Pengaruh Sistem Informasi Inventory 2009 Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Gudang di PT. AICA Indonesia

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan

Pada program studi strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh Riyanto Sofyan

10505131

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR SIMBOL...xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian ...1

1.2. Identifikasi dan rumusan masalah ...6

1.2.1. Identifikasi masalah ...6

1.2.2. Perumusan masalah...6

1.3. Maksud dan tujuan ...7

1.3.1. Maksud penelitian ...7

1.3.2. Tujuan penelitian...7

1.4. Kegunaan penelitian ...8

1.4.1. Kegunaan praktis...8

1.4.2. Kegunaan akademis ...8

1.5. Kerangka pemikiran dan Hipotesis ...9

1.5.1. Kerangka pemikiran...9


(3)

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem...15

2.1.1. Karakteristik Sistem ...16

2.1.2. Klasifikasi Sistem...18

2.2. Informasi ...19

2.2.1. Kualitas Informasi ...20

2.3. Sistem Informasi ...21

2.4. Inventory ...23

2.5. Sistem Informasi Inventory 2009...26

2.6. Kinerja...27

2.6.1. Pengertian Kinerja...27

2.6.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja...30

2.6.3. Standar penilaian kinerja ...32

2.6.4. Tujuan penilaian kinerja...33

2.7. Pengaruh sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan ...33

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIA N 3.1. Objek Penelitian ...35

3.1.1. Sejarah singkat perusahaan ...35

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ...37


(4)

3.2.1. Desain Penelitian...50

3.2.2. Operasionalisasi Variabel...53

3.2.3. Metode Penarikan Sampel...55

3.2.4. Jenis dan Metode Pengumpulan data ...56

3.2.5. Teknik Pengujian Data ...58

3.2.6. Metode Analisis danPengujian Hipotesis...63

3.2.6.1. Analisis Pendekatan Terstruktur ...63

3.2.6.2. Analisis Deskriptif / Kualitatif...64

3.2.6.3. Analisi Verifikatif / Kuantitatif...66

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ...71

4.1.1. Karakteristik Responden ...71

4.1.2.Sistem informasi inventory 2009 yang berjalan di PT. Aica Indonesia ...76

4.1.3.Implementasi sistem informasi inventory 2009 (X) berdasarkan tanggapan responden...83

4.1.4. Kinerja karyawan (Y)...82

4.2. Hasil pembahasan ...100

4.2.1. Analisis korelasi rank spearman...101

4.1.2. Analisis determinasi ...102


(5)

5.1. kesimpulan ...106 5.2. saran ...107

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Bab ini berisi tentang pengertian sistem, informasi, sistem informasi, inventory, sistem informasi inventory, kinerja dan pengaruh sistem informasi inventory terhadap kinerja karyawan.

2.1. Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Menurut Jogiyanto (2001) pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran yang tertentu.” Sedangkan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya adalah “kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.”

Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah suatu sistem itu. Lebih lanjut pengertian sistem pertama kali dapat diperoleh dari definisinya. Dengan demikian, definisi ini akan mempunyai peranan penting didalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu, adayang


(7)

menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai tujuan (goal) dan ada yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (obective). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Seringkali tujuan dan sasaran digunakan bergantian dan tidak dibedakan.

2.1.1. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu : 1. Komponen-komponen (component).

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian dari sistem, setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem.

2. Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnyaatau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkansuatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Environment dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat


(8)

menguntungkanmerupakan energi dari sistem dan tetap harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan ligkungan luar sistem yang bersifat merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak makan akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (interface).

Merupaka media pendukung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukkan untuk subsistem yang lainnya dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan (input)

Merupakan energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat nerupa masukan perawatan (maintenance) dan masukan signal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diperoses untuk mendapatkan keluaran.

6. Keluaran (output)

Merupakanhasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukkan untuk subsistem yang lain atau pada supra sistem.


(9)

7. Pengolah (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Suatu produksi akan mengolah masukkan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran Sistem (objectives)

Suatu sistem pasti mempunyai suatu tujuan (goal) atau sasaran (objectives) kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran dan tujuannya.

2.1.2. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberpa sudut pandang. Diantaranya adalah sebagi berikut:

a. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak merupakan sistem yang tidak bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sistem ini berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh dari sistem abstrak ini adalah filsafat. Sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sering digunakan oleh manusia. Contoh dari sistem fisik ini adalah sistem akuntansi, sistem komputer dan lainnya.


(10)

Sistem alamiah merupakan sistem yang terjadi karena pengaruh alam. Misalnya sistem rotasi bumi, sistem gravitasi dan sebagainya. Sistem buatan merupakan sistem yang dirancang dan dibuat oleh manusia. Misalnya sistem pengolahan gaji.

c. Sistem tertutup dan sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak terhubung dengan bagian luar sistem dan biasanya tidak terpengaruh oleh kondisi luar sistem. Sedangkan sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dengan bagian luar sistem. 2.2.Informasi

Menurut Jogiyanto (2001) informasi adalah “data yang diolah menjadi bentuk yang paling berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.” Sedangkan menurut Witanto (2004) informasi adalah “rangkaian data yang memepunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu meberikan kejutan atau surprise pada yang menerimanya.” Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi disebut nilai informasi. Informasi yang tidak mempunyai nilai biasanya karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa, karakteristik dari informasi adalah penerima informasi mangalami perubahan dari kondisi (state) belum mengetahui menjadi kondisi mengetahui. Perubahan ini mengandung unsur tak terduga. Informasi yang benar dan baru dapat mengkoreksi dan mengkonfirmasikan informasi sebelumnya. Manfaat informasi adalah untuk mengurangi ketidak pastian, hal ini sangat berguna untuk proses pengambilan keputusan.


(11)

Sumber dari informasi adalah data, data adalah kenyataan yang menggambarkan sesuatu kejadian nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

2.2.1. Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto (2001) kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada Waktunya

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.


(12)

2.3.Sistem Informasi

Jogiyanto HM (2001:11) menyatakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan

Andi Kristanto (system informasi, 2002) sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan informasi.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building Block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, dan blok basis data. Sebagai suatu sistem, kelima blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran.

a. Blok masukan (input blok)

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Yang dimaksud dengan input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen besar.


(13)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok keluaran (output blok)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan sistem informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok teknologi (technology blok)

Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga (tiga) bagian utama yaitu Teknisi (brainware), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

e. Blok basisdata (database blok)

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya.

Menurut Leman (2002) suatu sistem informasi yang dikomputerisasi harus terdiri dari :


(14)

Hardware terdiri dari komponen input,proses, output, dan jaringan. b. Perangkat Lunak (software)

Software terdiri dari sistem operasi, utilitas dan aplikasi c. Data

Data mencakup struktur data, keamanan, dan integritas data.

d. Prosedur

Seperti dokumentasi prosedur/proses sistem, buku petunjuk operasional (aplikasi) dan teknis.

e. Manusia

User merupakan orang yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pimpinan sistem informasi dan sebagainya.

2.4.Inventory

Menurut A.A.K Oka Sudana (2007) inventori (persediaan) adalah bahan baku, produk setengah jadi, produk jadi yang berada di dalam sistem produksi pada suatu waktu, yang bersifat sebagai buffer (penyangga) yang belum digunakan (idle) yang mempunyai nilai ekonomis di masa mendatang pada saat aktif

Fungsi dari manajemen inventory:

1. perencanaan inventory: menentukan kebutuhan material untuk memenuhi kebutuhan sesuai rencana operasi dan produksi yang telah disusun, yaitu berapa banyak yang harus dipesan.


(15)

2. pengendalian inventory: menentukan tingkat inventory yang sesuai dimana pemesanan harus dilakukan kembali, persediaan pengaman, dan kondisi inventory tersebut yang terkait.

Sistem perencanaan dan pengendalian inventory yang efektif akan memberikan pemenuhan kebutuhan secara tepat baik waktu, jumlah maupun spesifikasi, dengan total biaya persediaan yang optimal.

Alasan-alasan perlunya inventory:

1. kebutuhan tidak bisa konstan / sesuai dengan due date yang telah ditentukan.

2. fluktuasi (naik/turunnya) harga barang yang dipesan.

3. ketidakpastian kebutuhan bahan terhadap order yang diterima. Biaya-biaya yang terkait dalam penentuan total biaya inventory:

1. Harga: harga beli perunit jika item diperoleh dari vendor (supplier luar) atau biaya produksi per unit bila item tersebut diproduksi sendiri.

2. Capital cost: jumlah modal yang terkait pada item yang disimpan, suku bunga i% dikalikan dengan harga beli / produksi.

3. Carrying cost (holding cost), dapat meliputi: a. biaya depresiasi

b. biaya asuransi dan pajak

c. biaya pemakaian area / ruang serta fasilitas-fasilitas dalam ruang penyimpanan maupun fasilitas penanganan baik secara fisik maupun yang berkaitan dengan data / informasi inventory.


(16)

4. Ordering cost: meliputi biaya-biaya persiapan dan peletakkan order (pesanan) inventory, biaya handling dan pengiriman order, biaya pemeriksaan order yang datang. jika item diproduksi sendiri maka disebut setup cost, yang meliputi biaya persiapan / setup mesin untuk produksi. biaya ini ditentukan untuk setiap kali pesanan / setup/

5. Shortage cost: biaya ini timbul jika inventory tidak tersedia pada saat dibutuhkan. biaya ini meliputi biaya karena kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari penjualan biaya karena kehilangan/ turunya reputasi perusahaan, ketidakpuasan pelanggan, biaya-biaya administrasi yang terkait dalam usaha untuk mempertahankan permintaan yang tidak dipenuhi langsung.

Biaya-biaya yang dikeluarkan PT. Aica Indonesia untuk satu kali produksi tidak tetap, karena PT. Aica Indonesia baru akan memproduksi barang setiap kali ada permintaan dari konsumen lokal maupun eksport.

Terminologi dalam inventory, adalah:

1. Demand (permintaan) dapat bersifat deterministik atau probabilistik, statis atau dinamis. dalam perhitungannya digunakan laju permintaan yang menyatakan jumlah permintaan per satuan waktu.

2. Lead time, menyatakan selang waktu diantara saat peletakkan order dan saat item pesanan masuk ke inventory. Lead time ini dapat bersifat deterministik atau probabilistik, tetap atau berbeda-beda menurut waktu. Replenishment rate menyatakan laju pengisian kembali atau laju bertambahnya inventory


(17)

3. Reorder level, menyatakan tingkat inventory dimana order harus dilakukan kembali. Reorder level merupakan fungsi dari permintaan selama lead time.

4. Safety stock (cadangan pengaman), yang menyatakan bagian dari inventory yang digunakan sebagai cadangan untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan (stockout) oleh karena ketidakpastiaan dalam demand maupun proses supply.

2.5.Sistem Informasi Inventory 2009

Sistem Informasi Inventory merupakan sistem informasi yang mengelola data transaksi dan persediaan dalam gudang. Sistem Inventory terdiri dari Sistem bahan baku (Raw Material), Sistem barang setengah jadi (work in process) dan Sistem barang jadi (finish goods). Sistem ini dapat memberikan informasi inventory seperti informasi pengeluaran barang, pembelian barang, penerimaan barang dan informasi lain secara cepat dan akurat.

Sistem infoemasi Inventory 2009 meliputi rangkaian dari Sistem bahan baku (Raw Material), Sistem barang setengah jadi (work in process) dan Sistem barang jadi (finish goods), yang nantinya semua akan bermuara kepada Sistem Akuntansi.

Masing-masing sistem memiliki proses yang berbeda misalnya sistem bahan baku terdapat proses penginputan laporan barang lokal dan import, penginputan laporan produksi resin dari reaktor (form 2.0), penginputan laporan impregnating paper (form 2.1),dan penginputan laporan pemakaian impregnating resin (form 2.2).


(18)

Pada sistem barang setengah jadi terdapat proses penginputan laporan pemakaian bahan bantu (box/alas, hsd, plastik, peti, pallet), penginputan laporan produksi aibon, penginputan laporan produksi batch (lokal, export dan cerarl), penginputan laporan pemakaian plastik dan masking film, dan penginputan laporan kerusakan wip set room.

Pada sistem barang jadi terdapat proses penginputan data melamine finish goods, penginputan data melamine lokal (form 3.0), penginputan produksi melamine export (form 3.1), penginputan produksi melamine cerarl (form 3.2), penginputan penjualan melamine export (form 9.0), penginputan penjualan melamine lokal (form 9.0), penginputan data mutasi melamine finish goods (form 5.2) dan penginputan kerusakan melamine finish goods di gudang barang jadi (form 10).

2.6.Kinerja

2.6.1.Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampauan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.


(19)

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan seseorang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuia dengan perannya dalam perusahaan.

Pengertian kinerja menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67), kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Kinerja adalah “hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawaidalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2004:309) menyatakan bahwa “kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan” dan mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan atau pegawai, yaitu : kuantitas input, kualitas output jangka waktu output, kehadiran tempat kerja dan sikap kooperatif.

Hal itu juga dinyatakan oleh Ambar Teguh Sulistiyani (2003:223) kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.

Meluyu S.P. Hasibuan (2001:34) juga mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapaiseseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahi tingkat pencapaian hasil suatu


(20)

instansi dihubungkan dengan visi yang diemban organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang diambil.

Berdasarkan definisi kinerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas hasil kerja individu dan kelompok dalam suatu aktifitas atau periode tertentu yang dilibatkan oleh kemampuan dan keinginan berprestasi.

Organisasi atau perusahaan perlu mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawai sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan pengembangan karyawan. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penilaian kinerja secara periodik yang berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang.

Menurut Veitzal Rivai (2004:309) penilai kinerja (performance apprisial) adalah penilaian hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung jawabnya, selain itu juga penilaian kinerja dapat digunakan untuk :

1. Mengetahui pengembangan, yang meliputi: a. Identifikasi kebutuhan latihan.

b. Umpan balik kerja.

c. Menentukan transfer dan penugasan.

d. Identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan. 2. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi:

a. Keputusan untuk menetukan gaji, promosi, mempertahankan atau memberhentikan karyawan.


(21)

c. Pemutusan hubungan kerja. d. Mengidentifikasi yang buruk. 3. Keperluan perusahaan, yang meliputi:

a. Perencanaan SDM

b. Menetukan kebutuhan pelatihan.

c. Evaluasi pencapaian tujuan perusahaan. d. Informasi untuk identifikasi tujuan e. Evaluasi terhadap sistem SDM

f. Penguatan terhadap kebutuhan pengembangan perusahaan. 4. Dokumentasi, yang meliputi:

a. Kriteria untuk validitas penelitian.

b. Dokumentasi keputusan-keputusan tentang SDM. c. Membantu untuk memenuhi persyaratan hukum.

Penilaia kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi, syarat-syarat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat kehadiran. Didalam dunia usaha yang berkompetensi secara global perusahaan memerlukan kinerja tinggi.

Pada saat bersamaan keryawan memerlukan umpan balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka dimasa yang akan datang. Para pekerja juga ingin mendapatkan umpan yang bersifat positif atas berbagai hal yang mereka lakukan dengan baik, walaupun kenyataannya hasil penilaian prestasi tersebut masih lebih banyak berupa koreksi/kritik.


(22)

2.6.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja dalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat Kieth Davis (1964:484) yang dikutip oleh A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67) sebagai berikut

a. Human performance = Ability + motivation. b. Motivation = attitude + situation.

c. Ability = knowladge + skill.

a. Faktor kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowladge+skill) artinya pegawai yang memiliki IQ, rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai organisasi (tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasikerja secara maksimal. Sikap mental


(23)

seorang pegawi harus bersikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi) artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujan utama dan teget kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Menurut Robert L. Mathir dan John H. Jackson (terjemahan jimmy Sadeli dan Bayu Prawira ,2001:82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja yaitu:

1. Kemampuan. 2. Motivasi.

3. Dukungan yang diterima.

4. Keberadaan pekerja yang dilakukan. 5. Hubungan mereka dengan organisasi.

Berdasrkan pengertian diatas penulis menarik kesimpulan kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam satu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.

2.6.3. Standar Penilaian Kinerja

Standar dirumuskan sebagai tolak ukur untuk mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang telah diharapkan dan kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tellah dipercayakan kepada seseorang. Standar itu dapat pula dijadikan ukuran dalam mengadakan pertanggungjawaban


(24)

terhadap apa yang telah dilakukan. Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:69) standar penilaian kinerja yaitu:

1. Kualitas kerja yang meliputi ketepatan, ketelitian, ketrampilan, serta kebersihan.

2. Kualitas keja yang meliputi output rutin, serta output non rutin (ekstra).

3. Keandalan atau dapat tidaknya diandalkan, yakni dapat tidaknya meliputi instruksi, kemampuan, inisiatif, kehati-hatian serta kerajinan.

4. Sikap yang meliputi sikap terhadap perusahaan, pegawai lain, pekerjaan serta kerja sama.

2.6.4. Tujuan Penilaian Kerja

Veitzal Rivai (2004:311) mengemukakan suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pada dua alasan pokok yaitu:

1. Manajer memerlukan evaluasi yang objektif terhadap kinerja karyawan pada masa lalu yang digunakan untuk membuat keputusan di bidang SDM di masa yang akan datang.

2. Manajer memerlukan alat yang memungkinkan untuk membantu karyawannya memperbaiki kinerja, merencanakan pekerjaan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan untuk pengembangan karir dan memperkuat kualitas hubungan antar manajer yang bersangkutan dengan karyawannya.


(25)

2.7.Pengaruh Sistem Informasi Inventory 2009 Terhadap Kinerja Karyawan Penggunaan sebuah sistem informasi khususnya sistem informasi inventory 2009 di PT. Aica Indonesia, diharapkan membuat pekerjaan setiap karyawan khususnya bagian gudang menjadi lebih mudah dari segi penyelesaian pekerjaan, dan efisisen dari segi waktu, serta maksimalitas dari output yang dihasilkan. Selain itu, perusahaan dapat lebih mudah dalam pengendalian dan pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan.

Dengan semakin baiknya kinerja karyawan dapat menciptakan lingkungan pekerjaan yang baik. Karena dengan terciptanya lingkungan kerja yang baik para karyawan diharapkan mampu lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan, dapat menciptakan kerjasama yang baik dengan karyawan lainnya, dan membantu perusahaan dalam mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan. Asumsi ini didukung oleh pendapat yang dikutip dari Modul Sistem Inventory PT. Aica Indonesia Yaitu “penerapan sistem dimaksudkan untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan efektivitas kerja, efisiensi waktu, dan output yang dihasilkan”.


(26)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini kan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan data yang telah diperoleh melalui penelitian yang telah dilakukan, yaitu data responden dan data penelitian mengenai Pengaruh Sistem Informasi Inventory 2009 Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Gudang PT. Aica Indonesia.

4.1.1 Karakteristik Responden

Data responden ini bertujuan untuk mengetahui keadaan dan latar belakang responden berdasarkan jenis kelamin, usia, ststus marital, pendidikan terakhir dan masa kerja. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada para karyawan Bagian Gudang PT. Aica Indonesia, pada 35 responden sebagai sampel dari seluruh populasi karyawan bagian Gudang PT. Aica Indonesia. Sesuai dengan ukuran sampel minimum dalam tabel-tabel di bawah ini berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS 14.0 for windows.

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :


(27)

Tabel 4.1

Karakteristik Data Penelitian Tentang Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase 1. 2. Laki-laki Perempuan 24 11 68.57% 31.43%

Total 35 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009

Dilihat dari tabel 4.1 di atas, dari penelitian dapat di ambil sampel sebanyak 35 sampel, yang terdiri dari 68.57% responden pria dan 331.43% responden wanita. Berdasarkan data di atas maka dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan karena dibidang sebagian besar pekerjaannya harus di kerjakan oleh pria.

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Data Penelitian Tentang Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Presentase

1. 2. 3. 4.

20 – 30 31 – 40 41 – 50

51 > 5 16 14 - 14.28% 45.72% 40% -

Total 35 100%


(28)

Dilihat dari tabel 4.2 di atas, mayoritas responden adalah berusia antara 31 – 40 yaitu sebesar 45.72%, kemudian yang terkecil adalah 20 - 30 sebesar 14.28%. dari data tersebut menunjukan bahwa mayoritas responden berusia antara 31 – 40. Hal ini disebabkan karena pada usia tersebut adalah usia produktif dan cukup berpengalaman, pada usia tersebut juga umumnya mereka telah memilki keinginan yang kuat untuk lebih berprestasi dan juga pada usia itu mereka sudah memiliki beban untuk membiayai keluarganya.

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan status marital, dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 4.3

Karakteristik Data Penelitian Tentang Responden Berdasarkan Status Marital

No. Status Marital Frekuensi Presentase 1.

2.

Nikah Belum Nikah

32 3

91.42% 8.58%

Total 35 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009

Dilihat dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden pada bagian gudang PT. Aica Indonesia, yang telah menikah sebanyak 91.42% sedangkan yang belum menikah sebanyak 8.58%. hal tersebut dapat dipahami mengingat PT.Aica Indonesia telah berdiri ± 35 tahun, sehingga para karyawan rata-rata telah menikah karena sudah lama bergabung di perusahaan tersebut.

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :


(29)

Tabel 4.4

Karakteristik data penelitian tentang responden Bardasarkan pendidikan terakhir

No. Pendidikan terakhir Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SMP SMA SMK / STM Diploma (D3) Strata Satu (S1)

- 1 16 7 8 3 - 2.85% 45.71% 20% 22.85% 8.57%

Total 35 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009

Dilihat dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden pada bagian gudang PT. Aica Indonesia adalah berpendidikan terakhir SMA sebanyak 45.71% responden, di susul oleh yang berpendidikan terakhir S1 sebanyak 22.85% responden, dan SMK/STM sebanyak 20% responden, dan lain-lain. berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pada karyawan bagian gudang pada PT. Aica Indonesia mayoritas tingkat SMA, karena pada umunya perusahaan PT. Aica Indonesia belum terlalu membutuhkan keahlian khusus (D3) atau (S1), jadi sifatnya umum di bidang penjualan.

Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan masa kerja, dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :


(30)

Tabel 4.5

Karakteristik Data Penelitian Tentang Responden Berdasarkan Masa Kerja

No. Masa Kerja Frekuensi Presentase

1. 2. 3. 4.

< 5 Tahun 5 – 15 Tahun 16 - 25 Tahun > 26 Tahun

- 17 15 3

- 48.57% 42.85% 8.57%

Total 35 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2009

Dilihat dari tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden pada bagian gudang PT. Aica Indonesia masa kerjanya 5 - 15 tahun sebanyak 48.57% kemudian 16 – 25 tahun sebanyak 42.85% sampai dengan 26 – 35 tahun sebanyak 8.57%. Para karyawan tidak ada yang kurang dari 5 tahun dan melebihi masa kerja > 36 tahun. Hal ini dapat dipahami mengingat perusahaan yang sudah berdiri lama, memiliki karyawan yang sudah lama pula masa kerjanya.


(31)

4.1.2. Sistem Informasi Inventory 2009 yang Berjalan di PT. Aica Indonesia Disini akan dijelaskan mengenai sistem inventory 2009 yang sedang berjalan di bagian gudang PT. Aica Indonesia. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 4.1 , 4.2, dan 4.3

Bagian gudang mendapatkan form produksi (F.P) dari PPIC (Planning Production Inventory Control), bagian gudang akan mengecek apakah bahan baku untuk produksi masih ada atau tidak dengan melihat pada data bahan baku (D.BB), jika tidak tersedia maka bagian gudang akan membuat form pengadaan bahan baku (F.P.BB) sebanyak 2 rangkap dan dberikan kepada departemen keuangan, jika bahan baku tersedia bagian gudanga akan mengeluarkan form produksi barang (F.P.B) sebanyak 2 rangkap dan diberikan kepada divisi operasi untuk dilakukan produksi, divisi operasi akan melakukan produksi danmembuat laporan bahan baku apa saja yang digunakan dengan membuat form produksi resin (2.1) form impreg paper (2.2) form imp resin (2.0) dan diberikan kepada bagian gudang untuk diinputkan,setelah data diinputkan bagian gudang akan mengeluarkan form pengiriman barang (F.K.B) dan memberikan kepada Dept. Keuangan, dari data barang bagian gudang akan membuat laporan stock opname dan memberikannya kepada PPIC dan Dept. Keuangan.


(32)

PPIC Bagian Gudang Divisi Operasi

Dept. Keuangan

F.P

C e k B.

D. BB

Da t a BB.

F.P

Me ng e lua rka n F.P.B

F.P.B

F. 2.0 2.1 Inp ut

D.P. Me ng e lua rka n

F.K.B Da t

a B D.Brg d a n

Me mb ua t La p Sto c k La p

Sto c k La p Sto c k

F.P.B Pro d uksi d a n Me mb ua t la p BB F. 2.0 2.1

F.K.B

La p Sto c k

F.P.BB F.P.BB

Me mb ua t F.P.BB BB. tid a k


(33)

form produksi barang lap stock opname

form pengadaan bahan baku

lap stock opname

form produksi form (20) (21) (22) data bahan baku sistem 1

informasi inventory 2009

PPIC OperasiDivisi

Dept Keuangan Bagian

Gudang

Gambar 4.2 Diagram Konteks Sistem Inventory 2009 Yang Sedang Berjalan

laporan stock opname

laporan stock opname laporan stock opname data bahan baku

data barang data produksi barang

form pengiriman barang

data produksi barang

form (20) (21) (22) form (20) (21) (21)

form produksi barang form produksi barang

form pengadaan barang

form produksi

form produksi data bahan baku

form produksi Bagian Gudang 1 cek form produksi

D Bahan Baku

2 mengeluarkan form produksi barang 3 membuat form pengadaan barang Departemen Keuangan Divisi Operasi 4 produksi dan membuat lap BB terpakai 5 input form (20) (21) (22)

6 mengeluarkan form pengiriman barang data produksi data barang 7 pembuatan laporan stock opname PPIC


(34)

Untuk mengetahui tampilan dari sistem informasi inventory 2009 dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini. Gambar 4.4 merupakan tampilan awal dari sistem informasi inventory 2009 dimana setiap pemakai harus menginputkan nama dan sandi terlebih dahulu.

Gambar 4.4 Tampilan awal Inventory 2009

Setelah user memasukkan nama dan sandi dengan benar maka keluar tampilan utama dari sistem informasi inventory 2009 yang dapat dilihat pada gambar 4.5. menu-menu utama dari sistem informasi inventory terdiri dari penelususran, utilitas, laporan dan keluar.

Gambar 4.5 Tampilan menu utama Inventory 2009

Sub menu dari masing-masing menu dapaat dilihat pada gambar 4.6, 4.7, 4.8 dan 4.9.


(35)

Gambar 4.6 Tampilan sub menu penelusuran

Gambar 4.7 Tampilan sub menu utilitas


(36)

Gambar 4.9 Tampilan sub menu keluar

Untuk melakukan penginputan barang terlebih dahulu user akan memilih menu penalusuran dansub menu jurnal trans. Tampilan dari jurnal trans dapat dilihat pada gambar 4.10 dibawah ini.

Gambar 4.10 Tampilan jurnal transaksi

Setelah memilih jurnal trans, user dapat melakukan penginputan untuk barang, impregnating, dan saldo barang, tampilan dari input barang, input barang impregnating, dan saldo barang dapat dilihat pada gambar 4.11, 4.12, dan 4.13.


(37)

Gambar 4.11 Tampilan input data barang

Gambar 4.12 Tampilan Input data barang impregnating


(38)

4.1.3. Implementasi Sistem Informasi Inventory 2009 (X) Berdasarakan Tanggapan Responden.

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Variabel Sistem Informasi Inventory 2009

No. Indikator Presentase S.I Inventory 2009

Kategori Penialain S.I Inventory 2009 1 Demand

1. Tingkat perealisasi jumlah permintaan barang

2. Ketepatan permintaan persatuan waktu

3. Tingkat jumlah permintaan

79,42 % Baik

2 Lead Time

4. Jumlah order masuk 5. Waktu penerimaan order 6. Tingkat jumlah barang untuk

satu kali order

75,23 % Baik 3 Level Order

7. Tingkat order dilakukan 8. Waktu pengerjaan order 9. Tingkat ketepatan order

71,61 % Baik 4 Safety Stock

10. Tingkat penyimpanan barang 11. Keamanan barang

12. Jumlah barang cadangan

77,90 % Baik

Rata-rata 80,5 % Baik

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2009

Hasil skoring pada tabel 4.6 di atas, menunjukan bahwa Sistem Informasi Inventory 2009 Bagian Gudang PT. Aica Indonesia, secara total berada dalam kategori Baik. Presentase tertinggi ada pada indikator demand dengan presentase 79,42%, presentase terendah ada pada indikator level order dengan presentase 71,61% dan rata-rata dari keseluruhan indikator sebesar 80,5% termasuk dalam kategori baik. Untuk lebih detail tentang implementasi sistem informasi inventory 2009 dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai dengan tabel 4.18 :


(39)

1. Demand

Tabel 4.7

SI. Inventory Mampu Merealisasikan Permintaan Barang yang Di Butuhkan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 21 4 1 1 22.85% 60% 11.42% 2.85% 2.85%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui pandangan responden bagian gudang mengetahui SI. Inventory mampu merealisasikan permintaan barang yang di butuhkan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (60%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan dapat merealisasikan permintaan barang yang dibutuhkan.

Tabel 4.8

SI. Inventory Dapat Memenuhi Ketepatan Jumlah Permintaan Barang Secera Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10 13 9 3 0 28.57% 37.14% 25.71% 8.57% 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui pandangan responden bagian gudang mengetahui SI. Inventory dapat memenuhi ketepatan jumlah permintaan


(40)

barang secera tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (37.14%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan memenuhi jumlah permintaan barang dengan tepat.

Tabel 4.9

SI. Inventory Mampu Merealisasikan Permintaan Barang Secara Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 19

5 3 0

22.85% 54.48% 14.28% 8.57%

0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui pandangan responden bagian gudang mengetahui SI. Inventory mampu merealisasikan permintaan barang secara tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (54.48%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan merealisasikan permintaan barang dengan tepat.


(41)

2. Lead Time

Tabel 4.10

SI. Inventory Mampu Mengetahui Jumlah Order Secara Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4 17 14 0 0 11.42% 48.57% 40% 0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui pandangan responden bagian gudang mengetahui SI. Inventory mampu mengetahui jumlah order secara tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (48.57%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan mampu mengetahui jumlah order secara tepat

Tabel 4.11

SI. Inventory Dapat Mengetahui Jumlah Order Yang Telah Selesai Dikerjakan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 12 15 0 0 22.85% 34.28% 42.85% 0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui pandangan responden bagian gudang mengetahui SI. Inventory dapat mengetahui jumlah order yang telah selesai


(42)

dikerjakan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup (42.85%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan jumlah order yang telah diselesaikan.

Tabel 4.12

SI. Inventory Dapat Mengetahui Jumlah Barang Yang Digunakan Untuk Satu Kali Order

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 16

9 2 0

22.85% 45.71% 25.71% 5.71%

0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat mengetahui jumlah barang yang digunakan untuk satu kali order, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (45.71%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan mengetahui jumlah barang yang digunakan untuk satu kali order.


(43)

3. Level Order

Tabel 4.13

SI. Inventory Dapat Mengetahui Order Mana Yang Harus Dikerjakan Terlebih Dahulu

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7 14 10 3 1 20% 40% 28.57% 8.57% 2.85%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat mengetahui order mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (40%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan mengetahui order mana yang harus dilakukan terlebih dahulu

Tabel 4.14

SI. Inventory Dapat Merealisasikan Waktu Pengerjaan Order Dengan Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 18 13 3 0 2.85% 51.42% 37.14% 8.57% 0


(44)

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat merealisasikan waktu pengerjaan order dengan tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (51.42%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan dapat merealisaikan waktu pengerjaan order dengan tepat.

Tabel 4.15

SI. Inventory Dapat Merealisasikan Order Yang Diterima Dengan Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7 10 15 3 0

20% 28.57% 42.85% 8.57%

0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat merealisasikan order yang diterima dengan tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup (42.85%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan merealisasikan order yang diterima dengan tepat.


(45)

4. Safety Stock

Tabel 4.16

SI. Inventory Dapat Mengetahui Jumlah Barang Yang Tersedia

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 21 5 1 0 22.85% 60% 14.28% 2.85% 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat mengetahui jumlah barang yang tersedia, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (60%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan dapat mengetahui jumlah barang yang tersedia

Tabel 4.17

SI. Inventory Mampu Memprediksi Jumlah Barang Yang Telah Menipis

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8 19 6 1 1 22.85% 54.28% 17.14% 2.85% 2.85%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory mampu memprediksi jumlah barang yang telah


(46)

menipis, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (54.28%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan mampu memprediksi jumlah barang yang telah menipis.

Tabel 4.18

SI. Inventory Dapat Mengetahui Keadaan Barang Yang Ada Digudang

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7 14 12 2 0

20% 40% 34,28%

5,71% 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai SI. Inventory dapat mengetahui keadaan barang yang ada digudang, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup (40%). Dengan SI. Inventory 2009 karyawan dapat mengetahui keadaan barang yang ada digudang.


(47)

4.1.4. Kinerja Karyawan (Y)

Tabel 4.19

Deskripsi Hasil Pengolahan Data Untuk Variabel Kinerja Karyawan No. Indikator Presentase Kinerja Karyawan Kategori Penialain Kinerja Karyawan 1 Kualitas

1. Tingkat kualitas kerja 2. Tingkat kesalahan kerja 3. Tingkat standar kualitas

77,33 % Baik 2 Kuantitas

4. Tingkat pengetahuan dan keterampilan

5. Tingkat penyelesaian pekerjaan

6. Melebihi target kuantitas

78,85 % Baik

3 Tanggung jawab

7. Tingkat kehadiran 8. Tengkat memecahkan

masalah

9. Tingkat tanggung jawab

57,90 % Cukup 4 Sikap

10. Tingkat hubungan dengan atasan

11. Tingkat hubungan dengan sesama karyawan

12. Sikap terhadap pekerjaan

65,33 % Cukup

Rata-rata 74 % Baik

Sumber : Data diolah dari hasil kuesioner 2009

Hasil skoring pada tabel 4.19 di atas, menunjukan bahwa Kinerja karyawan pada PT. Aica Indonesia, secara total berada dalam kategori Baik, tetapi ada dua indikator dengan kategori cukup, yaitu tanggung jawab dan sikap dangan presentase terendah 57,90%, presentase tertinggi ada pada indikator kuantitas dengan presentase 78,85%, dan rata-rata dari keseluruhan indikator sebesar 74 % termasuk dalam kategori baik. Untuk lebih detail tentang implementasi sistem informasi inventory 2009 dapat dilihat pada tabel 4.20 sampai dengan tabel 4.31 :


(48)

1. Kualitas

Tabel 4.20

Anda Berusaha Menjadi Karyawan Yang Berprestasi Dengan Menghasilkan Kualitas Kerja Yang Maksimal

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18 14 3 0 0 51,42% 40% 8,57% 0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda berusaha menjadi karyawan yang berprestasi dengan menghasilkan kualitas kerja yang maksimal, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju (51,42%). karyawan berusaha berprestasi dengan menghasilkan kualitas kerja yang maksimal.

Tabel 4.21

Tingkat Kesalahan Yang Pernah Anda Lakukan Barakibat Pada Tidak Tercapainya Standar Kualitas Produk

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3 12 14 7 0 8,57% 34,28% 40% 20% 0


(49)

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Tingkat kesalahan yang pernah anda lakukan barakibat pada tidak tercapainya standar kualitas produk, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup (40%). Karyawan cukup melakukan kesalahan yang berakibat pada tidak tercapainya standar kualitas produk.

Tabel 4.22

Hasil Pekerjaan Yang Anda Lakukan Sesuai Dengan Standar Kualitas Yang Telah Ditetapkan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9 21

5 0 0

25.71% 60% 14.28%

0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai hasil pekerjaan yang anda lakukan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (60%). Karyawan selalu menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan


(50)

2. Kuantitas

Tabel 4.23

Anda Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Yang Berperan Dalam Meningkatkan Kuantitas Kerja

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3 26 6 0 0 8.57% 74.28% 17.14% 0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berperan dalam meningkatkan kuantitas kerja, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (74.28%). Karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berperan dalam meningkatkan kuantitas kerja.

Tabel 4.24

Anda Berupaya Untuk Menyelesaikan Tugas Secara Efektif Dan Efisien

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

15 13 7 0 0 42.85% 37.14% 20% 0 0


(51)

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda berupaya untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju (42.85%). Karyawan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas secara efektif.

Tabel 4.25

Anda Dapat Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Kuantitas Target Yang Ditetapkan Perusahaan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4 19

9 3 0

11.42% 54.28% 25.71% 8.57%

0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda dapat menyelesaikan pekerjaan melebihi kuantitas target yang ditetapkan perusahaan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (54.28%). Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan melebihi target kuantitas yang ditetapkan perusahaan.


(52)

3. Tanggung jawab

Tabel 4.26

Anda Bekerja Dengan Penuh Rasa Tanggung Jawab Sehingga Target Pekerjaan Dapat Tercapai

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

12 17 5 0 1 34.28% 48.57% 14.28% 0 2.85%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.26 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga target pekerjaan dapat tercapai, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (48.57%). Karyawan selalu bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga target pekerjaan dapat tercapai.

Tabel 4.27

Anda Terkadang Tidak Mampu Menyelesaikan Beban Pekerjaan Secara Tepat

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

0 8 6 20 1 0 22,85% 17,14% 57,14% 2,85%


(53)

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda terkadang tidak mampu menyelesaikan beban pekerjaan secara tepat, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan tidak setuju (57,14%). Karyawan mampu menyelesaikan beban pekerjaan secara tepat.

Tabel 4.28

Anda Kurang Peduli Terhadap Beban Kerja Yang Diberikan Oleh Atasan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 5 2 11 16

2,85% 14,28%

5,71% 31,42% 45,71%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda kurang peduli terhadap beban kerja yang diberikan oleh atasan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju (45,71%). Karyawan sangat peduli terhadap beban kerja yang diberikan oleh atasannya.


(54)

4. Sikap

Tabel 4.29

Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Anda Selalu Menunggu Diperintah Oleh Atasan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

0 2 5 13 15 0 5,71% 14,28% 37,14% 42,85%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.29 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai dalam menyelesaikan pekerjaan anda selalu menunggu diperintah oleh atasan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat tidak setuju (42,85%). Karyawan tidak menunggu diperintah oleh atasan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Tabel 4.30

Anda Mampu Melaksanakan Tugas Dengan Sikap Antusias Dan Menyenangkan

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3 24 8 0 0 8.57% 68.57% 22.85% 0 0


(55)

Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Anda mampu melaksanakan tugas dengan sikap antusias dan menyenangkan, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju (68.57%). Karyawan mampu menyelesaikan tugas dengan sikap antusias dan menyenangkan.

Tabel 4.31

Anda Mampu Melaksanakan Tugas Dengan Kerjasama Tim

Tanggapan Frekuensi Presentase

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9 21

5 0 0

25,71% 60% 14,28%

0 0

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel 4.31 dapat diketahui pandangan karyawan bagian gudang mengenai Dalam bekerja, anda dapat bekerja sama dengan rekan kerja anda, dari tanggapan responden diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (60%). Setiap karyawan mampu menyelesaikan tugas dengan kerja sama tim

4.2.Hasil Pembahasan

Setelah mengetahui bagaimana tanggapan karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia terhadap sistem informasi inventory 2009 dan kinerja karyawan, maka selanjutnya akan diuraikan mengenai perhitungan statistik yang dapat


(56)

menerangkan ada tidaknya pengaruh sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan, digunakan analisis rank spearman. Proses ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 14.0 for windows setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas

4.2.1. Analisis Korelasi rank Spearman

Setelah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui hubingan Sistem Informasi Inventory 2009 terhadap kinerja karyawan. Dengan menggunakan koefisien korelasi rank spearman

Tabel 4.32

Korelasi Rank Spearman

Correlations SISTEM

INFORMASI KINERJA Correlation Coefficient 1,000 ,520* Sig. (2-tailed) . ,011 SISTEM INFORMASI

N 35 35

Correlation Coefficient ,520* 1,000 Sig. (2-tailed) ,011 . Spearman's rho

KINERJA

N 35 35


(57)

Hasil perhitungan SPSS 14.00 diatas menunjukkan besarnya koefisien korelasi spearman P(rho) = 0,520. Besarnya korelasi atau hubungan antara Sistem Informasi Inventory 2009 terhadap kinerja karyawan sebesar 0,520. Berdasarkan penginterpretasian besarnya koefisien korelasi dari Sugiyono (2003:183), mengindikasikan bahwa pengaruh Sistem Informasi Inventory 2009 terhadap kinerja karyawan dalam interpretasi sedang, karena sistem informasi inventory 2009 tidak memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi diatas dapat dilihat pada tabel 4.36 dibawah ini.

Tabel 4.33

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat tinggi

Sumber: Sugiyono (2003:183) 4.2.2. Analisis Determinasi

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antarakedua variabel yang diteliti maka dihitung melalui Koefisien Determinasi (kd). Selanjutnya presentase semua variabel bebas atas nilai variabel terkait ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (kd) yaitu:


(58)

Hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (kd) sebesar 27%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 27% kinerja karyawan dipengaruhi oleh Sistem Informasi Inventory 2009. Sedangkan sisanya sebesar 73% dipengaruhi oleh faktor lain .

4.2.3. Uji Hipotesis (t)

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan akan menolak atau menerima hipotesis, sedangkan hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah :

H0 : p = 0 berarti tidak ada pengaruh antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan

H1 : p ≠ 0 berarti terdapat pengaruh antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan

Untuk mengetahui t, digunakan rumus sebagai berikut :

Kriteria pegujian adalah tolak H0 jika harga mutlak dari rumus diatas (t-hitung yang didapat dari tabel distribusi t dengan . Untuk mengetahui


(59)

ditolak atau diterima, dinyatakan melalui kriteria sesuai dengan yang di kemukakan oleh Husein Umar (2000:317) yaitu :

1. Jika t-tabel > t-hitung

Maka H0 ada pada daerah penerimaan, berarti bahwa H1 tidak diterima atau sistem informasi inventory 2009 tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia.

2. Jika t-tabel < t-hitung

Maka H0 ada pada dearah penolakan, berarti H1 diterima atau sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia.

Data yang diketahui adalah sebagai berikut: Jumlah (n) = 35, dan

df = (jumlah data – 2) atau 35 – 2 = 33

Berdasarkan perhitungan diatas maka t-tabel < t-hitung atau 2,042 < 3,498 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis H0 ditolak atau dengan kata lain sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia. Untuk lebih jelasnya penolakan dan penerimaan hipotesis H0 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


(60)

Gambar 4.14 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Berdasarkan t-tabel<t-hitung (2,042 < 3,498) sehingga H0 ditolak,maka dapat disimpulkan sistem informasi inventory 2009 cukup berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia. Dengan nilai koefisien korelasi antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 0,520 nilai tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup jadi dapat disimpulkan bahwa “sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan” hal ini didukung oleh Modul Sistem Inventory PT. Aica Indonesia Yaitu “penerapan sistem dimaksudkan untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan efektivitas kerja, efisiensi waktu, dan output yang dihasilkan”.


(61)

Yogyakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Edukasi kinerja manajemen SDM. Rosida. Bandung.

Andi Kristanto. 2002. Sistem informasi. Andi. Yogyakarta

Husein Umar. 2004. Metodologi penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis.

Alfabeta. Bandung.

Jogiyanto. 2003. Sistem informasi manajemen. Andi. Yogyakarta

Mathis, Robert L & John H. Jackson. 2001. Manajemen SDM. Jilid 1 dan 11. Salemba.

Modul Sistem Informasi Inventory. 2005. PT. Aica Indonesia

Sedarmayanti. 2007. Manajemen SDM cetakan 1. PT. Refika Aditama, Bandung Sugiyono. 2004. Metode penelitian administrasi. Alfabeta. Bandung

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen SDM untuk perusahaan. Murai Kencana. Jakarta.


(62)

I. DATA PRIBADI

1. Nama : Riyanto Sofyan

2. Tempat / Tanggal lahir : Bekasi, 27 - Oktober - 1987 3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Perum Bulak Kapal Permai Blok AF 1 N0 10 Bekasi Timur

6. E-mail : sofyan_riyanto@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

SDN Jaladhapura I : 1993 - 1999

SMP Negeri 4 Tambun Selatan : 1999 – 2002

SMU YPI 45 : 2002 - 2005

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(1)

Hasil perhitungan SPSS 14.00 diatas menunjukkan besarnya koefisien korelasi spearman P(rho) = 0,520. Besarnya korelasi atau hubungan antara Sistem Informasi Inventory 2009 terhadap kinerja karyawan sebesar 0,520. Berdasarkan penginterpretasian besarnya koefisien korelasi dari Sugiyono (2003:183), mengindikasikan bahwa pengaruh Sistem Informasi Inventory 2009 terhadap kinerja karyawan dalam interpretasi sedang, karena sistem informasi inventory 2009 tidak memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi diatas dapat dilihat pada tabel 4.36 dibawah ini.

Tabel 4.33

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat tinggi

Sumber: Sugiyono (2003:183) 4.2.2. Analisis Determinasi

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antarakedua variabel yang diteliti maka dihitung melalui Koefisien Determinasi (kd). Selanjutnya presentase semua variabel bebas atas nilai variabel terkait ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (kd) yaitu:


(2)

103

Hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasi (kd) sebesar 27%. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 27% kinerja karyawan dipengaruhi oleh Sistem Informasi Inventory 2009. Sedangkan sisanya sebesar 73% dipengaruhi oleh faktor lain .

4.2.3. Uji Hipotesis (t)

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan akan menolak atau menerima hipotesis, sedangkan hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah :

H0 : p = 0 berarti tidak ada pengaruh antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan

H1 : p ≠ 0 berarti terdapat pengaruh antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan

Untuk mengetahui t, digunakan rumus sebagai berikut :

Kriteria pegujian adalah tolak H0 jika harga mutlak dari rumus diatas (t-hitung yang didapat dari tabel distribusi t dengan . Untuk mengetahui


(3)

ditolak atau diterima, dinyatakan melalui kriteria sesuai dengan yang di kemukakan oleh Husein Umar (2000:317) yaitu :

1. Jika t-tabel > t-hitung

Maka H0 ada pada daerah penerimaan, berarti bahwa H1 tidak diterima atau sistem informasi inventory 2009 tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia.

2. Jika t-tabel < t-hitung

Maka H0 ada pada dearah penolakan, berarti H1 diterima atau sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia.

Data yang diketahui adalah sebagai berikut: Jumlah (n) = 35, dan

df = (jumlah data – 2) atau 35 – 2 = 33

Berdasarkan perhitungan diatas maka t-tabel < t-hitung atau 2,042 < 3,498 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis H0 ditolak atau dengan kata lain sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia. Untuk lebih jelasnya penolakan dan penerimaan hipotesis H0 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:


(4)

105

Gambar 4.14 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Berdasarkan t-tabel<t-hitung (2,042 < 3,498) sehingga H0 ditolak,maka dapat disimpulkan sistem informasi inventory 2009 cukup berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian gudang PT. Aica Indonesia. Dengan nilai koefisien korelasi antara sistem informasi inventory 2009 terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 0,520 nilai tersebut menunjukkan pengaruh yang cukup jadi dapat disimpulkan bahwa “sistem informasi inventory 2009 berpengaruh terhadap kinerja karyawan” hal ini didukung oleh Modul Sistem Inventory PT. Aica Indonesia Yaitu “penerapan sistem dimaksudkan untuk membantu para karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, meningkatkan efektivitas kerja, efisiensi waktu, dan output yang dihasilkan”.


(5)

Yogyakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Edukasi kinerja manajemen SDM. Rosida.

Bandung.

Andi Kristanto. 2002. Sistem informasi. Andi. Yogyakarta

Husein Umar. 2004. Metodologi penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis.

Alfabeta. Bandung.

Jogiyanto. 2003. Sistem informasi manajemen. Andi. Yogyakarta

Mathis, Robert L & John H. Jackson. 2001. Manajemen SDM. Jilid 1 dan 11.

Salemba.

Modul Sistem Informasi Inventory. 2005. PT. Aica Indonesia

Sedarmayanti. 2007. Manajemen SDM cetakan 1. PT. Refika Aditama, Bandung

Sugiyono. 2004. Metode penelitian administrasi. Alfabeta. Bandung

Veithzal Rivai. 2004. Manajemen SDM untuk perusahaan. Murai Kencana.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama : Riyanto Sofyan

2. Tempat / Tanggal lahir : Bekasi, 27 - Oktober - 1987

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Perum Bulak Kapal Permai Blok AF 1 N0 10

Bekasi Timur

6. E-mail : sofyan_riyanto@yahoo.com

II. PENDIDIKAN

SDN Jaladhapura I : 1993 - 1999

SMP Negeri 4 Tambun Selatan : 1999 – 2002

SMU YPI 45 : 2002 - 2005

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA