Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Siti Nurfatimah, 2015 ANALISIS BENTUK EVALUASI KELAS III SEKOLAH DASAR DI KOTA SERANG UNTUK MEMPEROLEH BENTUK EVALUASI YANG IDEAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Evaluasi” merupakan satu kata yang sangat lazim ditemui dalam ranah pendidikan. Posisi evaluasi tercantum sebagai bagian dari kurikulum di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Evaluasi merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar dengan mencakup aspek kognitif, afektif, serta psikomotor. Tidak hanya sebatas menilai keberhasilan siswa dalam belajar, evaluasi juga merupakan patokan keberhasilan guru dalam mengajar sebagai tenaga kependidikan. Tugas terberat yakni mengoptimalisasikan hasil evaluasi yang diperoleh siswa dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan sebagai proses penentuan kualitas seseorang. Dalam kegiatan belajar-mengajar terdapat maksud yang ingin dicapai. Adapun maksud tersebut lebih dikenal dengan tujuan sesuai harapan pelaku kegiatan. Yusnandar 2012 mengemukakkan bahwa tujuan pokok evaluasi pembelajaran yakni agar dapat mengetahui efektivitas proses belajar- mengajar yang telah dilakukan. Untuk mengetahui tercapainya tujuan tersebut, diperlukan adanya evaluasi karena dari informasi perolehan hasil evaluasi, dapat menjawab keberhasilan pencapaian. Selain itu, hasil evaluasi juga dapat digunakan sebagai sarana tolak ukur dilakukannya perbaikan. Purwanto 2013: 118 menyatakan bahwa “salah satu cara untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang paling efektif ialah dengan mengevaluasi tes hasil belajar yang diperoleh dari proses belajar- mengajar itu sendiri”. Dengan kata lain, hasil dari proses evaluasi yang pertama diberikan kemudian diolah kembali dengan mengevaluasi bagian-bagian dari materi tersebut yang belum dikuasai oleh siswa, sehingga akan ada tindak lanjut dalam memperbaiki bagian-bagian yang masih kurang. Dari penjelasan yang tertera dapat ditarik simpulan bahwa evaluasi benar-benar kegiatan yang sangat penting. Siti Nurfatimah, 2015 ANALISIS BENTUK EVALUASI KELAS III SEKOLAH DASAR DI KOTA SERANG UNTUK MEMPEROLEH BENTUK EVALUASI YANG IDEAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada persoalan lain evaluasi tidak hanya ditempatkan pada akhir kegiatan, tetapi juga bisa ditempatkan sebelum maupun saat kegiatan berlangsung. Kegiatan ini dilakukan jika dihadapkan pada situasi dan kondisi tertentu sesuai tujuan yang ingin dicapai. Intinya, pada saat seseorang melakukan refleksi untuk dirinya sendiri maupun orang lain berarti orang tersebut melakukan evaluasi. Terdapat banyak cara evaluasi untuk mengetahui ketercapaian seseorang. Diantaranya evaluasi dengan cara kuisioner, penugasan, wawancara, pengamatan, dan portofolio. Adapun dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan teknik tes individual maupun tes kelompok. Hal itu dilakukan tergantung dari kebutuhan evaluasi. Apabila evaluasi tersebut tertuju pada jawaban yang diberikan peserta didik sesuai dengan tujuan, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi tes verbal dan nonverbal. Evaluasi juga dibentuk menjadi bermacam-macam. Bentuk-bentuk evaluasi tersebut dibagi menjadi 3 kategori yakni, bentuk tes uraian, tes objektif, dan tes uraian objektif. Keberhasilan belajar siswa diukur oleh tes yang diberikan. Semua tes dapat dibuat oleh guru maupun instansi yang telah ditetapkan untuk membuatnya sesuai program yang harus dimiliki oleh siswa pada tahapan- tahapan tertentu. Nurgiantoro 2014 menyatakan bahwa pembedaan jenis tes ditinjau dari segi penyusunannya, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Penyusunan tes biasanya dilakukan dengan mencantumkan beberapa bentuk tes. Pembuatan tes dengan memilih beberapa bentuk tes dibuat dan diberikan kepada siswa. Pada umumnya tes yang dibuat langsung diberikan tanpa adanya peninjauan kembali dan pengujian kelayakan atau kesesuaian tes. Dengan demikian, bentuk tes belum bisa dikategorikan sebagai tes yang tepat. Tes buatan guru belum dapat dikatakan objektif dilihat dari kesahihan dan keandalannya sebab hanya diberikan kepada sekelompok peserta didik, kelas, dan sekolah jadi, tes masih bersifat sektoral karena belum diujicobakan kepada banyak testi sehingga belum dianggap reliabel lihat Nurgiantoro, 2014: 108; Arikunto, 2012: 160; Arifin 2011: 119. Siti Nurfatimah, 2015 ANALISIS BENTUK EVALUASI KELAS III SEKOLAH DASAR DI KOTA SERANG UNTUK MEMPEROLEH BENTUK EVALUASI YANG IDEAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kelemahan lain dari tes yang beredar di sekolah-sekolah yaitu dari sekian banyaknya bentuk evaluasi hanya sebagian yang dipakai untuk melakukan tes. Tidak ada salahnya memang, hanya saja pemilihan bentuk tes tersebut terkadang kurang sesuai dengan materi yang akan diujikan. Hal tersebut dapat menyulitkan siswa dan membuatnya keliru saat memberikan jawaban karena siswa tidak bisa membedakan jenis tes yang ia kuasai maupun tidak. Akibatnya fungsi diskriminasi dalam evaluasi menjadi tidak terbaca. Diskriminasi di sini merupakan proses membandingkan dalam penilaian. Bertujuan untuk mengetahui mana siswa yang telah menguasai dan tidak menguasai materi yang diajarkan. Menurut Arifin 2011 jenis tes jika dilihat dari segi jawaban dibagi menjadi 3 bagian, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Penelitian ini khusus meneliti tes tertulis siswa kelas III Sekolah Dasar di Kota Serang. Tes tertulis menuntut jawaban berupa tulisan dari siswa. Dari itu, tes tulis disebut juga sebagai paper and pencil test. Dalam tes tertulis terdapat macam-macam bentuk tes diantaranya bentuk tes objektif meliputi, pilihan ganda, pilihan jamak, benar-salah, menjodohkan, jawaban singkat dan melengkapi dan tes subjektif. Bentuk tes tersebut biasanya dipakai untuk membuat tes formatif dan sumatif. Oleh karena itu, penelitian ini ditunjukan untuk mengumpulakan data tes tulis sumatif dan formatif dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Membuat bentuk evaluasi yang tepat sangatlah penting bagi guru. Selain mengembalikan fungsi evaluasi, juga memberikan kemudahan kepada siswa dalam menjawab soal tes. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui bentuk evaluasi yang benar-benar tepat dan sesuai untuk diberikan kepada siswa. Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Bentuk Evaluasi Kelas III Sekolah Dasar di Kota Serang Untuk Memperoleh Bentuk Evaluasi yang Ideal.” Siti Nurfatimah, 2015 ANALISIS BENTUK EVALUASI KELAS III SEKOLAH DASAR DI KOTA SERANG UNTUK MEMPEROLEH BENTUK EVALUASI YANG IDEAL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah