Karakteristik Konseling Krisis Tujuan dan Fokus Konseling Krisis
Amriana, 2014 KONSELING KRISIS DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS UNTUK
MENURUNKANKECEMASAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Konseling realita reality counseling atau reality therapy dikembangkan oleh William Glasser pada tahun 1960-an sebagai reaksi penolakan terhadap
konsep-konsep dalam konseling psikoanalisa. Glasser memandang Psikoanalisa sebagai suatu model perlakuan yang kurang memuaskan,
kurang efektif,dan oleh karena itu ia termotivasi untuk memodifikasi konsep-konsep psikoanalisa dan mengembangkan pemikirannya sendiri
berdasarkan pengalaman hidup dan pengalaman klinisnya Palmer 2010, hlm. 525.Glasser 1998, 2001, 2005 dan Wubbolding 2008
mengidentifikasi lima kebutuhan manusia yang penting meliputi kelangsungan hidup, cinta dan memiliki, kekuatan, kebebasan, dan perasaan
nyaman. Corey
2007 memandang
bahwa Reality
therapypadadasarnyatidakmengatakanbahwaperilakuindividuitusebagaiperil aku
yang abnormal.
Konsepperilakumenurutkonselingrealitaslebihdihubungkandenganberperilak u
yang tepatatauberperilaku
yang tidaktepat.MenurutGlasser,
bentukdariperilaku yang
tidaktepattersebutdisebabkankarenaketidakmampuannyadalammemuaskank ebutuhannya, akibatnyakehilangan ”sentuhan” denganrealitasobjektif,
diatidakdapatmelihatsesuatusesuaidenganrealitasnya,tidakdapatmelakukanat asdasarkebenaran, tanggungjawabdanrealitas.
Wubbolding 1988, 2000, 2010 menjelaskan Praktek terapi realitas terdiri dari dua komponen utama: 1 lingkungan konseling 2 prosedur
spesifik yang menyebabkan perubahan dalam perilaku.Dua elemen sebagai “siklus konseling”. Siklus menggambarkan bahwa ada urutan keseluruhan
untuk menerjemahkan teori terapi realitas kedalam praktek.