berikut ini merupakan tampilan dari form login yang berfungsi untuk

validasi user yang menggunakan aplikasi :


(46)

38

2. Form Menu

Berikut ini merupakan tampilan dari form menu utama yang berfungsi untuk melihat data terakhir yang telah dimasukkan :

Gambar 4.13 Menu utama

3. Form Data Produksi

Berikut ini merupakan tampilan dari form produksi yang berfungsi untuk input data produksi :


(47)

Gambar 4.14 form produksi

4. Form Pencarian Produksi

Berikut ini merupakan tampilan dari form pencarian produksi yang berfungsi untuk mencari data produksi yang telah diinputkan.


(48)

40

Gambar 4.15 Form Pencarian

5. Form Tambah Pengguna

Berkut ini merupakan tampilan dari form tambah pengguna yang berfungsi untuk input data user yang dapat login ke aplikasi.


(49)

Gambar 4.16 form Tambah Pengguna

6. Form Penghitungan Selisih

Berikut ini merupakan tampilan dari form penghitungan selisih yang berfungsi untuk menghitung selisih jumlah finished goods dengan bahan baku:


(50)

42

Gambar 4.17 Form Penghitungan Selisih

7. Hasil Print Preview

Berikut ini merupakan tampilan dari fungsi print yaitu print preview

yang berfungsi untuk melihat dokumen yang akan di cetak secara langsung dan kemudian mencetaknya.


(51)

(52)

44

4.3 Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan tahap pengujian dimana desain sistem dapat berjalan dengan baik. Desain form yang telah dibuat cukup sesuai untuk mengimplementasikan sistem, sehingga tidak membutuhkan banyak perubahan.

4.3.1 Kebutuhan Sistem

Pada tahap ini dijelaskan mengenai implementasi dari perangkat keras dan lunak yang harus dipersiapkan oleh pengguna. Untuk perangkat keras, minimal pengguna harus mempersiapkan spesifikasi sebagai berikut:

1. Intel dual core CPU 2.50Ghz 2. Memory 1 MB RAM

3. VGA intel 64 bit

Kebutuhan minimum perangkat lunak untuk aplikasi ini adalah sebagai berikut:

1. Microsoft Windows 7 2. Microsoft SQL Server 2005 4.4.2 Penjelasan Pemakaian Aplikasi

Tahap ini merupakan langkah-langkah dari pemakaian aplikasi sistem pencocokan finished goods dengan bahan baku. Berikut ini sub-sub pembahasan pemakaian aplikasi ini:


(53)

1. Form Login

Form login ini adalah form pertama yang muncul ketika program dijalankan. User harus menginputkan username dan password yang sesuai agar dapat masuk ke menu utama dari aplikasi ini. Form login ini untuk mengontrol agar hanya orang yang berhak saja yang dapat mengakses aplikasi ini. Jika orang tersebut tidak memiliki wewenang, maka ia tidak akan dapat membuka aplikasi ini. Hal ini untuk menjaga keamanan data. Tampilan dari form login dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.19 Form login

Jika username dan password yang diinputkan tidak benar maka akan muncul informasi error seperti berikut ini:


(54)

46

Gambar 4.20 massage box gagal login

2. Form Menu Utama

Menu utama merupakan tampilan awal dari program ini. Pada form ini terdapat menu-menu yang bermanfaat dalam menjalankan sistem menyeluruh dari program dan juga tampilan untuk menampilkan inputan terakhir pada program pencocokan ini:


(55)

Pada menu utama terdapat beberapa sub menu seperti berikut ini: a. Input Data Produksi

Pada menu input data produksi merupakan menu yang digunakan untuk menambah dan mengganti data pada laporan produksi.

b. Tambah user

Pada menu tambah user merupakan menu yang dapat memberikan wewenang kepada seseorang untuk mengakses aplikasi.dimana menu ini dapat digunakan untuk memberikan wewenang untuk mengedit keseluruhan data pada program tersebut.

c. Menu Perhitungan selisih

Berisi Form untuk mengetahui dan juga mencetak selisih barang yang ada pada perushaan.

d. Keluar


(56)

48

3. Form Input Data Produksi

Implementasi pada form input data produksi ini dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut ini:

Gambar 4.21 form input data produksi

Pada form ini user dapat melakukan penginputan data produksi. Diamana pada setiap textbox harus diisi secara manual. Didalam form ini terdapat autonumber yang berfugsi untuk mengurutkan data pada setiap data yang akan dimasukkan. Dalam form ini terdapat beberapa button, yaitu:

a. Button tambah data, berfungsi untuk menyimpan data yang di

inputkan oleh user.

b. Button hapus, berfungsi untuk merubah data yang telah di inputkan oleh user.


(57)

c. Button ubah, berfungsi iuntuk merubah inputan oleh user

d. Button keluar, berfungsi untuk keluar dari form input produksi. e. Button cari data, berfungsi untuk membuka form pencarian data

produksi

Pada saat pertama kali form ini dijalankan semua button aktif. Jika ingin menambahkan data produksi maka user mengisi form produksi kemudian klik button tambah data maka secara otomatis data akan bertambah dengan sendirinya. Apabila user menakan tombol kembali maka secara otomatis akan kembali pada menu utama. Apabila user ingin merubah data yang telah diinputkan tadi user melakukan klik pada tampilan listview

memilih data mana yang akan dirubah kemudian menekan tombol ubah. Secara otomatis data tersebut akan berubah.


(58)

50

4. Form Tambah Pengguna

Implementasi pada form tambah pengguna dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini:

Gambar 4.22 Form tambah pengguna

Form ini digunakan untuk menambah, mengubah, dan menghapus kewenangan seseorang untuk mengakses aplikasi ini dimana untuk menambah data hanya diperlukan mengisi textbox username dan password setelah itu klik button tambah.


(59)

5. Form Pencarian Data Produksi

Implementasi pada form pencarian data produksi dapat dilihat pada Gambar 4.23 berikut ini:

Gambar 4.23 form pencarian data produksi

Form ini digunakan untuk mencari data produksi yang telah tersimpan dimana dalam pencarian data diperlukan tanggal kapan data tersebut diinputkan sehingga dengan variabel pada database pencarian data dapat dilakukan dengan cepat.


(60)

52

6. Form Perhitungan Selisih

Implementasi pada form perghitungan selisih dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut ini:

Gambar 4.24 form penghitungan selisih

Pada form ini dilakukan penghitungan selisih keseluruhan produksi dengan finished goods dimana di dalamnya terdapat penghitungan untuk setiap jenis dan rencana awal jumlah barang jadi sehingga penghitungan dapat dilakukan dengan cepat dan juga dapat dilaporakan langsung dengan baik.


(61)

53

KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan dari rancang bangun sistem informasi pencocokan jumlah finished goods dengan bahan baku. Kesimpulan dari sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Telah dihasilkan sistem komputerisasi untuk melaporkan tentang hasil perekapan data produksi untuk membantu manajer dan bagian produksi dalam mengambil keputusan.

2. Telah dihasilkan sistem untuk menghitung jumlah selisih produksi dengan rencana awal produksi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagaimana produksi akan dilakukan kedepannya.

3. Terciptanya transparansi sistem yang ada dimana dalam proses aplikasi terdapat seluruh laporan mengenai proses produksi yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dalam rancang bangun sistem informasi pencocokan finished goods dengan bahan baku, maka saran yang dapat disampaikan untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini dikembangkan menjadi Client Server.

2. Sistem ini dapat dikembangkan menjadi sistem pengembilan keputusan berbasis web.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan, 1980, Manajemen Produksi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Herlambang, Soendoro, dan Haryantoo Tanuwijaya, 2005. Sistem Informasi: konsep, teknologi, dan manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Herlambang, S., 2005, Sistem Manajemen Basis Data: Permodelan Sistem,

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kendall, K.E. and Kendall J.E., 2003, Analisis dan perancangan Sistem Jilid 1, Prehallindo, Jakarta.

Marlinda, L., 2004, Sistem Basis Data.Yogyakarta: Andi offset.

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya. Yuswanto, 2005, Pemrograman Client Server Microsoft Visual Basic 6.0,


(1)

c. Button ubah, berfungsi iuntuk merubah inputan oleh user d. Button keluar, berfungsi untuk keluar dari form input produksi. e. Button cari data, berfungsi untuk membuka form pencarian data

produksi

Pada saat pertama kali form ini dijalankan semua button aktif. Jika ingin menambahkan data produksi maka user mengisi form produksi kemudian klik button tambah data maka secara otomatis data akan bertambah dengan sendirinya. Apabila user menakan tombol kembali maka secara otomatis akan kembali pada menu utama. Apabila user ingin merubah data yang telah diinputkan tadi user melakukan klik pada tampilan listview memilih data mana yang akan dirubah kemudian menekan tombol ubah. Secara otomatis data tersebut akan berubah.


(2)

50

4. Form Tambah Pengguna

Implementasi pada form tambah pengguna dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini:

Gambar 4.22 Form tambah pengguna

Form ini digunakan untuk menambah, mengubah, dan menghapus kewenangan seseorang untuk mengakses aplikasi ini dimana untuk menambah data hanya diperlukan mengisi textbox username dan password setelah itu klik button tambah.


(3)

5. Form Pencarian Data Produksi

Implementasi pada form pencarian data produksi dapat dilihat pada Gambar 4.23 berikut ini:

Gambar 4.23 form pencarian data produksi

Form ini digunakan untuk mencari data produksi yang telah tersimpan dimana dalam pencarian data diperlukan tanggal kapan data tersebut diinputkan sehingga dengan variabel pada database pencarian data dapat dilakukan dengan cepat.


(4)

52

6. Form Perhitungan Selisih

Implementasi pada form perghitungan selisih dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut ini:

Gambar 4.24 form penghitungan selisih

Pada form ini dilakukan penghitungan selisih keseluruhan produksi dengan finished goods dimana di dalamnya terdapat penghitungan untuk setiap jenis dan rencana awal jumlah barang jadi sehingga penghitungan dapat dilakukan dengan cepat dan juga dapat dilaporakan langsung dengan baik.


(5)

53

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan dari rancang bangun sistem informasi pencocokan jumlah finished goods dengan bahan baku. Kesimpulan dari sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Telah dihasilkan sistem komputerisasi untuk melaporkan tentang hasil perekapan data produksi untuk membantu manajer dan bagian produksi dalam mengambil keputusan.

2. Telah dihasilkan sistem untuk menghitung jumlah selisih produksi dengan rencana awal produksi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagaimana produksi akan dilakukan kedepannya.

3. Terciptanya transparansi sistem yang ada dimana dalam proses aplikasi terdapat seluruh laporan mengenai proses produksi yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dalam rancang bangun sistem informasi pencocokan finished goods dengan bahan baku, maka saran yang dapat disampaikan untuk pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini dikembangkan menjadi Client Server.

2. Sistem ini dapat dikembangkan menjadi sistem pengembilan keputusan berbasis web.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan, 1980, Manajemen Produksi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Herlambang, Soendoro, dan Haryantoo Tanuwijaya, 2005. Sistem Informasi: konsep, teknologi, dan manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Herlambang, S., 2005, Sistem Manajemen Basis Data: Permodelan Sistem, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kendall, K.E. and Kendall J.E., 2003, Analisis dan perancangan Sistem Jilid 1, Prehallindo, Jakarta.

Marlinda, L., 2004, Sistem Basis Data.Yogyakarta: Andi offset.

Rizky, Soetam, 2006, Interaksi Manusia dan Komputer, STIKOM, Surabaya. Yuswanto, 2005, Pemrograman Client Server Microsoft Visual Basic 6.0,