Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Indonesia_2014
617.6
PROFIL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDONESIA
Direktorat Bi na Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2014
617.6
PROFIL PELAYANAN
KESEHAt N GIGI DAN MULUT
INDONESIA
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Profil Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut Tahun 2014 telah dapat diselesaikan dengan baik. Tersusunnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Gigi dimaksudkan agar tersedia data dan informasi yang relatif komprehensif dan diharapkan berguna
sebagai bahan evaluasi untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di fasilitas pelayanan kesehatan.
Profil Pelayanan Kesehatan Gigi 2014 ini memuat perkembangan status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat serta situasi dan kondisi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia. Data dikumpulkan dan
dikompilasi dari berbagai sumber data. Selain data rutin dari bank data Kementerian Kesehatan, untuk memenuhi
indikator kesehatan gigi, data beberapa survey nasional seperti Riskesdas 2007, Riskesdas 2013 dan Rifaskes
2011 dimanfaatkan sekaligus rnenjadi base/ins data penyusunan profil ini. Beberapa survey terdahulu juga
digunakan sebagai pembanding. Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini juga menampilkan Analisa
Situasi Fasyankes Primer, hasil monitoring evaluasi Panduan Praktik K1inik Kedokteran Gigi di Fasyankes Primer
tahun 2014.
Kami menyadari adanya datadata yang perlu diperbaharui sesuai situasi dan kondisi terbaru di
lapangan, karena itu kritik, saran dan masukan kami harapkan untuk penyempumaan Profil Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut di masa datang.
Jakarta, Desember 2014
Penyusun
KATA SAMBUTAN
DIREKTU R JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di semua fasilitas kesehatan
bertujuan tidak hanya sebagai upaya pengendalian penyakit gigi dan mulut, juga turut mendorong percepatan
terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan . Untuk mencapai hal tersebut, telah ditetapkan beberapa kebijakan
dan strategi tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini , karena
menampilkan situasi dan kondisi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, bagaimana input, proses dan
output serta dampaknya bagi peningkatan status kesehatan gigi masyarakat. Melalui data dan informasi yang
re latif komprehensif dan bersifat evidence based, profil ini diharapkan menjadi acuan bagi Pemerintah dalam
menetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dan pemangku
kepentingan di daerah dalam menetapkan reg ulasi yang sesuai dan menyusun perencanaan pembangu nan
kesehatan yang lebih akomodatif terhadap programprogram non prioritas.
Penyusunan profil ini tentunya tidak mudah dan memerlukan waktu . Saya menghargai upaya yang telah
dilakukan Ti m Penyusun untuk mengumpulkan, menelaah berbagai sumber data sehingga penyusu nan Profil
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kita profil ini bermanfaat
bagi upaya pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dalam rangka
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan aktif dan turut berkontribusi
dalam penyusunan Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mul ut 2014 ini.
Ja karta, Desember2014
d[GBォエuセ
Upaya Keseha!an
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K)
ii
DAFTAR lSI
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
I-DAFTAR
lSI
-- -
EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
-----
PERSENTASE PENDUDUK d e nga
セ@
MASALAH GIGI & MULUT
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
I
--
--------------------PENDAHULUAN
--
-
proviセs@
KOMITMEN GLOBAL
PRINSIP, TUJUAN DAN SASARAN
r
PETA INDEKS DMF·T PROVINSI
UNSUR.UNSUR PELAYANAN -
INDEKS DMF·T KELOMPOK UMUR 12 TAHUN
SUMBER DAYA PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
KOMPONEN D,M, F DARI INDEKS DMF·T
--------
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDEKS DMF·T NASIONAL & KOMPON EN D,M, F
MENURUT KELOMPOK UMUR
PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN
DATA 10 PROVINSI DENGAN PREVALENSI
KARIES AKTIF & DMF·TTERTINGGI TAHUN 2013
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
VARIASI KANDUNGAN FLOURIDE 01 20 PROVINSI
l PERKEMBANGAN INDEKS DMF·T
セ@
--
JENIS PELAYANAN DAN TENAGA
YANG MEMBERIKAN PELAYANAN
INDEKS DM.!·T
TAHUN 2007.2013j
PREVALENSI PENGALAMAN KARIES
DAN KARIES AKTIF
k ANDASAN HUKUM
r
MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU
BENAR MENYIKAT GIGI (RISKESDAS 2013)
-
l INDIKATOR PTI MENU RUT KELOMPOK UMUR
I
BERPERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI
PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
KONDISI SAAT INI,
, STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
-------
iii
セ@
DAFT R lSI
MENYIKAT GIG I SETIAP HARI MENURUT
VARIASI WAKTU PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
PROYEKSI DRG SPESIALIS DI RSU PROVINSI
KONDISI KETERSEDlAAN SARANA,
PRASARANA, ALAT DAN OBAT DI PUSKESMAS
SUMBER DA YA PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN
KETERSEDIAANALKES GIGI 60%79% LENGKAP
% PUSKESMAS MENURUT K ETERSEDIAAN
& KECUKUPAN JENIS OBAT
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GIG I & MULUT
PUSKESMAS DAN PROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN PROGRAM
KESEHATAN GIG I DAN MULUT PER PROVINSI
PELAKSA NAAN PROGRAM PELAYANAN
KE SEHA TAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PERSENTASE PUSKESMAS MELAKSANAKAN
PELAYANAN K ESEHATAN GIGI DAN MULUT
DALAM GEDUNG SETIAP HARI
KETERSEDIAN DRG DAN DRG SPESIALIS
JUMLAH DAN SEBARAN DRG PER PROVINSI
TAHUN 2013 DAN 2014
% PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN UKGS
JUMLAH DAN SEBARAN DRG SEBAGAI SDM
KESEHATAN, BERTUGAS DI PUSKESMAS & RS
% PUSKESMASANGMELAKSANAKAN UKGM
% PUSK ESMAS YANG MELAKSANAKAN
KEGIATAN LENGKAP PROGRAM KESEHATAN
GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PROPORSI DOKTER GIGI PER WILAYAH
SEBARAN DRG DI PUSK ESMAS TAHU N 2013
PERSENTASE PUSKESMAS PER PROVINSI
MENURUT KEBERA DAAN DOKTER GIGI
PERSENTASEPUSKESMAS YAN G
MELAKSANAKAN PELATIHAN PROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
JUMLAH DAN SEBARAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
% PUSKESMAS MELAKSANAKAN PELATIHAN
PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PER PROVINSI
% PUSKESMAS MEN URUT KEBERADAAN DRG &
TERAPIS GIGI DAN MULUT & PROGRAM KESGILUT
JUMLAH DAN SEBARAN TEKNIKER GIGI
PERSENTASE PUSKESMAS MENURUT
MONITORING DA N BIMTEK UNTUK PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PROPORSI JENIS SPESIALISASI DRG SPESIALIS
YANG TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
SEBARAN DRG & DRG SPESIALIS YANG
TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
ANALISA SITUASI FASYANKES PRIMER
HASIL MO NEV PPK DOKTER G IGI 2014
Mセ@
iv
KEBIJAKAN PELA YANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PENDAHULUAN
• Kesehatan harus dipandang sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
dengan prinsip dasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
pengutamaan dan manfaat, bermuara pada satu tujuan terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya.
• Pelayanan kesehatan adalah bagian dari subsistem upaya kesehatan yang menjadi hak dasar
masyarakat yang harus dipenuhi dalam pembangunan kesehatan dan diselenggarakan dalam
bentuk upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat di semua strata
pelayanan kesehatan.
GIgo GIn ,....,.
12
2010
GIgI mulut ..tt.t jendet. tubuh .....
PE DAHUILUA
• Salah satu masalah mendasar pelayanan kesehatan saat ini adalah terjadinya kesenjangan
status kesehatan antar sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar wilayah, sehingga kebijakan
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat
(client oriented) , merata dan terjangkau, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia kesehatan
• Pengembangan dan peningkatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas secara keseluruhan. Angka kepenyakitan gigi dan mulut yang masih tinggi,
meningkatnya ancaman penyakit gigi dan mulut sebagai faktor resiko penyakit sistemik, hingga
kelahiran prematur dan BBLR, serta pengaruh signifikan penyakit gigi terhadap penurunan kualitas
hidup yang bersumber dari buruknya perilaku masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi,
adalah beberapa hal yang menjadi evidence base dalam upaya pengembangan dan peningkatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
3
LANDASAN HUKUM
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
' BAB VI UPAYAK ESEHATAN, Bagian kedua,
Kesehatan Gigi dan M ulut, pasaI93.94
Pasal 93 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan
untuk memelihara dan meningka1kan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengoba1an dan pemulihan
kesehatan yang dlakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perseorangan, masyarakat dan usaha kesehatan gigi di
sekolah
Pasal 94 : Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan
mulut dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang aman,
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
I
U U Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
I
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4
I
I
LANDASAN HUKUM
]
l!'P Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan dst..
BAB III PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN, Bagian kedua, Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Oaerah, pasal 6 dan 7 ayat 1, 2
セ@
Pasal6 :1. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupatenlkota mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan yang berdasarkan pengaturan kriteria
pembagian urusan pemerintahan dst.., 2. Urusan
Pemerintahan terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan
Pasal 7 :1. Urusan wajib dst...adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemda provinsi dan kabupatenlkota berkaitan
dengan pelayanan dasar, 2. Urusan wajib
meliputi :
a. pendidikan, b. kesehatan, dst....
l
PP omor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
1
I,
J
1
)
Perpres RI Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Kepmenkes RI No. HK.03.01/1 60/1/2010 tentang Renstra Kemenkes
2010·201 4
Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
5
J
I!
1
11
J
II
Mセ
M
M
M
-
KOMITMEN GLOBAL
( Global Goals for Oral Health 2020 (WHO, 2003)
)
Target: Meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada
upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestas di rongga
mulut dengan diagnosa dlni, pencegahan dan pengelolaan penyakit sistemik secara efeldif
( The Sixtieth World Health Assembly (WHA-60) tahun 2007
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya.
Sidang menghasilkan 19 Resolusi terkait aspek kesehatan, diantaranya Resol usi WHA 60.17
tentang Oral Health Action Plan for Promotion and Integrated for Disease Prevention.
Berlandaskan resolusi ini, sidang WHA ke 60 meminta negaranegara anggota untuk :
a. menjamin bahwa kesehatan gigi dan mulut terintegrasi ke dalam upayaupaya
pencegahan dan pengobatan penyakit tidak menular, penyakit menular dan KIA
b. menjamin kebijakan nasional didasarkan pada evidence based approach
c. mengupayakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terintegrasi dalam kerangka
Primary Health Care
d. menjamin pelayanan kanker mulut terintegrasi dengan program penanggulangan kanker
e. memperkuat upaya promosi, mengupayakan program fluoridasi, menjamin upaya pencegahan
penyakit gigi dan mulut terintegrasi dengan program HIVAIDS
f. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat
gig i), mengintegrasi kan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut ke dalam surveilans
kesehatan, memperkuat pengembangan riset, meningkatkan penyediaan
anggaran dan memperkuat kemitraan antar stakeholders
6
)
KOMITMEN GLOBAL
Politycal Declaration of The UN-HLM' Reference to Oral Disease (The UN Level Meeting on
NCDs (New York, 19-20 September2011)
Para 19 : Recognize that renal, oral and eye disease pose a mjor health burden for many countries and
that these disease share common risk factors andcan benefit from common response to non communicable
disease (NCDs)Adressing NCDs including oral disease requires an integrated public health approach based
on the principles of primary health care with a focus on health promotion and disease prevention
Oral Heahh South East Asian Region Strategis (WHO, 2001)
Meningkatkan kesehata n gigi dan mulut serta sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik
pada populasi di negaranegara SEARO, salah satunya mengembangkan Kebijakan Nasional Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut
Strategy for Oral Heahh in South -East Asia, 2013-2020
Target : Penurunan angka kematian akibat kanker mulut sebesar 25% pad a tahun 2025 dan penurunan
karies gigi sebesar 25% pada tahun 2025
RegionalOral Heahh Strategy, 2013-2020 (WHO Regional Office South East Asia
Kesehata n gigi dan mulut berpengaruh negatif terhadap produktifitas kerja dan performa pend idikan ,
mempengaruhi tumbu h kembang anak dan menurunkan kualitas hidup. Karies gigi diderita oleh 60%90%
anak sekolah, menjadi bebab penyakit utama dan penyakit gigi dan mulut terbanyak ditemukan di South
East Asia
7
PRINSIP, TUJUAN & SASARAN
------
G0
--
'profesional, komprehensif dan terpadu
I Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh SOM
yang memiliki kompetensi dan dedikasi, secara profesional, menyeluruh, terpadu sesuai standar
dan etika profesi baik dalam UKP maupun UKM
セM
Mセ
bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus bennutu, エ・セ。ュゥョ@
keamanannya baik bagi penerima dan pemberi pelayanan, dapat diterima masyarakat,
efektif,sesuai kebutuhan medis, mampu menghadapi tantangan global/regional
-
Mセ
adil, merata, terjangkau & berkesinambungan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diselenggarakan
secara adil, me rata dan berkesinambungan di seluruh wilayah NKRI serta ketersediaannya dan
pembiayaan pelayanan yang bennutu エ・セ。ョァォオ@
oleh seluruh lapisan masyarakat
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada masyarakat
umum dengan perhatian khusus kepada penduduk rentan, mengutamakan peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi
.
Mセ@
pemberdayaan masyarakat, sinergisme dan kemitraan
i
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
berjalan secara optimal ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat, perorangan atau kelompok,
bersinergi dengan program kesehatan lain dan menjalin kemitraan dengan pihak swasta
8
PRINS P,
UJUAN & SASARAN
TUJUAN
Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi yang profesional, komprehensif dan terpadu sesuai standar
Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang efektif
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas
Meningkatnya peran serta daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan alat
Meningkatnya kemandirian pelayanan dan status kesehatan gigi dan mulut
Meningkatkan penelitian dan pengembangan dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut
SASARAN
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut secar,
bermakna di fasilitas kesehatan
Meningkatnya pemerataan dan akses pelayanan
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam selfcare
kesehatangigi dan mulut
Turunnya secara bermakna insidensi dan prevalensi penyakit
gigi dan mulut sehingga tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan tercapainya derajat kesehatan yang optimal
Terwujudnya jejaring pelayanan kesehatan gigi dan mulut
9
UNSUR-UNSUR PELAYANAN
UPAYA KESEHATAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya pen ingkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan
melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan
keamanan, kualitas dan manfaat
FASI LlTAS
PELAYANAN
KESEHATAN
Fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan dan masyarakat yang diselengga rakan
pemerintah (termasuk TNI/Polri), pemerintah daerah provi nsi,
kabupaten/kota, masyarakat/swasta di fasilitas kesehatan ti ng kat
pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sesuai kebutuhan
masyarakat
SUMBER DAYA
UPAYA KESEHATAN
Sumber daya upaya kesehatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
meliputi SDM Kesehatan, pembiayaan, sarana prasara na termasuk
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta manajemen, informasi dan
regulasi yang memadai guna terselenggaranya pelayanan
PEMBINAAN &
PENGAWASAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus diberikan berdasarkan
standar yang ditetapkan pemerintah dengan memperhatikan masukan
pemerintah daerah, organisasi profesi dan/atau masyarakat. Pembinaan
dan pengawasan dilakukan secara berjenjang melalui standarisasi ,
lisensi, akreditasi oleh pemerintah bersama organisasi profesi dan
masyarakat
10
SUMBER DAYA PELAYANA
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
11
NM
セM
M
M
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELAYANANKESEHATAN GIGI DAN MULUT
Meningkatkan upaya promotifpreventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Meningkatkan pelayanan kepada kelompok rentan dengan pendekatan life cycle
Mengutamakan kelompok rentan dan mendorong pemberdayaan masyarakat dan tenaga kesehatan
Mendorong pemenuhan sarana, prasarana, dana dan 80M yang mendukung pelayanan
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Mendorong peningkatan kapasitas tenaga kesehatan gigi dan mulut
Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan secara berjenjang (level ofcare), menyeluruh, sesuai sumber daya yang ada
Pencegahan dan pengendalian penyakit serta penurunan prevalensi penyakit gigi dan mulut
dilakukan secara エa イゥ ョ エ GZキQイウ。セゥ@
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan pendekatan Primary Oral Health Care
Tersedia payung hukum, norma, standar, prosedur dan kriteria yang mendukung pelayanan
Penguatan manajemen, sistem informasi, surveilans, monitoring evaluasi
Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
12
.·
1·
•
PERKEMBANGAN DAN
PERMASALAHAN
Kementenan K.esehatan Rl
___
Kabers
ctapat ュセ
BayI
_
CiIQi __
. 12
2010
• GIOI mulut .hat jendeI. buh .hat
1/= 65 th
SKRT 1995
2.2
2.4
2.7
6.1
18.4
SKRT2001
1.1
1.0
1.5
4.7
18.2
Riskesdas 2007
0.88
2.00
1.52
4.35
18.42
Riskesdas 2013
1.38
1.46
1.63
5.45
18.93
SKRT1995
SKRT2001
Riskesdas 2007
Rlskesdas 2013
Indeks DMFT menu rut kelornpok urnur rnengacu pada Global Goals Oral Health 2010 dari WHO yaitu urnur
12 tahun, 15 tahun, 18 ta hun, 3544 tahun dan >/= 65 tahun. Pada anak usia 12 tahun, target WHO DMFT セ@ 1.
Gambar 2 adalah perkernbangan status kesehatan gigi berdasarkan kelornpok urnur . Terlihat pola yang sarna
dari ke ernpat survey, dirnana angka DMFT rneningkat, sejalan peningkatan urnur, artinya kerusakan gigi
sernakin banyak seiring bertarnbahnya usia. Meskipun DMFT kelornpok urnur 12 tahun, di Indonesia rnasuk
kategori sedang, perlu diwaspadai tingginya peningkatan karies rnulai usia 18 tahun keatas.
16
PREVALENSI PENGALAMAN KARIES
Pola status kesehatan gigi berdasarkan prevalensi pengalaman karies, dapat dilihat dari data SKRT tahun 1995
dan 2001, yang disandingkan dengan data ternaru Riskesdas 2007 dan 2013. Tampak pada Gambar 3 secara
umum ter1ihat tren penurunan prevalensi pen gala man karies yang cukup signifikan dari 1995 ke 2001, sedikit
peningkatan pada 2007 dan cenderung menurun di 2013. Besamya persentase pengalaman karies sejalan
dengan tingginya indeks DMFT.
Gambar3
Perkembangan Status Kesehatan Gigi
berdasarkan Prevalensi Pengalaman Karies tahun 19952013
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
SKRT 1995
SKRT2001
17
Riskesdas 2007
Riskesdas 2013
INDIKATOR "PTI" DAN "RTI"
Indikator PTI atau Performance Treatment Index adalah indikator penilaian yang dapat menggambarkan
motivasi masyarakat untuk menumpatkan gigi yang karies dalam usaha mempertahankan gigi permanen . prJ
dinyatakan dalam persentase dan jumlah gigi permanen yang ditumpat (FT) terhadap angka DMFT. Sedangkan
RTI atau Required Treatment Index merupakan indikator penilaian yang menggambarkan besamya kerusakan
yang belum ditangani dan memer1ukan penumpatan. RTI dinyatakan dalam persentase dari jumlah gigi permanen
yang kanes (DT) terhadap angka DMFT . Tabel1 adalah nilai RTI dan PTI menurut kelompok umur sesuai data
SKRT 1995 dan 2001 serta Riskesdas 2007 dan 2013. Ter1ihat nilai PTI sangat keeil dibandingkan RTI, artinya
motivasi masyarakat menumpat gigi sangat rendah, sementara kebutuhan untuk perawatan/penumpatan gigi sangat
tinggi. Nilai RTI dan PTI meningkat hingga usia 18 tahun, dan eenderung menurun pada umur selanjutnya.
Tabel1 . Distribusi nilai RTI dan PTI pada semua kelompok umur dalam kurun waktu 19952013
SKRT 1995
SKRT 2001
Riskesdas 2007 Riskedas 2013
Umur
RTI
RTI
PTI
RTI
PTI
RTI
PTI
12 tahun
76,0%
4,6%
78,5%
4,6%
62,3%
0,7%
73,6%
3,2%
15 tahun
65,2%
4,6%
82,5%
4,2%
65,3%
1,9%
73,6%
3,7%
18tahun
62,7%
3,0%
72,4%
5,0%
63,4%
2,6%
69,6%
4,3%
3544tahun
33,7%
3,8%
47,1%
2,3%
32,3%
1,9%
36,8
2,1 %
>/= 65 tahun
10,5%
0,9%
15,2%
0,4%
6,3%
0,8%
9,7%
0.3%
Total
49,6%
3.4%
59,1%
3,3%
45,9%
1,51%
52,7%
2,7%
18
INDIKA T OR PT I MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 19952013
Gambar 4 adalah nilai indikator PTI berdasarkan kelompok umur dan data sUivei SKRT 1995 hingga Riskesdas 2013.
Tampak pola yang sarna dan ke empat survey, dimana angka PTI cenderung meningkat dan usia 12 tahun hingga 18
tahun, kemudian mengalami penurunan mulai usia produktif 3544 tahun. Dan gambaran ini teriihat motivasi untuk
mempertahankan gigi tertinggi pada usia 18 tahun, dan memasuki usia selanjublya cenderung menurun. Hal ini
disebabkan tingkat kerusakan dan kehilangan gigi semakin tinggi sehingga kebutuhan perawatan menjadi rendah yang
berdampak turunnya motivasi melakukan perawatan.
16
Gambar4. Nilai Indikator PT/ berdasarkan Kelompok Umurtahun 19952013
14
12
10
8
6
4
2
o
12tahun
15tahun
18tahun
Riskesdas 2007
19
3544tahun
• Riskesdas 2013
>/=65tahun
Kondisi Saat Ini
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Riskesdas 2013 adalah survey nasional yang mempresentasikan
pencapaian status kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut di wilayah nasional, provinsi dan
kabupatenlkota. Data kesehatan gigi dan mulut dari ke dua survey ini menjadi base line data kondisi saat ini status
kesehatan gigi dan mulut, jangkauan pelayanan dan perilaku kesehatan gigi masyarakat Indonesia.
Tabel 2. Capaian Indikatorindikator Kesehatan Gigi dan Mulut Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
Prevalensi
masalah
kesehatan
gigi dan
mulut
Pengalam
an karies
penduduk
umur 12
tahun ke
atas
Karies
Aktif
penduduk
umur 12
tahun ke
atas
Angka
be bas
karies
RISKESDAS
2007
23,4%
67,2%
43,4%
t.a.d
RISKESDAS
2013
25,9%
72,6%
53,7%
27,4
SURVEY
NASIONAL
Sumber data Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
Riskesdas 2007: An ka bebas karies: t.a .d '" tidak ada data
20
DT
MT
FT
Rerata
Indeks
DMFT
umur 12
tahun
keatas
0,91
1,22
3,86
0,08
5,42
1,38
1,6
2,9
0,08
4,58
Indeks
DMFT
umur 12
tahun
I
Komponen DMFT
kelompok umur 12 tahun
ke atas
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Jumlah penduduk yang menyatakan bermasalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand}
dinyatakan d alam indikator P revalensi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Ind ikator ini berguna untuk menilai
kemampuan masyarakat mengenali d an menyadari adanya masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya. P revalensi
masalah gigi dan mulut dinyatakan dala m persentase j umlah pend uduk yang bermasalah gigi dan mulut. Gambaran
distribusia ngka prevalensi masalah g igi dan muluttiapprovinsi padatahun 2007 dan 2013tampakpada Gambar 5.
80
Gambar5
Disbibusi Prevalensi Masalah Gigi dan Muluttiap Provinsi data Riskesdas 2007 dan 2013
70
p
e
r
60
'2
50
セ i@
s
40
e
n
2 9
?
040
168
184
16 '2
20
:/'47
6
204 4
.5
?J
0
0
6
0
a
c:
e
0
(!)
21
Q
6
6
0
Riskesdas 2007
T@
1951
If> 3
30
a
s 10
e
セ
Riskesdas 2013
181
1
170
Pada Gambar 5 tampak prevalensl masalah glgl dan mulut naslonal menlngkat dart 23,2% pada 2007 menjadl
25,9%di 2013. Provinsl Gorontalo tertlnggl pada 2007, namun turun d12013. Sedangkan Sulawesi Selatan
menlngkat menjadi tertinggi pada 2013. Sepuluh provinsi dengan masalah gigi dan mulut terendah pada 2007,
tertihat terjadl peningkatan potential demand yang cukup signifikan di 8 provinsi pada tahun 2013.
• EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
Seseorang yang bennasalah gigi dan mulut seharusnya menerima pengobatan/perawatan yang tepat dari tenaga
medis gigi. Keterjangkauan atau kemampuan penduduk mendapatkan pelayanan tenaga medis gigi (dokter gigi, drg
spesialis dan perawat gigi) dihitung sebagai Effectivie Medical Demand (EMD) . EMD dinyatakan dalam
persentase dari jumlah penduduk yang menyatakan bennasalah gigi dan mulut dan menerima pengobatan dari
tenaga medis gigl. Gambar 6 mempertihatkan skema yang menggambarkan EMD dari prevalensi masalah gigi dan
mulut nasional berdasarkan data Riskesdas 2013.
Gambar 6.
Effective Medical Demand Nasional (Riskesdas 2013)
25,9 % bermasalah
gigl dan mulut
8,1%
Effective
Medical
Demand
(EMD)
U Bermasalah gigi dan mulut
• Tidak bermasalah gigi dan mulut
31,1%
menerima
• Menerima perawatan
perawatan
tenaga medis gigi
Y Tidak melakukan
tenaga
medlsglgl
perawatan gigi
22
Perkembangan Effective Medical Demand (EMD) Nasional
Angka EMD Nasional tahun 2013 relatif meningkat dari tahun 2007. Meski relatif kecil dan peningkatannya tidak
signifikan, kecenderungan peningkatan ini memperlihatkan kemajuan terhadap kemampuan masyarakat menjangkau
pelayanan kesehatan gigi di fasilitas pelayananan esehatan gigi yang tersedia dan mendapatkan pelayanan dari tenaga
medis gigi. Gambar 7 menggambarkan perkembangan EMD dari 2007 ke 2013 berdasarkan data Riskesdas 2007 dan
Riskesdas 2013.
Gambar 7.
Perkembangan £ffevtivitas Medical Demand Nasional
berdasarkan angka
Prevalensi Masalah Gigi dan Mulut dan Menerima Perawatan Tahun 2007
dan 2013
EMD
I
87]
L
6
.
91
31.1 1
,
Menerima perawatan
1
L
L
L
29.7 ]
L
I
I
259 ]
Bermasalah gigi dan
.L
mulut
I.
o
5
セ@
セ@
セ@
セ@ Q
23.2
I
I
I
10
15
20
Riskesdas 2013
23
Riskesdas 2007
25
30
35
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN
MULUT, MENERIMA PERAWATAN TENAGA MEDIS GIGI DAN EFFECTIVE
MEDICAL DEMAND (EMD) PER PROVINSI (RISKESDAS 2013)
Gambar 8. Diatribusi Prevalensi Maaalah Kesehalan Gigi dan Mulut, Menerima Perawalan dan EMD
berdasarkan data Riakesdas 20 13
100
90
14.0
80
70
10.5
10.3
.0
60
.4
7.t
s.• ' .1
7.'
..
•
.
9 . •
1.1 9. 3
7.
7.t
1.7
7.' 7.5 7.0 7.'
50
' .7
I .t
45.9
6 . 1
5.7
5.7
S.Z
5..
. 1
• . t
40
30
20
10
36.l 36.1 35. 6 3Z l31 31 6
. .
. 30.5 30.1l' .1 Zl6 ZI.6 ZI 0 27.2 27. 2 21.9 21.9 25 .4 Z .32• . 1 24 25.7 l J
Z
S
25 9
2l l 20 , lO ' I t.S t.411. 6 1' 4 U .8 16 Z 15 3
o
セ@
セ@
GI
j
ji1tj
CD CD 2'co
セ@ u
セ@
セ@
G i@
. _
'ii
セ@
en
0
....
Il.
«
0..
セ@
Z
:I:
w
U
..:
i
en
iii
W
;t
:5::J
en
セ@
Cl
Cl
zw
I-
iii
w
セ@
セ@
<
....
Z
:::;
:5W
en
<
....
:::l
::J
<
'" a:
en
en
PROFIL PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDONESIA
Direktorat Bi na Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2014
617.6
PROFIL PELAYANAN
KESEHAt N GIGI DAN MULUT
INDONESIA
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena Profil Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut Tahun 2014 telah dapat diselesaikan dengan baik. Tersusunnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut Gigi dimaksudkan agar tersedia data dan informasi yang relatif komprehensif dan diharapkan berguna
sebagai bahan evaluasi untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di fasilitas pelayanan kesehatan.
Profil Pelayanan Kesehatan Gigi 2014 ini memuat perkembangan status kesehatan gigi dan mulut
masyarakat serta situasi dan kondisi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia. Data dikumpulkan dan
dikompilasi dari berbagai sumber data. Selain data rutin dari bank data Kementerian Kesehatan, untuk memenuhi
indikator kesehatan gigi, data beberapa survey nasional seperti Riskesdas 2007, Riskesdas 2013 dan Rifaskes
2011 dimanfaatkan sekaligus rnenjadi base/ins data penyusunan profil ini. Beberapa survey terdahulu juga
digunakan sebagai pembanding. Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini juga menampilkan Analisa
Situasi Fasyankes Primer, hasil monitoring evaluasi Panduan Praktik K1inik Kedokteran Gigi di Fasyankes Primer
tahun 2014.
Kami menyadari adanya datadata yang perlu diperbaharui sesuai situasi dan kondisi terbaru di
lapangan, karena itu kritik, saran dan masukan kami harapkan untuk penyempumaan Profil Pelayanan Kesehatan
Gigi dan Mulut di masa datang.
Jakarta, Desember 2014
Penyusun
KATA SAMBUTAN
DIREKTU R JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Penyelenggaraan Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di semua fasilitas kesehatan
bertujuan tidak hanya sebagai upaya pengendalian penyakit gigi dan mulut, juga turut mendorong percepatan
terwujudnya tujuan pembangunan kesehatan . Untuk mencapai hal tersebut, telah ditetapkan beberapa kebijakan
dan strategi tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini , karena
menampilkan situasi dan kondisi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, bagaimana input, proses dan
output serta dampaknya bagi peningkatan status kesehatan gigi masyarakat. Melalui data dan informasi yang
re latif komprehensif dan bersifat evidence based, profil ini diharapkan menjadi acuan bagi Pemerintah dalam
menetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dan pemangku
kepentingan di daerah dalam menetapkan reg ulasi yang sesuai dan menyusun perencanaan pembangu nan
kesehatan yang lebih akomodatif terhadap programprogram non prioritas.
Penyusunan profil ini tentunya tidak mudah dan memerlukan waktu . Saya menghargai upaya yang telah
dilakukan Ti m Penyusun untuk mengumpulkan, menelaah berbagai sumber data sehingga penyusu nan Profil
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 2014 ini dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kita profil ini bermanfaat
bagi upaya pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dalam rangka
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan aktif dan turut berkontribusi
dalam penyusunan Profil Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mul ut 2014 ini.
Ja karta, Desember2014
d[GBォエuセ
Upaya Keseha!an
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K)
ii
DAFTAR lSI
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
KATA PENGANTAR
KATA SAMBUTAN
I-DAFTAR
lSI
-- -
EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
-----
PERSENTASE PENDUDUK d e nga
セ@
MASALAH GIGI & MULUT
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
I
--
--------------------PENDAHULUAN
--
-
proviセs@
KOMITMEN GLOBAL
PRINSIP, TUJUAN DAN SASARAN
r
PETA INDEKS DMF·T PROVINSI
UNSUR.UNSUR PELAYANAN -
INDEKS DMF·T KELOMPOK UMUR 12 TAHUN
SUMBER DAYA PELAYANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
KOMPONEN D,M, F DARI INDEKS DMF·T
--------
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
INDEKS DMF·T NASIONAL & KOMPON EN D,M, F
MENURUT KELOMPOK UMUR
PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN
DATA 10 PROVINSI DENGAN PREVALENSI
KARIES AKTIF & DMF·TTERTINGGI TAHUN 2013
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
VARIASI KANDUNGAN FLOURIDE 01 20 PROVINSI
l PERKEMBANGAN INDEKS DMF·T
セ@
--
JENIS PELAYANAN DAN TENAGA
YANG MEMBERIKAN PELAYANAN
INDEKS DM.!·T
TAHUN 2007.2013j
PREVALENSI PENGALAMAN KARIES
DAN KARIES AKTIF
k ANDASAN HUKUM
r
MENYIKAT GIGI SETIAP HARI DAN BERPERILAKU
BENAR MENYIKAT GIGI (RISKESDAS 2013)
-
l INDIKATOR PTI MENU RUT KELOMPOK UMUR
I
BERPERILAKU BENAR MENYIKAT GIGI
PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
KONDISI SAAT INI,
, STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
-------
iii
セ@
DAFT R lSI
MENYIKAT GIG I SETIAP HARI MENURUT
VARIASI WAKTU PENDUDUK USIA セ@ 10 TAHUN
PROYEKSI DRG SPESIALIS DI RSU PROVINSI
KONDISI KETERSEDlAAN SARANA,
PRASARANA, ALAT DAN OBAT DI PUSKESMAS
SUMBER DA YA PELAYANAN KESEHATAN
GIGI DAN MULUT
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN
KETERSEDIAANALKES GIGI 60%79% LENGKAP
% PUSKESMAS MENURUT K ETERSEDIAAN
& KECUKUPAN JENIS OBAT
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GIG I & MULUT
PUSKESMAS DAN PROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN PROGRAM
KESEHATAN GIG I DAN MULUT PER PROVINSI
PELAKSA NAAN PROGRAM PELAYANAN
KE SEHA TAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PERSENTASE PUSKESMAS MELAKSANAKAN
PELAYANAN K ESEHATAN GIGI DAN MULUT
DALAM GEDUNG SETIAP HARI
KETERSEDIAN DRG DAN DRG SPESIALIS
JUMLAH DAN SEBARAN DRG PER PROVINSI
TAHUN 2013 DAN 2014
% PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN UKGS
JUMLAH DAN SEBARAN DRG SEBAGAI SDM
KESEHATAN, BERTUGAS DI PUSKESMAS & RS
% PUSKESMASANGMELAKSANAKAN UKGM
% PUSK ESMAS YANG MELAKSANAKAN
KEGIATAN LENGKAP PROGRAM KESEHATAN
GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
PROPORSI DOKTER GIGI PER WILAYAH
SEBARAN DRG DI PUSK ESMAS TAHU N 2013
PERSENTASE PUSKESMAS PER PROVINSI
MENURUT KEBERA DAAN DOKTER GIGI
PERSENTASEPUSKESMAS YAN G
MELAKSANAKAN PELATIHAN PROGRAM
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
JUMLAH DAN SEBARAN TERAPIS GIGI DAN MULUT
% PUSKESMAS MELAKSANAKAN PELATIHAN
PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PER PROVINSI
% PUSKESMAS MEN URUT KEBERADAAN DRG &
TERAPIS GIGI DAN MULUT & PROGRAM KESGILUT
JUMLAH DAN SEBARAN TEKNIKER GIGI
PERSENTASE PUSKESMAS MENURUT
MONITORING DA N BIMTEK UNTUK PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PROPORSI JENIS SPESIALISASI DRG SPESIALIS
YANG TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
SEBARAN DRG & DRG SPESIALIS YANG
TEREGISTRASI KKI TAHUN 2013
ANALISA SITUASI FASYANKES PRIMER
HASIL MO NEV PPK DOKTER G IGI 2014
Mセ@
iv
KEBIJAKAN PELA YANAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PENDAHULUAN
• Kesehatan harus dipandang sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi. Karena itu pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
dengan prinsip dasar perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
pengutamaan dan manfaat, bermuara pada satu tujuan terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya.
• Pelayanan kesehatan adalah bagian dari subsistem upaya kesehatan yang menjadi hak dasar
masyarakat yang harus dipenuhi dalam pembangunan kesehatan dan diselenggarakan dalam
bentuk upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemulihan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat di semua strata
pelayanan kesehatan.
GIgo GIn ,....,.
12
2010
GIgI mulut ..tt.t jendet. tubuh .....
PE DAHUILUA
• Salah satu masalah mendasar pelayanan kesehatan saat ini adalah terjadinya kesenjangan
status kesehatan antar sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar wilayah, sehingga kebijakan
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat
(client oriented) , merata dan terjangkau, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya
manusia kesehatan
• Pengembangan dan peningkatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas secara keseluruhan. Angka kepenyakitan gigi dan mulut yang masih tinggi,
meningkatnya ancaman penyakit gigi dan mulut sebagai faktor resiko penyakit sistemik, hingga
kelahiran prematur dan BBLR, serta pengaruh signifikan penyakit gigi terhadap penurunan kualitas
hidup yang bersumber dari buruknya perilaku masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi,
adalah beberapa hal yang menjadi evidence base dalam upaya pengembangan dan peningkatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna bagi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
3
LANDASAN HUKUM
UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
' BAB VI UPAYAK ESEHATAN, Bagian kedua,
Kesehatan Gigi dan M ulut, pasaI93.94
Pasal 93 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan
untuk memelihara dan meningka1kan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengoba1an dan pemulihan
kesehatan yang dlakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perseorangan, masyarakat dan usaha kesehatan gigi di
sekolah
Pasal 94 : Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan
mulut dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang aman,
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
I
U U Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
I
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4
I
I
LANDASAN HUKUM
]
l!'P Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan dst..
BAB III PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN, Bagian kedua, Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Oaerah, pasal 6 dan 7 ayat 1, 2
セ@
Pasal6 :1. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupatenlkota mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan yang berdasarkan pengaturan kriteria
pembagian urusan pemerintahan dst.., 2. Urusan
Pemerintahan terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan
Pasal 7 :1. Urusan wajib dst...adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh
pemda provinsi dan kabupatenlkota berkaitan
dengan pelayanan dasar, 2. Urusan wajib
meliputi :
a. pendidikan, b. kesehatan, dst....
l
PP omor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
1
I,
J
1
)
Perpres RI Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Kepmenkes RI No. HK.03.01/1 60/1/2010 tentang Renstra Kemenkes
2010·201 4
Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
5
J
I!
1
11
J
II
Mセ
M
M
M
-
KOMITMEN GLOBAL
( Global Goals for Oral Health 2020 (WHO, 2003)
)
Target: Meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan menekankan pada
upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestas di rongga
mulut dengan diagnosa dlni, pencegahan dan pengelolaan penyakit sistemik secara efeldif
( The Sixtieth World Health Assembly (WHA-60) tahun 2007
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya.
Sidang menghasilkan 19 Resolusi terkait aspek kesehatan, diantaranya Resol usi WHA 60.17
tentang Oral Health Action Plan for Promotion and Integrated for Disease Prevention.
Berlandaskan resolusi ini, sidang WHA ke 60 meminta negaranegara anggota untuk :
a. menjamin bahwa kesehatan gigi dan mulut terintegrasi ke dalam upayaupaya
pencegahan dan pengobatan penyakit tidak menular, penyakit menular dan KIA
b. menjamin kebijakan nasional didasarkan pada evidence based approach
c. mengupayakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terintegrasi dalam kerangka
Primary Health Care
d. menjamin pelayanan kanker mulut terintegrasi dengan program penanggulangan kanker
e. memperkuat upaya promosi, mengupayakan program fluoridasi, menjamin upaya pencegahan
penyakit gigi dan mulut terintegrasi dengan program HIVAIDS
f. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan gigi (dokter gigi dan perawat
gig i), mengintegrasi kan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut ke dalam surveilans
kesehatan, memperkuat pengembangan riset, meningkatkan penyediaan
anggaran dan memperkuat kemitraan antar stakeholders
6
)
KOMITMEN GLOBAL
Politycal Declaration of The UN-HLM' Reference to Oral Disease (The UN Level Meeting on
NCDs (New York, 19-20 September2011)
Para 19 : Recognize that renal, oral and eye disease pose a mjor health burden for many countries and
that these disease share common risk factors andcan benefit from common response to non communicable
disease (NCDs)Adressing NCDs including oral disease requires an integrated public health approach based
on the principles of primary health care with a focus on health promotion and disease prevention
Oral Heahh South East Asian Region Strategis (WHO, 2001)
Meningkatkan kesehata n gigi dan mulut serta sistem pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik
pada populasi di negaranegara SEARO, salah satunya mengembangkan Kebijakan Nasional Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut
Strategy for Oral Heahh in South -East Asia, 2013-2020
Target : Penurunan angka kematian akibat kanker mulut sebesar 25% pad a tahun 2025 dan penurunan
karies gigi sebesar 25% pada tahun 2025
RegionalOral Heahh Strategy, 2013-2020 (WHO Regional Office South East Asia
Kesehata n gigi dan mulut berpengaruh negatif terhadap produktifitas kerja dan performa pend idikan ,
mempengaruhi tumbu h kembang anak dan menurunkan kualitas hidup. Karies gigi diderita oleh 60%90%
anak sekolah, menjadi bebab penyakit utama dan penyakit gigi dan mulut terbanyak ditemukan di South
East Asia
7
PRINSIP, TUJUAN & SASARAN
------
G0
--
'profesional, komprehensif dan terpadu
I Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh SOM
yang memiliki kompetensi dan dedikasi, secara profesional, menyeluruh, terpadu sesuai standar
dan etika profesi baik dalam UKP maupun UKM
セM
Mセ
bermutu, aman dan sesuai kebutuhan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus bennutu, エ・セ。ュゥョ@
keamanannya baik bagi penerima dan pemberi pelayanan, dapat diterima masyarakat,
efektif,sesuai kebutuhan medis, mampu menghadapi tantangan global/regional
-
Mセ
adil, merata, terjangkau & berkesinambungan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut diselenggarakan
secara adil, me rata dan berkesinambungan di seluruh wilayah NKRI serta ketersediaannya dan
pembiayaan pelayanan yang bennutu エ・セ。ョァォオ@
oleh seluruh lapisan masyarakat
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada masyarakat
umum dengan perhatian khusus kepada penduduk rentan, mengutamakan peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi
.
Mセ@
pemberdayaan masyarakat, sinergisme dan kemitraan
i
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
berjalan secara optimal ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat, perorangan atau kelompok,
bersinergi dengan program kesehatan lain dan menjalin kemitraan dengan pihak swasta
8
PRINS P,
UJUAN & SASARAN
TUJUAN
Terwujudnya pelayanan kesehatan gigi yang profesional, komprehensif dan terpadu sesuai standar
Meningkatnya manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang efektif
Meningkatnya sumber daya manusia yang berkualitas
Meningkatnya peran serta daerah dalam pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan alat
Meningkatnya kemandirian pelayanan dan status kesehatan gigi dan mulut
Meningkatkan penelitian dan pengembangan dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut
SASARAN
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut secar,
bermakna di fasilitas kesehatan
Meningkatnya pemerataan dan akses pelayanan
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam selfcare
kesehatangigi dan mulut
Turunnya secara bermakna insidensi dan prevalensi penyakit
gigi dan mulut sehingga tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan tercapainya derajat kesehatan yang optimal
Terwujudnya jejaring pelayanan kesehatan gigi dan mulut
9
UNSUR-UNSUR PELAYANAN
UPAYA KESEHATAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya pen ingkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan
melalui pendidikan dan pelatihan dengan selalu mengutamakan
keamanan, kualitas dan manfaat
FASI LlTAS
PELAYANAN
KESEHATAN
Fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah fasilitas pelayanan
kesehatan perorangan dan masyarakat yang diselengga rakan
pemerintah (termasuk TNI/Polri), pemerintah daerah provi nsi,
kabupaten/kota, masyarakat/swasta di fasilitas kesehatan ti ng kat
pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjutan sesuai kebutuhan
masyarakat
SUMBER DAYA
UPAYA KESEHATAN
Sumber daya upaya kesehatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
meliputi SDM Kesehatan, pembiayaan, sarana prasara na termasuk
sediaan farmasi dan alat kesehatan serta manajemen, informasi dan
regulasi yang memadai guna terselenggaranya pelayanan
PEMBINAAN &
PENGAWASAN
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut harus diberikan berdasarkan
standar yang ditetapkan pemerintah dengan memperhatikan masukan
pemerintah daerah, organisasi profesi dan/atau masyarakat. Pembinaan
dan pengawasan dilakukan secara berjenjang melalui standarisasi ,
lisensi, akreditasi oleh pemerintah bersama organisasi profesi dan
masyarakat
10
SUMBER DAYA PELAYANA
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
11
NM
セM
M
M
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PELAYANANKESEHATAN GIGI DAN MULUT
Meningkatkan upaya promotifpreventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Meningkatkan pelayanan kepada kelompok rentan dengan pendekatan life cycle
Mengutamakan kelompok rentan dan mendorong pemberdayaan masyarakat dan tenaga kesehatan
Mendorong pemenuhan sarana, prasarana, dana dan 80M yang mendukung pelayanan
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas manajemen pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Mendorong peningkatan kapasitas tenaga kesehatan gigi dan mulut
Mengembangkan dan mengoptimalkan sistem informasi kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan secara berjenjang (level ofcare), menyeluruh, sesuai sumber daya yang ada
Pencegahan dan pengendalian penyakit serta penurunan prevalensi penyakit gigi dan mulut
dilakukan secara エa イゥ ョ エ GZキQイウ。セゥ@
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dengan pendekatan Primary Oral Health Care
Tersedia payung hukum, norma, standar, prosedur dan kriteria yang mendukung pelayanan
Penguatan manajemen, sistem informasi, surveilans, monitoring evaluasi
Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
12
.·
1·
•
PERKEMBANGAN DAN
PERMASALAHAN
Kementenan K.esehatan Rl
___
Kabers
ctapat ュセ
BayI
_
CiIQi __
. 12
2010
• GIOI mulut .hat jendeI. buh .hat
1/= 65 th
SKRT 1995
2.2
2.4
2.7
6.1
18.4
SKRT2001
1.1
1.0
1.5
4.7
18.2
Riskesdas 2007
0.88
2.00
1.52
4.35
18.42
Riskesdas 2013
1.38
1.46
1.63
5.45
18.93
SKRT1995
SKRT2001
Riskesdas 2007
Rlskesdas 2013
Indeks DMFT menu rut kelornpok urnur rnengacu pada Global Goals Oral Health 2010 dari WHO yaitu urnur
12 tahun, 15 tahun, 18 ta hun, 3544 tahun dan >/= 65 tahun. Pada anak usia 12 tahun, target WHO DMFT セ@ 1.
Gambar 2 adalah perkernbangan status kesehatan gigi berdasarkan kelornpok urnur . Terlihat pola yang sarna
dari ke ernpat survey, dirnana angka DMFT rneningkat, sejalan peningkatan urnur, artinya kerusakan gigi
sernakin banyak seiring bertarnbahnya usia. Meskipun DMFT kelornpok urnur 12 tahun, di Indonesia rnasuk
kategori sedang, perlu diwaspadai tingginya peningkatan karies rnulai usia 18 tahun keatas.
16
PREVALENSI PENGALAMAN KARIES
Pola status kesehatan gigi berdasarkan prevalensi pengalaman karies, dapat dilihat dari data SKRT tahun 1995
dan 2001, yang disandingkan dengan data ternaru Riskesdas 2007 dan 2013. Tampak pada Gambar 3 secara
umum ter1ihat tren penurunan prevalensi pen gala man karies yang cukup signifikan dari 1995 ke 2001, sedikit
peningkatan pada 2007 dan cenderung menurun di 2013. Besamya persentase pengalaman karies sejalan
dengan tingginya indeks DMFT.
Gambar3
Perkembangan Status Kesehatan Gigi
berdasarkan Prevalensi Pengalaman Karies tahun 19952013
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
SKRT 1995
SKRT2001
17
Riskesdas 2007
Riskesdas 2013
INDIKATOR "PTI" DAN "RTI"
Indikator PTI atau Performance Treatment Index adalah indikator penilaian yang dapat menggambarkan
motivasi masyarakat untuk menumpatkan gigi yang karies dalam usaha mempertahankan gigi permanen . prJ
dinyatakan dalam persentase dan jumlah gigi permanen yang ditumpat (FT) terhadap angka DMFT. Sedangkan
RTI atau Required Treatment Index merupakan indikator penilaian yang menggambarkan besamya kerusakan
yang belum ditangani dan memer1ukan penumpatan. RTI dinyatakan dalam persentase dari jumlah gigi permanen
yang kanes (DT) terhadap angka DMFT . Tabel1 adalah nilai RTI dan PTI menurut kelompok umur sesuai data
SKRT 1995 dan 2001 serta Riskesdas 2007 dan 2013. Ter1ihat nilai PTI sangat keeil dibandingkan RTI, artinya
motivasi masyarakat menumpat gigi sangat rendah, sementara kebutuhan untuk perawatan/penumpatan gigi sangat
tinggi. Nilai RTI dan PTI meningkat hingga usia 18 tahun, dan eenderung menurun pada umur selanjutnya.
Tabel1 . Distribusi nilai RTI dan PTI pada semua kelompok umur dalam kurun waktu 19952013
SKRT 1995
SKRT 2001
Riskesdas 2007 Riskedas 2013
Umur
RTI
RTI
PTI
RTI
PTI
RTI
PTI
12 tahun
76,0%
4,6%
78,5%
4,6%
62,3%
0,7%
73,6%
3,2%
15 tahun
65,2%
4,6%
82,5%
4,2%
65,3%
1,9%
73,6%
3,7%
18tahun
62,7%
3,0%
72,4%
5,0%
63,4%
2,6%
69,6%
4,3%
3544tahun
33,7%
3,8%
47,1%
2,3%
32,3%
1,9%
36,8
2,1 %
>/= 65 tahun
10,5%
0,9%
15,2%
0,4%
6,3%
0,8%
9,7%
0.3%
Total
49,6%
3.4%
59,1%
3,3%
45,9%
1,51%
52,7%
2,7%
18
INDIKA T OR PT I MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 19952013
Gambar 4 adalah nilai indikator PTI berdasarkan kelompok umur dan data sUivei SKRT 1995 hingga Riskesdas 2013.
Tampak pola yang sarna dan ke empat survey, dimana angka PTI cenderung meningkat dan usia 12 tahun hingga 18
tahun, kemudian mengalami penurunan mulai usia produktif 3544 tahun. Dan gambaran ini teriihat motivasi untuk
mempertahankan gigi tertinggi pada usia 18 tahun, dan memasuki usia selanjublya cenderung menurun. Hal ini
disebabkan tingkat kerusakan dan kehilangan gigi semakin tinggi sehingga kebutuhan perawatan menjadi rendah yang
berdampak turunnya motivasi melakukan perawatan.
16
Gambar4. Nilai Indikator PT/ berdasarkan Kelompok Umurtahun 19952013
14
12
10
8
6
4
2
o
12tahun
15tahun
18tahun
Riskesdas 2007
19
3544tahun
• Riskesdas 2013
>/=65tahun
Kondisi Saat Ini
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Riskesdas 2013 adalah survey nasional yang mempresentasikan
pencapaian status kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan gigi dan mulut di wilayah nasional, provinsi dan
kabupatenlkota. Data kesehatan gigi dan mulut dari ke dua survey ini menjadi base line data kondisi saat ini status
kesehatan gigi dan mulut, jangkauan pelayanan dan perilaku kesehatan gigi masyarakat Indonesia.
Tabel 2. Capaian Indikatorindikator Kesehatan Gigi dan Mulut Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
Prevalensi
masalah
kesehatan
gigi dan
mulut
Pengalam
an karies
penduduk
umur 12
tahun ke
atas
Karies
Aktif
penduduk
umur 12
tahun ke
atas
Angka
be bas
karies
RISKESDAS
2007
23,4%
67,2%
43,4%
t.a.d
RISKESDAS
2013
25,9%
72,6%
53,7%
27,4
SURVEY
NASIONAL
Sumber data Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013
Riskesdas 2007: An ka bebas karies: t.a .d '" tidak ada data
20
DT
MT
FT
Rerata
Indeks
DMFT
umur 12
tahun
keatas
0,91
1,22
3,86
0,08
5,42
1,38
1,6
2,9
0,08
4,58
Indeks
DMFT
umur 12
tahun
I
Komponen DMFT
kelompok umur 12 tahun
ke atas
PREVALENSI MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Jumlah penduduk yang menyatakan bermasalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand}
dinyatakan d alam indikator P revalensi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Ind ikator ini berguna untuk menilai
kemampuan masyarakat mengenali d an menyadari adanya masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya. P revalensi
masalah gigi dan mulut dinyatakan dala m persentase j umlah pend uduk yang bermasalah gigi dan mulut. Gambaran
distribusia ngka prevalensi masalah g igi dan muluttiapprovinsi padatahun 2007 dan 2013tampakpada Gambar 5.
80
Gambar5
Disbibusi Prevalensi Masalah Gigi dan Muluttiap Provinsi data Riskesdas 2007 dan 2013
70
p
e
r
60
'2
50
セ i@
s
40
e
n
2 9
?
040
168
184
16 '2
20
:/'47
6
204 4
.5
?J
0
0
6
0
a
c:
e
0
(!)
21
Q
6
6
0
Riskesdas 2007
T@
1951
If> 3
30
a
s 10
e
セ
Riskesdas 2013
181
1
170
Pada Gambar 5 tampak prevalensl masalah glgl dan mulut naslonal menlngkat dart 23,2% pada 2007 menjadl
25,9%di 2013. Provinsl Gorontalo tertlnggl pada 2007, namun turun d12013. Sedangkan Sulawesi Selatan
menlngkat menjadi tertinggi pada 2013. Sepuluh provinsi dengan masalah gigi dan mulut terendah pada 2007,
tertihat terjadl peningkatan potential demand yang cukup signifikan di 8 provinsi pada tahun 2013.
• EFFECTIVE MEDICAL DEMAND
Seseorang yang bennasalah gigi dan mulut seharusnya menerima pengobatan/perawatan yang tepat dari tenaga
medis gigi. Keterjangkauan atau kemampuan penduduk mendapatkan pelayanan tenaga medis gigi (dokter gigi, drg
spesialis dan perawat gigi) dihitung sebagai Effectivie Medical Demand (EMD) . EMD dinyatakan dalam
persentase dari jumlah penduduk yang menyatakan bennasalah gigi dan mulut dan menerima pengobatan dari
tenaga medis gigl. Gambar 6 mempertihatkan skema yang menggambarkan EMD dari prevalensi masalah gigi dan
mulut nasional berdasarkan data Riskesdas 2013.
Gambar 6.
Effective Medical Demand Nasional (Riskesdas 2013)
25,9 % bermasalah
gigl dan mulut
8,1%
Effective
Medical
Demand
(EMD)
U Bermasalah gigi dan mulut
• Tidak bermasalah gigi dan mulut
31,1%
menerima
• Menerima perawatan
perawatan
tenaga medis gigi
Y Tidak melakukan
tenaga
medlsglgl
perawatan gigi
22
Perkembangan Effective Medical Demand (EMD) Nasional
Angka EMD Nasional tahun 2013 relatif meningkat dari tahun 2007. Meski relatif kecil dan peningkatannya tidak
signifikan, kecenderungan peningkatan ini memperlihatkan kemajuan terhadap kemampuan masyarakat menjangkau
pelayanan kesehatan gigi di fasilitas pelayananan esehatan gigi yang tersedia dan mendapatkan pelayanan dari tenaga
medis gigi. Gambar 7 menggambarkan perkembangan EMD dari 2007 ke 2013 berdasarkan data Riskesdas 2007 dan
Riskesdas 2013.
Gambar 7.
Perkembangan £ffevtivitas Medical Demand Nasional
berdasarkan angka
Prevalensi Masalah Gigi dan Mulut dan Menerima Perawatan Tahun 2007
dan 2013
EMD
I
87]
L
6
.
91
31.1 1
,
Menerima perawatan
1
L
L
L
29.7 ]
L
I
I
259 ]
Bermasalah gigi dan
.L
mulut
I.
o
5
セ@
セ@
セ@
セ@ Q
23.2
I
I
I
10
15
20
Riskesdas 2013
23
Riskesdas 2007
25
30
35
PERSENTASE PENDUDUK DENGAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN
MULUT, MENERIMA PERAWATAN TENAGA MEDIS GIGI DAN EFFECTIVE
MEDICAL DEMAND (EMD) PER PROVINSI (RISKESDAS 2013)
Gambar 8. Diatribusi Prevalensi Maaalah Kesehalan Gigi dan Mulut, Menerima Perawalan dan EMD
berdasarkan data Riakesdas 20 13
100
90
14.0
80
70
10.5
10.3
.0
60
.4
7.t
s.• ' .1
7.'
..
•
.
9 . •
1.1 9. 3
7.
7.t
1.7
7.' 7.5 7.0 7.'
50
' .7
I .t
45.9
6 . 1
5.7
5.7
S.Z
5..
. 1
• . t
40
30
20
10
36.l 36.1 35. 6 3Z l31 31 6
. .
. 30.5 30.1l' .1 Zl6 ZI.6 ZI 0 27.2 27. 2 21.9 21.9 25 .4 Z .32• . 1 24 25.7 l J
Z
S
25 9
2l l 20 , lO ' I t.S t.411. 6 1' 4 U .8 16 Z 15 3
o
セ@
セ@
GI
j
ji1tj
CD CD 2'co
セ@ u
セ@
セ@
G i@
. _
'ii
セ@
en
0
....
Il.
«
0..
セ@
Z
:I:
w
U
..:
i
en
iii
W
;t
:5::J
en
セ@
Cl
Cl
zw
I-
iii
w
セ@
セ@
<
....
Z
:::;
:5W
en
<
....
:::l
::J
<
'" a:
en
en