Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

Alfy Rizki Maulana Malik, 2014 Kajian Tentang Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Metode ini dirasa penulis sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Hal ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran tentang perilaku menyimpang atau kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa-siswa SMA Negeri 1 Ciamis, khususnya mengenai penyebab siswa tersebut berperilaku menyimpang membolos sekolah, kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama membolos sekolah, akibat dari perilaku tersebut, serta cara menanggulanginya. Menurut Best dalam Sukardi 2004: 157 menyatakan “Metode deskriptif berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya. Sedangkan Nasution 2001: 5 menyatakan bahwa: Penelitian ini diusahakan mengumpulkan data deskriptif yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka dan statistic walaupun tidak menolak data kuantitatif. Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriftif karena sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran nyata tentang penyebab, tujuan, cara menanggulangi perilaku menyimpang atau kenakalan remaja khususnya membolos yang dilakukan siswa SMA Negeri 1 Ciamis.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Menurut Endang Danial 2009: 77 menyatakan bahwa: “Observasi ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Observasi merupakan langkah awal untuk memperoleh data yang diperlukan”. Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh gambaran yang mendalam mengenai perilaku menyimpang atau kenakalan remaja khususnya membolos dikalangan siswa SMA Negeri 1 Ciamis. Dalam proses observasi ini penulis telah melakukan pra-penelitian di SMA Negeri 1 Ciamis dan mendapatkan gambaran awal mengenai masalah-masalah yang akan diteliti di SMA Negeri 1 Ciamis dari beberapa narasumber yang ditemui oleh penulis secara random. Alfy Rizki Maulana Malik, 2014 Kajian Tentang Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang faktual mengenai perilaku menyimpang atau kenakalan remaja khususnya perilaku-perilaku yang dilakukan selama membolos sekolah yang terjadi dikalangan siswa SMA Negeri 1 Ciamis. Wawancara dilakukan melalui proses tanya jawab lisan secara langsung kepada berbagai pihak, baik dengan guru PKn, guru BK, Wakasek Pembina kesiswaan, siswa di SMA Negeri 1 Ciamis, maupun masyarakat lingkungan sekolah yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Basrowi dan Suwandi, 2008: 127 menjelaskan bahwa: “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer sebagai pengajupemberi pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Adapun maksud mengadakan wawancara dalam suatu penelitian kualitatif, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong 2010: 186, antara lain: Mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan- kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan dating; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Berdasarkan pendapat diatas sudah jelas maksud dengan diadakan wawancara adalah untuk mendapatkan informasi lebih luas, mulai dari kejadian masa lalu, kejadian yang sedang berlangsung, dan kejadian yang diharapkan dimasa yang akan datang, dimana kegiatan wawancara ini akan dilakukan secara terus menerus sampai data yang didapat dirasa sudah cukup untuk bahan yang diperlukan dalam penelitian ini. Data yang didapat dari hasil wawancara tersebut akan diolah oleh peneliti untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Alfy Rizki Maulana Malik, 2014 Kajian Tentang Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi Dilakukan dengan cara pengumpulan, menganalisis dokumen-dokumen, catatan-catatan yang penting dan berhubungan serta dapat memberikan data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut, Basrowi dan Suwandi 2008: 158 mengatakan bahwa: Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Teknik ini sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Teknik ini dilakukan dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian. 4. Studi Literatur Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan literatur yang berkaitan erat dengan peran sekolah, guru, dan masyarakat sekitar dalam menanggulangi masalah kedisiplinan siswa dalam hal tidak mengikuti jam pelajaran disekolah membolos. 5. Catatan Lapangan Menurut Bogan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong 2010: 209 menyatakan bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Alfy Rizki Maulana Malik, 2014 Kajian Tentang Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan catatan lapangan untuk mengumpulkan berbagai data dilapangan SMA Negeri 1 Ciamis dan lingkungan sekitarnya untuk menunjan hasil penelitian yang baik dalam penelitian kualitatif ini. Dimana dalam penelitian kualitatif ini, terkadang banyak permasalahan dan pertanyaan yang akan muncul ketika peneliti berada dilapangan. Oleh karena itu, catatan lapangan sangat diperlukan oleh peneliti untuk menunjang keberhasilan penelitian tersebut.

D. Instrument Penelitian