Pusat Komunitas Islam Bagi Generasi Muda Tema : Sequence of Movement

(1)

LAPORAN PERANCANGAN AR 38313S – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER XI TAHUN 2013/ 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

RYAN FIRMANSYAH

104 07 889

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

TAHUN 2013


(2)

PUSAT KOMUNITAS ISLAM

BAGI GENERASI MUDA

STUDI KASUS : JL.SOEKARNO HATTA - BANDUNG

RYAN FIRMANSYAH 104 07 889

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal : ………

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Salmon P. Martana NIP: 4127 70 12 001

Dekan Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. NIP: 4127 70 013

Ketua Program Studi

Dr. Salmon P. Martana, S.T., M.T. NIP: 4127 70 12 001


(3)

(4)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif

atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan .

Bandung, 1 September 2014

Penulis,

Nama


(5)

KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Starta (S1) dengan membuat Tugas Akhir berupa desain dan laporan.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir berupa desain dan laporan tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami, baik dalam menyangkut waktu dan pengumpulan data. Sebagai rasa hormat dan bangga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

 Allah SWT.

 Dr. Salmon P Martana yang telah membimbing serta memberikan arahan yang baik hingga terselesaikanya, selama Tugas Akhir ini berlangsung.

 Dosen-dosen Penguji yang telah memberi kritikan dan saran yang sangat membangun.

 Heru Wibowo , ST yang banyak memberi masukan tentang Islam secara Spesifik, sehingga banyak hal yang mempengaruhi perancangan.

 Rahy R. Sukardi, Ir.,MT. dengan segala kerikitan dan saran yang memberikan kemajuan dalam perancangan dan penyusunan tugas akhir ini

 Rekan-rekan yang telah membantu serta mendukung hingga terselesaikanya Tugas Akhir ini.

Dengan bantuan berbagai pihak ini akhirnya penulis dapat menyelesaikan Perancangan dan penulisan laporan ini, dengan ini saya mengucapkan banyak terima kasih semoga amal dan bantuannya bisa dilipat gandakan oleh Allah SWT.


(6)

2. Pickard, Quentin. 2002. The Architects’ Handbook. Blackwell. Garsington.UK.

3. Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2000.

4. Tschumi. 1993. Sequences. Pdf.

http://iris.nyit.edu/~rcody/Thesis/Readings/Tschumi%20-%20Sequences.pdf


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran anak muda masa kini yang lebih mengedepankan rasionalitas dibandingkan dengan religius mengakibatkan lemahnya pemahaman akan agama. Dan juga gaya hidup hedonis membuat kaum muda jauh dari kehidupan beragama, ditambah lagi banyaknya paham-paham mengenai suatu agama tanpa sebuah komunikasi yang baik antar paham mengakibatkan adanya singgungan bahkan bisa terjadi sebuah bentrokan fisik.

Dalam ajaran agama Islam terdapat 3 aspek pokok Aqidah (doktrin keimanan), aspek syariah (hukum atau norma Illahi), dan aspek akhlak (moral atau budaya). Ketiga aspek tersebut melandasi kehidupan muslim untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Konsepsi Islam tentang pembinaan dan pengembangan ibadah dan muamalah adalah menganut hukum perimbangan antara dunia dan akhirat.

Agama islam dalam sejarah perkembangannya tidak mengutamakan segi peribadatan saja, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai kebudayaan. Nilai kebudayaan inilah yang dirasa sudah mulai memudar dan bahkan ditinggalkan kaum muda. Paham yang membedakan antara kehidupan sosial dengan kehidupan beragama menjadi sebuah paham yang dipakai kaum muda muslimin saat ini. Padahal paham tersebut sangatlah bertolak belakang dengan ajaran Islam yang menyeimbangkan keduanya, di mana kehidupan sosial harus berbarengan atau berlandaskan ajaran agama.

Banyak para Ulama menafsirkan dan memahami ajaran Islam dengan pandangan yang berbeda, ini menghasilkan beberapa paham atau mazhab mengenai Islam itu sendiri. Kurangnya pemahaman tentang


(8)

sebuah ajaran paham atau mazhab dan rasa fanatik berlebihan pada satu mazhab atau paham akan mengakibatkan terjadinya sebuah singgungan atau bahkan terjadinya konflik dalam suatu agama. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Oleh karena itu perlunya sebuah wadah komunikasi antar ajaran paham atau mazhab secara menyeluruh dengan landasan pemersatu yaitu islam yang satu.

Bandung bangkit menjadi kota kreatif. Karena penuh dengan kumpulan anak muda yang memiliki semangat dan pemikiran kreatif, kritis, serta berwawasan. Didukung lagi dengan memiliki banyak universitas negeri maupun swasta. Para pemikir muda ini khususnya pemuda Islam diharapkan nantinya bisa menjadi pendorong untuk menjembatani perbedaan yang ada ini, dengan “Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda” sebagai fasilitas yang nantinya akan berfungsi sebagai wadah komunikasi antar komunitas Islam muda atau lembaga-lembaga dakwah kampus.


(9)

1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud

Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda menjadi sarana dan fasilitas untuk memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan wadah komunikasi antar paham dan mazhab dan juga sebagai tali pengikat ukhuwah antar umat Islam.

1.2.2 Tujuan

- Dengan adanya Pusat Kajian Islam diharapkan para anak muda khususnya anak muda Islam menjadikan unsur-unsur ajaran Islam menjadi gaya hidup kesehariannya.

- Pusat Kajian Islam dapat menjadi tempat silaturahmi antara Komunitas Islam dan para lembaga dakwah kampus untuk berdiskusi dan membahas persoalan-persoalan dakwah di kalangan pemuda.

- Sebagai tempat mengenal dan mendalami kajian-kajian ajaran islam khususnya ditunjukkan pada kaum muda.

1.3 Masalah Perancangan

Masalah desain yang ditemukan dalam perancangan Pusat Kajian Islam adalah:

1.3.1 Masalah Umum

Bagaimana mendesain bangunan yang menarik kaum muda untuk datang dan bisa memenuhi / memfasilitasi kebutuhan komunikasi antar umat dan media pembelajaran Islam.


(10)

1.3.2 Masalah Desain

1. Membuat desain yang bersifat kekeluargaan, desain yang mampu menjalin silaturahmi antar komunitas islam atau para lembaga dakwah kampus.

2. Membuat suasana ruangan yang kondusif dan dapat meningkatkan tingkat keimanan kepada Tuhan

3. Membuat desain yang dapat menghidupkan kembali jiwa keislaman dengan norma-norma islam yang terkandung di dalamnya.

4. Membuat desain yang dapat menarik minat para anak muda muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal islam dengan cara anak muda.

1.4 Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda ini adalah :

1. Melakukan studi tentang apa saja aktivitas yang ada di dalam komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Islam, sehingga ditemukan kebutuhan yang diperlukan.

2. Melakukan studi tentang sarana yang mewadahi pembelajaran Islam. 3. Melakukan studi tentang minat dan kegiatan anak muda secara umum. 4. Pengumpulan data, dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

a. Pengelompokan Variabel

yaitu seperti menganalisa perilaku komunitas dan menganalisa aktivitas sehingga dapat ditemukan kebutuhannya.


(11)

b. Studi Analisa

Dengan menganalisa hasil dari survey, studi literatur, dan studi banding untuk dijadikan sebagai acuan proses desain dan proses perancangan.

c. Proses Desain

Merupakan penjabaran dari semua proses di atas secara visual dan grafis kedalam bentuk gambar sketsa yang dicerminkan dan diterapkan pada desain bangunan yang sesuai dengan jiwa keislaman dan sesuai dengan norma-norma islam.

1.5 Ruang Lingkup Atau Batasan

Ruang lingkup dan batasan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda meliputi fungsi-fungsi bangunan dalam site, adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas umum meliputi parkir kendaraan, tempat komersial, Art Gallery, dan Toilet umum.

Fasilitas ini dapat digunakan oleh setiap orang khususnya pengunjung

2. Fasilitas pengelola meliputi kantor, ruang pengepakan, ruang informasi. Fasilitas ini hanya digunakan oleh pengelola saja karena bersifat private

3. Fasilitas aktivitas utama yaitu ruang ibadah (masjid), ruang pembelajaran atau perpustakaan, ruang diskusi dan Auditorium.


(12)

1.6

Kerangka Berpikir

Anak Muda Islam

“Problema anak muda dan gaya hidupnya Perselisihan dan konflik antar paham

Silaturahmi dan komunikasi antar

Komunitas Islam dan Lembaga Dakwah Kampus”

Kebutuhan Ruang

Tujuan

“Menciptakan silaturahmi dan ajang komunikasi antar komunitas islam dan Lembaga Dakwah Kampus

Menularkan gaya hidup kepada para anak muda dengan idealisme islam”

Study Banding

Analisis aktivitas dan lokasi

Kajian pustaka “Dengan data standar

keseluruhan Prilaku”


(13)

1.7 Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup perancangan, metode perancangan, lingkup permasalahan dan kerangka berpikir dari perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda beserta sistematika dari laporan tugas akhir.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Menjabarkan teori yang berkaitan dengan pusat kegiatan islam dengan kajiannya dan yang berkaitan dengan studi kasus proyek sejenis, yaitu pusat seni

BAB III ELABORASI TEMA

Pemaparan tema perancangan yang terdiri dari pengertian dan interpretasi tema.

BAB IV ANALISIS

Mengenai deskripsi proyek dan analisa dalam proses perancangan menyangkut analisa fungsi dan tapak.

BAB V KONSEP RANCANGAN

Berisi konsep fungsi, tapak, bangunan, ruang, tampak struktur dan sistem utilitas dari rancangan.


(14)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda merupakan sebuah media pembelajaran mengenai agama khususnya agama islam dengan konsep lebih ringan dan informal yang sasaran utamanya adalah anak muda. Dimana nantinya pengelolaan diserahkan pada komunitas-komunitas Islam yang ada di kota Bandung dengan kepengurusan anak muda di dalamnya. Dan ini juga merupakan sebuah wadah untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan komunitas Islam khususnya generasi muda Islam untuk saling berkomunikasi dan berdiskusi mengenai permasalahan-permasalahan sosial yang berhubungan dengan agama pada khususnya dan semua umat pada umumnya.

Islam mengajarkan bahwa dalam berdakwah haruslah dilakukan dengan lemah lembut dan tepat sasaran, sebagaimana yang tertera dalam Al-quran surat al-a’raaf ayat 179 “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.

Dengan demikian bahwa Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda

berkonsep “Dari yang muda, untuk yang muda, dengan menghasilkan


(15)

2.1 Data Umum Proyek

Proyek perancangan Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Bandung. Dengan data proyek sebagai berikut :

Luas Lahan : 31.790 m2

KDB : 50 %

KLB : 1

GSB : 10 m

Sumber Dana : Swasta Pemilik : Swasta

Pencitraan Tapak dan lingkungan sekitar

Gambar 2.1 : kawasan Gedebage Sumber : Google Earth, diambil


(16)

2.1.1 Pemilihan Lokasi

Menurut rencana tata ruang kota Bandung pusat kota akan dibagi menjadi 2 bagian (duosentrik) yaitu Alun-alun yang melayani daerah kota sebelah barat dan Gedebage menjadi salah satu Pusat Pelayanan Kota Sebelah Timur. Dengan alasan pemilihan daerah Gedebage sebagai lokasi adalah sebagai berikut :

- Mendorong perkembangan kota ke arah timur agar perkembangan kota antara bagian barat dan timur dapat lebih merata. Pengembangan Pusat Primer Gedebage juga merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti Pusat Kota. Di mana Pusda’i merupakan salah satu Islamic Center yang melayani pusat kota dengan jangkauan terluasnya Jawa Barat. - Site dipilih berdasarkan kedekatan lahan dengan fungsi pendukung

lainnya, antara lain jarak ke kampus UIN sekitar 7 km dengan jarak tempuh pencapaian 10 menit menggunakan kendaraan.

- Site Berada di pinggir Jalan Sukarno Hatta yang merupakan jalan arteri kota Bandung. Sehingga memudahkan dalam pencapaian menuju site

- Lingkungan sekitar yang merupakan lingkungan pemukiman sehingga tapak akan menjadi fasilitas peribadatan untuk warga sekitar.

Gambar 2.2 : Peta daerah Bandung

Sumber : Data pribadi Gambar 2.3 : titik lokasi Perguruan Tinggi di Kota Bandung Sumber : Data pribadi


(17)

2.1.2 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat pada Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda jika dipisahkan menurut hirarki dan aktifitasnya akan dibagi menjadi 2 zona utama, yaitu :

a. Zona Publik (zona dengan mengenalkan sifat-sifat Allah dan puji-pujian terhadap tuhan)

Yang terdiri atas beberapa fasilitas ruang, yaitu :

 Fasilitas Penerima

 Fasilitas Gallery dan Pameran

 Fasilitas Komersial dan interaksi sosial

 Fasilitas Komunitas

b. Zona privat (zona berdasarkan dengan sifat permohonan dan kepatuhan)

Yang terdiri atas beberapa fasilitas, yaitu :

 Fasilitas Edukasi & Siar

 Fasilitas Peribadatan

 Fasilitas Pengelola

Gambar 2.4 : Zoning Kegiatan Sumber : Data pribadi


(18)

2.2 Program Kegiatan

Kegiatan yang ada dalam Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini adalah :

- Siar dan Edukasi Agama Islam dengan sasaran utama anak muda - Kegiatan Peribadatan (rukun Islam)

- Komersial - Sosial Interaksi - Management

2.3Kebutuhan Ruang

Pusat Komunitas Islam bagi generasi muda ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan Islam kepada kaum muda khususnya dan kepada seluruh umat manusia pada umumnya menjadikan komunitas sebagai generatornya. Melakukan Analisa kegiatan atau aktivitas manusia yang dilakukan berdasarkan program ruang yang telah ditentukan untuk mengetahui pergerakan sirkulasi manusia di dalam gedung di mana pola kegiatannya pada gedung ini dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan Ukhrowi dan kegiatan Duniawi sedangkan untuk penggunanya dibagi menjadi 3 pelaku


(19)

utama yaitu, pengelola, Pengunjung (jamaah luar) dan warga (jamaah setempat). Setiap pemakai gedung ini memiliki aktivitas yang berbeda-beda di dalamnya. Tujuan dari mengetahui aktivitas pemakai gedung ini adalah untuk menentukan kebutuhan ruang yang akan diperlukan untuk menunjang aktivitas mereka pada program-program utama yang telah ditentukan.

Setelah mengetahui pemakai, kegiatan dan kebutuhan ruang yang diperlukan, maka hal ini akan sangat membantu dalam rekapitulasi luasan ruang yang telah didapat. Perhitungan luasan ruang ini didasarkan pada beberapa sumber buku panduan standar ruang dan dimensi manusia terhadap ruang.

Program ruang dan besaran ruang yang telah didapat akan dijadikan panduan dalam pembagian ruang. Program ruang dan besaran ruang ini akan dimasukan ke dalam massa bangunan namun tidak menutup kemungkinan standar besaran ruang dan program yang didapat pada analisa ini akan berubah pada saat pelaksanaan pemasukan program ruang dan besaran ruang yang didapat, perubahan ini lebih karena akan penyesuaian program dan besaran ruang terhadap massa bangunan yang telah terbentuk.


(20)

2.3.1 Analisa Kebutuhan Program Ruang

Tabel 2.1 : Analisa Kebutuhan Program ruang secara makro

Fasilitas Pemakai Kegiatan Kebutuhan ruang

Penerima Pengelola - Menjaga keamanan - Melakukan Kegiatan sanitair - Melayani Pengunjung

- R. Keamanan - Front Office - Toilet Pengelola - Toilet Pengunjung - Lounge Pengunjung - Menunggu - Duduk-duduk - Melakukan kegiatan sanitair Hall dan Gallery

Pengelola - Mengkoordinir

ruangan

- Gudang - Janitor - R. Pamer - R.

Penyimpanan

- Amphiteatre - R. Rias

(persiapan pentas) - Workshop Pengunjung - Berkeliling merasakan ruang - Melihat pertunjunkan Komersil & Sosial Pengelola

- Menjaga Toko - Memasak - Bersih-bersih - Melakukan kegiatan sanitair - Retail - Foodcort - Plaza - Games (R.

Terbuka hijau)

- Toilet


(21)

- Mengobrol atau

diskusi

- Belanja - Makan dan

Minum

- Bermain

Komunitas

Pengelola - Mengkoordinir

Ruangan

- R. Kelas - R. Pertemuan

dan diskusi

- R. Auditorium - R. Komunitas - R. Games - Toilet

Pegunjung

- Diskusi dan

Pertemuan - Belajar - Menghafal alquran - Melakukan kegiatan sanitair Edukasi & Siar Pengelola - Melayani Pengunjung - Siaran - Melakukan kegiatan sanitair - Perpustakaan - Stasiun Radio - Toilet

Pengunjung

- Wawancara - Kunjungan - Membaca - Meminjam buku - Melakukan kegiatan sanitair Peribadatan Pengelola - Shalat - Mempersiapkan Ruangan

- Mesjid (ritual

salat)

- Toilet wanita - Toilet laki-laki


(22)

- Membaca

alquran

- Itikaf

- Tempat wudu

wanita

- Tempat wudu

laki-laki

- R. Khatib - R. Audio - R. DKM

Hall of Fame dan R. santai

Pengunjung

- Santai,

duduk-duduk, berdiskusi

- Melihat-lihat

- R. Pamer (Hall

of Fame)

- R. Duduk

R.

Pengelola Pengelola

- Kegiatan administrasi - Kegiatan teknikal - Melakukan kegiatan sanitair - Lobby - R. Tunggu - R. Pimpinan - R. Divisi - R. Rapat - R. Tamu - Gudang - Toilet

R. Service Pengelola

- Mengawasi Keamanan - Mengawasi Kebersihan - Mengawasi Mekanikal Elektrikal - Mengganti pakaian - Melakukan kegiatan sanitair - Lobby

- R. Keamanan - Gudang - R. Istirahat

karyawan

- Pantry

- R. Ganti/ loker - R. Plumbing

dan elektrikal

- Toilet

Parkir

Pengunjung - Parkir - Tempat Parkir

- R. Keamanan


(23)

2.4Studi Banding Proyek Sejenis

2.4.1 Pusat Dakwah Islam Bandung

Pusat Dakwah Islam yang berlokasi di pusat kota Bandung yang berada di Kawasan Pelayanan Alun-alun dengan pelayanan daerah Bandung bagian barat. Dengan fungsi dan pengawasan Pusdai itu sendiri sebagai Islamic Center yang melayani daerah Jawa Barat dan menjadi pusat pengendalian dan representasi bagi masjid-masjid dan tempat-tempat dakwah lainnya daerah Jawa Barat. Dengan pengelolaan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Jawa Barat.

Gambar 2.5 : Zoning Pusdai Sumber : Data Pribadi


(24)

Dalam pengembangan desain Pusdai memiliki pembagian Pemitakan ruang berdasarkan fungsi kegiatan di dalamnya, sebagai berikut :

1. Gedung Serbaguna

Gedung Serbaguna lebih ditunjukan untuk kegiatan umum, seperti: Resepsi Pernikahan, Seminar Besar, Kampanye, dsb.

Dengan penjabaran ruang sebagai berikut:

Ruang dibagi menjadi 5 bagian dengan 3 ruang merupakan ruangan tertutup (indoor) dan 2 ruang terbuka (teras dan selasar). 5 bagian ruang dipisah menggunakan dinding partisi yang dapat di buka.

Gambar 2.6 : Tampak Timur Gedung Serbaguna

Pusdai Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.7 : Tampak Selatan Gedung Serbaguna Pusdai

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.8 : Suasana Interior Gedung Serbaguna Pusdai


(25)

2. Gedung Asri

Gedung Asri lebih diperuntukkan untuk kegiatan kepengurusan yang bersifat komersial atau pendanaan terhadap lingkungan Pusdai, dengan fungsi yang berada di dalamnya sebagai berikut:

 Kantor Pengurus fungsi komersial (gedung serbaguna, R. Seminar, R. Multimedia, Kantin)

 Kantor Kepengurusan Haji dan Umroh

 Gallery

 Tanam Kanak-kanak (lantai 2) Data foto survey Lapangan :

Gambar 2.9 : Kantor Pengelola TK dan Paud

Pusdai Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.10 : Kantor Pengelola Haji dan Umroh Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.11 : Ruang Kelas TK dan Paud Pusdai

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.12 : Gallery Pusdai Sumber : Data Pribadi


(26)

3. Masjid

Masjid yang merupakan bagian utama dari perancangan Pudai ini berada di tengah-tengah tapak yang akan menjadi Center of Point dari Tapak.

Sebagaimana fungsi masjid lainnya maka pembagian ruang dibagi menjadi sebagai berikut:

 Ruang Utama Peribadatan Shalat

 Ruang Mimbar (area depan masjid, tempat Shalat Imam)

 Ruang Inap Itikaf (lantai 2 Masjid)

 Ruang Persiapan Imam (Berdekatan dengan mimbar)

 Ruang Inap Imam (lantai 3 pojok kiri masjid)

 Ruang Wudhu (dibagi menjadi 2, yaitu: Wudhu Pria dan Wudhu Wanita)

 Ruang Penyimpanan barang Jamaah (berdekatan dengan R. Wudhu)

 Ruang Soundsystem (Berdekatan dengan mimbar)

 Gudang (Berdekatan dengan Ruang inap Imam) Data foto survey lapangan:

Gambar 2.13 : Suasana dalam Masjid


(27)

4. Kantor Pengelola Pusdai

Kantor Pengelola berada di tepi kiri masjid dengan memiliki 2 lantai, di mana pembagian fungsi lantai sebagai berikut:

lantai 1 - bagian Humas, dan Kabag lainnya - Logistik

- Perpustakaan lantai 2 - Pengurus Utama - R. Konsultasi Agama

Gambar 2.15 : Ruang Inap Imam Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.16 : Ruang Wudhu Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.17 : Penyimpanan Barang Jamaah


(28)

Gambar 2.19 : R. Tunggu Tamu Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.20 : Kantor Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.21 : R. Tamu Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.22 : R. Ketua Pengelola Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.23 : R. Kabag dan Perpustakaan Kantor

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.24 : R. Konsultasi Agama Sumber : Data Pribadi


(29)

5. Ruang Seminar dan Multimedia

Ruang ini berada di belakang tapak atau terletak persis setelah Masjid (arah depan Masjid). Pada pemitakatan ruang yang berada di dalamnya adalah sebagai berikut:

- R. Seminar ( 100 orang) - R. Seminar (50 orang) 2 unit - R. Multimedia

- R. Binroh - R. Zakat - Toilet

Data foto survey lapangan:

Gambar 2.25 : R. Seminar


(30)

Gambar 2.27 : Inecort Gedung Seminar

Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.28 : Main entrance Gedung Seminar Sumber : Data Pribadi

Gambar 2.29 :WC Gedung Seminar Sumber : Data Pribadi


(31)

6. Fungsi Pelengkap lainnya

2.5Kesimpulan

Pada Intinya proses perencanaan desain suatu Islamic Center atau Pusat Dakwah adalah Ruang Masjid (salat) di mana Masjid menjadi orientasi utama dalam pencapaiannya. Dengan fungsi utamanya berasal dari kegiatan Rukun Islam (Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji). Sebagaimana hadis dari Umar ra, katanya: Sedang kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw, tiba-tiba muncul seorang pria, sangat putih pakaiannya dan hitam rambutnya, tanpa terlihat dari efek-efek perjalanan

Gambar 2.30 :Pembagian Zoning Pusdai Sumber : Data Pribadi


(32)

(petualangan), dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya sehingga duduk mendekati Rasulullah, lalu dirapatkan lututnya ke lutut beliau dan meletakkan kedua tangannya ke atas paha Rasulullah seraya berkata: "Wahai Muhammad! Beritahu kepadaku tentang Islam. "Jawab beliau:" Islam itu (1) engkau bersaksi tiada Tuhan selain Allah (2) dan bersaksi bahwa Muhammad itu utusan (pesuruh) Allah (kepada seluruh manusia) (3) dan mendirikan shalat (4) zakat (5) Baitullah untuk mengerjakan haji jika berkuasa melakukannya. "Jawab pria tersebut:" Benar katamu itu. "Kata Umar: Kami heran akan pria itu, dia yang bertanya, lalu dia pula yang membenarkan jawaban beliau. Tambah pria itu, "Beritahuku, apakah Iman itu?" Sabda beliau, "Iman itu adalah (1) kamu percaya dan beriman kepada Allah (2) kepada Malaikat-Nya (3) kitab-kitab-Nya (4) Rasul-kitab-kitab-Nya ( 5) hari akhirat (6) qadar baik dan jahat itu dari Allah. "Dia bertanya tentang Ihsan pula, maka sabda Nabi:" Ihsan itu adalah kamu beribadah (menyembah Allah) seolah-olah kamu melihat-Nya jika kamu tidak dapat melihat-Nya , maka (yakinlah) Allah tetap melihatmu. "0rang itu bertanya tentang kiamat pula, maka sabda beliau:" Masakan yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya? "Orang itu mengalihkan pertanyaannya kepada tanda-tanda kiamat. Sabda Rasulullah saw: "Tandanya adalah perempuan melahirkan tuannya sendiri (anak yang sanggup memperhambakan ibunya), kamu akan melihat orang-orang desa yang berkaki ayam, koyak rabak pakaiannya, dan pengembala kambing berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kata Umar: Lalu pria itu pun berlalu. Setelah aku berdiam sebentar. Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku: "Hai Umar! Tahukah kamu siapa lelaki yang bertanya tadi? "Jawabku," Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. "Beliau bersabda:" Itulah Jibril, dia datang mengajar agama kamu. "(Riwayat Muslim)


(33)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian Tema

Tema yang diangkat dalam perancangan Pusat Kajian Islam bagi Generasi Muda ini adalah Sequence of Movement. Di mana ini memiliki arti bahwa setiap ruang akan mempunyai ciri urut-urutan dengan penghentian tetap dengan jalur yang telah direncanakan dan memiliki hubungan antar ruang yang menerus dengan maksud pengunjung secara tidak sadar mengikuti alur yang ada untuk mendapatkan pengalaman ruang.

Menurut Moretti dalam diskusi St. Peter’s mengatakan “Sequence

memiliki nilai emosional yaitu yang terdiri dari Pressure (access doors), Limited Liberation (atrium), Opposition (Atrium Walls), Very Short Pressure (Basilica Doors), Total Liberation (Transversal of Nave), Final Contemplation (Space of Central System).

3.2 Elaborasi Tema

Teori Moretti akan menjadi acuan dalam perancangan desain dengan mengalurkan ruang atau sequence dengan permainan emosional di dalamnya Diana urut-urutan terdiri dari Pressure, Limited Liberation, Opposition, Very Short Pressure, Total Liberation, Final Contemplation.

Penerapan tema ini sendiri merupakan penerapan permainan bentukan ruang yang memiliki urutan dengan menampilkan variasi set tertentu, perulangan bentukan, penyatuan, pengulangan, inversi, penggantian, metamorfosa, dan bahkan peleburan dengan itu semua dapat diaplikasikan ke dalam transformasi ruang ataupun program ruang pada bangunan. Sehingga pengunjung akan merasakan pengalaman ruang dan diharapkan akan memberi kesan. Sebagaimana dari tujuannya yang ingin


(34)

mengenalkan kebudayaan Islam kepada generasi muda dengan cara yang lebih ringan yaitu penerapan intisari ajaran islam yang langsung diaplikasikan ke bangunan.

Dalam hal ini surat Al-fatihah akan menjadi panduan dalam sequencenya, di mana Al-fatihah adalah surat pembuka dalam Al-quran dan juga intisari dari Al-quran. Yang nantinya diharapkan akan menjadi siar dan mengenalkan Islam secara tidak langsung kepada pengunjung. Dengan memadukan (akulturasi) Teori Moretti dengan surat Al-fatihah (pengambilan ayat-ayat di dalamnya). Akan memberi pengalaman ruang dengan nilai islami.

3.3 Studi Literatur Kasus dengan Tema Sejenis

1. Palladio Palazzo Thiene, Vicenza. Itali

Palazzo Thiene merupakan sebuah istana pada abad 15 - 16 di Vicenza, Italia utara, yang dirancang untuk Marcantonio dan Adriano Thiene, pada tahun 1542, dan direnofasi kembali oleh Andrea Palladio pada tahun 1544. Pada tahun 1994 istana termasuk dalam Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Istana ini digunakan sebagai markas bersejarah bank dan juga host beberapa pameran dan acara budaya.

Gambar 3.1 : Palazzo Thiene Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thu mb/7/7d/Palazzo_Thiene_Bonin_Longare_Vicenza

_centro_storico.jpg

Gambar 3.2 : Denah & Tampak Palazzo Thiene Sumber :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thu mb/2/2f/Palazzo_Thiene_Quattro_Libri.jpg


(35)

Pembagian ruang yang berpola dan simetris mencirikan adanya sebuah urut-urutan dalam pencapaian ruang. Besaran dan bentukan ruang yang memiliki kemiripan antara sayap kanan dan sayap kiri menandakan adanya pola tertentu dalam penentuan denah demi menciptakan sebuah sequence di dalamnya.

2. The Rusakov Workers' Club

The Rusakov Workers 'Club, Moskow adalah contoh penting dari arsitektur konstruktivis. Dirancang oleh Konstantin Melnikov, itu dibangun pada tahun 1927-1928. Klub ini dibangun dengan konsep berbentuk kipas, dengan tiga bidang beton terkantilever naik di atasnya. Masing-masing volume ini dapat digunakan sebagai sebuah auditorium yang terpisah, dan dapat dikombinasikan yang menghasilkan kapasitas lebih dari 1.000 orang. Di belakang bangunan adalah kantor yang lebih konvensional. Satu-satunya bahan yang terlihat adalah penggunaan beton dalam konstruksinya, batu bata dan kaca. Bangunan ini memiliki ekspresi yang dinyatakan dalam bentukan eksteriornya dengan menggambarkan sebagai "tegang otot".

Gambar 3.3 : The Rusakov Workers' Club Sumber :

http://farm5.staticflickr.com/4092/4954357917_cb9 438873e_s.jpg

Gambar 3.4 : Denah The Rusakov Workers' Club Sumber :


(36)

BAB IV

ANALISA

4.1 Analisis fungsional

Dalam tradisi Islam, keberadaan Masjid menjadi karakter khas dalam pembangunan kota. Saat membangun Madinah, Nabi Muhammad membangun kota dengan eksistensi masjid. Islam mengajarkan perlunya kekuatan masjid sebagai representasi nilai religius dalam mengendalikan hasrat dan kepentingan hidup duniawi manusia dalam sebuah kota yang terepresentasi dalam keberadaan pasar.

Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini secara standar fungsional merupakan sebuah masjid yang mempunyai kebutuhan tambahan lainnya yang terdiri dari rukun islam (Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji). Dengan terpenuhi kebutuhan ruang ini maka sudah mempunyai standar ruang di dalamnya.

4.1.1 Tipologi Masjid

Masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah, terutama salat berjamaah.

Ketika Nabi memilih membangun masjid sebagai langkah pertama membangun masyarakat madani, konsep masjid bukan hanya sebagai tempat salat, atau tempat berkumpulnya kelompok masyarakat (kabilah) tertentu, tetapi masjid sebagai maj’lis untuk mengendalikan seluruh masyarakat (Pusat Pengendalian Masyarakat).

Secara konsepsional masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan rumah masyarakat (bait al jami`). Secara


(37)

konsepsional dapat dilihat dalam sejarah bahwa masjid pada zaman Rasul memiliki banyak fungsi antara lain :

1. Sebagai tempat menjalankan ibadah salat

2. Sebagai tempat musyawarah (seperti gedung parlemen)

3. Sebagai tempat pengaduan masyarakat dalam menuntut keadilan (seperti kantor pengadilan)

4. Secara tak langsung sebagai tempat pertemuan bisnis

4.1.2 Kebutuhan Besaran Ruang

Dasar Pertimbangan:

Untuk menentukan kebutuhan luas (besaran ruang) yang berhubungan dengan masing-masing kegiatan serta fasilitas ruang yang dibutuhkan, diperlukan suatu standar besaran ruang.

Standar besaran uang yang digunakan bersumber dari: 1. Literatur

2. Survey lapangan, tentang kegiatan dan peralatan yang digunakan dan studi banding yang dilakukan ke beberapa obyek terkait

3. Studi ruang gerak 4. Asumsi

Literatur yang digunakan sebagai informasi untuk menetukan standar besaran ruang adalah:

a. Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

b. Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)

c. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan Zelnik, AIA, ASID


(38)

Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow gerak/sirkulasi yang dibutuhkan berdasarkan Neufert’s Architect Data untuk masing-masing ruang adalah:

a. 8%-10% = Standar minimum

b. 20% = Kebutuhan keleluasaan fisik c. 30% = Tuntutan kenyamanan fisik d. 40% = Tuntutan kenyamanan psikologis e. 50% = Tuntutan spesifik kegiatan

f. 70%-100% = Keterkaitan dengan banyaknya kegiatan.

Tabel 4.1 : Analisa Kebutuhan Besaran

Zona Penerima

Kapasitas

/ orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jumlah

ruang Total

R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12

Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160

Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15

Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65

Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050

Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18

Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36

Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756

jumlah 4060,65

Program ruang

Besaran Ruang

Zona Penerima

Kapasitas

/ orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jumlah

ruang Total

R. Keamanan 5 2,00 10 20% 12 1 12

Lobby 900 2,00 1800 20% 2160 1 2160

Front Office 5 2,00 10 50% 15 1 15

Receptionist + Informasi 4 2,63 10,5 30% 13,65 1 13,65

Lavatory Publik 25 2,00 50 20 1050 1 1050

Toilet Pengelola 10 1,50 15 20% 18 1 18

Toilet Pengunjung 20 1,50 30 20% 36 1 36

Lounge 270 2,00 540 40% 756 1 756

jumlah 4060,65

Program ruang


(39)

Zona Komunitas

Program ruang

Besaran Ruang Kapasitas/

orang Standar Luas Flow Luas

tiap Unit

Jml

ruang Total

Activity Room 250 2,25 562,5 20% 675 2 1350

R. Pertemuan/ diskusi 300 2,25 675 20% 810 1 810

R. Auditorium 250 2,25 562,5 20% 675 1 675

Game Room 300 10 3000 50% 4500 1 4500

R. Diskusi informal 20 5 100 50% 150 3 450

Toilet Wanita 15 1,5 22,5 20% 27 2 54

Toilet Pria 15 1,5 22,5 20% 27 2 54

Jumlah 7893

Zona Edukasi & Siar

Program ruang

Besaran Ruang

Kapasitas/

orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jml

ruang Total

Perpustakaan 100 2,25 225 50% 337,5 1 337,5

Gudang

Perpustakaan 10% dari luas Perpustakaan 10% 0 33,75

R. Loker 50 1,20 60 0% 60 1 60

R. Internet 20 2,25 45 20% 54 1 54

R. Server Internet 25% dari luas Perpustakaan 25% 84,375

Radio

Administrasi 17 10,00 170 10% 187 1 187

Marketing 14 10,00 140 10% 154 1 154

Programing 10 5,00 50 10% 55 1 55

News 20 5,00 100 10% 110 1 110

Studio Transmisi 5 10,00 50 20% 60 1 60

Toilet 10 1,50 15 20% 18 1 18

Jumlah 1153,625

Zona Pengelola

Program ruang Besaran Ruang

Kapasitas/

orang Standar Luas Flow

Luas tiap Unit

Jumlah

ruang Total


(40)

Ketua Pengurus 8 2,00 16 70% 27,2 1 27,2

R. Tamu 4 1,30 5,2 20% 6,24 9 56,16

Sekretaris 2 2,00 4 30% 5,2 1 5,2

R. Meeting 25 2,50 62,5 30% 81,25 1 81,25

R. Wakil Ketua 8 1,50 12 70% 20,4 1 20,4

R. Kabag 6 2,00 12 30% 15,6 9 140,4

R. Karyawan 4 8,00 32 20% 38,4 9 345,6

R. Arsip 4 8,00 32 20% 38,4 1 38,4

R. Data 6 3,50 21 30% 27,3 1 27,3

Gudang 5 1,50 7,5 20% 9 1 9

Toilet 10 1,50 15 20 315 2 630

Jumlah 1380,91

Zona Peribadatan

Program ruang

Besaran Ruang Kapasitas

/ orang Standar Luas Flo w Luas tiap Unit Jumlah

ruang Total

Masjid 1500 0,96 1440 20% 1728 1 1728

Hall of Fame 500 1 500 20% 600 1 600

Toilet Wanita 8 2 16 20% 19,2 1 19,2

Toilet Pria 12 2 24 20% 28,8 1 28,8

R. Wudhu Wanita 20 2 40 20% 48 1 48

R. Wudhu Pria 30 2 60 20% 72 1 72

R. DKM 10 1,5 15 20% 18 2 36

R. Audio 6 1 6 20% 7,2 1 7,2

R. Khatib 5 2 10 20% 12 1 12

R. Inap Imam 5 4 20 50% 30 4 120

R. Rapat 20 2 40 20% 48 2 96

Pantry 2 2 4 20% 4,8 1 4,8


(41)

4.1.3 Persyaratan Teknis

Dalam sebuah perancangan karya arsitektur selain memiliki keindahan juga harus memenuhi beberapa persyaratan teknis guna menghasilkan sebuah desain yang baik dan fungsional. Beberapa ini merupakan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi dengan acuan buku standar arsitektur seperti :

- Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

- Time Server Standart for Building, Architecture of Welton Bechet and

Associated William Dudley Hunt, Jr. F.A.L.A. (TSS)

- The Architect’s Handbook, Quentin Pickard Riba

- Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Pandro, AIA, ASID, dan

Zelnik, AIA, ASID

Dan ini beberapa bagian ruang sebagai berikut :

 Masjid

Masjid merupakan bagian utama dan sekaligus merupakan orientasi ruang utama dalam pencapaian akhir Site


(42)

Gambar 4.1 :Komponen utama dalam masjid

Sumber : The Architect’s Handbook

Gambar 4.2 :Tampilan Baku Masjid Sumber : Arsitektur masjid

Gambar 4.4 :Perkembangan Unsur-unsur Masjid Sumber : Arsitektur masjid

Gambar 4.5 : Bentukan Arc pada masjid Sumber : Art of Islam

Gambar 4.3 : Dimensi Orang Shalat


(43)

Gambar 4.6 : Isometri Dome of Rock Sumber : Islamic Architecture

Gambar 4.7: Ilustrasi halaman rumah nabi muhammad

Sumber : Islamic Architecture

Gambar 4.8 :Tlemcen Mosque of al-Mansur AD

1303-1 306

Sumber : Architect’s Handbook

Gambar 4.9 :Historical Arrangement

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.10 :Potongan Masjid


(44)

Kaligrafi Arab

Gambar 4.11 : Kaligrafi arab Sumber : Art of Islam


(45)

Tempat pertunjukan & Auditorium

Gambar 4.12 : Skematik desain panggung Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.13 : Layout tempat duduk Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.14 : Jarak Penonton ke Panggung Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)


(46)

Retail & Shop

Gambar 4.15 : standar toko dan retail Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)


(47)

Gambar 4.16 : Lemari Pendingin

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.17 : Shopping trolley Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.18 : Meja Kasir

Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)

Gambar 4.19 : Lemari barang Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)


(48)

Fire Protection

Gambar 4.20 : Sistem Proteksi Kebakaran Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)


(49)

Toilet

Gambar 4.21 : Besaran Toilet Sumber : Architects Data, Ernest Neufert (NAD)


(50)

Parkir

Gambar 4.22 : Sistem Parkir


(51)

4.2 Analisis Kondisi Lingkungan 4.2.1 Lokasi

Lokasi tapak berada di Jalan Soekarno Hatta daerah Gedebage Kec. Arcamanik Kel. Cisantren Kulon, yang merupakan daerah pemukiman di bagian barat tapak dan daerah pergudangan berada di bagian timur tapak. Dengan dominasi lahan kosong diisi oleh persawahan. Tidak jauh dari tapak berada gedung milik pemerintah yaitu : Perum Damri, Balai Diklat Keagamaan, Pengadilan Tinggi Agama, Balai Pelatihan Tenaga Koperasi, dan Kantor Pelayanan Pajak.

Tata massa yang berada di Kawasan Gedebage ini lebih di dominasi bangunan dengan ketinggian 2 - 3 lantai dengan fungsi hunian, perkantoran dan pergudangan. Akan tetapi tepat di sebelah barat site terdapat sebuah apartemen dengan ketinggian 22 lantai yang pengubah skyline daerah tersebut.

Gambar 4.23 : Analisis Makro Sumber : Data Pribadi


(52)

Pada bagian barat dan selatan site terdapat pemukiman dengan tata letak masa yang sudah cukup teratur karena memang dikelola oleh perumahan komersial. Akan tetapi kurangnya ruang terbuka hijau untuk kegiatan warga membuat daerah menjadi gersang dan panas ketika siang hari, dan tidak adanya ruang berkumpul untuk warga. Ditambah lagi pada bagian timur site merupakan daerah pergudangan yang sedikit sekali memiliki vegetasi.

a. Tapak

 Kondisi Tapak Masalah :

Tapak berada di pinggir jembatan Jalan Soekarno Hatta dengan beda ketinggian 10 meter ke bawah. Tepat di sebelah barat tapak terdapat apartemen dengan ketinggian 22 lantai, sehingga menghalangi arah pandang dari sebelah barat ke tapak. Sedikitnya vegetasi sekitar tapak membuat lingkungan sekitar tapak sangat panas dan gersang pada siang hari.

Potensi :

Tapak dilalui oleh Sungai Cisaranten yang memberi sedikit kelembaban terhadap tapak. Dan juga sebagai pengalir aliran air yang baik sehingga arah jatuh air sudah bisa diperkirakan.

Tapak berada di jalan utama sehingga memudahkan dalam pencapaian pengunjung ke tapak

Tanggapan :

Membuat desain yang dapat menyetarakan dan menanggapi ketinggian tapak terhadap jalan utama.

Tapak ditanami pepohonan yang mampu menstabilkan kontur di area pinggir sungai agar tidak mudah terjadi erosi dan longsor.


(53)

Tapak di tanami rumput atau sejenisnya yang mampu mencegah tanah subur terbawa aliran air.

 Matahari Data :

Tapak terletak di Kawasan Gedebage Bandung yang merupakan kawasan Pemukiman dan pergudangan. Intensitas cahaya matahari pada tapak paling tinggi datang dari arah barat dan timur.

Waktu matahari terbit dari jam 06.00 – 09.00 menghasilkan sinar ultraviolet

yang baik untuk kesehatan tubuh. Sedangkan sinar matahari dari jam 09.00-05.00 menghasilkan radiasi infrared yang buruk untuk kesehatan tubuh. setiap 4 menit matahari bergeser 1 derajat, setiap 1 jam (60 menit) matahari bergeser 15 derajat.

Masalah :

Karena tapak berada di kawasan persawahan dan pergudangan, maka problem yang dihadapi adalah suhu daerah tapak yang tinggi, kurangnya

pedestrian serta intensitas cahaya matahari yang terik.

Dinding timur,atap dan barat menerima paling banyak radiasi.

Ditambah lagi desain masjid yang harus berorientasi terhadap arah kiblat di mana arah kiblat berada di arah barat 15 derajat ke utara. Dengan demikian desain akan menghadap langsung arah barat dan timur.

Tanggapan :

Orientasi bangunan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga meminimalkan dampak terhadap matahari di musim kemarau.

Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu mengendalikan radiasi matahari langsung sehingga sesuai dengan kebutuhan aspek kuantitas dan kualitas radiasi matahari ruangan.


(54)

Orientasi bukaan pada bangunan harus mampu menciptakan perilaku pergerakan udara dalam ruang sehingga menimbulkan pendinginan udara karena konveksi sesuai kebutuhan ruang.

Penggunaan vegetasi untuk membentuk bayangan di musim kemarau.

 Sirkulasi Data :

Jalan Soekarno Hatta merupakan jalan dengan laju kendaraan cepat. Ini merupakan jalur penghubung daerah barat Bandung dengan daerah timur Bandung. Jalan memiliki 2 jalur yang dipisahkan oleh partisi dengan masing-masing jalur terdapat 4 lajur dengan pembagian 2 lajur untuk lajur lambat dan 2 lajur untuk lajur cepat.

Potensi :

Pencapaian pengunjung ke tapak sangat mudah dengan adanya jalur cepat tapak berada sekitar 15 menit dari Gerbang Tol Cileunyi.

Masalah :

Adanya partisi pemisah jalan menyulitkan pengunjung dari arah timur, sehingga pengunjung harus berputar terlebih dahulu untuk mencapai site. Tanggapan :

Pemilihan mainentrance terhadap tapak akan mempengaruhi tingkat optimalisasi pencapaian menuju tapak.

 Vegetasi Data :

vegetasi di sekitar tapak tidak memiliki potensi karena hanya berupa persawahan.


(55)

sedangkan vegetasi yang menguntungkan berada di sepanjang sungai sebagai area pedestrian

Masalah :

Sedikit vegetasi di kawasan sekitar tapak memberi hawa panas yang menyengat ketika siang hari.

Potensi :

Adanya pohon-pohon eksisting pada tapak akan dioptimalkan dengan mendesain tanpa merusak pohon eksisting.

Gambar 4.24 : Analisis Mikro Sumber : Data Pribadi


(56)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

Pada perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini memiliki konsep bagaimana membuat desain yang dapat menarik minat para anak muda muslim maupun non-muslim untuk datang dan mengenal Islam dengan cara anak muda. Sebagaimana dalam ayat Al-quran surat an-nahl ayat 125 “Serula (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.”

Dalam hal ini desain haruslah bersifat lemah-lembut dan tepat sasaran dalam perancangannya di mana sasaran utama dari perancangan ini adalah anak muda, maka dari itu perlulah sebuah desain yang mempresentasikan dan menggambarkan anak muda.


(57)

5.1.1 Konsep Utama

Dalam perencanaannya konsep didasari oleh kebutuhan akan ruang yang dapat memfasilitasi kegiatan anak muda dan juga kebutuhan ruang akan nilai-nilai agama yang terkandung di dalamnya, sehingga tercipta sebuah batasan tema yang mengusung sebuah gagasan utama di mana ruang haruslah bisa menceritakan sesuatu atau storyboard yang nantinya dapat membuat anak muda untuk datang dan nyaman berada di dalam bangunan maupun di lingkungan bangunan. Maka dari itu terciptalah

sebuah tema “Sequence of Movement”.

Dari tema ini muncul dan mengkerucut menjadi sebuah konsep dengan membatasi permasalahan utama, yaitu: Pergerakan di dalam tapak dan pergerakan di dalam ruangan. Dengan demikian maka pergerakan pun dibedakan menjadi 4 bagian utama:

Gambar 5.1 :Konsep Dasar Sumber : Data Pribadi


(58)

 Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan

 Pengguna Kendaraan Umum

 Pengguna dari area parkir

 Jamaah warga setempat

Dengan demikian maka perancangan berdasarkan tema mengkerucut

menjadi sebuah konsep “Sequence of Space” di mana urut-urutan dalam pencapaiannya dipisahkan menurut pergerakan di dalam ruang, dengan bahan acuan utama adalah alur pergerakan pengunjung. Merasakan pengalaman ruang tiap melalui alur sequence menjadi kekuatan konsep desain nantinya dengan orientasi ruang utama atau pencapaian akhirnya adalah sebuah Masjid (ruang salat).

5.2 Rencana Tapak 5.2.1 Pemintakan

1. Zona Komunitas (Outdoor)

Peletakan Zona Komunitas pada bagian terluar tapak dimaksudkan sebagai buffer pada bangunan utama dengan mengandalkan kegiatan interaksi sosial sebagai batas antara jalan dan bangunan, dan juga Zona Peribadatan (Masjid) Amphitheater

Zona Service Pengelola Zona Parkir

Zona Gallery

Zona Komunitas (Indoor) Zona Komunitas (Outdoor) Gambar 5.2 : Blokplan


(59)

memberi sedikit peralihan antara kegiatan umum di luar site menuju kegiatan di dalam site.

2. Zona Komunitas Indoor

Zona ini memiliki fungsi kegiatan umum atau lebih mengarah kegiatan yang bersifat duniawi, yang ditunjukan pada gambar on. 1,2,3 dan 4 yang merupakan kelompok ruang bersifat publik dengan konsep mengenalkan sifat-sifat Allah dan puji-pujian terhadap tuhan

Gambar 5.3 : Konsep Tapak Sumber : Data Pribadi


(60)

3. Zona Gallery

Penempatan fasilitas Gallery ini di tempatkan pada bagian kelompok zona privat (zona dengan konsep sifat permohonan dan kepatuhan) dalam hal ini Gallery harus dapat memberi suasana dan pengalaman tentang permohonan dan kepatuhan terhadap Tuhan.

4. Zona Service Pengelola

Penempatan area Service yang berada di sebelah utara tapak dan berdekatan dengan Masjid akan memudahkan pengontrolan pengelola terhadap seluruh fasilitas yang ada di dalam tapak.

5. Zona Peribadatan

Letaknya yang berada pada pojok utara tapak merupakan sebuah tanggapan terhadap keadaan lingkungan di mana itu merupakan area pemukiman iman, yang nantinya akan menjadi pengguna utama (jamaah) pada tapak. Selain itu juga penempatan ini dimaksudkan sebagai urutan terakhir dalam pencapaian tapak dengan orientasi ruang utama adalah Masjid. Dengan demikian sejalan dengan tema dan konsep peranacangan.

Gambar 5.4 : Konsep Zoning Sumber : Data Pribadi


(61)

6. Zona Parkir

Dengan konsep utama yang mengedepankan alur sirkulasi maka penempatan zona parkir lebih ke arah pemisahan alur sirkulasi kendaraan dengan alur sirkulasi manusia (pengguna).

5.2.2 Tata Letak

Pengolahan tata letak bangunan terhadap tapak menanggapi keadaan lingkungan eksisting pada tapak dan lingkungan sekitar tapak. Posisi tapak yang terbelah oleh alur sungai menjadi pertimbangan dalam pengolahan tata letak bangunan, dengan harapan terbelahnya tapak tetap harus mencirikan Unity pada tapak.

Posisi tapak memiliki beda ketinggian 10 m ke bawah dengan Jalan Soekarno Hatta yang merupakan jalan utama dalam mengakses tapak menjadi sebuah tantangan dalam pengolahan tapak maupun bentuk bangunan.

Pembagian zona utama berdasarkan kegiatan dan hierarki pencapaiannya didapat 2 zona, yaitu: Zona Publik (1,2,3 dan 4) dan Zona Privat (5,6 dan 7)

Ruangan diurutkan berdasarkan kegiatan di dalamnya dengan pengacu zona Publik diposisikan di bagian depan tapak yang berbatasan langsung dengan jalan utama

Sungai Cisaranten yang membelah tapak dengan tata letak bangunan diposisikan berdasarkan keadaan lingkungan eksisting tapak.

Orientasi bangunan yang menghadap kiblat dijadikan orientasi utama dalam desain


(62)

Pemberian ruang terbuka pada bagian barat tapak, sebagai tanggapan terhadap bangunan tinggi apartemen dengan harapan akan membuka dan menghindari ruang negatif pada tapak

Berdasarkan alur pergerakan yang terasi pada tapak, maka akses utama pencapaian tapak dibagi menjadi 4 bagian

Perbedaan ketinggian antara jalan dan tapak, menjadikan bentukan bangunan mengikuti untuk menyamakan ketinggian

Alur sirkulasi menjadi pertimbangan utama guna mencapai elaborasi tema terhadap desain

Gambar 5.5 : Konsep tata letak Sumber : Data Pribadi


(63)

5.2.3 Gubahan Massa

Bentuk gubahan massa yang dibangun berdasarkan tanggapan terhadap keadaan di dalam tapak dan juga keadaan lingkungan di luar tapak, dengan perincian desain sebagai berikut:

Masjid menjadi bangunan utama dalam tapak atau sebagai orientasi ruang dan sebagai pencapaian akhir dari alur Sequence yang telah diskenariokan. Bentukan

Masjid yang menganga menghadap 2 bangunan (Gallery dan Pengelola) sebagai penerima aksis dan bentukan atap yang membentuk arah panah ke kiblat

memberi kesan penerusan aksis yang tujuan akhirnya adalah kiblat Zona Pengenalan dengan bentukan yang memanjang ke arah masjid sebagai pengarah visualisasi pengunjung.

Zona Penerima yang ditinggikan sehingga sejajar dengan jalan utama, akan mempermudah pengunjung mengakses tapak

Bentukan yang berundak akan lebih mudah terlihat dari sudut pandang bawah dan tidak memberi kesan

gigantis

Zona Komunitas yang berada di lantai dasar dimaksudkan agar kegiatan di dalam tapak lebih kondusif dan aman

Gallery memiliki bentukan memanjang dan mengarahkan ke arah Masjid, sebagai pengarah aksis terhadap masjid

Zona Service Pengelola memiliki bentukan kembar dengan Gallery dimaksudkan sebagai pengarah aksis terhadap masjid

Gambar 5.6 : Konsep Gubahan Massa Sumber : Data Pribadi


(64)

5.2.4 Pencapaian

Akses Pencapaian terhadap tapak dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

 Pengguna Kendaraan Pribadi dan Rombongan

 Pengguna Kendaraan Umum

 Pengguna dari area parkir

 Jamaah warga setempat

5.2.5 Sirkulasi

Gambar 5.7 : Konsep Alur Pencapaian Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.8 : Siteplan Sumber : Data Pribadi


(65)

Dilihat dari pengguna Sirkulasi pada tapak di bedakan menjadi 2 bagian utama yaitu: Pengguna Kendaraan dan Pejalan kaki, di mana akses pejalan kaki harus terpisah dan tidak saling Cross dari akses kendaraan.

5.2.6 Parkir

Area parkir yang berada di bagian timur tapak dimaksudkan agar sirkulasi pejalan kaki dengan penggunaan kendaraan tidak terjadi saling menyilang, untuk menghindari kemacetan di dalam tapak.

Dengan kapasitas ruang parkir sebagai berikut:

Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk menampung kendaraan yang diparkir, maka :

30 % menggunakan bus 35 % menggunakan mobil 35 % menggunakan motor

Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang

Standar

Kendaraan Acuan

Asumsi

Pengunjung Luas

Jumlah Parkir

Parkir Parkir bus 50 38,5 30% 1000 231 6

Parkir Mobil 4 13 35% 1000 1137,5 87,5

Parkir Motor 2 2,5 35% 1000 437,5 175

Gambar 5.9 : Gubahan Massa Sumber : Data Pribadi


(66)

Pengelola

30% menggunakan mobil 20% menggunakan motor

50% menggunakan kendaraan umum

Fungsi Kegiatan Kapasitas/ orang

Standar

Kendaraan Acuan

Asumsi

pegawai Luas

Jumlah Parkir

Parkir Parkir Mobil 4 38,5 30% 20 57,75 1,5

Parkir Motor 2 13 60% 20 78 6

5.2.7 Utilitas

Sistem plumbing terdiri atas sistem plumbing air hujan, air kotor dan air bersih. Di mana sistem plumbing air hujan terdapat pada setiap bangunan, dan juga pada setiap jalur pedestrian dan sisi-sisi plaza untuk menghindari kebanjiran yang kemudian dialirkan terhadap riul kota.

Gambar 5.10 : Sistem Utilitas Sumber : Data Pribadi


(67)

Pemilihan Peletakan septictank yang di letakan dekat akses dari parkir pengelola agar memudahkan untuk perawatan yaitu pada saat penyedotan tinja.

5.2.8 Tata Hijau

Penataan area hijau pada tapak didesain dengan konsep mengarahkan sekaligus sebagai pembatas tapak sehingga tercipta olahan tapak dan tata hijau yang memiliki desain yang Unity terhadap bangunan.

Pemilihana material pada tapak, seperti grassblock dan papan kayu di maksudkan sebagai usaha optimalisasi penyerapan air ke dalam tanah, dan juga berfungsi sebagai territory antar sequence ruang yang tercipta.

Vegetasi dan area hijau juga dijadikan sebagai pembatas antara ruang dalam tapak dengan lingkungan sekitar tapak, sehingga nantinya tapak didesain tanpa pagar.

Gambar 5.11 : Tata Hijau Sumber : Data Pribadi


(68)

Desain tapak tanpa pagar dimaksudkan sebagai gambaran dan mempertegas bahwa bangunan Pusat Komunitas Islam ini merupakan bangunan publik yang terbuka untuk siapapun.

5.3 Konsep Bangunan 5.3.1 Masjid

“Mubazir adalah perbuatan setan” salah satu ajaran islam yang

mengajarkan untuk berprilaku hemat. sebagaimana dalam perancangan masjid ini didesain dengan mengusung hemat energi di mana bangunan mengoptimalkan pencahayaan alami dengan membuat bukaan transparan pada bagian atap bangunan dan memberi ventilasi silang dalam penghawaannya. dengan adanya kolam pada lantai dasar masjid akan menjaga kelembaban masjid dan diharapkan masjid akan menjadi sejuk dengan adanya penguapan air kolam karena suhu ruangan, di mana tapak sendiri berada di lokasi yang cukup panas ketika matahari telah di puncak.

Gambar 5.12 : Sitem Struktur Masjid Sumber : Data Pribadi


(69)

5.3.2 Gallery & Pengelola

Bangunan Gallery dan pengelola dibuat dengan desain kembar yang saling berlawanan (mirror) untuk mempertegas aksis terhadap masjid.

Bentuk lancip pada ujung atap teratas terbentuk karena kebutuhan ruang di dalamnya yaitu ruang multimedia. Selain itu juga bentukan yang menjulang ke atas sebagai tanggapan terhadap tapak di mana tapak yang berada di beda ketinggian 10 meter di bawah permukaan jalan, sehingga dibutuhkan sebuah desain dan bentukan untuk mencirikan dan mudah terlihat dari jalan utama.

5.3.3 Bangunan Komunitas & Komersil

Muka Jalan Utama

Gambar 5.13 : Konsep Gallery Sumber : Data Pribadi

Gambar 5.14 : Konsep Bangunan Komunitas Sumber : Data Pribadi


(70)

Bangunan berundak dan memanjang menunjukkan adanya pergerakan di dalam bangunan dengan arah orientasi utama adalah bangunan Masjid.

Tangga yang berada pada zona penerima akan meneruskan ke zona komersial dan melanjutkan ke plaza dan akhirnya menuju masjid. Inilah yang dimaksudkan dalam skenario pencapaian tapak, sehingga pengunjung secara tak sadar akan melalui alur sirkulasi sequence untuk mencapai masjid.

5.4 Sistem Struktur

Untuk struktur bangunan menggunakan struktur rigid frame dengan material beton komposit. Sedangkan untuk atap menggunakan rangka truss, dan atap dak beton untuk kantor.

Gambar 5.12 : Sitem Struktur Masjid Sumber : Data Pribadi


(71)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1 Identitas Proyek

Desain perancangan Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda merupakan bangunan yang memiliki fungsi cukup beragam, selain tujuan utamanya adalah tempat peribadatan Pusat Komunitas Islam ini juga berfungsi sebagai tempat pariwisata religi, ruang terbuka untuk warga dan komunitas dan juga sebagai sarana pendidikan pada umumnya. Perancangan ini lebih menekankan bagaimana bisa menarik minat anak muda untuk lebih peduli dan mengenal agamanya, selain itu juga sebgai sarana silaturahmi antar komunitas, dan warga pada umumnya.

Dengan adanya fasilitas ini diharapkan bisa menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama pada umumnya dan sesama agama dan paham pada khususnya.

Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda ini memiliki beberapa fasilitas umum yang dimaksudkan sebagai penggambaran Islam adalah agama yang penuh dengan toleransi dan saling menghargai. Banyaknya tempat berkumpul juga ditunjukkan sebagai tempat untuk saling bersilaturahmi dan mengenal sehingga terjalin sebuah keakraban nantinya.

6.1.1 Peta Situasi

Peta situasi akan menggambarkan keseluruhan tapak yang merupakan bagian dari perancangan proyek Pusat Komunitas Islam bagi Generasi Muda, peta situasi ini akan menjadi peta kunci dari perancangan desain Pusat Komunitas Islam.


(72)

Gambar 6.1 : Analisis Makro Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.2 : Blokplan warna Sumber : Data Pribadi


(73)

6.2 Desain Perancangan

- Blokplan

Dalam gambar Blokplan di jelaskan bagaimana situasi lingkungan sekitar yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu: Bangunan milik Pemerintah, bangunan pergudangan, pemukiman, pendidikan dan persawahan.

- Siteplan

Pada gambar ini lebih menjelaskan bagaimana desain di dalam tapak dan akses utama menuju ke dalam tapak maupun masuk ke dalam bangunan. Gambar 6.3 : Blokplan

Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.4 : Siteplan Sumber : Data Pribadi


(74)

- Denah

Denah lantai 1 Masjid ini berfungsi sebagai area santai

dan tempat

berwudhu. Selain itu juga dalam area santai dijadikan pula sebagai Gallery tentang Islam dan perkembangannya. Denah lantai 2 berfungsi sebagai ruang utama salat dan di lantai mezanin lebih diperuntukkan untuk kegiatan itikaf, sebagai ruang inap jamaah.

Gambar 6.5 : Denah Masjid lantai dasar Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.6 : Denah Masjid lantai 2 dan mezanin Sumber : Data Pribadi


(75)

Pada lantai 1 pada Denah Bangunan Komunitas berfungsi sebagai area kegiatan komunitas, seperti Games, R. Seminar, R. Multimedia.

Pada lantai 2 berfungsi sebagai bangunan komersial

Dan pada lantai 3 berfungsi sebagai R. Siaran Radio dan Perpustakaan.

Gallery dan Pengelola Pada pengolahan denah Gallery di buat dengan sistem Open Plan untuk memudahkan ketika ada acara pameran dan kegiatan lainnya yang berhubungan

Gambar 6.7 : Denah Bangunan Komunitas Alt 1, 2, 3 Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.8 : Denah Gallery dan Pengelola 1 & 2 Sumber : Data Pribadi


(76)

Pengolahan denah pengelola lebih mengutamakan alur kerja dan struktur organisasi guna mencapai tingkat optimalisasi dalam bekerja.

- Tampak

Masjid

Pengolahan tampak masjid diolah tidak terlalu mencolok dan tampil dengan gaya sederhana guna menimbulkan suasana yang tenang dan sederhana, penggunaan material plat baja yang dilubangi (sistem lasercut) pada masjid sebagai dinding, memberi kesan masjid yang kokoh dan megah tapi tetap terlihat sederhana. Mengadukan material kayu, baja, beton dan kaca pada struktur dan konstruksi bangunan masjid akan memperkaya tampak.

Menara Masjid merupakan bagian dari sebuah tipologi masjid di mana fungsi utama menara ini adalah untuk menyimpan pengeras suara yang

Gambar 6.9 : Tampak Masjid Sumber : Data Pribadi


(77)

diperuntukkan untuk kumandang azan. Dalam hal ini menara didesain dengan sangat sederhana dengan penggunaan material acian semen tanpa finishing cat. Untuk menyeimbangi tampak masjid sehingga masjid tetap dominan.

Bangunan Komunitas

Bangunan Komunitas ini memiliki beberapa fungsi dengan hierarki zona publik. Pada tampak bagian yang menghadap jalan menggunakan material yang dapat menghalangi suara masuk ke dalam ruangan. Penggunaan secondary skin dengan material kayu kawung yang diukir dengan kaligrafi Arab, lebih menampilkan unsur religiusitas sekaligus sebagai penanda bangunan dari arah pandang jalan.

Material yang dipakai dalam pengolahan tampak diseragamkan dengan bangunan lainnya yaitu: Kayu, baja, beton dan kaca. Guna menampilkan Unity antar ruang.

Gambar 6.10 : Tampak Bangunan Komunitas Sumber : Data Pribadi


(78)

- Potongan

Pada gambar potongan ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antar ruang secara vertikal dan memberikan keterangan ketinggian tiap lantai.

Gambar 6.11 : Potongan Masjid Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.12 : Potongan Bangunan Komunitas Sumber : Data Pribadi


(79)

- Potongan Tapak

Gambar potongan tapak ditunjukkan sebagai keterangan keadaan lingkungan sekitar terhadap tapak. Seperti halnya menunjukka beda ketinggian jalan dengan tapak.

Gambar 6.13 : Potongan Tapak A Sumber : Data Pribadi

A

B

Gambar 6.13 : Potongan Tapak B Sumber : Data Pribadi


(80)

- Sketsa Suasana

Untuk memperjelas suasana tapak secara ke seluruhan maka ditampilkan perspektif mata burung.

Suasana dengan perspektif mata burung lebih menggambarkan bagaimana posisi tapak terhadap lingkungan sekitar.

Gambar 6.13 : Perspektif mata burung Sumber : Data Pribadi


(81)

Suasana depan bangunan utama masjid memperlihatkan bagaimana masjid sebagai orientasi utama dan terakhir dalam pencapaian tapak. Sehingga tergambarkan bahwa masjidlah menjadi bangunan utama dalam perancangan.

Sebagai bangunan publik fungsi utamanya adalah bisa menampung kegiatan-kegiatan yang mewadahi aktivitas warga dan pengunjung. Taman olahraga dijadikan sebagai penerjemahan desain akan kebutuhan tersebut.

Gambar 6.14 : Suasana depan Masjid Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.15 : Suasana Taman olahraga Sumber : Data Pribadi


(82)

Masjid menjadi bangunan utama dalam perancangan ini. Maka pengalaman ruang yang ditampilkan pada masjid harus bisa mewakili sebuah akhir dari pencapaian tapak.

Relaksasi dan ketenangan jiwa pada masjid menjadi konsep utama, perasaan tenang dan nyaman berusaha dihadirkan dengan adanya kolam di dalam bangunan dan unsur kemegahan dan kekokohan sebuah masjid juga ditampilkan dengan adanya batu sebagai penegas rancangan.

Keluwesan dihadirkan dengan adanya material kayu pada lantai masjid. Berfungsi juga sebagai celah masuknya Noya uap air dari kolam yang berada di bawahnya menuju ruangan di atasnya.

Gambar 6.16 : Suasana Interior Masjid Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.17 : Potongan 3d masjid Sumber : Data Pribadi


(83)

6.3 Maket

Maket merupakan salah satu persyaratan dalam presentasi Tugas Akhir ini sebagai sarana presentasi secara bentuk nyata secara langsung. Tingkat pencahayaan dan ketinggian bisa terlihat secara jelas dan cukup mewakili keadaan nyata dari sebuah Dean perancangan arsitektur.

Gambar 6.18 : Foto Maket Sumber : Data Pribadi


(84)

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Ryan Firmansyah

Alamat / Address : Kp.Pondok Bitung Rt.05/02

Ds. Sukaharja, Kec. Cijeruk Kab. Bogor Kode Post / Postal Code :

Nomor Telepon / Phone : 085720513914

Email : ryan.4rsitek@gmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 01 Januari 1989 Status Marital / Marital Status : Mahasiswa Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Jurusan : Teknik Arsitektur

Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer


(1)

- Potongan Tapak

Gambar potongan tapak ditunjukkan sebagai keterangan keadaan lingkungan sekitar terhadap tapak. Seperti halnya menunjukka beda ketinggian jalan dengan tapak.

Gambar 6.13 : Potongan Tapak A Sumber : Data Pribadi

A

B

Gambar 6.13 : Potongan Tapak B Sumber : Data Pribadi


(2)

- Sketsa Suasana

Untuk memperjelas suasana tapak secara ke seluruhan maka ditampilkan perspektif mata burung.

Suasana dengan perspektif mata burung lebih menggambarkan bagaimana posisi tapak terhadap lingkungan sekitar.

Gambar 6.13 : Perspektif mata burung Sumber : Data Pribadi


(3)

Suasana depan bangunan utama masjid memperlihatkan bagaimana masjid sebagai orientasi utama dan terakhir dalam pencapaian tapak. Sehingga tergambarkan bahwa masjidlah menjadi bangunan utama dalam perancangan.

Sebagai bangunan publik fungsi utamanya adalah bisa menampung kegiatan-kegiatan yang mewadahi aktivitas warga dan pengunjung. Taman olahraga dijadikan sebagai penerjemahan desain akan kebutuhan tersebut.

Gambar 6.14 : Suasana depan Masjid Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.15 : Suasana Taman olahraga Sumber : Data Pribadi


(4)

Masjid menjadi bangunan utama dalam perancangan ini. Maka pengalaman ruang yang ditampilkan pada masjid harus bisa mewakili sebuah akhir dari pencapaian tapak.

Relaksasi dan ketenangan jiwa pada masjid menjadi konsep utama, perasaan tenang dan nyaman berusaha dihadirkan dengan adanya kolam di dalam bangunan dan unsur kemegahan dan kekokohan sebuah masjid juga ditampilkan dengan adanya batu sebagai penegas rancangan.

Keluwesan dihadirkan dengan adanya material kayu pada lantai masjid. Berfungsi juga sebagai celah masuknya Noya uap air dari kolam yang berada di bawahnya menuju ruangan di atasnya.

Gambar 6.16 : Suasana Interior Masjid Sumber : Data Pribadi

Gambar 6.17 : Potongan 3d masjid Sumber : Data Pribadi


(5)

6.3 Maket

Maket merupakan salah satu persyaratan dalam presentasi Tugas Akhir ini sebagai sarana presentasi secara bentuk nyata secara langsung. Tingkat pencahayaan dan ketinggian bisa terlihat secara jelas dan cukup mewakili keadaan nyata dari sebuah Dean perancangan arsitektur.

Gambar 6.18 : Foto Maket Sumber : Data Pribadi


(6)

Data Pribadi / Personal Details

Nama / Name : Ryan Firmansyah

Alamat / Address : Kp.Pondok Bitung Rt.05/02

Ds. Sukaharja, Kec. Cijeruk Kab. Bogor Kode Post / Postal Code :

Nomor Telepon / Phone : 085720513914

Email : ryan.4rsitek@gmail.com

Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki

Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 01 Januari 1989 Status Marital / Marital Status : Mahasiswa Warga Negara / Nationality : Indonesia

Agama / Religion : Islam

Jurusan : Teknik Arsitektur

Fakultas : Teknik dan Ilmu Komputer