Reliabilitas Daya Pembeda Tes Kompetensi Strategis Matematis

Nining Priyani Gailea, 2013 Peningkatan Kemampuan Kompetensi Strategis Serta Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pendekatan Savi Somatis,Auditori,Visual,Intelektual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,90 r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70 r xy ≤ 0,90 Tinggi 0,40 r xy ≤ 0,70 Sedang 0,20 r xy ≤ 0,40 Rendah 0,00 r xy ≤ 0,20 Sangat rendah

b. Reliabilitas

Reliabilitas tes dihitung untuk mengetahui tingkat konsistensi tes tersebut. Sebuah tes disebut reliabel jika tes itu menghasilkan skor yang konsisten, yaitu jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, tempat yang berbeda pula maka alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama Sugiyono, 2008 Koefisien reliabilitas dari tes berbentuk uraian dapat ditentukan menggunakan rumus alpha Kusumah dan Suherman, 1990 sebagai berikut: [ ] [ ∑ ] Keterangan : = reliabilitas tes secara keseluruhan = banyak butir soal item ∑ = jumlah varians skor tiap item = varians skor total Apabila r hitung r tabel, maka butir soal dikatakan reliabel. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes digunakan kriteria menurut Guilford Kusumah dan Suherman, 1990 sebagai berikut: Nining Priyani Gailea, 2013 Peningkatan Kemampuan Kompetensi Strategis Serta Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pendekatan Savi Somatis,Auditori,Visual,Intelektual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas Nilai r 11 Interpretasi r 11 ≤ 0, 20 Sangat rendah 0, 20 r 11 ≤ 0, 40 Rendah 0, 40 r 11 ≤ 0, 60 Sedang 0, 60 r 11 ≤ 0, 80 Tinggi 0, 80 r 11 ≤ 1, 00 Sangat tinggi

c. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan kemampuan siswa. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila siswa yang berkemampuan tinggi dapat mengerjakan soal dengan baik dan siswa yang berkemampuan rendah tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang berkisar antara 0,00 – 1,00. Discriminatory power daya pembeda dihitung dengan membagi siswa dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas the higher group – kelompok siswa dengan kemampuan tinggi dan kelompok bawah the lower group – kelompok siswa dengan kemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: A B A JS JB JB DP   dengan, DP = daya pembeda JB A = jumlah benar untuk kelompok atas JB B = jumlah benar untuk kelompok bawah JS A = jumlah siswa kelompok atas Nining Priyani Gailea, 2013 Peningkatan Kemampuan Kompetensi Strategis Serta Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pendekatan Savi Somatis,Auditori,Visual,Intelektual Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selanjutnya Suherman, 2003: 161 mengemukakan hasil perhitungan daya pembeda yang kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Besarnya DP Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik

d. Tingkat Kesukaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Membaca Total Gaya SAVI Terhadap Kemampuan Membaca Intensif Kelas III MIN 15 Bintaro Tahun Pelajaran 2014/2015

1 29 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V

0 3 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Melalui Pendekatan Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V SD

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL) Peningkatan Hasil IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 2 Ka

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MEMAHAMI DRAMA DAN MENULIS TEKS DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI).

0 1 54

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENDEKATAN SAVI SOMATIS-AUDITORI-VISUAL-INTELEKTUAL (SAVI) PADA SISWA KELAS IV DI SDN BAKULAN JETIS BANTUL.

6 62 263

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL).

0 0 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) - MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN PARTISIPASI KONTRIBUTIF SISWA KELAS VII SMP N 1 SUMBANG MELALUI PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)

0 0 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIF SMP N 1 KARANGANYAR MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual)

0 0 15