TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu Pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
PERENCANAAN BAHAN BAKU PRODUKSI BATU
PADA PT. KARTIKA JAYA ABADI BETON
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
Titis Cendrakasih 12410100137
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2014
(2)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN BAHAN BAKU PRODUKSI BATU
PADA PT. KARTIKA JAYA ABADI BETON
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer
Oleh :
Nama : Titis Cendrakasih NIM : 10.41010.0137 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(3)
ix DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... ..xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Perencanaan Bahan Baku ... 7
2.2 Just In Time (JIT) ...8
2.3 Mesin Pemecah Batu (Stone Crusher) ...10
2.4 Software Development Life Cycle (SDLC) ...13
2.5 Sistem Informasi ...15
2.6 Database ...16
2.7 PHP ...17
(4)
x
Halaman
2.9 Konsep Data Flow Diagram ...19
2.10 Konsep Entity Relationship Diagram ...19
2.11 Testing ...20
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ...22
3.1 Komunikasi ... 23
3.1.1 Identifikasi Masalah ...25
3.1.2 Analisis Kebutuhan ...27
3.2 Perencanaan ...38
3.3 Perancangan Sistem ...39
3.3.1 Perancangan Arsitektur Sistem ...39
3.3.2 Perancangan Proses ...40
3.3.3 Perancangan Basis Data ………...48
3.3.4 Perancangan Antar Muka …...56
3.3.5 Rancangan Pengujian dan Evaluasi ...68
BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING ...73
4.1 Implementasi ...73
4.1.1 Implementasi Perangkat Lunak ...73
4.1.2 Implementasi Perangkat Keras ...73
4.1.3 Implementasi Input Output ...74
4.1.4 Implementasi Antar Muka ... . 77
4.2 Evaluasi Sistem (Pengujian Sistem) ... . 85
4.2.1 Hasil Uji Coba ... . 85
(5)
xi
Halaman
BAB V PENUTUP ... 103
5.1 Kesimpulan ... 103
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
(6)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PT. Kartika Jaya Abadi Beton adalah perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan pasir dan batu yang terletak di Kota Pasuruan dengan berkantor pusat di
Malang. Target penjualannya adalah kota-kota disekitar Kota Pasuruan namun akan
terus dikembangkan keseluruh wilayah Jawa Timur, serta wilayah Pulau Jawa
sejalan dengan pembangunan fisik yang semakin pesat diseluruh wilayah
Indonesia.
Kegiatan produksi PT. Kartika Jaya Abadi Beton dimulai dari memecah batu
jenis metamorphic, hingga menjualnya dalam partai besar maupun kecil. Dimulai
dengan batu berukuran ±50cm diambil dari lahan bukit batu, bongkahan batu besar
ini diperoleh dari berbagai supplier. Kemudian batu tersebut diangkut oleh dump
truck ke mesin penimbang untuk ditimbang. Batu yang sudah ditimbang diangkut
ke mesin pemecah batu (Stone Scrushing Plant) untuk dipecah dengan berbagai
ukuran. Terdapat 5 ukuran batu yang ditawarkan yaitu dimulai dari yang terkecil
berukuran ≤4 mm hingga yang terbesar 20-30 mm.
Selama ini PT. Kartika Jaya Abadi Beton melakukan kegiatan produksi untuk
tanpa adanya perencanaan bahan baku produksi. Jumlah bahan baku yang
diproduksi hanya berdasarkan kebijakan perusahaan bahwa dalam satu hari mesin
pemecah batu harus mengolah bahan baku minimal 18 ton, selebihnya pengolahan
batu akan disesuaikan dengan jam kerja karyawan. Akibatnya, proses produksi batu
menjadi lebih lama dan berimbas pada keterlambatan pemenuhan permintaan
(7)
2
dan mengkritik kinerja perusahaan kemudian memilih perusahaan penyedia batu
lainnya. Ketepatan pemenuhan permintaan batu berdasarkan ukuran pada bulan
desember dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Produksi dan Penjualan
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata permintaan batu perjenis ukuran
mengalami over demand.
Berdasarkan latar belakang, PT. Kartika Jaya Abadi Beton memerlukan solusi
yaitu sebuah sistem informasi perencanaan bahan baku produksi batu. Sistem
informasi ini akan mengolah data permintaan batu yang kemudian akan langsung
dijadwalkan jenis produk apa saja harus dihasilkan dan jumlah bahan baku serta
menghitung waktu yang butuhkan sehingga jumlah bahan baku yang dibutuhkan
untuk dapat langsung direncanakan.
Metode yang dibutuhkan untuk pemenuhan persedian bahan baku adalah
metode yang dapat mengurangi antrian dan kelebihan lot, kelebihan produksi dan
menjaga bahan baku agar tetap tersedia, sehingga tidak menganggu proses
produksi. Metode Just In Time (JIT) yaitu mengurangi ketidakefisienan dari proses
80
90 88 85
78
82
159
132
98
70
≤ 4 M M 5 - 1 0 M M 1 1 - 1 5 M M 1 6 - 2 0 M M 2 0 - 3 0 M M
P e r b a n d i n g a n P r o d u k s i D a n P e r m i n t a a n B a t u B e r d a s a r k a n U k u r a n
P a d a B u l a n D e s e m b e r 2 0 1 5
(8)
produksi melalui penggunaan lot size yang kecil, kualitas yang tinggi, dan
koordinasi yang baik dalam tim kerja (Herjanto, 2008). Dengan menggunakan
metode ini perusahaan mengetahui jumlah bahan baku batu yang tersedia yang
dapat diolah untuk memenuhi permintaan pelanggan, serta mengurangi lead time.
Dengan adanya sistem informasi perencanaan bahan baku produksi batu ini
diharapkan dapat membantu PT. Kartika Jaya Abadi Beton dalam membuat jadwal
pesanan dan rencana bahan baku. Selain rencana bahan baku, juga menghasilkan
keluaran berupa purchase order pelanggan, invoice, informasi mengenai histori
supplier, rekap hasil produksi, serta sebuah laporan berupa grafik yang dapat
menampilkan status pemenuhan permintaan, jumlah bahan baku, dan jumlah
produk.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang ada, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu bagaimana merancang bangun sistem informasi perencanaan
bahan baku produksi batu Pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton.
1.3 Batasan Masalah
Dalam perancangan bangun sistem ini, terdapat beberapa batasan-batasan
masalah. Antara lain :
1. Hanya membahas jadwal pesanan dan rencana bahan baku.
2. Tidak membahas pengiriman barang ke pelanggan, kerusakan mesin, dan
barang cacat.
3. Sistem informasi yang dihasilkan hanya mencakup menyediakan bahan baku
(9)
4
4. Tidak membahas kapasitas gudang dikarenakan perusahaan mempunyai
lahan penyimpanan yang luas.
5. Sisa produksi digunakan sebagai persedian untuk memenuhi permintaan
selanjutnya.
6. Kapasitas penyimpanan yang dimiliki perusahaan mampu menampung sisa
produk yang besar sehingga dapat diabaikan.
7. Pemesanan bahan baku selalu bisa terpenuhi oleh supplier manapun.
1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari rancang bangun sistem ini adalah merancang
bangun sistem informasi perencanaan bahan baku produksi batu dengan Studi
Kasus PT. Kartika Jaya Abadi Beton yang dapat menghasilkan perencanaan bahan
baku dan laporan manajerial.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam dalam rancang bangun sistem informasi
persediaan bahan baku produksi batu ini adalah :
1. Dengan adanya perancanaan jumlah bahan baku, perusahaan dapat mengatur
berapa ton bahan baku yang diperlukan tiap harinya.
2. Adanya sebuah sistem yang dapat memberitahukan adminstrasi dan staff
produksi tentang jumlah permintaan dan jadwal pesanan batu tiap harinya.
(10)
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar segala aktifitas yang
dilakukan dalam penelitian ini dapat terekam dalam bentuk laporan secara jelas dan
sistematis. Penyajiannya dibagi berdasarkan beberapa bab.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari
penulis dalam merancang dan membangun aplikasi penanganan
komplain. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan laporan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam
penyelesaian penelitian, yaitu: perencanaan bahan baku, mesin
pemecah batu (Stone Crusher), Just In Time (JIT), perangkat lunak,
perangkat keras, model waterfall dan black box testing. Teori-teori ini
yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan dan sistem
informasi pada penelitian ini.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi tentang penjelasan dari analisis sistem dan desain
sistem yang dilakukan oleh penulis. Pada bagian analisis sistem
dijelaskan tentang sistem yang ada sekarang, dilanjutkan dengan
analisis dari permasalahan yang ada. Setelah melakukan analisis,
(11)
6
Desain sistem digambarkan menggunakan Block Diagram, Data Flow
Diagram, dan desain interface.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil implementasi dari analisis dan
perancangan sistem yang telah dilakukan. Bab ini menunjukkan
tampilan dari aplikasi yang telah dibuat, serta analisis dari hasil uji coba
aplikasi yang telah dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil analisis. Selain
itu, pada bab ini berisi tentang pembahasan permasalahan yang telah
dilakukan dan saran bagi pengembangan aplikasi penanganan komplain
sehingga aplikasi dapat disesuaikan dengan seiring bertambahnya
(12)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk
mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori
tersebut digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih
lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.
2.1 Perencanaan Bahan Baku
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan absah dan bernilai (Herjanto, 1999). Perencanaan merupakan salah
satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena itu,
setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas
perencanaan. Perencanaan juga merupakan fungsi memilih sasaran perusahaan
secara kebijaksanaan, program dan pemilihan langkah-langkah apa yang harus
dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan.
Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses
produksi (Baridwan, 2003). Bahan baku memiliki beberapa faktor yang perlu
diperhatikan (Kholmi, 2003), yaitu :
1. Perkiraan pemakaian
Merupakan perkiraan tentang jumlah bahan baku yang akan digunakan oleh
perusahaan untuk proses produksi pada periode yang akan datang.
2. Harga bahan baku
Merupakan dasar penyusunan perhitungan dari perusahaan yang harus
(13)
8
3. Biaya-biaya persediaan
Merupakan biaya-biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk pengadaan
bahan baku
4. Kebijaksanaan pembelanjaan
Merupakan faktor penentu dalam menentukan berapa besar persediaan bahan
baku yang mendapatkan dana dari perusahaan.
5. Pemakaian sesungguhnya
Merupakan pemakaian bahan baku yang sesungguhnya dari periode lalu dan
merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
6. Waktu tunggu
Merupakan tenggang waktu yang tepat maka perusahaan dapat membeli bahan
baku pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan ataupun
kekurangan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan bahan baku adalah proses
analisis dan penyusunan suatu kebutuhan bahan baku dengan memproyeksikan
secara tepat sesuai tujuan yang ingin dicapai.
2.2 Just In Time(JIT)
Secara singkat prinsip Just In Time adalah menghilangkan sumber-sumber
pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku dan
memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang
tepat pula (Indrajid dan Pranoto, 2003). Tujuan dari adanya manajemen
menggunakan dan mengembangkan konsep manajemen Just In Time dalam
(14)
1. Flexibilitas
Menciptakan fleksibilitas produk yang tinggi produksi, bersifat “sistem tarik” (pull system) memerlukan fleksibilitas tinggi untuk menanggapi tuntutan konsumen
yang terus berkembang. Produksi dengan cara “sistem tarik” (pendekatan baru)
merupakan produksi yang dilakukan untuk menganggapi permintaan, sedangkan
produksi dengan “sistem dorong” (pendekatan lama) merupakan produksi yang
ditetapkan produsen kepada konsumen.
2. Meningkatkan efisiensi proses produksi
Peningkatan efisiensi dapat dilakukan terutama melalui pengurangan
persediaan barang sehingga mengakibatkan pengurangan biaya persediaan, atau
dengan kata lain meningkatkan perputaran modal. Biaya persediaan ini sangat
tinggi, berkisar antara 20 persen–40 persen dari harga barang pertahun. Efisiensi didapat juga dengan cara mendesain pabrik sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
3. Meningkatkan daya kompetisi
Meningkatnya efisiensi dalam proses produksi dengan sendirinya akan
meningkatkan daya saing perusahaan. Hal ini dianggap salah satu tujuan yang
paling penting, yaitu suatu tujuan strategis, karena peningkatan efisiensi berarti
penurunan biaya dan ini memungkinkan perusahaan untuk tetap bertahan dalam
persaingan pasar.
4. Meningkatkan mutu barang
Kemitraan pembeli-penjual yang dibina dan berlangsung dalam jangka
panjang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam
(15)
10
dipasok oleh pemasok pada gilirannya akan meningkatkan mutu barang yang
diproduksi oleh perusahaan. Kemitraan penjual pembeli memungkinkan melakukan
pengendalian mutu suku cadang atau komponen dengan lebih murah dan lebih
handal.
5. Mengurangi pemborosan
Pengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang,
karena pada hakekatnya pemborosan adalah biaya. Menurut jenisnya, pemborosan
dapat dibedakan dari cara pemborosan itu terjadi, yaitu:
a. Karena produksi berlebih (memproduksi barang dengan jumlah yang terlalu
banyak).
b. Karena waktu tunggu (waktu tunggu yang tidak produktif dalam proses produksi
perusahaan).
c. Karena transport (gerakan yang tidak perlu dalam proses produksi).
d. Karena proses (operasi atau proses yang tidak perlu).
e. Karena persediaan (penimbunan bahan baku, bahan setengah jadi, bahan jadi,
atau bahan lain yang berlebih).
f. Karena gerakan (pengerjaan kembali atau hasil dari kegiatan-kegiatan yang tidak
perlu).
2.3 Mesin Pemecah Batu (Stone Crusher)
Agregat penggunaan batu yang digunakan dalam pembangunan sebuah jalan,
gedung, perumahan, dan bangunan lainnya dapat diambil dari alam (quarry) yang
berupa pasir, kerikil atau batuan. Kadang batuan dari alam (quarry) berukuran besar
sehingga perlu dilakukan pemecahan terhadap batuan tersebut agar dapat
(16)
sesuai dengan ukuran yang diharapkan, maka diperlukan suatu alat untuk memecah
material tersebut. Alat pemecah batuan yang digunakan adalah stone crusher.
Pertama kepingan batu besar yang berdiameter ≤ 50 cm diambil dari dump
truck dengan menggunakan excavator bucket kemudian diangkut ke mesin
pemecah batu. Sebelum di tuang ke stone crushing, dump truck angkut tersebut di
timbang, untuk mengetahui volume hasil penambangan.
Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran
yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pada pekerjaan
crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap-tahap
pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara lain :
1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher.
2. Pemecahan tahap kedua oleh secondarycrusher.
3. Pemecahan – pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher.
Pada perusahaan ini sudah meneliti sebuah perhitungan bahwa dalam sekali
menghancurkan batu ukuran besar, maka yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 2.1 Macam-macam Ukuran Batu dan Presentase Hasil Tiap Ukuran No. Ukuran Presentase (%)
1. Abu Batu (<=4 mm) 10
2. 05-10 mm 25
3. 11-15 mm 25
4. 16-20 mm 25
(17)
12
Tahap-tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dari diagram alir
material pada dilihat pada Gambar 2.1.
Mulai
Pemeriksaan fisik material secara visual
Material di masukkan ke feeder
menggunakan loader
Penghancuran material dengan crusher primer
Material disaring dengan berbagai ukuran
saringan
Memenuhi Spesifikasi?
Penghancuran material dengan
crusher sekunder
Material disaring
Dengan menggunakan berbagai ukuran saringan
Memenuhi Spesifikasi?
Selesai Material siap
jual
Ya Ya
Tidak Tidak
(18)
Proses ini akan menghitung jumlah bahan baku yang harus dibeli oleh
perusahaan berdasarkan jumlah dan jenis produk pada setiap hari menggunakan
rumus dari analisis perhitungan yang dapat dilihat pada rumus 2.1.
�� = � % . . . .�� Keterangan :
BB = Bahan baku yang dibutuhkan
� % = Persentase batu yang dihasilkan dari satu kali produksi
JB = Jumlah bahan baku yang dibutuhkan
2.4 Software Development Life Cycle (SDLC)
Model Waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, dimana hal ini
menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada
pengembangan perangkat lunak, yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning),
pemodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem
perangkat lunak ke para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan
dukungan berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Pressman,
2010). Fase-fase dalam model waterfall:
(19)
14
1. Communication
Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap
untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan
customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal,
artikel, maupun dari internet.
2. Planning
Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis
requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau
bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.
3. Modeling
Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah
perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses
ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan
dokumen yang disebut software requirement.
4. Construction
Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh
komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh
user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan
dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan
(20)
menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian
bisa diperbaiki.
5. Deployment
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.
Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah
jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus
dilakukan pemeliharaan secara berkala.
2.5 Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari input, proses dan output. Pada proses ini
terdapat hubungan timbal balik dengan dua elemen yaitu control dari kinerja sistem
dan sumber-sumber penyimpanan data. Input yang akan diproses berupa data, baik
berupa karakter-karakter huruf maupun numeri (Herlambang, 2005).
Data ini diproses dengan metode-metode tertentu dan akan menghasilkan
output yang berupa informasi. Informasi yang dihasilkan dapat berupa laporan atau
report maupun solusi dari proses yang telah dijalankan.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi
yaitu:
1. Komponen masukkan, yaitu data yang masuk ke dalam sistem informasi yang
dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Komponen model, yaitu komponen yang terdiri dari kombinasi prosedur, logika
dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan
(21)
16
3. Komponen keluaran, yaitu komponen yang merupakan informasi yang
berkualitas dan dokumentasi yang berguna.
4. Komponen teknologi, yaitu komponen yang digunakan untuk menerima input,
menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian sistem secara keseluruhan.
Komponen ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu teknisi, perangkat lunak dan
perangkat keras.
5. Komponen basis data, merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan antara satu dengan lainnya. Basis data tersimpan dalam perangkat
keras komputer dan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data dalam basis
data perlu diorganisasikan sedemikian rupa dan digunakan untuk keperluan
penyediaan informasi.
2.6 Database
Database adalah suatu susunan/kumpulan data kegiatan lengkap dari suatu
organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi
dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu
menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya (Marlinda, 2004).
Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada
penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan
data, isolasi data untuk standarisasi, banyak pemakai (multiple user), masalah
keamanan(security), masalah kesatuan (integration), dan masalah kebebasan data
(22)
Database memiliki sifat secara implisit sebagai berikut (Elmasri & Navathe,
2011):
1. Suatu database merepresentasikan beberapa aspek dari dunia nyata,
kadang-kadang disebut dengan miniworld atau universe of discourse (UoD). Perubahan
menjadi miniworld tersebut tercermin dalam database.
2. Suatu database secara logika adalah pengumpulan data secara koheren dengan
beberapa makna tertentu. Sekumpulan data acak tidak dapat disebut dengan
database.
3. Database didisain, dibangun, dan dibentuk dengan data untuk tujuan tertentu.
Hal tersebut berdasarkan dari tujuan sekelompok penggunanya dan beberapa
aplikasi tertentu yang sesuai dengan ketertarikan mereka.
2.7 PHP
PHP adalah akronim dari Hypertext Preprocessor, yaitu suatu bahasa
pemrograman berbasiskan kode-kode yang digunakan untuk mengolah suatu data
dan mengirimkannya kembali ke web browser menjadi kode HTML (Oktavian,
2010).
PHP adalah skrip bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam Hyper Text
Markup Language (HTML). Sifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di
server, yang kemudian hasilnya dikirim kembali ke browser. Cara penulisan skrip
PHP dapat dilakukan dengan 2 teknik, yaitu Embedded Script dan Non embedded
Script (Kustiyaningsih, 2011). Seiring dengan perkembangan teknologi maka
lahirnya PHP sebagai bahasa pemrograman open source yang digunakan secara luas
terutama untuk pengembangan web dan dapat disimpan dalam bentuk HTML.
(23)
18
menjadikan web bersifat dinamis dan diintegrasikan dengan web server Apache,
PWS, dan IIS.
Kelahiran PHP bermula saat Rasmus Lerdorf membuat sejumlah skrip PERL
yang dapat mengamati siapa yang yang melihat-lihat daftar riwayat hidupnya pada
tahun 1994. Pada tahun 1995, Ramus menciptakan PHP/FI versi 2, dimana versi
tersebut dapat menempelkan kode terstruktur dalam tag HTML dan juga PHP dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan database.
PHP biasanya dipergunakan untuk pemrograman berbasis web yang tidak
hanya menampilkan halaman secara statis, namun menampilkan website berbentuk
dinamis dimana data diambil dari dalam database. PHP memiliki kelebihan yaitu
PHP bersifat sederhana dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan berbagai
aplikasi web, selain itu PHP juga bersfiat multiplatform seperti Windows, Linux,
dan Mac.
2.8 MySQL
MySQL adalah database server relasional yang gratis di bawah lisensi GNU
(General Public License). Dengan sifatnya yang open source, memungkinkan user
untuk melakukan modifikasi pada source code-nya untuk memenuhi kebutuhan
spesifik mereka sendiri (Utdirartatmo, 2002). MySQL merupakan database server
multi-user dan multi-threaded yang tangguh yang memungkinkan backend yang
berbeda, sejumlah program client dan library yang berbeda, tool administratif, dan
beberapa antarmuka pemrograman. MySQL juga tersedia sebagai library yang bisa
digabungkan ke aplikasi.
MySQL juga dapat berperan sebagai client/server, dengan kemampuan dapat
(24)
standar yaitu SQL (Structured Query Language) yang merupakan bahasa yang
sama dengan database lainnya. MySQL lebih sering digunakan bersamaan dengan
PHP dalam pengembangan website dinamis atau aplikasi web karena kecepatan dan
fleksibilitas yang dimiliki oleh MySQL yang tinggi terhadap PHP.
2.9 Konsep Data Flow Diagram
Data flow diagram digunakan untuk menggambarkan arus data yang
mengalir di dalam suatu sistem secara keseluruhan (Kendall, 2008). Simbol yang
digunakan dalam data flow diagram, antara lain:
1. External entity (kesatuan luar), merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem
yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang berada di
lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari
sistem.
2. Data flow (arus data), menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan
untuk sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Process (proses), kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh organisasi, mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan
arus data yang akan keluar dari proses.
4. Data store (simpanan data), merupakan simpanan dari data yang dapat berupa
file, arsip, tabel dan lain-lain.
2.10 Konsep Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk membantu
perancangan konseptual database (Kendall, 2008). Dalam hal ini terdapat tiga
(25)
20
1. One to one relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
kedua adalah satu berbanding satu.
2. One to many relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula sebaliknya.
3. Many to many relationship 2 field, hubungan antara field pertama dengan field
kedua adalah banyak berbanding banyak.
2.11 Testing
Menurut Romeo (2003), testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan
kinerja program atau sistem sebagaimana yang diharapkan. Testing Software adalah
proses pengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan untuk
verifikasi, mendeteksi error dan validasi. Verifikasi adalah pengecekkan atau
pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi
dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan.
Validasi adalah melihat kebenaran sistem apakah proses yang telah dituliskan sudah
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Deteksi error adalah testing
yang berorentasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan
apakah suatu hal tersebut tidak terjadi. Test case merupakan suatu tes yang
dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang
telah ditentukan sebelumnya.
White box testing adalah suatu metode desain test case yang menggunakan
struktur kendali dari desain prosedural. Seringkali white box testing diasosiasikan
dengan pengukuran cakupan tes, yang mengukur persentase jalur-jalir dari tipe
yang dipilih untuk dieksekusi oleh test cases. White box testing dapat menjamin
(26)
Black box testing dilakukan tanpa adanya suatu pengetahuan tentang detail
struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai
functional testing. Black box testing bergfokus pada kebutuhan fungsional pada
(27)
22 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang diambil
pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton. Selain itu, bab ini juga merancangan desain
sistem dari Rancang Bangun Sistem informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi
Batu Pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton.
Pada tahap analisis dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan
tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil
menggunakan model waterfall. Pada model waterfall menurut Pressman terdapat
beberapa tahapan yang meliputi tahap komunikasi, tahap perencanaan, tahap
pemodelan, tahap konstruksi dan tahap penerapan aplikasi.
Gambar 3.1 Kerangka Metode Penelitian
Pada tahap komunikasi (communication) terdapat dua langkah yaitu
identifikasi masalah utnuk mengetahui kebutuhan pengguna. Kemudian dilanjutkan
dengan tahapan perencanaan (planning) berupa penjelasan estimasi waktu
pengerjaan aplikasi sesuai kebutuhan pengguna. Langkah ketiga adalah pemodelan
(modelling) yang merupakan proses penerjemahan syarat kebutuhan pengguna ke
sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.
Tahap pembuatan (construction) adalah proses pembuatan aplikasi serta melakukan
proses testing. Terakhir adalah tahap pengembangan (deployment) yaitu
mengumpulkan implementasi dan pemberian feedback dari pengguna. Communication •Identifikasi Masalah •Analisis Kebutuhan Planning •Estimasi Waktu Modelling •Analisis Sistem •Desain IO dan
User Interface Contruction •Pembuatan Aplikasi •Testing Deployment •Implementasi •Feedback pengguna
(28)
3.1 Komunikasi
Pada tahap komunikasi ini dilakukan proses observasi dan wawancara. Proses
observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kebagian yang
bersangkutan yang bertujuan untuk mengetahui informasi tentang nama
perusahaan, bidang usaha, gambaran umum perusahaan, visi dan misi perusahaan.
Sedangkan pada proses wawancara dilakukan dengan cara melakukan proses tanya
jawab kepada beberapa karyawan PT. Kartika Jaya Abadi Beton yang berfungsi
untuk mencocokkan data dan informasi dari hasil observasi. Selain itu proses
wawancara juga berfungsi untuk menanyakan beberapa hal yang tidak didapat dari
hasil observasi.
Kegiatan utama PT. Kartika Jaya Abadi Beton adalah memproduksi batu dan
pasir yang dimulai dari mensuplai batu yang berukuran ±50cm, yang kemudian
akan ditimbang menggunakan jembatan timbang dan akan dipecahkan
menggunakan mesin pemecah batu (Stone Scrushing Plant) menjadi lima ukuran.
Lima ukuran tersebut yaitu ≤4mm, 5-10mm, 11-15mm, 16-20mm dan 21-30mm. Proses bisnis utama adalah menjual pasir dan batu dengan alur bisnis yang
saat ini berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Menerima pesanan dari pelanggan dengan
2. Mencatat pesanan tersebut ke buku pesanan
3. Memesan dan membeli bahan baku pada supplier tetapi hanya berdasarkan
perkiraan oleh bagian produksi.
4. Menyelesaikan pemenuhan pesanan produk ke pelanggan.
Masalah yang dialami oleh PT. Kartika Jaya Abadi Beton saat ini adalah
(29)
24
pelanggan. Produk yang dihasilkan tidak mampu memenuhi semua pesanan yang
telah diterima. Sehingga pemenuhan pesanan pelanggan tidak tepat waktu karena
produk harus diproduksi keesokan harinya. Permasalahan ini mempengaruhi
kepuasan pelanggan, pelanggan yang tidak puas akan memilih produsen lain.
Gambar 3.2 Alur Bisnis PT. Kartika Jaya Abadi Beton
Setelah dilakukannya analisis pada proses bisnis dan masalah yang dihadapi
perusahaan, akhirnya ditemukan permasalahan utama yang dialami PT. Kartika
Jaya Abadi Beton. Pada proses bisnis saat ini, tidak adanya proses perhitungan
jumlah bahan baku yang dibutuhkan perhari. Jumlah bahan baku yang dibeli hanya
berdasarkan perkiraan oleh bagian produksi.
Merujuk presentase tiap produk pada landasan teori Stone Scrushing Plant,
didapat sebuah perhitungan untuk menghitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan
perusahaan. Jumlah pesanan per produk per hari akan dijumlah dan dibandingkan
dengan jumlah persediaan yang tersedia. Jika tersedia, maka perusahaan tidak perlu
melakukan proses pesan bahan baku dan proses produksi. Namun jika tidak tersedia
atau kurang, maka aplikasi akan menghitung jumlah produk yang kurang dan
menghitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan.
Pembelian bahan baku menggunakan metode Just In Time. Sesuai dengan
prinsip JIT, bahan baku akan dipesan satu hari sebelum diolah menjadi produk siap
jual. Penerimaan pesanan dari pelanggan akan ditutup pada pukul 15.00 sehari
(30)
perencanaan pembelian bahan baku, yang kemudian perencanaan ini akan diterima
oleh bagian administrasi untuk dilakukan pesanan ke supplier via telepon.
Keesokan harinya bahan baku yang dipesan akan dikirim oleh supplier dan
akan langsung diolah menggunakan mesin pemecah batu. Berdasarkan perhitungan
bahan baku maka produk yang dihasilkan akan memenuhi semua pesanan
pelanggan pada hari tersebut. Dengan begitu semua pesanan pelanggan dapat
terpenuhi.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Proses analisis bisnis dituliskan hasil dari observasi dan wawancara secara
rinci tentang proses pengadaan bahan baku yang terjadi pada saat ini. Proses analisis
bisnis dapat disusun empat identifikasi yaitu identifikasi masalah, identifikasi
pengguna, identifikasi data dan identifikasi fungsi.
1. Identifikasi masalah
Pada proses identifikasi masalah, dilakukan penggambaran proses bisnis yang
dihasilkan dari wawancara dan observasi. Permasalahan yang muncul yaitu
mengenai perhitungan bahan baku. Dari proses perhitungan bahan baku yang
terjadi pada saat ini, maka terdapat beberapa masalah yaitu:
a. Proses produksi terlalu sederhana sehingga tidak mampu memenuhi
permintaan atau pesanan yang banyak dan berubah-ubah.
b. Pembelian bahan baku dilakukan tanpa perhitungan sehingga menyebabkan
kekurangan bahan baku dan mengganggu pemenuhan pesanan pelanggan.
c. Tidak ada kegiatan monitoring pada bagian produksi untuk mengontrol dan
(31)
26
d. Pelaporan bersifat konvensional dan berpeluang untuk terjadinya manipulasi
data dan humanerror.
2. Identifikasi pengguna
Setelah ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, maka dapat dilakukan
identifikasi pengguna. Pengguna yang dapat berinteraksi langsung dengan
sistem atau aplikasi yaitu administrasi, bagian produksi dan direktur.
3. Identifikasi data
Pada tahap identifikasi data diperlukan beberapa data untuk merancang aplikasi
ini. Data tersebut meliputi data pelanggan, data pesanan, data pengguna data
supplier, data bahan baku, dan data persediaan.
4. Identifikasi fungsi
Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna dan data, maka
dapat dilakukan proses identifikasi fungsi. Identifikasi fungsi menghasilkan
beberapa fungsi yaitu proses pemesanan, fungsi perencanaan bahan baku, fungsi
penerimaan bahan baku, fungsi cetak invoice dan fungsi pembuatan laporan
produksi.
5. Identifikasi output
Pada sesi wawancara pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton terdapat beberapa
kebutuhan output yang diperlukan ditiap bagian. Selain dapat mengasilkan
rencana bahan baku, kebutuhan output lainya yang dibutuhkan berupa tabel yang
menampilkan jadwal pesanan dan rencana bahan baku, kemudian laporan grafik
yang menampilkan status pesanan pelanggan, status persediaan produk, status
(32)
Kemudian dibutuhkan juga output purchase order pesanan, invoice pelanggan,
dan laporan hasil produksi.
6. Identifikasi hadware dan software
Untuk aplikasi ini dibutuhkan beberapa spesifikasi perangkat keras dan
perangkat lunak yang akan dijelaskan dibagian analisis kebutuhan dibawah ini.
3.1.2 Analisis Kebutuhan
A. Analisis Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PT. Kartika Jaya Abadi Beton,
didapatkan kondisi bahwa sudah tersedia wifi sebagai media penyalur data.
Kebutuhan pengguna berfungsi untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing
pengguna yang berhubungan langsung dengan aplikasi sehingga aplikasi yang
dibuat dapat sesuai dengan apa yang diminta oleh pengguna dan sesuai dengan
kebutuhan bisnis. Terdapat tiga pengguna yang berhubungan dengan aplikasi yaitu
pengguna adminitrasi, bagian produksi, dan direktur. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel-tabel yang ada dibawah ini.
1. Administrasi
Tabel 3.1 Kebutuhan Pengguna Administrasi
Fungsi Data Informasi
Proses Pemesanan
1. Pengguna 2. Pelanggan 3. Pesanan
1. Memasukan data pesanan ke sistem 2. Daftar pesanan dan PO Pesanan 3. Notifikasi update jadwal produksi dan
perencanaan bahan baku baru
Cetak Invoice
Pesanan
1. Pesanan 1. Pesanan pelanggan telah terlayani (terpenuhi)
(33)
28
2. Bagian Produksi
Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Bagian Produksi
Fungsi Data Informasi
Perencanaan Bahan Baku 1. Jadwal Pesanan 2. Persediaan 3. Supplier
1. Pembuatan rencana bahan baku 2. Notifikasi pembuatan rencana
pembelian bahan baku
3. Pembuatan pesanan bahan baku 4. Notifikasi pada administrasi bahwa
pesanan bahan baku telah dibuat oleh staff produksi
Penerimaan bahan baku
1. Supplier 2. Bahan Baku
1. Update bahan baku
2. Notifikasi bahan baku sudah atau belum terpenuhi
3. Direktur
Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Direktur
Fungsi Data Informasi
Laporan Direktur
1.Pesanan 2.Produksi 3.Persedian 4.Bahan Baku
1. Permintaan pembutan laporan produksi
2. Laporan berbentuk grafik 3. Notifikasi pembuatan laporan
B. Analisis Kebutuhan Data
Dari beberapa kebutuhan fungsi yang telah disusun sebelumnya, maka
dibutuhkan beberapa data untuk menunjung sistem yang akan dibuat. Terdapat 10
data yang diperlukan sistem, data tersebut meliputi:
1. Data Pelanggan
Data pelanggan berisi data-data penting pelanggan seperti id pelanggan,
nama, alamat, email dan nomor telepon.
2. Data Pesanan
Data pesanan berisi data-data pesanan yang berupa data pelanggan, id
(34)
3. Data Pengguna
Data pengguna berisi data pengguna aplikasi, dengan kata lain hanya pegawai
yang telah terdaftar yang dapat menggunakan aplikasi dan digunakan pada
background procces.
4. Data Persediaan
Data persediaan berisi data-data jumlah persediaan yang tersedia untuk
memenuhi permintaan baru.
5. Jadwal Pesanan
Jadwal Pesanan adalah rekap pesanan dari pelanggan yang merupakan hasil
daro proses penjadwalan pesanan.
6. Data Persediaan
Data persedian ini akan digunakan untuk menghitung perencanaan bahan
baku.
7. Data Supplier
Data supplier berisi data seluruh supplier yang terhubung beserta penilaian
pelayanan dari supplier tersebut.
8. Invoice Bahan Baku
Invoice bahan baku diberikan oleh supplier saat bahan baku dikirim ke
perusahaan.
9. Rencana Pembelian Bahan Baku
Data perencanaan ini adalah sebuah hasil dari proses perencanan bahan
baku, rencana pembelian bahan baku ini akan digunakan sebagai masukan
(35)
30
10. Data Produksi
Data produksi berisi data-data jumlah bahan baku telah diolah.
11. Data Bahan Baku
Data bahan baku berisi data-data bahan baku yang tersedia saat itu dan
status penerimaan bahan baku yang sudah diterima dari supplier dan
kekurangannya.
C. Analisis Kebutuhan Fungsi
Berdasarkan User Requirement yang sudah dibuat sebelumnya, maka dapat
dirancang kebutuhan fungsi dari aplikasi. Pada tahap kebutuhan fungsi digunakan
untuk mengimplementasikan seluruh fungsi yang didapatkan dari hasil analisis
kebutuhan pengguna. Fungsi- fungsi tersebut dapat dibagi menjadi enam fungsi
yang meliputi sebagai berikut:
1. Fungsi Proses Pemesanan
Tabel 3.4 Fungsi Proses Pemesanan
Aktor Administrasi
Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian administrasi untuk mencatat pesanan dari pelanggan.
Pemicu Permintaan Pelanggan
Awal Otentikasi Pengguna(administrasi)
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem
Aktor mengisi data pesanan pelanggan.
Sistem menampung data pesanan pelanggan.
Aktor menekan tombol simpan. 1. Sistem akan memperbarui jadwal produksi.
Akhir Notifikasi update pada bagian produksi.
Non Fungsional
1. Input data pesanan hanya bisa dimasukan oleh bagian administrasi dan konfirmasi persetujuan pembelian kepada pelanggan.
2. Pelanggan dapat melakukan pemesanan H-1, maksimal pukul 15.00. 3. Dalam satu nota pesanan hanya diperuntukan untuk satu alamat.
(36)
2. Fungsi Perencanaan Bahan Baku
Tabel 3.5 Fungsi Perencanaan Bahan Baku
Aktor Bagian produksi
Diskripsi Fungsi ini merupakan background procces dari input pesanan yang dilakukan oleh bagian administrasi.
Pemicu Input data pesanan pelanggan administrasi
Awal Otentikasi pengguna (bagian produksi), notifikasi
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem
Administrasi menyimpan data pesanan
Sistem menghitung bahan baku yang dibutuhkan dan memperbarui perencanaan bahan baku.
Aktor membuka menu utama Menampilkan tabel jadwal perencanaan bahan baku telah
update.
Aktor memilih supplier berdasarkan rekomendasi
1. Berdasarkan rencana bahan baku maka menghasilkan rencana pembelian bahan baku
2. Sistem menyimpan data pemesanan bahan baku.
Akhir Data pada tabel rencana bahan baku bertambah
Non Fungsional 1. Keputusan pemilihan supplier tetap dibagian produksi.
2. Pemesanan bahan baku yang telah dibuat oleh staff produksi akan dikirim ke bagian administrasi untuk dilakukan pemesanan ke supplier via telepon.
3. Fungsi Penerimaan Bahan Baku
Tabel 3.6 Fungsi Penerimaan Bahan Baku
Aktor Bagian produksi
Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian produksi untuk mencatat dan memeriksa penerimaan bahan baku yang dikirim oleh supplier.
Pemicu Penerimaan Invoice pembelian bahan baku
Awal Otentikasi pengguna (bagian produksi), Invoice pembelian bahan baku
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem
Aktor membuka menu penerimaan bahan baku
Sistem menampilkan data pembelian (purchase order) Memasukan jumlah bahan baku
yang diterima dari supplier dan menekan tombol simpan.
Sistem meng-update data bahan baku dan mencatat penilaian supplier berdasarkan pengecekan
(37)
32
Akhir Notifikasi update bahan baku
Non Fungsional
Bahan baku yang diterima akan langsung diolah mesin pemecah batu.
4. Fungsi Cetak Invoice Pesanan
Tabel 3.7 Fungsi Cetak Invoice
Aktor Administrasi
Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian administrasi untuk mencetak invoice
yang akan digunakan sebagai surat jalan
Pemicu Notifikasi pemesanan bahan baku dari staff produksi telah dibuat
Awal Otentikasi Pengguna(administrasi)
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem
Aktor menekan tombol cetak. Update pemenuhan pesanan pelanggan
Akhir Notifikasi pesanan pelanggan sudah terpenuhi.
Non Fungsional
Invoice yang tercetak adalah jumlah yang dikirimkan pada hari itu.
5. Fungsi Pembuatan Laporan
Tabel 3.8 Fungsi Pembuatan Laporan
Aktor Direktur
Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh direktur untuk membuat atau mencetak laporan
Pemicu Memasukan periode laporan yang akan dibuat
Awal Otentikasi pengguna (direktur)
Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem
Aktor membuka menu pembuatan laporan
Sistem menampilkan sebuah pop up untuk memasukan periode
pembuatan laporan Aktor menekan tombol simpan
dan atau cetak.
Sistem menghasilkan dokumen laporan produksi dalam bentuk pdf
Akhir Notifikasi dokumen laporan hasil produksi telah dibuat
Non Fungsional
Laporan bersifat operasional, sehingga hanya berupa rekap data produksi dan penjualan. Sistem akan menampilkan laporan tersebut berupa grafik.
(38)
D. Analisis Kebutuhan Output Pengguna
kebutuhan pengguna merupakan output dari sistem yang akan digunakan oleh
pengguna. Berikut adalah kebutuhan pengguna :
1. Purchase Order Pesanan
Purchase order pesananadalah bukti pesanan kepada pelanggan, PO pesanan
ini yang berisi nomor pemesanan, data pelanggan, dan detail pesanan seperti jumlah
bahan produk yang dipesan dan waktunya.
2. Pesanan
Data pesanan ini adalah sebuah hasil dari proses pemesanan, pesanan ini
akan digunakan sebagai masukan proses penjadwalan pesanan. Dan akan
digunakan untuk membuat laporan rekap penjualan untuk direktur, laporan bisa
dibuat berdasarkan tahun dan bulan.
3. Jadwal Pesanan
Jadwal produksi ini akan menampilkan pesanan produk per jenis yang
ditampilkan perminggunya. Jadwal ini akan ditampilkan pada menu utama pada
bagian administrasiseperti Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Tabel Jadwal Pesanan Yang Ditampilkan Pada Menu Utama Administrasi
26 Juni – 2 Juli Mingg
u 26/6 Senin 27/6 Selasa 28/6 Rabu 29/6 Kamis 30/6 Jumat 1/7 Sabtu 2/7
P001/Dina/A/ 7
P002/Bima/D/
7 P001/Dina/B/7
P001/Dina/D/1 0 P001/Dina/D/ 9 P001/Dina/C/ 8 P003/Yudi/B/ 4 P003/Yudi/A/ 6 P002/Bima/D/ 7 P004/Beni/B/1 5 P002/Bima/D/ 7 P002/Bima/B/ 5 P004/Beni/B/5 P003/Yudi/C/
3
P003/Yudi/A/ 6
P005/Doni/E/2 P004/Beni/C/9
P005/Doni/B/ 8
Jika pesanan pelanggan tersebut digambarkan satu demi satu maka jadwal
(39)
34
1. Pesanan dengan ukuran ≤4mm
Pesanan Tanggal
27 28 29 30 1 2
P001 7
P003 6 6
Total 7 6 0 0 0 6
2. Pesanan dengan ukuran 5-10mm
Pesanan Tanggal
27 28 29 30 1 2
P001 7
P002 5
P003 4
P004 5 15
P005 8
Total 4 5 7 15 0 13
3. Pesanan dengan ukuran 11-15mm
Pesanan Tanggal
27 28 29 30 1 2
P001 8
P003 3
P004 9
Total 0 0 3 0 0 17
4. Pesanan dengan ukuran 16-20mm
Pesanan Tanggal
27 28 29 30 1 2
P001 10 9
P002 7 7 7
Total 0 7 7 10 16 0
5. Pesanan dengan ukuran 21-30mm
Pesanan Tanggal
27 28 29 30 1 2
P005 2
Total 0 2 0 0 0 0
Setelah direkap berdasarkan ukuran, maka akan terdapat sebuah background
procces dibuatkan sebuah tabel pesanan untuk membuat tabel rencana bahan baku
(40)
Tabel 3.10 Tabel pesanan bahan baku untuk pembuatan rencana bahan baku
Ukuran 26 Juni – 2 Juli
Senin 27/6 Selasa 28/6 Rabu 29/6 Kamis 30/6 Jumat 1/7 Sabtu 2/7
≤4mm 7 6 0 0 0 6
5-10mm 4 5 7 15 0 13
11-15mm 0 0 3 0 0 17
16-20mm 0 7 7 10 16 0
21-30mm 0 2 0 0 0 0
4. Rencana Bahan Baku
Output rencana bahan baku ini dihitung menggunakan rumus yang telah
penulis jabarkan pada proses perhitungan kebutuhan bahan baku. Simulasi
perhitungan awal dimulai dengan asumsi bahwa persedian awal masih kosong,
maka diproduksi sesuai permintaan pelanggan pertama yang dapat dilihat pada
jadwal produksi. Yaitu permintaan A pada tanggal 27 Juni yang berjumlah tujuh
ton dengan ukuran batu ≤4mm. Mesin yang dimiliki perusahaan saat ini adalah
Stone Crusher Plant yang mampu memecah batu dengan kapasitas 30-40ton/jam.
Maka untuk pemenuhan permintaan pertama menggunakan rumus 2.1.
Dengan cara perhitungan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan pada tanggal 27 Juni
0 - 7 = -7 ton BB = 4 / 25% <=4mm :16 x 10 / 100 = 1.6 1.6 - 7 = -5.4 ton 0 - 4 = -4 ton BB = 4 x 100 / 25 5-10mm :16 x 25 / 100 = 4 4 - 4 = 0 ton 0 - 0 = 0 ton BB = 16 ton 11-15mm : 16 x 25 / 100 = 4 4 - 0 = 4 ton
0 - 0 = 0 ton 16-20mm : 16 x 25 / 100 = 4 4 - 0 = 4 ton
0 - 0 = 0 ton 21-30mm : 16 x 15 / 100 = 2.4 2.4 - 0 = 2.4 ton
0 - 5.4 = -5.4 ton BB = 5.4 / 10% <=4mm :54 x 10 / 100 = 5.4 5.4 - -5 = 0 ton 0 - 0 = 0 ton BB = 5.4 x 100 / 10 5-10mm :54 x 25 / 100 = 13.5 13.5 - 0 = 13.5 ton 4 - 0 = 4 ton BB = 54 ton 11-15mm : 54 x 25 / 100 = 13.5 13.5 - 4 = 17.5 ton
4 - 0 = 4 ton 16-20mm : 54 x 25 / 100 = 13.5 13.5 - 4 = 17.5 ton
2.4 - 0 = 2.4 ton 21-30mm : 54 x 15 / 100 = 8.1 8.1 - 2 = 10.5 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
(41)
36
2. Perhitungan pada tanggal 28 Juni
3. Perhitungan pada tanggal 29 Juni
4. Perhitungan pada tanggal 30 Juni
5. Perhitungan pada tanggal 1 Juli
6. Perhitungan pada tanggal 2 Juli
0 - 6 = -6 ton BB = 6 / 10% <=4mm :60x 10 / 100 = 6 6 + -6 = 0 ton 13.5 - 5 = 8.5 ton BB = 6 x 100 / 10 5-10mm :60x 25 / 100 = 15 15 + 8.5 = 23.5 ton 17.5 - 0 = 17.5 ton BB = 60 ton 11-15mm :60x 25 / 100 = 15 15 + 17.5 = 32.5 ton
17.5 - 7 = 10.5 ton 16-20mm :60x 25 / 100 = 15 15 + 10.5 = 25.5 ton
10.5 - 2 = 8.5 ton 21-30mm :60x 15 / 100 = 9 9 + 8.5 = 17.5 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
0 - 0 = 0 ton BB = 0 / 0% <=4mm : 0 x 10 / 100 = 0 0 + 0 = 0 ton 23.5 - 7 = 16.5 ton BB = 0 x 0 / 0 5-10mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 16.5 = 16.5 ton
32.5 - 3 = 29.5 ton BB = 0 ton 11-15mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 29.5 = 29.5 ton
25.5 - 7 = 18.5 ton 16-20mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 18.5 = 18.5 ton
17.5 - 0 = 17.5 ton 21-30mm : 0 x 15 / 100 = 0 0 + 17.5 = 17.5 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
0 - 0 = 0 ton BB = 0 / 0% <=4mm : 0 x 10 / 100 = 0 0 + 0 = 0 ton 16.5 - 15 = 1.5 ton BB = 0 x 0 / 0 5-10mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 1.5 = 1.5 ton
29.5 - 0 = 29.5 ton BB = 0 ton 11-15mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 29.5 = 29.5 ton
18.5 - 10 = 8.5 ton 16-20mm : 0 x 25 / 100 = 0 0 + 8.5 = 8.5 ton
17.5 - 0 = 17.5 ton 21-30mm : 0 x 15 / 100 = 0 0 + 17.5 = 17.5 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
0 - 0 = 0 ton BB = 7.5 / 25% <=4mm :30x 10 / 100 = 3 3 + 0 = 3 ton 1.5 - 0 = 1.5 ton BB = 7.5 x 100 / 25 5-10mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + 1.5 = 9 ton 29.5 - 0 = 29.5 ton BB = 30 ton 11-15mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + 29.5 = 37 ton
8.5 - 16 = -7.5 ton 16-20mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + -7.5 = 0 ton
17.5 - 2 = 15.5 ton 21-30mm :30x 15 / 100 = 4.5 4.5 + 15.5 = 20 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
3 - 6 = -3 ton BB = 3 / 10% <=4mm :30x 10 / 100 = 3 3 + -3 = 0 ton 9 - 13 = -4 ton BB = 3 x 100 / 10 5-10mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + -4 = 3.5 ton 37 - 17 = 20 ton BB = 30 ton 11-15mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + 20 = 27.5 ton
0 - 0 = 0 ton 16-20mm :30x 25 / 100 = 7.5 7.5 + 0 = 7.5 ton
20 - 0 = 20 ton 21-30mm :30x 15 / 100 = 4.5 4.5 + 20 = 24.5 ton
Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
(42)
Pada detail perhitungan diatas dapat dilihat bahwa sisa produksi pada tanggal
27 juni tersebut akan menjadi persedian yang digunakan sebagai pemenuhan
permintaan tanggal 28 juni, begitu juga pada tanggal berikutnya. Output yang
dihasilkan yaitu berupa sebuah tabel yang berisi total jumlah bahan baku yang harus
dibutuhkan untuk kegiatan produksi pada esok hari. Rencana bahan baku ini akan
ditampilkan pada tampilan menu utama bagian staff produksi.
Tabel 3.11 Rencana Bahan Baku
5. Rencana Pembelian Bahan Baku
Rencana ini hanya berisi detail pembelian bahan baku seperti jumlah dan hari,
kemudian akan di proses lagi untuk memilih supplier yang terbaik yang harus
dipilih.
6. Pesanan Bahan Baku
Pesanan bahan baku ini berisi pesanan yang sudah ditambahkan data supplier.
Dalam satu pesanan bahan baku staff produksi bisa memesan di lebih dari satu
supplier namun tentunya dengan jumlah total yang sama seperti pada perencanaan
bahan baku.
7. History Supplier
History supplier adalah sebuah poin rekomendasi ke supplier. Poin
ditambahkan berdasarkan ketepatan waktu supplier mengirimkan bahan baku.
History ini nantinya akan digunakan sebagai dasar pemilihan supplier pada menu
pemesanan bahan baku.
27/6 28/6 29/6 30/6 1/7 2/7
Jumlah Bahan Baku
70
60
0
0
30
30
(43)
38
8. Invoice
Invoice adalah nota pembelian untuk pelanggan. Nota ini juga akan
digunakan sebagai surat pengiriman produk ke pelanggan, sehingga data-data
pelanggan secara lengkap dicantumkan pada nota tersebut.
9. Laporan Untuk Manajer
Dalam laporan ini berisi tentang detail histori produk yang telah dijual dan
detail histori proses produksi yang berupa jumlah bahan baku yang diolah, produk
yang dihasilkan, total produk yang terjual. Semua data akan terekap dan dapat
ditampilkan perhari, perbulan, atau per tahun. Sesuai dengan tujuannya, laporan ini
untuk menampilkan jumlah produksi yang akan digunakan sebagai masukan bagi
direktur dalam perbaikan sistem yang lebih baik.
E. Analisis Kebutuhan Hardware dan Software
Untuk membuat website aplikasi ini dibutuhkan beberapa spesifikasi
perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk perangkat keras dibutuhkan processor
core i3, memory RAM 2 Gb, hardisk 320 Gb, VGA 32MB bit dengan revolusi
1024 x 786 atau lebih, mouse, keyboard. Sedangkan untuk perangkat lunak
dibutuhkan Web Server XAMPP versi 3.2.1, mySql, Google Chrome atau Opera
atau Web Browser lain dan Sistem Operasi Windows 7.
3.2 Perencanaan
Pada pengembangan sistem ini memerlukan waktu empat bulan pengerjaan
(44)
Tabel 3.12 Estimasi Waktu Kerja Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku
Kegiatan
Fe bru
ari
Maret April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Studi Literatur
Pengamatan dan Observasi Wawancara Analisis dan Perancangan
Pembuatan Aplikasi Testing dan
Implementasi Pembuatan Laporan
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan adalah proses pemodelan yang membahas tentang perancangan
arsitektur, perancangan proses, perancangan basis data, perancangan antar muka
dan perancangan pengujian. Setelah itu proses pengkodean dan pengujian aplikasi
pada tahap konstruksi. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dibuat, maka dapat
dilakukan proses perancangan tersebut sebagai dasar pembuatan sistem informasi
perencanaan bahan baku.
3.3.1 Perancangan Arsitektur Sistem
Pada tahap ini dilakukan perancangan arsitektur dari sistem yang akan dibuat.
Arsitektur pada aplikasi pengelolaan dokumen bahan baku menggunakan arsitektur
network atau web based. Pada arsitektur ini dijelaskan bahwa permintaan pelanggan
akan diterima oleh administrasi yang kemudian akan dimasukan kedalam sistem
melalui form input pesanan yang ditunjukkan pada nomor satu pada gambar 3.3.
Data pesanan tersebut akan digunakan untuk perhitungan perencanaan bahan baku
(45)
40
kepada supplier melalui form pembuatan purchase order, proses ini ditunjukkan
pada nomor dua. Invoice pembelian dan pengecekan bahan baku dari supplier akan
dimasukan ke dalam sistem oleh bagian produksi ditunjukkan pada nomor tiga.
Laporan produksi dapat diakses oleh direktur yang ditunjukan pada nomor enam.
Nomor empat, lima dan tujuh adalah laporan dalam bentuk grafik yang
menampilkan informasi penting bagi ketiga-tiganya.
Bagian Produksi
Direktur
1 2
3
4 5
6 7
Gambar 3.3 Perencanaan Arsitektur Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
3.3.2 Perancangan Proses
Model pengembangan yang digunakan dalam Tugas Akhir yaitu berupa
rancang bangun. Dengan mengumpulkan data transaksi sebagai input dalam
rancang bangun ini. Selanjutnya data tersebut akan diproses dan dianalisis sesuai
dengan informasi yang dihasilkan. Secara garis besar dapat digambarkan dengan
(46)
Block Diagram
Input Proses Output
P
h
ase
Data Pelanggan
Data Pesanan
Data Persediaan
Data Supplier
Data Produksi
Data Bahan Baku
Proses Pemesanan
Pemesanan Bahan Baku
Invoice
Proses Perencanaan Bahan Baku
Penerimaan Bahan Baku
Cetak Invoice Pesanan
Pembuatan Laporan
Rencana Bahan Baku
Rencana Pembelian Bahan Baku Purchase Order
Pesanan
Laporan Direktur Rencana Pembelian
Bahan Baku
Pesanan Bahan Baku
Invoice Bahan Baku
History Supplier
Jadwal Pesanan
Jadwal Pesanan
Gambar 3.4 Block Diagram Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
Jika digambarkan berdasarkan analisis bisnis, analisis kebutuhan pengguna,
data, fungsi dan output pengguna maka block diagram yang dihasilkan adalah
seperti Gambar 3.4. Terdapat 11 inputan, tujuh proses dan sembilan output yang
(47)
42
A. Context Diagram
Gambar 3.5 Context Diagram Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
Gambar 3.5 menjelaskan bahwa rancang bangun sistem informasi
perencanaan bahan baku membutuhkan empat entitas untuk menjalankan sistemnya
yaitu pelanggan, supplier, staff produksi dan direktur. Data yang mengalir dari
pelanggan adalah data pesanan, kemudian sistem keluaran purchase order dan
invoice pembelian. Sistem juga memberi keluaran data pesanan bahan baku untuk
nantinya dikirmkan ke supplier, saat supplier mengirimkan bahan baku maka
invoice bahan baku akan digunakan untuk menambah poin supplier tersebut. Staff
produksi akan memberikan inputan berupa data bahan baku yang diterima.
Sedangkan pada bagian direktur mendapatkan keluaran berupa laporan produksi,
laporan grafik penilaian supplier, laporan penjualan.
B. Diagram Berjenjang
Diagram jenjang digunakan untuk menampilkan seluruh proses yang akan
ditangani pada sistem yang akan dibangun. Sistem akan dibangun berdasarkan lima
proses yaitu proses pemesanan, perencanaan bahan baku, penerimaan bahan baku, Laporan Penjualan
Laporan Produksi
Laporan Grafik Penilaian Supplier
Invoice Bahan Baku Data Pesanan Bahan Baku
Purchase Order Produk
Invoice
Data Penerimaan Bahan Baku Data Pesanan
Pelanggan
Staff Produksi Direktur
0
Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
+
(48)
cetak invoice, dan pembuatan laporan grafik dan cetak. Diagram berjenjang dari
sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Input Data Pesanan Proses Pemesanan Perencanaan Bahan Baku Pemesanan Bahan Baku Perencanaan Bahan Baku Penerimaan Bahan Baku Pembuatan Laporan Grafik dan Laporan
Cetak Bahan Baku Diterima Pengecekan Penerimaan Bahan Baku Menampilkan Grafik Penjualan Menampilkan Grafik Produksi Menampilkan Penilaian Supplier 0 1 2 1.1 3 5 3.1 3.2 5.1 5.2 5.3 2.1 2.2 Cetak Invoice Proses Produksi Pengiriman Barang 4 4.1 4.2 Buat Purchase Order 1.2 Proses Penjadwalan 1.3
Gambar 3.6 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
C. Data Flow Diagram (DFD) Level 0
Dalam pembuatan data flow diagram ini mengacu pada kebutuhan fungsi.
Pada kebutuhan fungsi terdapat 5 fungsi yang akan dipakai sebagai proses pada
data flow diagram level 0. Proses tersebut saling berhubungan satu sama lain
misalnya dari proses pemesanan, perencanaan bahan baku, penerimaan bahan baku,
cetak invoice, dan pembuatan laporan grafik dan laporan cetak. Untuk lebih jelas
(49)
44 Data Pers ediaan
Jadwal Pes anan
Data Pesanan Bahan Baku Data Supplier
Renc ana Bahan Baku
[Laporan Produks i] [Laporan Grafik Penilaian Supplier] [Laporan Penjualan]
Poin Supplier
[Invoice Bahan Baku] [Purc has e Order Produk]
[Invoice] [Data Penerimaan Bahan Baku]
Update Persediaan
Data Pesanan
Bahan Baku Update Pes anan
Hasil Produksi Data Produsks i
Data Bahan Baku
Update Bahan Baku
Poin Supplier
Data Bahan Baku Data Pesanan
Data Produksi Data Pesanan
Data Pengguna
[Data Pes anan]
Pelanggan
Staff Produksi Direktur 1
Proses Pemesanan
+
2
Perenc anaan Bahan Baku + 3 Penerimaan Bahan Baku + 5 Pembuatan Laporan Grafik dan Laporan
Cetak + 1 Pengguna 2 Pelanggan 3 Supplier 4 Pesanan
6 Bahan Baku
5 Perenc anaan Bahan Baku
7 Produks i
8 Persediaan
4
Cetak Invoice
+
Supplier
(50)
D. DFD Level 1 Proses Pemesanan
Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses Pemesanan
Proses pertama yaitu proses pemesanan. Pada proses ini bagian administrasi
memasukan data pesanan dari pelanggan ke dalam sistem yang dinputkan secara
manual. Proses pemesanan ini menggunakan data pengguna untuk mencatat nama
bagian adaministrasi yang melayani pada saat itu. Data pesanan akan disimpan
dalam tabel pesanan, yang kemudian akan dicetak purchase order untuk pelanggan.
Proses pemesanan ini dapat dilihat pada Gambar 3.8. Dengan menggunakan data
pesanan dan data persediaan akan menghasilkan jadwal pesanan.
E. DFD Level 1 Perencanaan Bahan Baku
Proses kedua adalah proses perencanaan bahan baku, proses ini mengambil
data dari jadwal pesanan pada proses pemesanan. Kemudian jadwal pesanan akan
digunakan untuk membuat rencana bahan baku yang akan disimpan pada tabel
perencanaan bahan baku. Dari proses tersebut akan muncul sebuah rencana
pembelian bahan baku yang oleh staff produksi akan mengambil data supplier untuk
[Data Persediaan]
[Jadwal Pesanan] Pesanan
Pesanan
[Purchase Order Produk]
[Data Pesanan] [Data Pengguna]
[Data Pesanan] Pelanggan
1 Pengguna 4 Pesanan
1.1 Input Data
Pesanan
1.2 Buat Purchase
Order
Perencanaan Bahan Baku
8 Persediaan
1.3 Proses Penjadwalan
(51)
46
membuat pesanan bahan baku yang akan diberikan oleh supplier. Proses ini dapat
dilihat dengan jelas pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 DFD Level 1 Perencanaan Bahan Baku
F. DFD Level 1 Penerimaan Bahan Baku
Proses ketiga adalah penerimaan bahan baku. Bahan baku yang telah diterima
berdasarkan invoice dari supplier akan diperiksa dan dimasukan dalam sistem yang
kemudian secara otomatis akan menambah poin rekomendasi bagi supplier. Bahan
baku yang diterima juga akan merubah data bahan baku pada tabel bahan baku.
Bahan baku siap diproduksi. Proses ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar
3.10.
[Data Pes anan Bahan Baku] [Data Supplier]
[Rencana Bahan Baku]
[Jadwal Pesanan]
Renc ana Pembelian 2.1
Perenc anaan Bahan Baku
2.2 Pemes anan Bahan Baku
5 Perenc anaan
Bahan Baku
3 Supplier
Supplier
(52)
Gambar 3.10 DFD Level 1 Penerimaan Bahan Baku
G. DFD Level 1 Cetak Invoice
Gambar 3.11 DFD Level 1 Cetak Invoice [Invoice Bahan Baku]
[Data Penerimaan Bahan Baku] [Bahan Baku] Bahan Baku
[Data Bahan Baku]
[Update Bahan Baku] [Poin Supplier] 3.1 Bahan Baku Diterima 3 Supplier 3.2 Peng ecekan Penerimaan Bahan Baku
6 Bahan Baku
Cetak Invoice Staff Produksi Supplier [Invoice] [Update Persediaan] [Update Pesanan]
[Data Pes anan]
Produk [Hasil Produks i]
[Data Produsksi]
[Bahan Baku]
7 Produks i
8 Persediaan
4 Pesanan
4.1 Proses Produksi
4.2 Pengiriman
Barang
Penerimaan Bahan Baku
8 Persediaan
(53)
48
Proses keempat adalah mencetak invoice pelanggan. Bahan baku yang telah
diproduksi akan masuk ke tabel produksi dan tabel persediaan. Sehingga muncul
daftar pesanan yang siap dikirim. Produk akan dikirim ke pelanggan dengan invoice
sebagai surat jalan. Proses ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 3.11.
H. DFD Level 1 Pembuatan Laporan Grafik dan Laporan Cetak
Gambar 3.12 DFD Level 1 Pembuatan Laporan Grafik dan Laporan Cetak
Proses terakhir adalah pembuatan laporan untuk direktur. Dari tabel pesanan,
produksi, bahan baku, dan supplier akan dibuatkan laporan grafik penjualan,
laporan grafik produksi, dan menampilkan supplier yang paling terrekomendasi.
Laporan grafik ini dapat dicetak. Proses ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar
3.12
3.3.3 Perancangan Basis Data
Setelah merancang desain proses dari sistem dengan menggunakan software
requirement kemudian context diagram dan data flow diagram, maka proses
selanjutnya yaitu merancang skema database. Pada tahap merancang skema
database digunakan beberapa cara yaitu membuat conceptual data model, physic
data model dan menyusun struktur tabel.
[Laporan Grafik Penilaian Supplier] [Laporan Penjualan]
[Laporan Produks i]
[Poin Supplier] [Data Pes anan]
[Data Produksi]
[Data Bahan Baku]
Direktur 7 Produks i
4 Pesanan 6 Bahan Baku
5.1 Grafik Penjualan
5.2 Grafik Produksi
5.5 Penilaian
Supplier 3 Supplier
(54)
49
on
ce
ptu
al Data M
ode l Melakukan Detail Pesanan Membeli Meremcanakan Mengolah Menghasilkan Pesanan id_pesanan tgl_pesanan total_pesanan alamat_penerima nama_penerima tlp_penerima
<pi> Characters (5) Date Integer
Variable characters (100) Variable characters (45) Variable characters (13)
<M> Identifier_1 <pi> Pengguna id_pgg nama_pgg jabatan_pgg kode_pgg pass
<pi> Characters (11) Variable characters (100) Variable characters (25) Variable characters (10) Variable characters (6)
<M> Identifier_1 <pi> Pelanggan id_pelanggan nama_pel alamat_pel email_pel tlp_pel
<pi> Characters (6) Variable characters (100) Variable characters (100) Variable characters (25) Variable characters (13)
<M> Identifier_1 <pi> Perencanaan_Bahan_Baku id_perencanaan tgl_perencanaan jumlah_perencanaan status_perencanaan
<pi> Characters (7) Date Integer
Variable characters (1) <M> Identifier_1 <pi> Bahan Baku id_bb jumlah_bb diterima status_bb
<pi> Characters (7) Integer Integer
Variable characters (1) <M>
Identifier_1 <pi>
Produksi id_produksi tgl_produksi
<pi> Characters (7) Date <M> Identifier_1 <pi> Supplier id_supplier nama_sup alamat_sup kota tlp_sup email_sup poin_barang poin_waktu harga_sup
<pi> Characters (4) Variable characters (100) Variable characters (100) Variable characters (25) Variable characters (13) Variable characters (50) Integer Integer Integer <M> Identifier_1 <pi> Persediaan id_persediaan jenis total harga_produk
<pi> Characters (7) Variable characters (1) Float
Integer
<M>
Identifier_1 <pi>
Gambar 3.13 Conceptual Data Model Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu
(55)
50
Pada Conceptual Data Model (CDM) terdapat delapan entitas yaitu
pengguna, pelanggan, pesanan, supplier, bahan baku, perencanaan bahan baku,
persediaan dan produksi. Pada entitas pengguna dengan pesanan, relasinya adalah
one to many. Kemudian pesanan mempunyai hubungan dengan pelanggan yaitu
many to many. Supplier memiliki relasi one to many dengan bahan baku. Bahan
baku memiliki relasi one to many dengan perencanaan bahan baku dan bahan baku
memilki relasi one to many dengan tabel produksi. Dan yang terakhir produksi
memiliki relasi many to many dengan persediaan. Desain CDM yang digunakan
dalam merancang aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.13.
B. Physical Data Model
Pada Physical Data Model (PDM) ini terdapat lima entitas baru dari hasil
generateConceptual Data Model (CDM) yang dibuat sebelumnya. Entitas tersebut
yaitu dari hasil many to many pesanan dengan pelanggan yang menghasilkan entitas
baru yaitu detil pesanan. Kemudian entitas produksi dengan persediaan yang
menghasilkan entitas baru yaitu detil persediaan. Desain PDM dapat dilihat pada
(56)
51 id_pgg tgl_pesanan total_pesanan alamat_penerima nama_penerima tlp_penerima char(11) date int varchar(100) varchar(45) varchar(13) <fk> id_pgg nama_pgg jabatan_pgg kode_pgg pass char(11) varchar(100) varchar(25) varchar(10) varchar(6) <pk> id_pelanggan nama_pel alamat_pel email_pel tlp_pel char(6) varchar(100) varchar(100) varchar(25) varchar(13) <pk> Perencanaan_Bahan_Baku id_perencanaan tgl_perencanaan jumlah_perencanaan status_perencanaan char(7) date int varchar(1) <pk> Bahan Baku id_bb id_perencanaan id_supplier jumlah_bb diterima status_bb char(7) char(7) char(4) int int varchar(1) <pk> <fk2> <fk1> Produksi id_produksi id_bb tgl_produksi char(7) char(7) date <pk> <fk> Supplier id_supplier nama_sup alamat_sup kota tlp_sup email_sup poin_barang poin_waktu harga_sup char(4) varchar(100) varchar(100) varchar(25) varchar(13) varchar(50) int int int <pk> Persediaan id_persediaan jenis total harga_produk char(7) varchar(1) float int <pk> id_pesanan tgl_pesanan jenis jumlah harga total invoice char(5) date varchar(1) int int int varchar(10) <pk,fk2> detail_persediaan id_produksi id_persediaan jenis jumlah char(7) char(7) varchar(1) int <pk,fk1> <pk,fk2>
(1)
100
Tabel 4.13 Perhitungan Penumpukan Produk Pada Tanggal 12
3. Perhitungan pada tanggal 15
Tabel 4.14 Perhitungan Penumpukan Produk Pada Tanggal 15
Dengan diurutkan maka akan menghasilkan alur perpindahan produk, yang awalnya merupakan sisa atau penumpukan persediaan akan digunakan sebagai persediaan untuk memenuhi pesanan pada hari berikutnya. Hal ini akan terus berulang pada tiap harinya.
3 - 2 = 1 tonBB = 1 / 25% <=4mm : 4 x10 / 100 = 0.4 0.4 + 1 = 1.4 ton 13 - 11 = 2 tonBB = 1 x 100 / 25 5-10mm : 4 x25 / 100 = 1 1 + 2 = 3 ton 13 - 3 = 10 tonBB = 4 ton 11-15mm : 4 x25 / 100 = 1 1 + 10 = 11 ton 4 - 5 = -1 ton 16-20mm : 4 x25 / 100 = 1 1 + -1 = 0 ton 0 - 9 = -9 ton 21-30mm : 4 x15 / 100 = 0.6 0.6 + -9 = -8.4 ton 1.4 - 0 = 1.4 tonBB = 8.4 / 15% <=4mm : 56 x10 / 100 = 5.6 5.6 + 1.4 = 7 ton 3 - 0 = 3 tonBB = 8.4 x 100 / 15 5-10mm : 56 x25 / 100 = 14 14 + 3 = 17 ton 11 - 0 = 11 tonBB = 56 ton 11-15mm : 56 x25 / 100 = 14 14 + 11 = 25 ton 0 - 0 = 0 ton 16-20mm : 56 x25 / 100 = 14 14 + 0 = 14 ton 0 - 8.4 = -8.4 ton 21-30mm : 56 x15 / 100 = 8.4 8.4 + -8.4 = 0 ton Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
<=4mm : 60 x 10 / 100 = 6 2 3 + 6 = 9 9 - 2 = 7 5-10mm : 60 x 25 / 100 = 15 11 13 + 15 = 28 28 - 11 = 17 11-15mm : 60 x 25 / 100 = 15 3 13 + 15 = 28 28 - 3 = 25 16-20mm : 60 x 25 / 100 = 15 5 4 + 15 = 19 19 - 5 = 14
21-30mm : 60 x 15 / 100 = 9 9 0 + 9 = 9 9 - 9 = 0
Perhitungan Produk Yang Dihasilkan Dari Bahan Baku
Pesanan Tanggal 12
Penumpukan Persediaan Persediaan
7 - 6 = 1 tonBB = 2 / 15% <=4mm : 13.3 x10 / 100 = 1.33 1.33 + 1 = 2.33 ton 17 - 6 = 11 tonBB = 2 x 100 / 15 5-10mm : 13.3 x25 / 100 = 3.33 3.33 + 11 = 14.3 ton 25 - 2 = 23 tonBB = 13.3 ton 11-15mm : 13.3 x25 / 100 = 3.33 3.33 + 23 = 26.3 ton 14 - 7 = 7 ton 16-20mm : 13.3 x25 / 100 = 3.33 3.33 + 7 = 10.3 ton 0 - 2 = -2 ton 21-30mm : 13.3 x15 / 100 = 2 2 + -2 = 0 ton Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
<=4mm : 13 x 10 / 100 = 1.33 6 7 + 1.33 = 8.33 8.33 - 6 = 2.33 5-10mm : 13 x 25 / 100 = 3.33 6 17 + 3.33 = 20.33 20.33 - 6 = 14.3 11-15mm : 13 x 25 / 100 = 3.33 2 25 + 3.33 = 28.33 28.33 - 2 = 26.3 16-20mm : 13 x 25 / 100 = 3.33 7 14 + 3.33 = 17.33 17.33 - 7 = 10.3 21-30mm : 13 x 15 / 100 = 2 2 0 + 2 = 2 1.995 - 2 = 0
Perhitungan Produk Yang Dihasilkan Dari Bahan Baku
Pesanan Tanggal 15
Penumpukan Persediaan Persediaan
(2)
4. Perhitungan pada tanggal 16
Tabel 4.15 Perhitungan Penumpukan Produk Pada Tanggal 16
5. Perhitungan pada tanggal 17
Tabel 4.16 Perhitungan Penumpukan Produk Pada Tanggal 17
6. Perhitungan pada tanggal 18
2.33 - 2 = 0.33 tonBB = 6 / 15% <=4mm : 40 x10 / 100 = 4 4 + 0.33 = 4.33 ton 14.3 - 5 = 9.33 tonBB = 6 x 100 / 15 5-10mm : 40 x25 / 100 = 10 10 + 9.33 = 19.3 ton 26.3 - 12 = 14.3 ton BB = 40 ton 11-15mm : 40 x25 / 100 = 10 10 + 14.3 = 24.3 ton 10.3 - 11 = -0.7 ton 16-20mm : 40 x25 / 100 = 10 10 + -0.7 = 9.33 ton 0 - 6 = -6 ton 21-30mm : 40 x15 / 100 = 6 6 + -6 = 0 ton Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
<=4mm : 40 x 10 / 100 = 4 2 2 + 4 = 6.33 6.33 - 2 = 4.33 5-10mm : 40 x 25 / 100 = 10 5 14 + 10 = 24.33 24.33 - 5 = 19.3 11-15mm : 40 x 25 / 100 = 10 12 26 + 10 = 36.33 36.33 - 12 = 24.3 16-20mm : 40 x 25 / 100 = 10 11 10 + 10 = 20.33 20.33 - 11 = 9.3 21-30mm : 40 x 15 / 100 = 6 6 -0 + 6 = 6 5.995 - 6 = 0
Perhitungan Produk Yang Dihasilkan Dari Bahan Baku
Pesanan
Tanggal 16 Persediaan
Penumpukan Persediaan
4.33 - 4 = 0.33 tonBB = 4 / 15% <=4mm : 27 x10 / 100 = 2.7 2.7 + 0.33 = 3.03 ton 19.3 - 1 = 18.3 tonBB = 4 x 100 / 15 5-10mm : 27 x25 / 100 = 6.75 6.75 + 18.3 = 25.1 ton 24.3 - 12 = 12.3 tonBB = 27 ton 11-15mm : 27 x25 / 100 = 6.75 6.75 + 12.3 = 19.1 ton 9.33 - 2 = 7.33 ton 16-20mm : 27 x25 / 100 = 6.75 6.75 + 7.33 = 14.1 ton 0 - 4 = -4 ton 21-30mm : 27 x15 / 100 = 4.05 4.05 + -4 = 0.05 ton Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
dibutuhkan (BA) Jumlah Produk (JP) Persediaan Akhir (PA)
<=4mm : 27 x 10 / 100 = 2.7 4 4 + 3 = 7.03 7.03 - 4 = 3.03 5-10mm : 27 x 25 / 100 = 6.75 1 19 + 7 = 26.08 26.08 - 1 = 25.1 11-15mm : 27 x 25 / 100 = 6.75 12 24 + 7 = 31.08 31.08 - 12 = 19.1 16-20mm : 27 x 25 / 100 = 6.75 2 9 + 7 = 16.08 16.08 - 2 = 14.1 21-30mm : 27 x 15 / 100 = 4.05 4 0 + 4 = 4 4.05 - 4 = 0.05
Perhitungan Produk Yang Dihasilkan Dari Bahan Baku
Pesanan
Tanggal 17 Persediaan
Penumpukan Persediaan
3.03 - 5 = -2 tonBB = 2 / 10% <=4mm : 20 x10 / 100 = 2 2 + -2 = 0.03 ton 25.1 - 7 = 18.1 tonBB = 2 x 100 / 10 5-10mm : 20 x25 / 100 = 5 5 + 18.1 = 23.1 ton 19.1 - 8 = 11.1 tonBB = 20 ton 11-15mm : 20 x25 / 100 = 5 5 + 11.1 = 16.1 ton 14.1 - 13 = 1.08 ton 16-20mm : 20 x25 / 100 = 5 5 + 1.08 = 6.08 ton 0.05 - 10 = -10 ton 21-30mm : 20 x15 / 100 = 3 3 + -10 = -7 ton 0.03 - 0 = 0.03 tonBB = 7 / 15% <=4mm : 47 x10 / 100 = 4.7 4.7 + 0.03 = 4.73 ton 23.1 - 0 = 23.1 tonBB = 7 x 100 / 15 5-10mm : 47 x25 / 100 = 11.8 11.8 + 23.1 = 34.8 ton 16.1 - 0 = 16.1 tonBB = 47 ton 11-15mm : 47 x25 / 100 = 11.8 11.8 + 16.1 = 27.8 ton 6.08 - 0 = 6.08 ton 16-20mm : 47 x25 / 100 = 11.8 11.8 + 6.08 = 17.8 ton 0 - 7 = -7 ton 21-30mm : 47 x15 / 100 = 7.05 7.05 + -7 = 0.05 ton Persediaan Awal (PA) Bahan Baku yang
(3)
102
Tabel 4.17 Perhitungan Penumpukan Produk Pada Tanggal 18
Pada Tabel 4.15, 4.16, dan 4.17 dapat dilihat terdapat angka yang berwarna merah bertanda produk tersebut yang mengalami penumpukan. Seperti yang telah dijelaskan, penumpukan tersebut hanya bersifat sementara dan akan digunakan sebagai persediaan saat terdapat pesanan baru. Hal ini dapat dilihat dari perubahan jenis produk yang mengalami penumpukan.
<=4mm : 67 x 10 / 100 = 6.7 5 3 + 6.7 = 9.73 9.73 - 5 = 4.73 5-10mm : 67 x 25 / 100 = 16.75 7 25 + 16.75 = 41.83 41.83 - 7 = 34.8 11-15mm : 67 x 25 / 100 = 16.75 8 19 + 16.75 = 35.83 35.83 - 8 = 27.8 16-20mm : 67 x 25 / 100 = 16.75 13 14 + 16.75 = 30.83 30.83 - 13 = 17.8 21-30mm : 67 x 15 / 100 = 10.05 10 0 + 10.05 = 10 10.05 - 10 = 0.05
Perhitungan Produk Yang Dihasilkan Dari Bahan Baku
Pesanan
Tanggal 18 Persediaan
Penumpukan Persediaan
(4)
103
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil berdasarkan uji coba yang dilakukan dari penelitian tugas akhir Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu pada PT. Kartika Jaya Abadi Beton yaitu:
1. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi perencanaan bahan baku produksi batu yang dapat menghasilkan rencana bahan baku yang mampu memenuhi semua permintaan pesanan.
2. Sistem informasi perencanaan bahan baku dapat menghasilkan purchase order
pelanggan dan invoice, serta dapat menampilkan jadwal pesanan, histori
supplier, rekap hasil produksi, serta sebuah laporan berupa grafik yang dapat menampilkan status pemenuhan permintaan, jumlah bahan baku, dan jumlah produk.
3. Sistem ini masih memiliki kelemahan yaitu terjadinya penumpukan karena sistem hanya menghitung berapa jumlah bahan baku yang akan diolah dan menghasilkan kelima produk. Padahal produk yg digunakan hanya satu atau beberapa produk saja
5.2 Saran
Rancang Bangun Sistem Informasi Perencanaan Bahan Baku Produksi Batu ini tentunya masih sangat jauh dalam kata sempurna. Untuk itu perlunya pengembangan lebih lanjut untuk aplikasi ini, salah satunya dapat dilakukan dengan
(5)
104
penambahan fasilitas atau penambahan dibagian lainnya. Berikut ini saran-saran pengembangan yang mungkin dilakukan adalah:
1. Menghilangkan kelemahan berupa penumpukan produk pada salah satu atau beberapa jenis produk.
2. Sistem informasi dikembangkan pada bagian Accounting.
3. Menambah Aplikasi dilengkapi dengan fitur keamanan data dan Aplikasi dilengkapi dengan fitur backup database.
4. Menambah fitur pemesanan online sehingga mempermudah pelanggan melakukan pesanan.
(6)
105
DAFTAR PUSTAKA
Biegel, John E. 1992. Production Control. New York Prentice-Hall, Inc.
Baker, Kenneth. 1974. Introduction to Sequencing and Scheduling. John Wiley and Son, Inc.
Baridwan, Zaki. 2003. Intermediate Accounting. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE UGM.
Elmasri, Ramez dan Shamkant B. Navathe. 2011. Fundamentals of Database System. Boston: Addison-Wesley.
Herjanto, Eddy. 2008. Manajamen Operasi.Edisi Ketiga. Jakarta: PT Gramedia. Herlambang, Soendoro, dan Haryanto Tanuwijaya. 2005. Sistem Informasi :
Konsep, Teknologi, dan Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indrajit, RE dan Djoko Pranoto. R2003. Manajemen Persediaan. Jakarta: Grasindo. Kendall, Kenneth E. dan Jullie E. Kendall. 2008. System Analysis and Design. Edisi
ketujuh. New Jersey: Pearson Internasional Edition.
Kholmi, Masiyal. 2003. Akuntasi Biaya. Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE.
Kustiyahningsih, Y. dan D. R. Anamisa. 2011. Pemrograman Basis Data Bersbasis
Web Menggunakan PHP dan MySQL. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offest.
Pressman, R. S. 2012. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, Seventh
Edition. Yogyakarta: Andi.
Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem Edisi Pertama. Surabaya: STIKOM.
Utdirartatmo, Firrar. 2002. Mengelola Database Server MySQL di Linux dan Windows. Yogyakarta: Andi.