Latar Belakang Masalah Warna dari suatu produk makanan atau minuman merupakan salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Warna dari suatu produk makanan atau minuman merupakan salah satu ciri

yang penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas makanan, antara lain warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan deMan, 1997. Zat warna alami mengandung pigmen yang secara umum berasal dari tumbuh-tumbuhan, tetapi beberapa zat warna alami tidak menguntungkan, tidak stabil selama proses dan penyimpanan. Kestabilan zat warna alami tergantung pada beberapa faktor antara lain cahaya, oksigen, logam berat, oksidasi, temperatur, keadaan air, dan pH, sehingga penggunaan zat warna sintetik pun semakin meluas. Keunggulan zat warna sintetik antara lain lebih murah, lebih mudah untuk digunakan, lebih stabil, lebih tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, daya mewarnainya lebih kuat, dan memiliki rentang warna yang lebih luas Nollet, 2004. Beberapa zat warna sintetis ada yang membahayakan kesehatan sehingga tidak diijinkan penggunaannya. Beberapa produsen makanan dan minuman masih menggunakan zat warna sintetis yang dilarang tersebut untuk produknya dengan alasan zat warna tersebut memiliki warna yang cerah, praktis digunakan, harganya relatif murah, serta tersedia dalam kemasan kecil di pasaran sehingga memungkinkan masyarakat tingkat bawah untuk membelinya Djalil, dkk., 2005. Penambahan zat warna dalam makanan, minuman, bumbu masak seperti cabe giling, serta rangkaian pelengkap kelezatan makanan salah satunya saos, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap selera dan daya tarik konsumen Djarismawati, dkk., 2007; Anonim e , 2007. Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil Anonim a , 2007. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 28, Tahun 2004, rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk pangan Djalil, dkk., 2005. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati Trestiati, 2003, akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen yang menggunakan rhodamin B dalam produk makanan dan minuman yang dihasilkannya Anonim a , 2007. Rhodamin B ditemukan dalam produk kerupuk, jelliagar-agar, aromanis, dan minuman Trestiati, 2003 serta dalam terasi Utmil A, 1995. Zat warna rhodamin B walaupun telah dilarang penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan zat warna rhodamin B untuk produk cabe giling dan saos sebagai pewarna merah dengan alasan warnanya sangat bagus, mudah didapat, dan murah harganya. Sebagian besar produk tersebut tidak mencantumkan kode, label, merek, jenis atau data lainnya yang berhubungan dengan zat warna tersebut. Para pedagang cabe merah giling menggunakan pewarna untuk memperbaiki warna merah cabe giling yang berkurang menjadi pudar akibat penambahan bahan campuran seperti wortel dan kulit bawang putih Djarismawati, dkk., 2007; Anonim b , 2007. Sampel diambil dari pedagang cabe merah giling dan beberapa pedagang saos yang beredar di pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta. Pasar yang merupakan tempat masyarakat laweyan berjual beli sebanyak 7 pasar, yaitu Pasar Sidodadi, Pasar Purwosari, Pasar Jongke, Pasar Penumping, Pasar Kabangan, Pasar Kembang, dan Pasar Kadipolo. Penetapan lokasi ini karena di pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta penjualan cabe merah giling dan saos relatif besar. Salah satu pedagang saos di Pasar Jongke dalam satu hari bisa menjual 50 krat 1200 botol. Tiap pedagang saos di Pasar Kadipolo, Pasar Kembang, Pasar Penumping, Pasar Purwosari, dan Pasar Sidodadi rata-rata satu krat 24 botol untuk satu sampai tiga hari. Cabe giling di Pasar Kadipolo, Pasar Jongke, Pasar Purwosari, dan Pasar Sidodadi dalam satu hari terjual masing- masing kurang lebih 25 Kg, 15 Kg, 5 Kg, dan 5 Kg. Hal ini membuktikan bahwa cabe merah giling dan saos banyak dikonsumsi masyarakat. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah zat warna rhodamin B masih digunakan sebagai pewarna pada cabe merah giling dan saos yang beredar di pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta.

B. Perumusan Masalah