115
Maman Aburahman Saepulrahman, 2014
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
e. Kelancaran
fluency suara ketika berbicara.
4.2 Mampu menggunakan kualitas suara yang baik
5.1 Lancar dalam mengucapkan kata
5.2 Lancar dalam mengucapkan kata-kata
dalam kalimat. 32, 33
34, 35
36, 37
38, 39,
2. Penyusunan Instrumen Tes
Penentuan aspek-aspek yang akan diamati disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan pada kisi-kisi. Instrumen tersebut digunakan untuk
mengamati perilaku berbicara siswa tunagrahita. Alat pengumpul data dalam penelitian kuantitatif menggunakan tes. Tes
ini adalah tes kinerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara siswa tunagrahita. Aspek-aspek atau indikator dalam tes ini sama dengan
indikator yang digunakan dalam pedoman observasi. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang sedang melaksanakan proses
pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan berbicara di kelas. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembelajaran kemampuan
berbicara siswa tunagrahita. Semua komponen tersebut dijadikan indikator dalam observasi.
E. Desain Eksperimen
Dalam penilitian eksperimen ini perlu ditetapkan suatu desain. Nana Saodih Sukmadinata 2009 : 204 mengemukakan,
“Banyak model desain penelitian eksperimental yang bisa digunakan. Desain dasarnya adalah Desain
116
Maman Aburahman Saepulrahman, 2014
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
Kelompok Kontrol Prates-Pascates Acak Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
... ” Adapun Sugiono 2008 : 303 mengemukakan,
Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru before-after atau dengan
membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam peneleitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.4. Desain Eksperimen Diadaptasi dari Nana Saodih Sukmadinata, 2009 : 204
Keterangan : SPE = Subjek penelitian kelompok eksperimen
SPK = Subjek penelitian kelompok kontrol O
1
= Nilai sebelum perlakuan pre tes X = Perlakuan
O
2
= Nilai sesudah perlakuan pos tes. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, karakteristik subjek penelitian
harus sama atau disamakan. Penyamaannya harus dilakukan dengan pengujian
O1
x
02 SPE
SPK
O1
02
117
Maman Aburahman Saepulrahman, 2014
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa tunagrahita
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
statistik, misalnya pengujian kecakapannya. Dalam hal ini Nana Saodih Sukmadinata 2009 : 204 mengemukakan :
Dalam bidang sosial sangat sulit untuk menemukan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk yang betul-betul homogin memiliki karakteristik
yang sama. Dengan demikian umumnya kelompok-kelompok dalam eksperimen adalah kelompok bentukan baru.
Oleh karena itu, kelompok subjek penelitian dalam eksperimen ini disamakan terlebih dahulu karakteristiknya.
Setelah penetapan aspek yang dinilai, selanjutnya menentukan sistem penilaian. Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, 2008 : 257 mengemukakan :
Klasifikasi penilaian pemahaman seseorang atas keterampilan berbicaranya dapat dibedakan atas dapat memahami masalah tanpa kesulitam, dapat
memahami percakapan dengan kecepatan yang normal dan dapat bereaksi secara cepat, dapat memahami sebagian besar percakapan tetapi lambat
bereaksi, sulit mengikuti percakapan orang lain.
Penilaian dilakukan dengan sederhana, yaitu dengan mengamati apakah siswa dapat melakukan hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek bahasa
reseptif atau menyimak maupun bahasa ekpresif atau berbicara.
F. Analisis Data